• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemilu dan partai politik di sumatera utara - Repository UMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pemilu dan partai politik di sumatera utara - Repository UMA"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

Penulis mengucap syukur dan puji syukur kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam proses pengangkatan jabatan dosen akademik bagi tenaga pengajar pada perguruan tinggi Medan Zona yang berada di bawah binaan Kopertis Wilayah I NAD-SU. Dalam penyusunan karya ilmiah yang cukup sederhana ini, saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan, hal ini tidak lepas dari keterbatasan yang saya miliki.

Latar Belakang Masalah

Namun harus disadari bahwa partai politik ini hanyalah salah satu dari sekian banyak lembaga sosial untuk menyalurkan pengaruh individu terhadap keputusan yang akan diambil. Keberhasilan suatu bangsa dalam membangun kehidupannya sangat ditentukan oleh bangsa itu sendiri, begitu pula halnya dengan bangsa Indonesia. Pasca runtuhnya pemerintahan Orde Baru di Indonesia, bangsa Indonesia mulai berusaha memperbaiki segala sistem pemerintahannya, baik dari segi politik, ekonomi, sosial, budaya maupun sistem hukum dan demokrasi.

Hasil pemilu tahun 1999 yang diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik dan bebas bencana, ternyata tidak membuahkan hasil. Dampak euforia reformasi di Provinsi Sumatera Utara relatif besar khususnya pada bidang politik, hal ini ditunjukkan dengan leluasanya partai-partai baru untuk muncul dan menjadi peserta pemilu bagi mereka yang telah memenuhi syarat, termasuk pengakuannya. keberadaannya sesuai dengan undang-undang. Menurut undang-undang ini, partai politik didirikan dan dibentuk oleh sekurang-kurangnya 50 orang warga negara Republik Indonesia yang berusia 21 tahun ke atas.

Pilihan yang dibutuhkan bangsa Indonesia adalah pemimpin yang adil, jujur, dan berwibawa serta bertanggung jawab membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik. Berdasarkan pemikiran di atas maka penulis tertarik untuk menulis tentang “PEMILU DAN PARTAI POLITIK DI SUMATERA UTARA” (Investigasi Pemilu 2004 dan 2009).

Rumusan Masalah

Bagi pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta kemampuan menganalisis realitas yang ada mengenai pengaruh partai politik terhadap. Tulisan ini mengenai gambaran pemilu dan hubungannya dengan partisipasi politik masyarakat di Provinsi Sumatera Utara, rangkuman pasca reformasi tahun 2004 dan 2009. Dalam karya ilmiah ini, sumber sejarah yang penulis gunakan adalah buku-buku referensi yang membahas kondisi kehidupan di Provinsi Sumatera Utara saat itu.

Langkah selanjutnya adalah interpretasi, yaitu upaya mempelajari sekumpulan fakta yang cocok dan menentukan maknanya. Interpretasi yang dilakukan peneliti tidak lain hanyalah upaya untuk mengetahui keterkaitan makna suatu fakta dengan fakta lainnya. Dalam melakukan interpretasi, peneliti menggunakan metode menghubungkan satu fakta dengan fakta lainnya guna menentukan makna atau signifikansi peristiwa sejarah.

Dalam melakukan penafsiran tersebut, langkah yang dilakukan peneliti adalah menganalisis data atau fakta yang telah diperoleh dan mempunyai kaitannya dengan rangkaian fakta yang akan datang. Berdasarkan pelaksanaan pemilu tahun 2004 dan tahun 2009, dapat disimpulkan bahwa keadaan perkembangan politik di Provinsi Sumatera Utara sejak reformasi tahun 1999 menunjukkan keadaan yang sangat menggembirakan.

Tujuan dan Manfaat penulisan

Ruang Lingkup Penulisan

Agar penulisan ini tidak menyimpang dari akar permasalahan dan mengingat waktu, biaya, dan tenaga yang tersedia sangat terbatas, maka perlu dilakukan pembatasan ruang dan waktu. Pembatasan masalah dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup masalah yang akan dibahas, bukan untuk menghilangkan sifat ilmiah suatu pembahasan. Luas wilayah spasial I merupakan hal-hal yang berkaitan dengan batasan suatu wilayah atau wilayah tertentu tempat terjadinya peristiwa.

Ruang lingkup waktu adalah hal-hal yang berkaitan dengan kapan peristiwa itu terjadi. Penulisan ini didasarkan pada rentang waktu antara tahun 2004 hingga tahun 2009 karena periode ini merupakan periode setelah reformasi berlangsung selama lima tahun.

Metode Penulisan

Pada fase heuristik ini, penulis mencari literatur perpustakaan dan mengunjungi internet terkait dengan masalah yang sedang ditulis. Terdapat beberapa buku yang dapat dijadikan referensi dalam karya ilmiah ini, antara lain: Website Pemerintah Provinsi Suritatera Utara, Partai Politik Peserta Pemilu 2004-2009 Beserta Perjalanan dan Profilnya; Perjalanan Partai Politik di Indonesia dan banyak sumber lain yang digunakan dalam karya ilmiah ini. Dalam pengumpulan data berupa sumber sejarah, penulis meneliti dan mencari sumber sejarah tertulis berupa buku, majalah, internet dan referensi yang sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

Kritik sumber adalah tahap di mana seseorang mengevaluasi atau menguji sumber-sumber sejarah yang dikumpulkan, berdasarkan nilai kebenarannya. Dalam kritik sumber ini peneliti menggunakan dua metode yaitu kritik sumber eksternal dan kritik sumber internal. Dalam proses ini tidak semua fakta dapat dimasukkan, namun harus dipilih fakta-fakta yang relevan dengan gambaran cerita yang sedang dipersiapkan.

Tahapan ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun secara logis, sesuai urutan kronologis dan tema yang jelas dan mudah dipahami. Kemampuan peneliti dalam menjaga standar kualitas narasi sejarah dapat dicapai, yaitu dengan menyusun cerita menurut rangkaian peristiwa berdasarkan kronologi, tema dan prinsip kebenaran serta kemampuan imajinasi untuk mampu menghubungkan peristiwa-peristiwa individu menjadi suatu rangkaian cerita. cerita. yang logis dan mendekati kebenaran.

Sejarah Pemilu Indonesia

Pemilu di Provinsi Sumatera Utara

Perbedaan utama dengan pemilu 1955 adalah pada pegawai negeri sipil. Pada pemilu tahun 1971 negara harus netral. Sedangkan pejabat negara, termasuk perdana menteri yang berasal dari partai, secara resmi bisa menjadi calon partai pada pemilu 1955. Namun dalam praktiknya, pejabat pemerintah memihak salah satu peserta pemilu pada pemilu 1971, yaitu Golkar.

Namun kelemahan sistem ini adalah menyebabkan lebih banyak suara partai yang hilang. Jelas sekali bahwa pembagian amanah pada Pemilu 1971 dilakukan dalam tiga tahap, hal ini apabila ada pihak yang melakukan halangan. rekonsiliasi. Namun pada daerah pemilihan yang tidak ada pihak yang melaksanakan kesepakatan pokok, pembagian mandat hanya dilakukan dalam dua tahap. Tahap kedua, jika ada partai yang melakukan perjanjian stembus, maka sisa suara partai-partai yang menggabungkan sisa suara tersebut dibagi dengan quiesquotient.

Pada tahap selanjutnya, jika masih ada sisa tempat masing-masing. Masing-masing mandat diserahkan kepada partai yang memperoleh sisa suara terbanyak, termasuk gabungan sisa suara partai yang menjalankan chord stembus dari perolehan mandat tersebut. Apabila tidak ada partai yang melaksanakan perjanjian kotak suara, maka setelah pembagian pertama sisa mandat dibagikan langsung kepada partai yang mempunyai sisa suara terbesar. Cara pembagian amanah masih dilakukan seperti pada pemilihan umum tahun 1971, yaitu menurut sistem proporsional di daerah pemilihan.

Pada pemilu kali ini, perolehan suara dan kursi Golkar secara nasional meningkat, namun gagal menang di Aceh. Meski masa persiapannya terbilang singkat, namun pemungutan suara pada Pemilu 1999 mampu terlaksana sesuai jadwal, yakni 7 1.999. Namun berbeda dengan pemungutan suara yang berjalan lancar, tahapan penghitungan suara dan pembagian kursi pada Pemilu ini Pemilu menghadapi hambatan

Opsi pertama, pembagian amanah dapat dihitung dengan memperhitungkan suara stembus accoord, sedangkan opsi kedua adalah pembagian tanpa stembus accoord. Hasil pembagian mandat menunjukkan lima partai utama meraih 4 1 7 kursi DPR atau 90,26 persen dari 462 kursi yang diperebutkan. Di luar lima besar, partai lama yang masih menjadi peserta yakni PDI turun tajam dan hanya memperoleh 2 mandat dari pembagian sisa kursi, atau kehilangan 9 mandat dibandingkan Pemilu 1997.

Jika pembagian mandat dilakukan dengan sistem kombinasi, maka jumlah partai penerima mandat mencapai 37 partai dengan jumlah suara partai tidak mendapat mandat hanya 106.447 atau 0,67 persen dari suara sah. Cara pembagian mandat hasil pemilu ini tetap menggunakan sistem proporsional mengikuti varian Roget.

GAMBARAN UMUM PROVINS! SUMATERA UTARA

Visi dan Misi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

Gambaran Partisipasi Politik Masyarakat Sumatera Utara .·

PENDUDUK DAN P ARTISIPASI POLITIK MASY ARAKA T

Porelahan Kursi DPRD Sumatera Utara 2004-2009

Porelahan Kursi DPRD Sumatera Utara 2009-2014

PENUTUP

Saran

Hanya di beberapa daerah tingkat II di Sumut yang pemungutan suara terpaksa ditunda satu suara. Sumatera Utara merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbesar keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. L Terwujudnya masyarakat bertaqwa di Sumatera Utara, yaitu masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengamalkan ajaran agamanya. yang baik, konsisten dan konsekuen, saling menghormati dan menghargai pemeluk agama lain dalam rangka keharmonisan keluarga besar masyarakat Sumatera Utara.

Terwujudnya masyarakat Sumatera Utara yang maju, yaitu masyarakat yang berpengetahuan dan sadar akan supremasi hukum serta menggunakan akal sehat. dapat mengikuti dan beradaptasi dengan perkembangan global, namun tetap menjaga ciri khas berbagai masyarakat Sumut, karena pandai menjunjung adat istiadat. Terwujudnya masyarakat Sumatera Utara yang mandiri dan mandiri, yaitu masyarakat yang mempunyai kemampuan dalam memanfaatkan potensi dan potensi daerah. oleh karena itu lembaga ini dapat menentukan dan melaksanakan kebijakan, inisiatif, dan aspirasi masyarakat sendiri. Terwujudnya masyarakat mapan di Sumatera Utara yaitu masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhan hidupnya secara seimbang jasmani dan rohani, mempunyai daya tahan terhadap pengaruh luar dan mampu meningkatkan kualitas hidupnya, termasuk kehidupan yang semakin layak. lingkungan hidup. , tanpa tingkat ketimpangan yang signifikan.

Meningkatnya rasa keadilan, kesetaraan, solidaritas, dan persatuan dalam masyarakat yang wujudnya antara lain terlihat dari komposisi pegawai negeri sipil pada pemerintahan daerah yang menggambarkan konfigurasinya. masyarakat pluralistik yang harmonis di Sumatera Utara. Melihat uraian di atas, terlihat jelas bahwa menurut administrasi pembangunan, ada beberapa langkah yang harus dilakukan demi pembangunan politik suatu negara, termasuk dalam hal ini Provinsi Sumatera Utara, karena pemerintah Sumatera Utara tidak bisa bertindak sendiri. dalam masalah politik kecuali mengikuti aturan. Hal lain yang menjadi faktor unik di Sumut adalah keberagaman suku dan ras yang ada, selain menjadi sumber daya yang potensial, namun sebaliknya jika tidak dikelola dan diarahkan secara bijak dapat menjadi sumber sumber daya alam. konflik. yang dapat merugikan tatanan demokrasi.

Pemilu 2009 masih mengalami penurunan, hanya memperoleh 8 kursi. Partai baru yakni PKS dan Partai Demokrat Iilem menunjukkan perkembangan yang signifikan. Pemilu 2004 dan meraih 1.9 kursi di DPRD Sumut, pada Pemilu Legislatif 2009, berdasarkan hasil rekapitulasi sementara · di sembilan daerah pemilihan, daerah pemilihan baru meraih 10 kursi. Kesimpulan berbeda yang dapat diambil dari surat ini adalah: Kondisi kehidupan partai politik di Provinsi Sumatera Utara pada masa Orde Baru.

Perjalanan partai politik di Provinsi Sumatera Utara selalu diwarnai oleh kebijakan-kebijakan pemerintah pusat, seperti jumlah partai politik peserta pemilu dan kapan pemilu akan diselenggarakan. Berdasarkan hasil jajak pendapat, Golkar selalu memperoleh suara terbanyak, artinya Golkar mempunyai tanggung jawab yang lebih besar dalam melaksanakan pembangunan, khususnya pembangunan provinsi Sumatera Utara. Bagi masyarakat Provinsi Sumut, hendaknya masyarakat Provinsi Sumut lebih berhati-hati dan selektif dalam memilih partai dan wakilnya di Dewan.

Sebagai warga negara yang baik, masyarakat Sumut juga harus menggunakan hak pilihnya, karena ini salah satu caranya.

Referensi

Dokumen terkait

Data Responden Iklan Kampanye Partai Politik Pemilu 2008 C.. Profil Partai Politik yang Beriklan di

5.4 The interactive process perspective The motivation behind the development of the Kinderloop app was an inherently social one: as a parent, the founder felt that communication