• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMULIHAN TRAUMA TERHADAP PERILAKU EMOSI ANAK USIA DINI PASCA BENCANA TANAH LONGSOR DI DUSUN JEMBLUNG DESA SAMPANG KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA

N/A
N/A
Hasan Abdillah

Academic year: 2023

Membagikan "PEMULIHAN TRAUMA TERHADAP PERILAKU EMOSI ANAK USIA DINI PASCA BENCANA TANAH LONGSOR DI DUSUN JEMBLUNG DESA SAMPANG KECAMATAN KARANGKOBAR KABUPATEN BANJARNEGARA"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Dengan segala rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pemulihan Trauma Perilaku Emosional Anak Usia Dini Pasca Bencana Longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara”. Kami berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan ilmu pengetahuan khususnya di bidang pendidikan anak usia dini. Pemulihan trauma perilaku emosional anak usia dini pasca bencana tanah longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara.

Trauma pada anak usia dini dapat masuk ke dalam fase pengulangan, baik secara emosional maupun perilaku, anak akan mengulangi peristiwa traumatis tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh tentang bentuk-bentuk perilaku emosional pada anak usia dini yang mengalami trauma pasca bencana tanah longsor di Dusun Jemblung, metode pemulihan trauma terhadap perilaku emosional anak usia dini pasca bencana tanah longsor, serta faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan trauma tersebut. pada anak kecil. dini. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kondisi anak usia dini yang mengalami trauma pascabencana umumnya diwujudkan dengan menangis, menangis, gangguan tidur, masalah pertemanan, berkurangnya konsentrasi, mudah tersinggung, gangguan kesehatan, rasa takut dan tidak nyaman yang berlebihan. berada di pengungsian.

Pemulihan trauma pada anak usia dini diberikan oleh MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) melalui pemulihan trauma individu berupa program psikoedukasi orang tua dan asesmen kebutuhan anak. Serta pemulihan trauma kelompok melalui sekolah ceria, wisata ceria, TPQ, outgoing, medical check up, penambahan gizi dan posyandu balita. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemulihan trauma pada anak usia dini antara lain karakteristik anak, ketersediaan dukungan dan jaringan sosial, paparan langsung, tekanan orang tua, dan tingkat keparahan yang dialami anak.

DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Pembatasan masalah
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
    • Manfaat Teoritis
    • Manfaat Praktis

Dalam hal ini bencana tanah longsor menimbulkan ketakutan (trauma) yang luar biasa bagi yang mengalaminya, tidak hanya bagi orang dewasa, namun juga bagi anak-anak, terutama anak kecil, sehingga dapat menimbulkan stres dan penderitaan yang luar biasa. Anak usia dini adalah anak usia 0-8 tahun menurut NAEYC (National Association for Education of Young Children). Pengalaman traumatis bencana tanah longsor yang dialami anak kecil di Desa Jemblung dapat memberikan dampak emosional dan psikologis pada anak (Famula, 2007:14).

Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) merupakan salah satu lembaga yang berada di bawah naungan organisasi Islam yang peduli terhadap korban bencana, khususnya terkait pemulihan trauma anak usia dini korban longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara. . . Letak lokasi bencana yang cukup mudah diakses oleh peneliti, mendorong peneliti untuk mengetahui seperti apa perilaku emosional anak kecil pasca bencana tanah longsor di desa Jemblung dan cara apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Kemudian peneliti berpendapat bahwa penelitian terkait pemulihan trauma yang dialami khususnya pada anak usia dini masih cukup jarang.

Maka berdasarkan identifikasi penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pemulihan Trauma Terhadap Perilaku Emosional Anak Usia Dini Pasca Bencana Tanah Longsor di Dusun Jemblung Desa Sampang Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya landasan pengetahuan di bidang pendidikan guru anak usia dini.

KAJIAN PUSTAKA

Pemulihan Trauma Pasca Bencana Tanah Longsor .1 Pengertian Trauma .1 Pengertian Trauma

  • Pengertian Pemulihan Trauma (Trauma Healing)
  • Konsep Pemulihan Trauma
  • Faktor Pemulihan Trauma

Sementara itu, James Drever (1987) mengartikan trauma sebagai setiap cedera, rasa sakit atau guncangan yang terjadi secara fisik dan psikologis pada seseorang dan dapat menimbulkan gangguan yang serius. Berdasarkan beberapa definisi di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa trauma disebabkan oleh suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba sehingga menyebabkan seseorang kehilangan kendali atas dirinya. Trauma pascabencana dapat diartikan sebagai trauma pascabencana berkelanjutan yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman yang mengagetkan, mengagetkan, mengancam nyawa, dan sangat menakutkan pada saat terjadi bencana.

Trauma healing erat kaitannya dengan upaya rekonsiliasi, yaitu tentang membangun atau meningkatkan hubungan antarmanusia yang berkaitan dengan mengurangi perasaan kesepian, memperbaiki keadaan mental, memahami arti kedamaian, mengurangi perasaan terisolasi, kebencian dan bahaya yang muncul dalam hubungan interpersonal (Paula dan Gordon: 2003, dalam http://nastsumechan.blogspot.co.id). Konsep pemulihan trauma bisa bersifat dinamis, melalui tahapan, dan bisa ada kemajuan atau kemunduran dalam pemulihan trauma. Dalam konsep model ular tangga ini, pemulihan trauma pada setiap individu bersifat unik dan tidak dapat dibandingkan satu sama lain.

Konsep Pemulihan Trauma Model Ular Tangga (gambar diambil dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk, 2007). Dalam proses pemulihan, digambarkan berbagai tangga dan ular yang melambangkan bentuk pengobatan yang dapat mempercepat (tangga) atau menghambat (ular) proses pemulihan trauma individu. Langkah-langkah tersebut dapat berupa: 1) situasi aman dan nyaman di sekitar seseorang yang mengalami trauma, 2) dukungan sosial dari orang-orang yang berarti, 3) rasa kebersamaan, 4) bantuan dalam proses pemulihan. Penghambat proses pemulihan (ular) antara lain: 1) penolakan lingkungan, 2) emosi negatif, 3) kurangnya dukungan sosial, 4) penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang.

Hal ini biasanya merupakan reaksi pertama seseorang setelah mengalami peristiwa traumatis, baik peristiwa tersebut terjadi pada diri kita sendiri maupun orang yang kita sayangi. Peek (2008) juga menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesembuhan anak dari bencana antara lain: .. 3) Meninggalnya orang yang dicintai 4) Kerusakan rumah/sekolah. Anak usia dini kesulitan dalam memahami objek dari lebih dari satu sudut pandang, anak usia 10 hingga 11 tahun juga mengalami kesulitan ketika diminta memecahkan masalah yang memerlukan penalaran abstrak.

Anak usia dini yang mengalami atau menyaksikan secara langsung suatu peristiwa traumatis melalui media seperti televisi juga berpotensi mengalami gangguan stres pasca trauma (PTSD). f) Kesusahan orang tua. Orang tua merupakan orang terdekat anak yang paling memahami kebutuhan dan perkembangan anak, dan hendaknya orang tua memahami reaksi anak dan perubahan perilaku akibat peristiwa traumatis. Bagi anak yang terpisah dari keluarganya, kehilangan orang yang dicintai, kerusakan rumah dan lingkungan masyarakat luas dapat membuat anak lebih rentan mengalami PTSM, kecemasan, depresi dan gangguan lainnya (Peek, 2008).

Gambar 1. Konsep Pemulihan Trauma Model Ular Tangga  (gambar diambil dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk, 2007)
Gambar 1. Konsep Pemulihan Trauma Model Ular Tangga (gambar diambil dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk, 2007)

Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca Bencana .1 Pengertian Anak Usia Dini .1 Pengertian Anak Usia Dini

  • Pengertian Perilaku Emosi Anak Usia Dini
  • Faktor yang Mempengaruhi Emosi Anak Usia Dini

Papalia, Olds, dan Felman (2003) menyatakan bahwa anak usia dini adalah antara usia 3 sampai 6 tahun, sedangkan menurut Devianti (2013), anak usia dini adalah anak usia 2 sampai 6 tahun yang berada pada tahap awal perkembangan anak. , yang mempunyai ciri berpikir konkrit, realisme, animisme sederhana, konsentrasi dan kaya imajinasi. Menurut NAEYC (National Education for the Education of Young Children), anak usia dini menyangkut anak dalam rentang usia 0 sampai 8 tahun. Dari berbagai definisi tersebut peneliti menyimpulkan bahwa anak usia dini adalah anak usia 0 sampai dengan 6 tahun yang berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan yang meliputi perkembangan kognitif, bahasa, fisik-motorik, keagamaan, dan sosial emosional.

Berdasarkan penjelasan tentang emosi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan perilaku emosional pada anak usia dini adalah suatu reaksi kompleks perasaan dan pikiran yang mencakup gangguan psikologis dan fisiologis yang ditimbulkan oleh anak usia dini. Perilaku emosional dapat ditampilkan anak sebagai wujud perasaannya berupa bahagia, sedih, marah, frustasi, dan cinta. Hurlock menyatakan bahwa perilaku emosional anak dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor kedewasaan dan pembelajaran.

Faktor Pematangan (Maturasi)

Faktor Belajar

  • Pola Perilaku Emosi Anak Usia Dini
  • Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca Bencana
  • Pemulihan Trauma Sebagai Penanganan Perilaku Emosi Anak Usia Dini Pasca Bencana Dini Pasca Bencana
    • Teknik Relaksasi untuk Anak
    • Teknik Rekreasional
  • Penelitian Sebelumnya
  • Kerangka Berpikir

Anak-anak merasa sedih karena kehilangan segala sesuatu yang mereka sayangi atau anggap penting bagi mereka, baik itu orang, binatang, atau benda mati seperti mainan. Baik bagi anak-anak maupun orang dewasa, dampak bencana berkisar dari dampak jangka pendek hingga jangka panjang. Yang termasuk dalam kelompok rentan antara lain masyarakat miskin, perempuan, etnis minoritas, penyandang disabilitas atau gangguan jiwa, lansia, dan anak-anak.

Teknik ini dapat membantu anak rileks dan merasa nyaman dengan jiwa dan raganya. Kegiatannya berupa mengajak anak menyebutkan nama bunga yang harum kemudian membayangkan bentuk, warna dan aromanya. Ajaklah anak-anak untuk berbaring dan memejamkan mata serta menyanyikan lagu lembut untuk menidurkan mereka.

Caranya dengan mengajak anak bergerak, kemudian berjalan perlahan dan berimajinasi menjadi suatu benda sesuai dengan sifat benda tersebut. h) Tempat rahasia. Tempat rahasia adalah suatu teknik di mana Anda meminta anak-anak untuk mendeskripsikan suatu tempat dengan selembar kertas dan pensil dan kemudian mencoba membuat mereka menceritakan tentang tempat tersebut. Seperti sebelumnya, cobalah mengajak anak jalan-jalan ke gua tiga lantai sambil meminta mereka melakukan beberapa gerakan sebelum mencapai tujuan.

Ajaklah anak-anak masuk ke ruangan terbuka sambil berbaring dan memandangi awan di langit. Tanyakan kepada anak mengenai emosi negatif yang dimilikinya, kemudian mintalah anak untuk membayangkan sebuah balon kemudian meledakkannya dan memasukkan emosi negatif tersebut ke dalam balon tersebut. Mintalah anak untuk menuliskan emosi negatif yang dirasakannya kemudian membuangnya bersama emosi negatif tersebut di karton atau dapat diberikan.

Jika anak mengalami flashback (misalnya tangan berkeringat, sakit kepala mendadak, mulut kering, napas cepat, panik) saat mendengar sesuatu yang mengingatkannya pada peristiwa traumatis, ini tandanya ia mengalami gejala stres pasca trauma (GSST). . . Kegiatan mendeskripsikan perasaan bertujuan untuk mengidentifikasi, memberi nama dan mengungkapkan perasaan anak karena anak terkadang kesulitan menyebutkan ungkapan atas perasaan yang dirasakannya. Anak-anak secara fisik rentan terhadap kematian, cedera, penyakit dan sering mengalami gangguan atau keterlambatan pendidikan akibat bencana.

Anak-anak mempunyai kebutuhan khusus dan mungkin memerlukan dukungan fisik, sosial, mental dan emosional dari orang dewasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak-anak mempunyai kapasitas untuk berkontribusi dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana, respon dan pemulihan.

Tabel 2. Perilaku Anak-anak yang Mengalami Trauma
Tabel 2. Perilaku Anak-anak yang Mengalami Trauma

PENUTUP

Simpulan

Saran

  • Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC)
  • Orang Tua
  • Bagi keilmuan pendidikan guru pendidikan anak usia dini Fakultas Ilmu Pendidikan. Fakultas Ilmu Pendidikan

Calon guru prasekolah hendaknya dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi anak yang mengalami trauma. Guru perlu memahami tanda-tanda anak kecil mengalami trauma, apa yang dapat dilakukan guru untuk membantu penyembuhan trauma, dan bagaimana menciptakan pembelajaran yang dapat mempersiapkan anak trauma untuk siap dan antusias belajar di kelas. Trauma dan pengobatan anak usia dini: Sebuah tinjauan literatur sejarah dan yang muncul untuk konselor.

Play therapy for Anak-anak Korban Bencana Alam yang Mengalami Trauma (Post-traumatic stress disorder/ PTSD). Damage/needs assessment in the affected area of ​​the 2011 along the Pacific coast of Tohoku earthquake and tsunami.

Gambar

Gambar 1. Konsep Pemulihan Trauma Model Ular Tangga  (gambar diambil dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk, 2007)
Gambar 2. Konsep tahapan dalam pemulihan trauma  (gambar diambil dalam Laluyan, dkk., 2007) Jalan
Tabel 1. Konsep tahapan dalam pemulihan trauma  (diambil dalam Laluyan, dkk., 2007)
Gambar 3. Faktor yang Mempengaruhi Pemulihan Trauma  (Disadur dari Kinchin & Brown, dalam Laluyan, dkk,
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerawanan dan kerentanan bencana tanah longsor di Kawasan Objek Wisata Buntu Sopai, Desa Marante, Kabupaten Toraja Utara serta

Gambar 4 Kegiatan Perlombaan Mendongeng SIMPULAN Kegiatan pelatihan mendongeng yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak usia dini di Dusun Nglongko, Desa