• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

N/A
N/A
Bobby Yugama

Academic year: 2023

Membagikan "PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA "

Copied!
101
0
0

Teks penuh

Perubahan kondisi barang adalah transaksi yang digunakan untuk mencatat transaksi perubahan kondisi barang akibat perubahan kondisi barang. Kuantitas adalah transaksi yang digunakan untuk mencatat transaksi perubahan nilai dan/atau jumlah barang akibat kesalahan akuntansi nilai/kuantitas; Transaksi pengeluaran BMN dari Daftar Barang Hilang merupakan transaksi yang digunakan untuk mengeluarkan BMN yang dilaporkan hilang dari Daftar Barang Hilang.

Tatacara Pembukuan di Tingkat Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)

Memesan dan menandatangani seluruh BMN berupa tanah dan/atau bangunan bekas BMN kosong dalam Buku Tanah Pengelolaan Kantor Wilayah (dahulu BMN kosong) dan Buku Bangunan dan Bangunan Kantor Wilayah Pengelolaan (dahulu BMN kosong). Menetapkan dan mendaftarkan seluruh BMN berupa tanah dan/atau bekas bangunan BMN yang kosong dalam DBPL-KD. Permintaan validasi DBMN-KD per Kementerian/Lembaga penanggung jawab KPKNL (Kepala Kantor). a) Pembukuan BMN berupa Tanah dan/atau Bangunan bekas BMN yang menganggur.

Inventarisasi BMN

  • Inventarisasi BMN pada UAKPB 1. Tahap Persiapan
    • Tahap pelaksanaan
    • Tahap pelaporan
    • Tahap tindak lanjut
  • Inventarisasi BMN pada UAPPB-W
    • Tahap persiapan
    • Tahap pelaksanaan
    • Tahap pelaporan
    • Tahap tindak lanjut
  • Inventarisasi BMN pada UAPPB-E1
    • Tahap persiapan
    • Tahap pelaksanaan
    • Tahap pelaporan
    • Tahap evaluasi/tindak lanjut
  • Inventarisasi BMN pada UAPB
    • Tahap persiapan
    • Tahap pelaksanaan
    • Tahap pelaporan
    • Tahap tindak lanjut

Dalam melaksanakan inventarisasi BMN lima tahunan, Pengguna Real Estate dapat membentuk Tim Inventarisasi yang terdiri dari anggota Pengguna Real Estate dan dibantu oleh anggota Pengelola Real Estate. Inventarisasi BMN lima tahunan yang dilakukan oleh UAKPB, UAPPB-W, UAPPB-E1 dan UAPB diuraikan sebagai berikut. Meminta pengesahan laporan hasil inventarisasi BMN, beserta DBHI dan surat penjelasan dari penanggung jawab UAKPB.

Pemutakhiran DBR dan DBL sesuai dengan hasil inventarisasi yang ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang berwenang. Pada tahap pelaksanaan, yang dilakukan UAPPB-W adalah memberikan bimbingan dan arahan kepada UAKPB di wilayah kerjanya dalam melaksanakan inventarisasi BMN. Menyusun laporan rekapitulasi hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya diambil dari kumpulan laporan hasil inventarisasi BMN UAKPB di wilayah kerjanya.

Memberikan bimbingan dan arahan kepada UAKPB atau UAPPB-W di wilayah kerjanya dalam melakukan inventarisasi BMN. Menyusun laporan ringkasan hasil pelaksanaan inventarisasi BMN yang datanya berasal dari kumpulan hasil inventarisasi UAKPB atau laporan ringkasan hasil pelaksanaan inventarisasi BMN. Lanjutan inventarisasi BMN pada UAPPB-E1 adalah pencatatan dan pencatatan hasil pelaksanaan inventarisasi yang telah ditetapkan oleh menteri/pimpinan lembaga atau pejabat yang berwenang, pada DBP-E1.

Apabila diperlukan, UAPB dapat melakukan rekonsiliasi/pengkinian data inventaris dengan UAKPB, UAPPB-W, atau UAPPB-E1.

Pelaporan BMN

Pelaporan BMN Tingkat UAKPB

  • Dokumen Sumber untuk Penyusunan Laporan BMN Tingkat UAKPB
  • Jenis-jenis Laporan BMN Tingkat UAKPB

Laporan BMN disusun berdasarkan data kegiatan akuntansi BMN, data akuntansi inilah yang disebut dengan dokumen sumber pelaporan. Laporan BMN terdiri atas daftar barang otorisasi pengguna, laporan BMN semester, dan laporan BMN akhir tahun.

Daftar Barang Kuasa Pengguna

Laporan BMN Semesteran

Bagi UAKPB, laporan BMN yang disajikan setiap semester yaitu semester I dan semester II disebut Laporan Kuasa Pengguna Barang Semester (LBKPS). Berisi keadaan awal harta tetap kecuali PPK, mutasi (plus, minus) dan keadaan akhir semester harta tetap kecuali PPK dengan jumlah dan nilai sesuai dengan nilai kapitalisasi minimum, dalam keadaan baik, rusak ringan dan berat. rusak, sampai dengan subkelompok barang. 2) Laporan yang dapat diekstraksi. Memuat sisa separuh awal aktiva tetap kecuali PPK, mutasi (tambah, kurang) dan sisa separuh akhir aktiva tetap kecuali PPK menurut jumlah dan nilai yang tidak mencapai nilai kapitalisasi minimum, dalam keadaan baik, sedikit rusak dan rusak berat, hingga subkelompok. 3) Gabungan laporan yang tidak kompatibel dan tidak kompatibel.

Berisi saldo awal semester aset tetap selain PPK, mutasi (plus, minus) dan saldo akhir semester aset tetap selain PPK, semuanya baik jumlah maupun nilainya, dalam keadaan baik, rusak ringan dan rusak berat, hingga sub sub kelompok barang-barang. Laporan Pembangunan Dalam Pembangunan Semester I dan Semester II Memuat saldo awal semester PPK, penambahan, PPK yang merupakan aset definitif nilainya, dan saldo akhir semester PPK ke sub-sub kelompok barang. Memuat saldo Aset Lain-lain semester awal, mutasi (tambah, dikurangi) dan saldo Aset Lain-lain semester akhir baik jumlah maupun nilainya, dalam keadaan baik, rusak ringan dan rusak berat, pada sub-sub kelompok barang.

Memuat saldo awal semester barang bersejarah, mutasi (ditambah, dikurangi) dan saldo akhir semester barang bersejarah secara kuantitas (tanpa nilai), hingga ke subsubkelompok barang. Memuat jenis transaksi BMN untuk masing-masing subkelompok barang, baik kesesuaian internal, kesesuaian eksternal, serta gabungan jumlah dan nilai. Catatan singkat ini merupakan data untuk penyusunan laporan keuangan dalam bentuk Catatan atas Laporan Keuangan (CALK).

Laporan BMN Akhir Tahun

Prosedur Pelaporan UAKPB 1. Proses pertama kali

Untuk pertama kali dalam prosesnya, UAKPB menyerahkan DBKP yang telah disahkan oleh penanggung jawab UAKPB yang memuat seluruh BMN yang ada sebelum terbitnya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PKM.06/2007 beserta ADK dia untuk pertama kalinya. waktu untuk UAPPB-W, UAPPB-E1 atau UAPB dan KPKNL.

Proses semesteran

BMN disetujui oleh penanggung jawab UAKPB setiap semester untuk UAPPB-W, UAPPB-E1 atau UAPB.

Proses akhir periode pembukuan (akhir tahun)

Proses lainnya

  • Pelaporan BMN Tingkat UAPPB-W
    • Dokumen sumber untuk penyusunan Laporan BMN UAPPB-W Dokumen sumber yang diperlukan dalam penyusunan laporan BMN
    • Jenis-jenis Laporan BMN Tingkat UAPPB-W
    • Prosedur pelaporan BMN Tingkat UAPPB-W 1. Proses pertama kali
  • Pengertian Penggolongan dan Kodefikasi
  • Tujuan dan Sasaran Penggolongan dan Kodefikasi BMN
  • Tatacara Penggolongan dan Kodefikasi BMN

Tanah, bangunan dan bangunan, serta alat angkutan bermotor disajikan dalam subkelompok barang. Aset tetap selain tanah, bangunan dan bangunan, serta alat transportasi bermotor, disajikan dalam subkelompok barang. Tanah, bangunan dan bangunan, serta alat transportasi bermotor disajikan dalam subkelompok barang.

Aset selain tanah, bangunan dan bangunan serta alat transportasi bermotor disajikan dalam subkelompok komoditas. Memuat saldo awal semester Aset Lainnya, mutasi (tambah, dikurangi) dan saldo akhir semester Aset Lainnya baik jumlah maupun nilainya, dalam keadaan baik, rusak ringan dan rusak berat, sampai dengan subkelompok barang. e) Laporan Suara Sejarah. Berisi saldo awal semester barang bersejarah, mutasi (ditambah, dikurangi) dan saldo semester terakhir barang bersejarah secara kuantitas (tidak bernilai), hingga subkelompok barang. f) Catatan Pendek Komoditi (CRB).

Rincian mengenai bidang barang lain dalam kelompok barang dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Keuangan tentang Klasifikasi dan Kodifikasi Barang Milik Negara yaitu PMK nomor 29/PMK.06/2010. Rincian kelompok barang lainnya dalam subkelompok barang dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 29/PMK.06/2010 tentang Klasifikasi dan Kodifikasi Barang Milik Negara.

KEBIJAKAN AKUNTANSI BMN

Pendahuluan

Klasifikasi BMN menurut SAP

Akuntansi Persediaan

Pembelian tanah oleh pemerintah yang semula dimaksudkan untuk dialihkan kepada pihak lain, tidak disajikan sebagai aset tetap tanah, tetapi disajikan sebagai persediaan. Persediaan hewan dan tumbuhan untuk dijual atau dialihkan kepada masyarakat, misalnya sapi, kuda, ikan, bibit padi, dan bibit tanaman, dilaporkan sebagai persediaan. Dengan demikian apabila badan publik memperoleh barang sebagaimana dimaksud di atas untuk digunakan, dijual atau diberikan kepada masyarakat, maka barang tersebut dicatat sebagai persediaan.

Untuk unit persediaan yang nilainya tidak material dan berbeda jenis, maka saldo persediaan dihitung berdasarkan harga perolehan terakhir. Biaya produksi persediaan meliputi biaya langsung yang berkaitan dengan persediaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis. Harga pembelian akhir unit sebesar Rp 125.000,00 digunakan untuk menilai seluruh persediaan yang ada, padahal harga Rp 125.000,00 tersebut merupakan harga pembelian untuk pembelian tanggal 15 Desember 2016 sebanyak 100 unit saja.

Jika kita menggunakan cara ini, maka persediaan yang digunakan akan dibebankan pada harga pembelian awal, sehingga persediaan akhir akan dibebankan pada harga/biaya pembelian akhir. Dalam sistem periodik, harga pembelian saham-saham yang sudah habis dan masih tersedia pada akhir tahun ditentukan pada akhir periode. Jika pemerintah menggunakan sistem periodik, maka persediaan akhir tahun sebanyak 700 unit (hasil persediaan) akan diperhitungkan dengan harga yang dimulai dari pembelian terakhir dan sebelumnya.

Sebanyak 200 unit akan dikenakan harga pembelian sebelumnya yaitu pembelian tanggal 27 Oktober 2016, 300 unit dianggap dari pembelian tanggal 26 September harga per satuannya Rp 110.000,00.

Akuntansi Aset Tetap a. Tanah

Akuntansi peralatan dan mesin melibatkan definisi, pengakuan dan pengungkapan peralatan dan mesin. Peralatan dan mesin yang telah dibeli dan dimaksudkan untuk dialihkan kepada pihak lain tidak dapat dikelompokkan dalam Aset Tetap Peralatan dan Mesin karena tidak memenuhi definisi di atas, tetapi dikelompokkan sebagai aset persediaan. Oleh karena itu, suatu aset dicatat sebagai Peralatan dan Mesin apabila memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam PSAP 07 Paragraf 15.

Selain itu, PMK 181/PMK.06/2016 menyatakan bahwa peralatan dan mesin yang bukan diperoleh dari sumbangan diakui pada periode akuntansi dimana aset tersebut siap digunakan, berdasarkan jumlah belanja modal yang diakui atas aset tersebut. Peralatan dan mesin yang dihibahkan diakui pada saat peralatan dan mesin tersebut diterima dan hak kepemilikannya dialihkan. Pembelian peralatan dan mesin melalui pembelian tunai dicatat sebagai penambah nilai peralatan dan mesin tersebut, dan mengurangi kas umum negara/daerah pada neraca.

Sehubungan dengan penyajian dalam laporan realisasi anggaran, perolehan peralatan dan mesin melalui pembelian dan pembangunan diakui sebagai belanja modal (Bultek 15). 3). Berdasarkan PSAP 07, peralatan dan mesin dinilai berdasarkan harga perolehan atau nilai wajar pada saat aset tetap diperoleh. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan besarnya biaya-biaya yang telah dan masih akan dikeluarkan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut hingga siap digunakan.

Biaya-biaya tersebut antara lain meliputi, namun tidak terbatas pada, harga pembelian, biaya transportasi, biaya pemasangan dan biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan menyiapkan peralatan dan mesin hingga siap digunakan (ayat 31 PP 71 Tahun 2010).

Gedung dan Bangunan

  • Pengertian Gedung dan Bangunan
  • Pengakuan Gedung dan Bangunan
  • Pengukuran Gedung dan Bangunan
  • Pengungkapan Gedung dan Bangunan
  • Pengukuran Jalan, Irigasi dan Jaringan
  • Pengungkapan Jalan, Irigasi dan Jaringan
  • Pengakuan
  • Pengukuran
  • Pengungkapan
    • Akuntansi Aset Lainnya
    • Akuntansi Penyusutan Aset Tetap
    • Penentuan Kondisi Barang Milik Negara
    • Tujuan Kebijakan Kapitalisasi
    • Pengeluaran yang dikapitalisasi
    • Nilai Satuan Minimum Kapitalisasi Aset Tetap

Apabila penilaian aset tetap sebesar nilai pembelian tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap dihitung sebesar nilai wajar pada saat perolehan. Jika penilaian bangunan dan struktur berdasarkan biaya perolehan tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap ditentukan berdasarkan nilai wajar/perkiraan pada saat perolehan. Aset tetap lainnya yang diperoleh melalui sumbangan diakui pada saat penerimaan aset tetap lainnya dan peralihan kepemilikan.

Bultek No.15 menjelaskan bahwa biaya perolehan aktiva tetap lainnya menggambarkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut sampai siap digunakan. Biaya perolehan aktiva tetap lainnya yang diperoleh melalui kontrak antara lain biaya sebesar nilai kontrak, biaya perencanaan dan pengawasan, serta biaya perizinan. Sesuai PSAP 07 Paragraf 53, aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan aset tetap dikurangi akumulasi penyusutan.

Aset dalam penyelesaian dialihkan ke aset tetap yang bersangkutan setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan tujuan pembeliannya. Suatu aset dalam penyelesaian dialihkan ke aset tetap yang bersangkutan (tanah; peralatan dan mesin; bangunan dan struktur; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya) setelah pekerjaan konstruksi tersebut dinyatakan selesai dan siap digunakan sesuai dengan peruntukannya. dia mendapatkannya. Aset tetap yang sudah dihentikan penggunaannya secara aktif oleh pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dialihkan ke aset lain.

Aset tetap yang sudah dihentikan penggunaannya secara aktif oleh pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dialihkan ke aset lain. Aset lain-lain dinilai sebesar harga perolehannya atau sebesar nilai yang sebelumnya dicatat dalam pos aset tetap. Namun ada juga pengeluaran untuk aset tetap yang memberikan manfaat ekonomi lebih dari satu tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Current Ratio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar atau menyelesaikan segala kewajiban jangka pendeknya yang paling baik adalah PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dan