• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencabulan Anak Di Bawah Umur :Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Pinrang Putusan No.225/Pid.Sus/2016/PN Pinrang (Analisis Fiqh Jinayah)

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pencabulan Anak Di Bawah Umur :Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Pinrang Putusan No.225/Pid.Sus/2016/PN Pinrang (Analisis Fiqh Jinayah)"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum (S.H.) pada program studi Hukum Pidana Islam, Fakultas Syariah dan Hukum Islam. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat hidayah, taufiq dan lindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai syarat untuk menyelesaikan studinya dan memperoleh gelar “Hukum Pidana Islam Fakultas Syari'ah dan Hukum Islam” di Institut Agama Islam Nasional (IAIN) Parepar. Marbutah akhir kata ini berdasarkan lafẓ al-jalālah ditransliterasikan dengan huruf [t].

Jika nama peribadi didahului dengan perkataan sandang (al-), maka yang dikapitalkan tetap huruf pertama nama peribadi, bukan huruf pertama kata sandang. Apabila berada di awal ayat, huruf A perkataan sandang ditulis dengan huruf besar (Al-).

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal
Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal

Singkatan

Kejahatan positif dalam hukum pidana dikenal sebagai penjahat, peraturan perundang-undangan yang berbeda tentang kriminalisasi kejahatan cabul seperti KUHP, Hukum Perlindungan Anak dan Hukum Anak memiliki aturan yang berbeda dalam hukum Islam. Secara khusus perlindungan hak anak dapat diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. Perbuatan yang dilakukan oleh korban asusila adalah anak-anak yang belum dewasa dan juga Perbuatan asusila peraturan perundang-undangan, khususnya undang-undang perlindungan anak, sangat mengharukan dan memberikan hukuman yang berat karena korbannya adalah anak-anak, bisa mengalami trauma dan ketakutan, dan juga bisa mempermalukan keluarga.

Rahasia kadang-kadang dilakukan bersamaan dengan tindak pidana lain yang ditentukan dalam Pasal 65 ayat 1 KUHP. Dalam kasus penyalahgunaan ini, pasal yang sinkron adalah pasal 82 ayat 1 undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, bukan pasal 65 ayat 1 KUHP. , dimana bisa dikatakan sayang jika memenuhi unsur-unsurnya.

Rumusan Masalah

Terdakwa melakukan hal tersebut kepada korban sebanyak 2 kali bahkan 3 kali, dalam hal ini kejadian terjadi setelah korban selesai mengaji, pada saat itu korban sedang berjabat tangan dengan terdakwa sebagai guru ngajinya, tiba-tiba terdakwa menarik tangan korban, kemudian terdakwa menjauhkan bibirnya dan mencium bibir saksi 1 (satu kali). Pada saat itu, korban sedang membeli sesuatu, tiba-tiba terdakwa memegang lengan korban, kemudian memasukkan salah satu jarinya ke dalam celana dalam korban dan kemudian ke dalam lubang kemaluan korban. Berdasarkan hal tersebut, terdakwa terbukti secara meyakinkan dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “dengan sengaja memaksa anak melakukan perbuatan cabul yang dilakukan secara terus menerus.

Apa yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus tindak pidana pencabulan berdasarkan putusan no. 225/Pid.Sus/2016/. Bagaimana analisis Fiqh Jinayah terhadap tindak pidana kecabulan terhadap anak berdasarkan putusan no. 225/Pid.Sus/2016/PN Pinrang.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

  • Teori Ta’zir
  • Analisis
  • Pencabulan
  • Anak
  • Perlindungan Terhadap Anak

Berdasarkan uraian dan analisis yang diuraikan penulis pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian menunjukkan bahwa Islam memasukkan kejahatan cabul ini ke dalam kategori jarimah ta'zir dalam tinjauan fiqh jinayah. . Selain itu, Jarimah Ta'zir dapat dibagi menjadi dua bagian menurut hak yang dilanggar, yaitu; Mazhab Maliki dan sebagian Ulama Ha Nabilah juga membolehkan hukuman mati sebagai hukuman Ta'zir tertinggi.

Dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata), anak di bawah umur adalah mereka yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah menikah. Untuk tindak pidana kesusilaan yang korbannya adalah anak-anak dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Pasal 17 ayat (2) menjelaskan bahwa.

Bagan Kerangka Pikir

Metodologi penelitian dalam buku ini terdiri dari beberapa bagian yaitu jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, fokus penelitian, jenis dan asal data yang digunakan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Pembahasan ini mencakup berbagai hal yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan data.

Jenis Pendekatan

Lokasi dan Waktu 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penggeledahan yang akan dijadikan tempat dilakukannya penggeledahan adalah di Pengadilan Negeri Kelas II B Pinrang. A. Pengadilan Negeri Pinrang didirikan dan diresmikan pada tanggal 27 September 1973, terpisah dari Pengadilan Negeri Kelas I.40 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, “Dokumentasi Bidang Hukum Mahkamah Agung dan Pengadilan Negeri Kecamatan”, (Jakarta: Direktur Jenderal PTUN Baladilum dan Negara, 2000). hal.87.

Pada tahun 1960, Pengadilan Negeri Pinrang mendapat surat keputusan dari Menteri Kehakiman untuk pembentukannya, namun tidak dapat diresmikan karena tidak ada hakim yang bersedia mengabdi di Pinrang. 41 Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, “Dokumentasi Bidang Hukum Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri Selatan,” (Jakarta: Dirjen Baladium dan Peratun, 2000).

STRUKTUR PENGADILAN NEGERI PINRANG

Fokus Penelitian

Jenis Dan Sumber Data

Berdasarkan judul penulis maka fokus akan melakukan penelitian tentang Kekerasan Anak Di Bawah Umur: Studi Kasus pada Putusan Pengadilan Negeri Pinrang No.225/Pid.Sus/2016 PN Pinrang (Analisis Fiqh Jinayah). Data primer dari sumber data adalah semua informasi yang diperoleh dari responden atau dari literatur, dalam bentuk statistik atau bentuk lainnya, untuk kepentingan penelitian. Data sekunder adalah data yang meliputi dokumen resmi, buku-buku yang berkaitan dengan topik penelitian, yang merupakan hasil penelitian dalam bentuk laporan, tesis, peraturan perundang-undangan, dan lain-lain.

Teknik Pengumpulan Data

Kemudian anak-anak tersebut kembali untuk bersalaman dengan Terdakwa dan anak-anak tersebut mencium pipi anak perempuan sedangkan anak laki-laki hanya mencium tangan Terdakwa. Mengingat pengertian “kesengajaan” adalah sikap batin pelaku yang rela dan sadar akan perbuatan dan akibat yang ditimbulkan dari perbuatan yang jelas-jelas dilakukan oleh terdakwa; Yang dimaksud dengan “mengizinkan perbuatan cabul” adalah pelaku mendampingi pelaku utama atau pelaku lain yang melakukan perbuatan tidak senonoh atau tidak sesuai dengan norma agama dan kesusilaan yang berlaku umum, tidak melakukan tindakan untuk mencegah perbuatan berakhirnya pelaku atau pelaku. aktor lain.

Berdasarkan uraian tersebut, majelis menyimpulkan bahwa terdakwa terbukti "dengan sengaja memaksa anak untuk melakukan perbuatan cabul". Berdasarkan hal tersebut, Senat berpendapat bahwa unsur kedua terpenuhi dan sah menurut undang-undang. Tidaklah cukup jika ada beberapa perbuatan yang sejenis, tetapi perbuatan itu juga harus merupakan perwujudan dari tujuan yang sama, yang dilarang oleh undang-undang.

Syarat-syarat untuk menetapkan adanya “beberapa perbuatan yang dilakukan sebagai perbuatan yang terus-menerus” (voorgezette handeling) yang baik menurut MvT, suatu ilmu hukum, yaitu; Adanya keputusan kehendak, artinya perbuatan yang terjadi adalah sebagai manifestasi dari keputusan kehendak; 1290, Tidaklah cukup menyatakan bahwa suatu perbuatan dilanjutkan atau (voorgezette.action), jika perbuatan itu sifatnya sama, tetapi perbuatan itu juga harus menjadi pelaksana maksud yang sama, yang dilarang oleh undang-undang.

Perbuatan terdakwa seperti mencium bibir dan memasukkan lidah ke dalam mulut anak, memegang kemaluan dan memasukkan salah satu jari terdakwa ke kemaluan saksi, dari luar celana yang dipakai salah satu saksi menyuruh salah satu saksi untuk menahan kemaluan Terdakwa yang memakai sarung adalah perbuatan sejenis yang berhubungan sedemikian rupa. Perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa terhadap saksi terjadi dalam kurung yang tidak terlalu lama tergantung atau terjadi pada saat anak mengaji di rumah terdakwa, sehingga Majelis Hakim menyimpulkan bahwa unsur “beberapa perbuatan yang berkaitan di dalam di dalam sedemikian rupa sehingga mereka harus dianggap sebagai tindakan terus menerus 'telah terjadi. terbukti secara hukum. Berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh selama persidangan dalam perkara ini, majelis hakim menemukan hal-hal yang dapat membebaskan terdakwa dari tanggung jawab pidana, baik sebagai pembenaran maupun dalih, sehingga majelis hakim berkesimpulan bahwa perbuatan yang dilakukan harus dipertanggungjawabkan kepadanya. .

Bagaimana Analisis Fiqh Jinayah Tehadap Tindak Pidana Pencabulan Terhadap Anak Berdasarkan Putusan No.225/Pid.Sus/2016/PN Pinrang

  • Pembuktian Dalam Hukum Islam

Bagaimana Analisis Fiqh Jinajah Terhadap Tindak Pidana Privasi Terhadap Anak Berdasarkan Putusan Nomor 225/Pid.Sus/2016/PN Pinrang. Perzinahan dalam pengertian istilah ini adalah hubungan seksual antara seorang pria dengan seorang wanita yang tidak memiliki hubungan satu sama lain dalam suatu hubungan perkawinan54. Mazhab Malikiyah mendefinisikan zina sebagai persetubuhan yang dilakukan oleh seorang blasteran dengan alat kelamin laki-laki (perempuan) yang bukan miliknya secara sengaja. , meskipun tetap dilarang, namun yang dilakukan adalah dengan kamullaf artinya orang yang sudah dewasa.

Zina adalah sebutan untuk persetubuhan yang diharamkan dengan kemaluan seorang wanita yang masih hidup dan tidak dipaksakan di negara yang adil yang mengikatnya dengan syariat Islam, dan wanita tersebut bukan miliknya dan tidak ada keraguan tentang harta bendanya 59 Oleh karena itu, jika dilakukan oleh sesama jenis atau jika seorang wanita menggunakan jenis kelamin yang sama, maka tidak termasuk dalam kriteria zina, meskipun tetap merupakan dosa. Hukuman ta'zir adalah sanksi yang ditentukan menurut kebijakan hukum, yang berat ringannya tergantung pada jenis kejahatan yang dilakukan. Dalam tindak pidana pencabulan tersebut di atas, dikenakan pidana tazir dimana tindak pidana pencabulan belum sampai pada hubungan seksual, tetapi hanya pelaku yang melakukan kontak dengan anggota tubuh perempuan, seperti menyentuh buah dada, dan sebagainya. .

Perbuatan terdakwa bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan berdasarkan pasal 81 ayat (3) Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 yang berkaitan dengan Perlindungan Anak, dan diancam dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun. Dari perspektif undang-undang jenayah Islam menurut Wahbah Az-Zuhaili, kesalahan juga termasuk jenayah terhadap kehormatan. Penulis bersetuju dengan Wahbah Az-Zuhaili, hukuman jarimah dalam kesalahan ini ialah hukuman tazir, tetapi hukuman hudud juga boleh dikenakan.

Dalam kasus ini terdapat unsur rabaan, cium bibir sanksi dan memasukkan tangan ke kemaluan, bujukan dan pemaksaan terhadap korban yang menimbulkan tekanan yang menimbulkan ancaman dalam kasus ini ditemukan bahwa hukuman yang diberikan kepada terdakwa adalah satu dari . Pidana zir berdasarkan dalil-dalil, ukuran-ukuran sanksi tazir yang terkumpul tergantung dari ijtihad Ulil Amri atau hakim yang diberi kuasa memutus sesuai dengan ketentuan undang-undang. Dalam pemeriksaan hakim, faktor yang menjadi pertimbangan dalam memutus tindak pidana pencabulan anak di bawah umur adalah dilihat dari alat bukti pertama yang diajukan oleh Penuntut Umum, yang telah dipelajari dan dilihat dari berbagai segi apa adanya. . dibuat oleh pelaku, termasuk apakah pelaku dan keluarga korban akan setuju. Hukuman zina dan hukuman ta'zir adalah sanksi yang ditetapkan berdasarkan kebijakan hukum yang berat ringannya tergantung dari jenis kejahatan yang dilakukan.

SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Melalui kekerasan dan penipuan.” Fakultas Hukum Islam Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2018.

PEDOMAN WAWANCARA

DOKUMENTASI

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 0.2: Tabel Transliterasi Vokal Tunggal
Gambar 1: Bagan Kerangka Pikir
Gambar 2:  Stuktur Pengadilan Negeri Pinrang 42
Gambar 3: Visi dan Misi PN Pinrang 43 2.  Waktu Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan hukum pidana pada tindak pidana gratifikasi yang dilakukan dalam jabatan (Studi Kasus Putusan Nomor