• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemikiran Manajemen Pendidikan Islam Modern oleh Fazlur Rahman

N/A
N/A
Pak Guru Baihaqi

Academic year: 2025

Membagikan "Pemikiran Manajemen Pendidikan Islam Modern oleh Fazlur Rahman"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMIKIRAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM MODERN : FAZLUR RAHMAN DAN PENDIDIKAN ISLAM

DALAM KONTEKS MODERN

Disusun oleh : Baihaqi

A. PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia agar sadar akan kemanusiaannya memang satu hal yang harus menjadi perhatian. Pendidikan menempati posisi yang sangat menentukan dalam berbagai dimensi. Sebuah bangsa akan mengalami kemajuan ataupun kemunduran ditentukan sejauh mana laju dan dinamika pendidikan yang ada. Maka dari sini tidaklah berlebihan manakala mengatakan bahwa substansi sebuah pendidikan yang ideal dengan realitas adalah sebuah keniscayaan.(Prayitno & Qodat, 2019)

Pendidikan Islam adalah suatu tempat untuk menumbuhkan muslim- muslim yang kreatif dan juga kritis. Suatu pendidikan sangat banyak kita lihat pada setiap lembaga-lembaga yang mempunyai suatu kelebihan dan juga kekurangan pada bidang ilmu, sebelum mempunyai kesadasaran untuk mengambil serta juga mengamalkan pemikiran para tokoh ilmuan muslim di zaman sebelumnya. Berbicara tentang pendidikan, sering kali kita jumpai setiap lembaga- lembaga masih mempunyai keunggulan dan kelemahan dalam bidang ilmu pada era sebelumnya. Di antara para tokoh ilmuan muslim yang hidup di abad pertengahan Fazlur Rahman sebagai tokoh muslim yang mencoba merelevansikan pemikirannya dengan pendidikan di masa kini.(Purwaningsih, 2019)

Masa kini terbukalah mata bahwa umat Islam telah terjadi ketertinggalan dan kemundurannya di berbagai aspek kehidupan, terutama ilmu dan tekhnologi, kebudayaan, dan sistem pendidikan. Arus modernitas muncul dan terus berjalan yang berasal dari kemajuan dan kemodernan Barat ini, dan

(2)

desakan adanya permasalahan internal umat Islam sebagai efek dari kemodernan, terasa semakin mengemuka dan menguat serta merambah memasuki wilayah kehidupan umat Islam sehingga menimbulkan adanya upaya- upaya dan langkah-langkah pembaharuan dan penerjemahan kembali Islam dalam konteks yang lebih kontemporer sesuai dengan perkembangan zamannya.

(Ardiansyah et al., 2019)

Pendidikan non-dikotomi adalah jenis pendidikan Islam dimana konotasinya tidak hanya berada pada ajaran-ajaran yang berkaitan dengan al- ulum al-dunyawiyah atau juga konotasinya tidak hanya pada al-ulum al- kauniyah. Pada realitanya, rangkaian integrasi juga secara tidak langsung berkaitan dengan kepentingan yang tidak lepas dari pentingnya pembangunan sistem pendidikan Islam yang terintegrasi. Pendidikan Islam tidak pantas disebut komprehensif (kaffah) apabila pendidikan islam tersebut masih membedakan antara ulumuddin dan ulumuddunya.

Salah satu tokoh pemikir dalam pendidikan yang cukup kontroversial adalah Fazlur Rahman, di mana beliau memiliki pemikiran yang kritis tentang pembaruan Islam. Pembaruan itu dikenal dengan neomodernis, yaitu gagasan mengenai perpaduan antara pengetahuan umum dengan pengetahuan Islam yang dilakukan dengan cara menyisipkan pendidikan Islam pada pendidikan sekuler, tak ayal beliau anggap sebagai musuh oleh sebagian ulama.(Amalia Yunia Rahmawati, 2022)

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka makalah ini akan membahas tentang biografi Fazlur Rahman, pemikiran Fazlur Rahman tentang pendidikan Islam modern dan relevansinya terhadap pendidikan di Indonesia.

C. BIOGRAFI FAZLUR RAHMAN

Fazlur Rahman lahir di daerah barat laut Pakistan, yakni di Hazara sebelum pecahnya India. Dia lahir pada tanggal 21 September 1919 (Rahman, 2000) atau bertepatan dengan tahun 1338 H. Fazlur Rahman dibesarkan dengan

(3)

keluarga yang kuat dengan tradisi keagamaan mazhab Hanafi sehingga dapat dikatakan bahwa dia senantiasa menjalankan ibadah-ibadah seperti puasa, shalat, secara teratur sejak kecilnya. Ayahnya adalah seorang alim terkenal yang merupakan lulusan Dar al’ulm, Deoband yang bernama Maulana Sahab al-Din.

(Sutrisno, 2006)

Fazlur Rahman telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’annya di usia 10 tahun (Sutrisno, 2006) karena kedisiplinan tinggi dan ketekunan belajar agama yang diterapkan ayahnya kepadanya. (Wahyuni, 2019) Faktor-faktor yang mempengaruhi pemikiran kegamaan Fazlur Rahman adalah ketekunan ayahnya dalam mengajarkan agama dengan disiplin tinggi sehingga dia mampu menghadapi berbagai macam peradaban dan tantangan di dunia modern, selain itu pengajaran ibunya terutama tentang kejujuran, kasih sayang, serta kecintaan sepenuh hati darinya memberikan penguatan kepada Rahman dalam mengarungi tantangan kehidupan. (Rahman, 2000)

Dukungan dari pengajaran yang ditanamkan oleh ayah dan ibunya yang menjadikan Rahman memiliki modal berharga dalam melanjutkan karir pendidikannya. Dalam kegiatan intelektualnya, selain mendapatkan pendidikan agama yang kental dari ayahnya, Rahman juga mengikuti pendidikan formal di madrasah yang didirikan oleh Muhammad Qasim Nanotawi pada tahun 1867.

Setelah itu, Fazlur Rahman memasuki sekolah modern di Lahore pada tahun 1933 (Karimah & Khotimah, 2021).

Pada tahun 1940, dia menyelesaikan Bachelor of Art-nya dalam bidang bahasa Arab pada Universitas Punjab dan dua tahun kemudian dia menyelesaikan M.A nya pada bidang dan universitas yang sama. Pada tahun 1946 dia melanjutkan studi doktoralnya di Oxford University dan berhasil menyelesaikan pendidikannya pada tahun 1951. (Fathonah, 2018)

Setelah menyelesaikan studi di Oxford, Fazlur Rahman tidak langsung pulang ke negaranya, Hal ini karena Rahman diangkat menjadi Dosen bahasa Persia dan filsafat Islam di Durham University Inggris pada 1950-1958.

Selanjutnya, atas berbagai pertimbangan, ia pindah dan mengajar di Mc Gill University Kanada untuk menjadi Associate Professor pada bidang studi Islam (

(4)

Sutrisno, 2006). Pada tahun 60 an, Fazlur Rahman pulang ke negaranya, yakni Pakistan dan menjabat sebagai direktur pusat Lembaga Riset. Dan pada masa inilah Fazlur Rahman menerbitkan jurnal-jurnal Islamic Studies. (Ardiansyah et al., 2020)

Selain dari pada menjabat sebagai dikrektur Lembaga Riset Islam, Fazlur Rahman juga ditunjuk menjadi anggota dewan penasihat ideologi Islam di pemerintahan Pakistan. Lalu, pada tahun 1970, Rahman mulai menjabat sebagai Guru Besar Kajian Islam dalam aspeknya di Department of Near Eastern Languages and Civilization, Universitas Chicago. Rahman tinggal di Chicago kurang lebih 18 tahun dan pada akhirnya wafat di tanggal 26 Juli 1988. (Sutrisno, 2006)

D. Marimba seperti dikutip Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan mendefinisikan pendidikan sebagai bimbingan atau didikan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan anak didik, baik jasmani maupun ruhani, menuju terbentuknya kepribadian yang utama. (Salim & Kurniawan, 2022) Dalam konteks Islam, istilah pendidikan mengacu kepada makna dan asal kata yang membentuk kata pendidikan itu sendiri dalam hubungannya dengan ajaran Islam. Maka pada konteks ini, perlu juga dikaji hakikat pendidikan Islam yang didasarkan pada sejumlah istilah yang umum dikenal dan digunakan para ahli pendidikan Islam. (Suwahyu, 2021)

Dari sudut etimologi, pengertian pendidikan Islam diwakili oleh istilah taklim dan tarbiyah yang berasal dari kata dasar allama dan rabba sebagaimana digunakan dalam Al-Qur’an, sekalipun konotasi kata tarbiyah lebih luas karena mengandung arti memelihara, membesarkan, dan mendidik, serta sekaligus mengandung makna mengajar (allama). (Feisal, 1997)

D. PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TENTANG PENDIDIKAN ISLAM MODERN

Perhatian Fazlur Rahman tentang perubahan pendidikan Islam terfokus pada permasalahan sistem pendidikan tradisional- konservatif para ulama yang

(5)

memiliki kecenderungan menolak perubahan sebagai dampak modernisasi budaya dan intelektual.(Warsito & Wahidin, 2022)

Fazlur Rahman mengungkapkan argumennya, bahwa sumber penilaian dasar dari pendidikan adalah al-Qur’an, beliau menegaskan bahwa segala hal yang terdapat dimuka bumi ini dapat diketahui kedudukan serta nilainya dengan menela’ah ajaran yang ada di dalam Al-Qur’an dan hadist Nabi, sebab Al-Qur’an dapat menjawab segala persoalan yang ada jika telah memahami kandungan ayatnya serta menela’ah maknanya. Dengan begitu Al- Qur’an dapat dijadikan sebagai acuan dasar dalam proses pendidikan Islam agar selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.(Fathorrahman et al., 2022)

Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman menurut Dwy Purwaningsih mencakup tiga hal: 1) Al-Qur’an sebagai Sumber Konsep Pendidikan; 2) Pendidikan Sebagai Altenatif Pembaharuan; 3) Upaya Pembaharuan Tujuan Pendidikan Islam.(Purwaningsih, 2019)(Ardiansyah et al., 2019)

Fazlur Rahman, menawarkan 3 (tiga) pendekatan pembaharuan pendidikan, yaitu: 1) Mengislamkan pendidikan sekuler modern; 2) Menyederhanakan silabus- silabus dalam rangka pendidikan tradisional; 3) Menggabungkan cabang-cabang ilmu pengetahuan. Dengan demikian, maka tujuan pendidikan Islam akan mengarah pada: a) Pengembangan manusia sedemikian rupa sehingga semua pengetahuan yang diperolehnya akan menjadi organ pada keseluruhan pribadi yang kreatif; b) Menyelamatkan manusia dari diri sendiri, oleh diri sendiri, dan untuk diri sendiri. Dan c) Untuk melahirkan ilmuwan yang padanya terintegrasi ilmu- ilmu agama dan ilmu-ilmu umum modern yang ditandai oleh adanya sifat kritis dan kreatif .(Saihu, 2020)

Menurut Fazlur Rahman, Pendidikan Islam tidak hanya sekedar perlengkapan dan peralatan-peralatan fisik belaka, seperti adanya buku-buku yang diajarkan atau adanya struktur eksternal dalam Pendidikan, akan tetapi Pendidikan Islam adalah mengembangkan intelektualisme Islam, karena menurutnya, inilah yang dimaksud dengan inti dari Pendidikan tinggi Islam.

(Rahman, 1982) Di sini Rahman menginginkan bahwa dalam proses pendidikan

(6)

Islam, dihasilkan manusia (ilmuwan) yang memiliki sifat dinamis, kritis, jujur, kreatif, adil dan berbagai kebaikan lainnya.

Ilmuwan menurut Rahman harusnya menjadi pemecah masalah dari segala problem-problem kehidupan yang terjadi di muka bumi. Dimana dalam Pendidikan Islam harusnya mampu melahirkan intelektual Muslim yang handal.

Oleh karena itu, menurut Rahman institusi pendidikan harusnya senantiasa melakukan pembaharuan, agar pendidikan Islam tidak kehilangan jati dirinya untuk memajukan masyarakat Muslim tanpa harus kehilangan identitas ke- Islamannya. (Iqbal, 2015)

Ada beberapa pokok pemikiran Fazlur Rahman yang sangat menarik terkait dengan pendidikan Islam, diantaranya sebagai berikut: Pertama, menurut Rahman, tujuan pendidikan yang ada menjadi tidak seimbang karena hanya menyasar kepada tujuan yang sifatnya ukhrawi saja tanpa menyentuh hal-hal yang sifatnya duniawi. Rahman menginginkan agar tujuan pendidikan yang cenderung defensif dan hanya berorientasi kepada kehidupan akhirat, harus diorientasikan kepada kehidupan dunia dan akhirat sekaligus serta menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama dalam orientasinya.

Kedua, masih maraknya isu terkait dengan dikotomi dalam sistem pendidikan Islam. Hal ini menurut Rahman harus diatasi dengan mulai mengintegrasikan ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum secara organis dan menyeluruh. Dengan demikian, tidak ada lagi kurikulum yang tidak mencakup keterkaitan di antara ilmu-ilmu tersebut. Sehingga di dalam kurikulum dapat memberikan jawaban tentang berintegrasinya antara ilmu umum dan ilmu agama. (Muhaimin, 1999)

Ketiga, tantangan pendidikan Islam terletak pada rendahnya kualitas intelektual anak didik dan munculnya pribadi-pribadi yang pecah (split personality) dikarenakan dikotomi antara ilmu agama dan umum dalam pendidikan Islam yang masih terjadi secara kuat. Menurutnya, anak didik pada dasarnya harus diberikan pelajaran Al-Qur’an melalui metode-metode yang sesuai. Sehingga Al-Qur’an tidak hanya menjadi sumber inspirasi moral, tapi juga dapat dijadikan sebagai rujukan tertinggi untuk memecahkan masalah-

(7)

masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks dan menantang. ( Muhaimin, 1999) Selain itu, bagi Rahman, ilmu pengetahuan itu pada prinsipnya adalah satu, yaitu berasal dari Allah Swt. (Rahman, Untuk mengatasi hal tersebut, Rahman memiliki alternatif dengan memberikan materi pelajaran secara historis, kritis, dan holistik). (Saihu, 2020)

Keempat, Rahman menilai bahwa pendidik adalah hal yang tidak boleh dilupakan dalam mengembangkan pendidikan Islam. Dia menganggap bahwa pendidik yang berkualitas dan professional serta memiliki pikiran-pikiran yang kreatif dan terpadu yang mampu menginterpretasikan hal-hal yang telah usang ke dalam bahasa yang baru menyangkut substansi dan menjadikan hal-hal yang baru sebagai alat yang bermanfaat masih sangat sulit ditemukan. (Muhaimin, 1999)

Pendidik dalam Islam dimaknai sebagai orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, kognitif, maupun psikomotorik.

(Hasnawati & Masdar, 2022)

Kelima, sarana pendidikan berupa gedung dan perpustakaan sangat erat kaitannya dengan mutu sebuah sekolah. Pada masa lalu, sarana pendidikan seperti perpustakaan sangat diperhatikan kualitasnya dalam sebuah lembaga pendidikan. Karena inilah yang akan menjadi tempat umat Islam untuk meningkatkan kualitas intelektualnya. Saat Fazlur Rahman berkunjung ke lembaga-lembaga pendidikan Islam di beberapa negara, dia menemukan masih banyak lembaga pendidikan yang belum memadai, terutama buku-bukunya.

Solusi dari permasalahan ini menurutnya adalah agar fasilitas-fasilitas perpustakaan seperti buku yang masih belum memadai tersebut harus dilengkapi dengan buku-buku yang berbahasa Arab dan inggris untuk meningkatkan kualitas pendidikannya.

Inilah kemudian yang menjadi pokok-pokok pemikiran pendidikan Islam Fazlur Rahman jika ingin mengembangkan pendidikan Islam menjadi lebih baik. Sehingga menurutnya, baik tujuan pendidikan, sistem pendidikan yang diterapkan, kebutuhan peserta didik, keterampilan pendidik sebagai

(8)

pengajar, serta fasilitas penunjang dalam proses pendidikan itu harus memadai untuk menciptakan pendidikan Islam yang berkualitas.(Suwahyu, 2023)

E. RELEVENSI PEMIKIRAN FAZLUR RAHMAN TERHADAP PENDIDIKAN DI INDONESIA

Tujuan Pendidikan Islam menurut Fazlur Rahman yaitu untuk melahirkan para cendikiawan muslim yang mempunyai gagasan serta ilmu pengetahuan yang komprahensif, kristis, inovatif, serta imajinatif agar dapat memanifestasikan suatu pengetahuan dari berbagai macam ilmu yang muncul, guna menjawab segala persoalan yang datang kepada para umat manusia dengan terus melakukan Ijtihad dalam memecahkan persoalan tersebut, serta tetap mengkaji berbagai ilmu pengetahuan yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan ajaran yang terdapat dalam agama Islam.(Prayitno & Qodat, 2019) (Fathorrahman et al., 2022)

Hal tersebut sangatlah relavan dengan pendidikan Islam yang ada di Indonesia pada saat ini, bahwa pendidikan memiliki tanggung jawab yang tinggi dalam membentuk serta mengarahkan peserta didik yang berwawasan luas dan tetap berlandaskan pada ajaran agama Islam. Hal ini juga relavan dengan UUD No, 20 Tahun 2003 yang berisikan “Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”(Fathorrahman et al., 2022)

Analisis pemikiran Fazlur Rahman dengan dunia pendidikan masa kini yaitu Al-Qur’an sebagai konsep pendidikan dengan pasal 1 no 20 tahun 2003 menyatakan Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan yang dikonsepkan Fazlur Rahman agar mempunyai nilai moral berdasarkan Al- Qur’an sangatlah relevansi dan sesuai dengan pendidikan saat ini.(Purwaningsih, 2019)

(9)

Hasil pemikiran Fazlur Rahman dinilai relevan dengan keadaan pendidikan saat ini, seperti pemikirannya mengenai dasar pemikiran pendidikan yang mengutamakan pada aspek metode, pemikirannya mengenai pengertian pendidikan sebagai proses guna menciptakan manusia integratif, pemikirannya mengenai tujuan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki suatu individu secara keseluruhan, pemikirannya mengenai sistem pendidikan yang menasionalisasikan pendidikan barat yaitu dengan menambah beberapa mata pelajaran pendidikan agama Islam, pemikirannya mengenai integrasi ilmu agama dengan ilmu umum, pikirannya mengenai pendidik yang harus memiliki tanggung jawab, dan pemikirannya mengenai sarana pendidikan yang berupa perpustakaan dimaksudkan sebagai tempat anak didik mencari sumber ilmu.

(Amalia Yunia Rahmawati, 2022)

F. KESIMPULAN

Fazlur Rahman dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama.

Ketekunan dan kedisiplinan ayahnya serta pendidikan moral yang diberikan ibunya sangat mempengaruhi dalam pemikiran keagamaannya sehingga Rahman mampu menghadapi berbagai macam peradaban dan tantangan di alam modern. Pendidikan dasar ia dapatkan dari keluarga kemudian ia mulai mengeyam pendidikan formal mulai pendidikan menengah. Rahman menyelesaikan pendidikan menengah sampai magister di tanah kelahirannya, hingga ia merasa belum puas atas pendidikannya selanjutnya ia mengambil program doktoral di oxford university. Setelah selesai studi ia mengembangkan berbagai lembaga riset yang memadukan antara pengetahuan umu dan agama sehingga terintegrasi menjadi satu kesatuan yang utuh. Harapannya adalah membentuk pribadi yang kuat beragama sekaligus memiliki kecakapan dalam bidang-bidang umum dan modern.(Mawaddah & Karomah, 2018)

Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman menurut Dwy Purwaningsih mencakup tiga hal: 1) Al-Qur’an sebagai Sumber Konsep Pendidikan; 2) Pendidikan Sebagai Altenatif Pembaharuan; 3) Upaya

(10)

Pembaharuan Tujuan Pendidikan Islam.(Purwaningsih, 2019)(Ardiansyah et al., 2019)

Setelah dilakukan analisis bahwasannya pemikiran Fazlur Rahman relevan dengan pendidikan di Indonesia dilihat dari dasar pendidikan, pengertian pendidikan Islam, tujuan pendidikan, peserta didik, pendidik, metode pendidikan Islam, dan sarana pendidikan.

REFERENSI

Amalia Yunia Rahmawati. (2022). Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman terhadap Dikotomi Pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan Islam, 6(Juni), 1–23.

Ardiansyah, N., Mufti, U., & Wantini. (2019). Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman. Wahana Inovasi: Jurnal Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat UISU, 8(1), 20–26.

Ardiansyah, N., Mufti, U., & Wantini. (2020). Konsep Pemikiran Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman. Khazanah Pendidikan: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 13(2), 154–166.

Fathonah, F. (2018). Pemikiran Pendidikan Fazlur Rahman dan Kontribusinya Terhadap Pengembangan Teori Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 15(1), 70–87.

Fathorrahman, Zulfa, E., & Koiruman, J. A. (2022). Modernisasi Pendidikan Islam Dan Relevensinya Terhadap Pendidikan Islam Di Indonesia ( Tela ’ Ah Pemikiran Fazlur Rahman ). Jurnal Reflektika, 17(2), 431–460.

Feisal, J. A. (1997). Reorientasi Pendidikan Islam. Gema Insani Press.

Hasnawati, & Masdar, A. (2022). Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Fazlur Rahman. Jurnal Pendais, 4(1), 119–144.

Iqbal, A. M. (2015). Pemikiran Pendidikan Islam. Pustaka Pelajar.

Karimah, U., & Khotimah, H. (2021). Konsep Filsafat Pendidikan Islam: Studi Pemikiran Pendidikan Islam dalam Perspektif Fazlur Rahman. Jurnal Ad- Da’wah, 19(2), 59–72.

Mawaddah, U., & Karomah, S. (2018). Relevansi Pemikiran Fazlur Rahman

(11)

Terhadap Pendidikan Modern di Indonesia. Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah, 3(1), 15–27.

https://doi.org/10.25299/althariqah.2018.vol3(1).1516

Muhaimin, D. (1999). Kontroversi Pemikiran Fazlur Rahman: Studi Kritis Pembaharuan Pendidikan Islam. Pustaka Dinamika.

Prayitno, H., & Qodat, A. (2019). Konsep Pemikiran Fazlur Rahman tentang Modernisasi Pendidikan Islam dan Relevansinya terhadap Pendidikan di Indonesia. Jurnal Al-Fikri, 2(2), 31–43.

Purwaningsih, D. (2019). Pemikiran Fazlur Rahman Tentang Pendidikan Dan Relevansinya Dalam Dunia Modern. Jurnal PAI Raden Fatah, 1(4), 408–

424. https://doi.org/10.19109/pairf.v1i4.3524

Rahman, F. (1982). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual Tradition. University of Chicago Press.

Rahman, F. (2000). Gelombang Perubahan Dalam Islam: Studi Tentang Fundamentalisme Islam (A. Fahmia (trans.)). RajaGrafindo Persada.

Saihu. (2020). KONSEP PEMBAHARUAN PENDIDIKAN ISLAM SAIHU Institut PTIQ Jakarta A . PENDAHULUAN Tulisan ini membahas tentang model pedidikan Islam modern dalam perspektif Fazlurrahman . Pendidikan Islam, 2(1), 83–99.

Salim, M. H., & Kurniawan, S. (2022). Studi Ilmu Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 4(4), 3902–3910.

Sutrisno. (2006). Fazlur Rahman; Kajian Terhadap Metode, Epistemologi, dan Sistem Pendidikan. Pustaka Pelajar.

Suwahyu, I. (2021). Eksistensi Pendidikan Islam di Era Revolusi Industri 4.0.

Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 5(5), 3902–3910.

Suwahyu, I. (2023). Eksistensi Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman di Era Digital. Permata : Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(2), 225–239.

Wahyuni, S. (2019). Fazlur Rohman dan Pembaharuan Pendidikan Islam.

Program Pascasarjana UIN Raden Intan.

Warsito, T., & Wahidin, K. (2022). Tokoh Pendidikan Islam Dalam Dinamika Islamisasi Sains (Studi Komparatif Pemikiran Pendidikan Islam

(12)

Fazlurrahman dan Azyumardi Azra). Jurnal Dimensi Pendidikan Dan Pembelajaran, 10(1), 63–70.

http://journal.umpo.ac.id/index.php/dimensi/index

Referensi

Dokumen terkait

a. Pola dan Aspek Modernisasi Pendidikan Islam Fazlur Rahman Fazlur Rahman memberikan gagasan-gagasan atas modernisasi pendidikan Islam yang terbagi menjadi lima bidang

Setidaknya pemikiran Fazlur Rahman dapat membantu kita menelusuri konteks atau kondisi historis waktu itu di mana titik berangkat membangun pemikirannya, yaitu kondisi yang umat

1) Bahwa gagasan dan pemikiran Fazlur Rahman di dasarkan pada upaya mengatasi empat problem yang di hadapi umat, yaitu problem ediologos, problem dualism dalam sistem

Selanjutnya mengenai tujuan pendidikan Islam, Fazlur Rahman memaparkan bahwa tujuan pendidikan harus didasarkan pada nilai-nilai Al- Qur’an, lebih lanjut ia

1) Bahwa gagasan dan pemikiran Fazlur Rahman di dasarkan pada upaya mengatasi empat problem yang di hadapi umat, yaitu problem ediologos, problem dualism dalam sistem

Dalam bidang pendidikan kata Fazlur Rahman, untuk menanamkan watak Islam dalam diri pelajar-pelajar yang masih muda, kemungkinan besar tidak akan berhasil apabila

Penelitian ini berfokus pada model pendidikan dalam pemikiran pembaharuan Fazlur Rahman yang dalam pengembangannya ditawarkan untuk pendidikan Islam modern serta berfokus menemukan

Fazlur Rahman memperkenalkan gagasan dan pemikirannya tentang pembaharuan pendidikan Islam bahwa pembaharuan pendidikan Islam dapat dilakukan dengan cara menerima pendidikan sekuler