Penangan Pasca Panen Alpukat (Persea americana Mill.)
Kelompok 5
Ahmad Ariq 01
4442210022
Muhammad Ilham Arasyid
02
4442210021
Billy Banaraji 03
442210159 Hikmal Miftahul
Akbar
04
4442210148
Anggota Kelompok
Latar Belakang
Alpukat merupakan buah klimakterik yang memiliki laju respirasi tinggi setelah pemanenan yang mengakibatkan buah cepat mengalami kerusakan sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan daya simpan buah (Paul et al. 2012).
Cara untuk memperpanjang daya simpan buah dan sayuran pada prinsipnya ada tiga, yaitu menunda proses kematangan, memperlambat penguapandan respirasi,
serta membunuh atau
mencegahperkembangan organisme pembusuk.
Pembersihan (Washing)
Pencucian dilakukan untuk menghilangkan segala macam kotoran yang menempel sehingga mempermudah penyortiran, cara pencucian tergantung pada kotoran yang menempel. Selain itu, pencucian dilakukan pada buah alpukat agar memberikan kesegaran dan membersihkan kulit buah dari berbagai residu pestisida maupun hama dan penyakit yang terbawa. Pencucian disarankan menggunakan air yang bersih.
Tahapan Penangan Pasca Panen
Sortasi buah alpukat dilakukan dengan cara memisahkan buah yang layak pasar dengan yang tidak layak pasar, terutama cacat dan terkena hama dan penyakit.
Sortasi
Grading dan Standardisasi
Alpukat sedang: 351- 450 gram/buah
Alpukat kecil: 250-350 gram/buah
Alpukat besar: 415-550 gram/buah
Grading adalah pemilihan berdasarkan kelas kualitas, Biasanya dibagi menjadi kelas 1, kelas 2, kelas 3, dan seterusnya. Tujuan dari tindakan grading ini adalah untuk memberikan nilai lebih (harga yang tinggi) untuk kualitas yang baik. Untuk buah alpukat berdasarkan beratnya dapat digolongkan dalam 3 macam ukuran, yaitu:
Pemeraman dan Penyimpanan
Alpukat baru dapat dikonsumsi bila sudah masak. Untuk mencapai tingkat kemasakan tersebut dibutuhkan waktu sekitar 7 hari setelah petik (bila buah dipetik pada pada saat sudah cukup ketuaannya).
Bila tenggang waktu tersebut dipercepat, maka buah harus diperam terlebih dahulu. Untuk keperluan ekspor, tidak perlu dilakukan pemeraman, karena tenggang waktu tersebut sesuai dengan lamanya perjalanan untuk sampai ke tujuan.
Cara pemeraman alpukat masih sangat sederhana. Pada umumnya hanya dengan memasukkan buah ke dalam karung goni, kemudian ujungnya diikat rapat. Setelah itu, karung diletakkan di tempat kering dan bersih. Karena alpukat mempunyai umur simpan hanya sampai sekitar 7 hari (sejak petik sampai siap konsumsi), maka bila ingin memperlambat umur simpan tersebut dapat dilakukan dengan menyimpannya di dalam ruangan bersuhu 5°C.
Dengan cara tersebutlah umur penyimpanan dapat diperlambat menjadi 30-40 hari.
Pengemasan adalah wadah/tempat yang digunakan untuk mengemas suatu komoditas, kemasan untuk pasar lokal berbeda dengan yang akan dieskpor. Untuk pemasaran dalam negri, buah alpukat dikemas ke dalam karung, plastik/keranjang. Lalu diangkut dengan menggunakan truk.
Sedangkan kemasan untuk ekspor berbeda lagi, yaitu umumnya menggunakan keras karton berkapasitas 5 kg buah alpukat, Sebelum dimasukan kedalam kotak karton, alpukat dibungkus dengan kertas tissue, kemudian diatur susunannya dengan diselingi penyekat yang terbuat dari potongan karton. Kedua proses ini memainkan peran dalam mempertahankan kualitas buah, mengurangi pemborosan, dan memastikan bahwa produk akhir yang sampai ke konsumen tetap segar dan bermutu
Pengemasan dan Pengangkutan
Kesimpulan
Kegiatan penanganan pasca panen buah alpukat meliputi pencucian dan sortasi agar buah alpukat dapat bertahan lama untuk disimpan. Selain itu juga, gradding, stardardisasi, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan, serangkaian tahapan ini dilakukan pada
dasarnya untuk
mempertahankan mutu alpukat agar buah tetap segar sehingga mampu menambah nilai tambah.
Serta ditujukan untuk mengurangi laju transpirasi dan respirasi pada buah alpukat sehingga dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.