• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kajian penting yang erat kaitannya dalam organisasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDAHULUAN Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kajian penting yang erat kaitannya dalam organisasi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP KINERJA PEGAWAI (STUDI KASUS PADA DINAS KEBUDAYAAN UPT MUSEUM KOTA MAKASSAR)

Laurensius Arisaputra1, Husnawati AR2, Andi Badrussaman3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

ABSTRACT

This research aims at finding out the effect of education level on employee performance at the Culture Office of UPT Museum, Makassar. This research observe the Level of State Civil Apparatus Education.

The research population was 30 State civil servants at the Culture Office of UPT Museum, Makassar.

Data analysis method used in this research was descriptive qualitative. The results of Simple Linear Regression with a profitability level of 5%. Data analyzed using simple linear regression analysis method, coefficient of determination analysis, simultaneous significant test and T test were processed by using SPSS 23. Based on the result of the research, it can be concluded that the Education Level (X) has a significant effect on Employee Performance at the Culture Office of UPT Museum, Makassar.

Keywords: Education Level and Employee Performance.

PENDAHULUAN

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu kajian penting yang erat kaitannya dalam organisasi. Kiranya telah kita pahami bersama bahwa maju-mundurnya sebuah Negara, Provinsi, Kabupaten, dan semua organisasi sangat tergantung pada kemampuan personel (karyawan, buruh, pegawai) di dalamnya.

Mereka adalah orang melayani, menyejahterakan, dan memajukan seluruh warga. Dalam sebuah organisasi, semua personel di dalamnya, baik yang di jajaran manajerial maupun operasional, bertanggung jawab penuh untuk mengejar tujuan-tujuan organisisasi, merealisasikan harapan, dan impian bersama. Kinerja atau kinerja organisasi sangat tergantung pada kemampuan atau kompetensi para personel tersebut.

Urgensi kompetensi sumber daya manusia dalam upaya mendongkrak kinerja suatu organisasi telah menumbuhkan berbagai minat ahli untuk melakukan penelitian.

Sumber daya manusia berkualitas adalah sumber daya manusia yang paham tentang ilmu pengetahuan serta memiliki kemampuan dan Keterampilan mengenai suatu bidang. Sebagai sumber daya manusia, langkah awal untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri adalah dengan menempuh pendidikan, yakni pendidikan

formal yang dilakukan di bangku sekolah.

Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam mencapai mutu dan prestasi pekerjaan dimanapun kita bekerja, apakah itu instansi pemerintah, perusahaan swasta atau perusahaan lain. Untuk itulah semua orang berjuang untuk menyekolahkan anaknya mulai dari tingkat pendidikan dasar, tingkat menengah pertama, kemudian lanjut ke sekolah menengah tingkat atas dan setelah itu lanjut lagi kejenjang yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi, lalu timbul pertanyaan untuk apa kita berjuang mengejar tingkat pendidikan yang lebih tinggi Mengeluarkan biaya yang begitu besar. Hal ini kita lakukan karena pengaruh tingkat pendidikan terhadap lembaga penyedia lapangan kerja adalah sangat penting dalam menunjang program pemerintah dalam membuka kesempatan kerja bagi mereka yang membutuhkan.

Pendidikan adalah suatu hal yang penting dan merupakan tonggak untuk generasi muda agar tercipta peradaban bangsa yang paham tentang ilmu pengetahuan. Dinas Kebudayaan UPT Museum Kota Makassar adalah salah satu Dinas yang sediakan oleh Pemerintah Kota Makassar untuk menyediakan segala macam informasi- informasi mengenai seni budaya local, tempat- tempat bersejarah dan obyek–obyek wisata di Sulawesi pada umumnya lebih–lebih Kota

(2)

Makassar dan sekitarnya. Melalui dinas ini semua informasi–informasi mengenai seni budaya local kita, tempat–tempat bersejarah dan obyek–obyek wisata kita dapat promosikan agar lebih terkenal baik di Sulawesi pada khususnya maupun Indonesia pada umumnya dan juga kepada wisatawan mancanegara.

Tempat–tempat bersejarah dan obyek–

obyek wisata yang indah dan seni budaya lokal yang menarik merupakan asset daerah yang perlu dikembangkan dan dilestarikan secara terus menerus agar wisatawan manca Negara lebih banyak mengunjungi Sulawesi Selatan sehingga dengan demikian dapat meningkatkan devisa bagi kota Makassar dan Sulawesi pada umumnya. Maka untuk menyukseskan program ini, pemerintah harus menempatkan tenaga-tenaga kerja yang terampil di bidang ini agar dapat melayani wisatawan–wisatawan dengan baik dan hal ini tidak terlepas dari latar belakang pendidikan yang sesuai dengan bidang-bidang pelayanan yang di butuhkan. Oleh karena itu untuk mencapai kualitas tingkat pelayanan yang memuaskan pengaruh tingkat pendidikan sangat penting. Itulah sebabnya penulis tertarik melakukan penelitian ini dan mengangkatnya dengan judul: “Analisis Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar”

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah: “Apakah Tingkat Pendidikan Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan UPT Museum Kota Makassar.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan UPT Museum Kota Makassar.

TINJAUAN LITERATUR

Menurut Afandi (2018), Pendidikan adalah segala usaha untuk pembinaan kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia. Pendidikan pada umumnya berkaitan dengan mempersiapkan calon tenaga kerja yang diperlukan oleh suatu instansi atau organisasi. Pendidikan sebagai obyek dan juga subyek pembangunan perlu diperhatikan karena pendidikan merupakan penggerak utama dari pembangunan. Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang

ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik dimana tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Menurut Herman pendidikan harus dipandang sebagai suatu proses penyesuaian diri manusia secara timbal balik dengan alam sekitar, dengan sesama manusia, dan dengan tabiat tertinggi.

Dalam pengertian alamiah yang luas, proses kependidikan tersebut menyangkut proses seseorang menyesuaikan dirinya dengan dunia sekitarnya.

Untuk tujuan-tujuan umum menurut Langeveld, Pendidikan merupakan upaya manusia dewasa membimbing manusia yang belum dewasa kepada kedewasaan. Pendidikan ialah usaha menolong anak untuk melaksanakan tugas- tugas didupnya, agar bisa mandiri, akil-baliq dan bertanggung jawab.

Dalam rangka pengembangan kualitas sumber daya manusia tentunya tidak bisa terlepas dari pendidikan telah diketahui bersama bahwa sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud untuk menumbuh kembangkan potensi–potensi yang dimiliki oleh masyarakat. Rasanya, tidak ada seorang pun yang mengingkari apalagi menolak arti penting pendidikan terhadap individu dan juga masyarakat, lewat pendidikan kita bisa mengukur kemajuan sebuah Negara. Dari berbagai pendapat mengenai pendidikan dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah proses penting yang ditempuh oleh manusia, untuk meningkatkan kepampuan guna mempersiapkan kehidupan dimasa yang akan datang.

Latar belakang pendidikan merupakan salah satu faktor yang dilihat oleh perusahaan ketika melaksanakan proses seleksi masuk karyawan. Sumber daya manusia yang memiliki latar belakang tertentu akan terlihat pada saat proses seleksi mengenai bidang yang dikuasainya, sehingga dapat meyakinkan manajer SDM untuk menempatkan orang tersebut pada tempat yang tepat. Selain dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dalam proses penembatan karyawan, prestasi akademik yang pernah diraih juga mempengaruhi beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan oleh perusahaan (Tulungagung, 2015).

Latar belakang pendidikan dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kesesuaian antara bidang ilmu yang ditempuh dan jenjang pendidikan:

1) Jenjang Pendidikan. Menurut Undang- Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional

(3)

No. 20 Tahun 2003, jenjang pendidikan formal adalah suatu tahapan pendidikan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik. Jenjang pendidikan terdiri dari: a) Pendidikan Dasar.

Pendidikan dasar yaitu pendidikan awal sembilan Tahun pertama sekolah, meliputi enam Tahun SD dan dan tiga tahun SMP. b) Pendidikan Menengah. Pendidikan menengah adalah pendidikan lanjutan setelah pendidikan dasar, yaitu tingkat SLTA. Pada pendidikan ini sumber daya manusia agar mempersiapkan diri untuk memasuki pasar kerja. c) Pendidikan tinggi merupakan lanjutan dari pendidikan menengah. Pendidikan ini dilakukan untuk menciptakan sumber daya manusia agar mempunyai kemampuan akademik atau non akademik yang dapat diterapkan dalam hal pekerjaan. Pendidikan tinggi dalam hal ini adalah perguruan tinggi yang berbentuk universitas, akademi, institut, sekolah tinggi, dll. 2) Spesifikasi/ Jurusan Keilmuan.

Kesesuaian jurusan adalah sebelum karyawan direkrut dan diseleksi, terlebih dahulu perusahaan melakukan analisis tentang kesesuaian jurusan sumber daya manusia dengan kebutuhan perusahaan mengenai spesifikasi-spesifikasi untuk menempati posisi yang dibutuhkan agar sesuai.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan terdiri atas: 1) Faktor Tujuan. Tujuan merupakan faktor yang terpenting di dalam pendidikan untuk diarahkan kemana anak-anak yang kita didik ini, tergantung dari pada tujuan pendidikan. 2) Faktor Anak Didik. Tingkat pendidikan anak ditinjau dari segi pedagogis antara lain :a) usia 0-2 tahun : masa asuhan, b) usia 2-12 tahun : masa pendidikan jasmaniah, c) usia 12-15 tahun : masa pendidikan akal, d) usia 15-20 tahun : masa pembentukan watak dan pendidikan agama. 3) Faktor PendidikanYang termasuk faktor pendidik adalah sebagai berikut : a) Orang tua, b) Orang dewasa yang bertanggung jawab, c) Faktor lingkungan dan sekitarnya

Menurut Mangkunegara (2016), kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual Performanse (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang).

Menurut Wibowo (2014), kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu bagaimana pekerjaan berlangsung mencapai

hasil kerja. Namun hasil pekerjaan itu sediri juga menunjukan kinerja.

Menurut Bintaro dan Daryanto (2017), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dan melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Sudarmanto (2018), kinerja merupakan pencapaian hasil pada level atau unit analisis organisasi. Kinerja pada level organisasi ini terkait dengan tujuan organisasi, rancangan organisasi, dan manajemen organisasi.

Menurut Edison (2016), kinerja adalah hasil dari suatu Proses yang mengacu dan diukur selama periode waktu tertentu berdasarkan ketentuan atau kesepakatan yang ditetapkan sebelumnya.

Menurut Supardi (2014), kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk melaksankan, menyelesaikan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan harapan dan tujuan yang ditetapkan.

Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber- sumber daya yang dimiliki. Hal ini menjelaskan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau lembaga dalam melaksanakan pekerjaannya. Terdapat empat elemen mengenai kinerja (Sinambela, 2016).

Menurut Sadarmayanti (2011), kinerja merupakan terjemahan dari performance yang berarti hasil kerja seorang pekerja, sebuah proses manajemen atau suatu organisasi secara keseluruhan, dimana hasil kerja tersebut harus dapat ditunjukkan buktinya secara konkrit dan dapat diukur (dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan.).

Menurut Kasmir (2016), faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah sebagai berikut: a) Kemampuan dan Keahlian. b) Pengetahuan. c) Rancangan Kerja. d) Kepribadian. e) Motivasi Kerja. f).

Kepemimpinan. g) Gaya Kepemimpinan. h) Budaya Organisasi. i). Kepuasan Kerja. j).

Lingkungan Kerja. k). Loyalitas. l).

Komitmen. m).Disiplin Kerja.

Menurut Moeheriono (2012), maka dapat disimpulkan beberapa aspek yang mendasar dan paling pokok dari pengukuran kinerja, yaitu: 1) Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi dengan menetapkan

(4)

secara umum apa yang diinginkan oleh organisasi sesuai dengan tujuan, visi dan misinya. 2) Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara langsung yang berbentuk keberhasilan utama dan indikator kinerja kunci. 3) Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja yang dapat di implementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisisasi. 4) Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi seberapa besar tingkat keberhasilan tersebut dan mengevaluasi langkah apa yang diambil organisasi selanjutnya.

Menurut Moeheriono (2012), pengertian indikator kinerja atau disebut perfotmance indicator. Berbagai indikator yang mengakibatkan rasa keadilan tersebut menuruti teori ini antara lain manfaat yang berarti bahwa seorang pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya dapat merasakan manfaatnya.

Selanjutnya, seorang pegawai juga harusnya memperoleh rangsangan dari berbagai pihak terkait dalam bentuk pemberian motivasi sehingga mereka dapat terpacu untuk melakukan tugas-tugasnya, dan pekerjaan yang dilakukan harus adil dan masuk akal, dalam artian bahwa diantara sesama pegawai haruslah terdapat keadilan pembagian tugas dan insentif yang diperoleh. Kinerja organisasi atau lembaga sangat dipengaruhi oleh kinerja individu, karenanya jika kinerja organisasi ingin diperbaiki tentunya kinerja individu perlu diperhatikan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia tentu akan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun demikian, diantara berbagai faktor tersebut, faktor pendidikanlah yang paling besar kontribusinya. Seiring dengan hal itu, peningkatan kualitas pendidikan menjadi prasyarat untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia, artinya kualitas sumber daya manusia akan tercapai jika kualitas pendidikan terlaksana dengan baik.

Berbagai komponen yang dapat menigkatkan kualitas pendidikan, seperti pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi,

perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, pelatihan guru secara berkesinambungan, dan komponen lainnya.

Menurut Setiawan (2014), untuk mengukur kinerja dapat menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Ketepatan Penyelesaian. Tugas Merupakan Pengelolahan waktu dalam bekerja dan meyelesaiakan pekerjaan. 2) Kesesuaian jam kerja. Kesediaan karyawan dalam memenuhi peraturan perusahaan dan ketepatan waktu masuk/ pulang kerja dan jumlah kehadiran. 3) Tingkat Kehadiran. Jumlah ketidak hadiran karyawan dalam waktu perusahaan selama periode tertentu. 4) Kerjasama antara karyawan. Kemampuan karyawan untuk bekerja sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu tugas yang ditentukan sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya. 5) Kepuasan kerja. Karyawan merasa puas dengan jenis pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya dalam perusasaan.

Berdasarkan penjelasan di atas maka peneliti telah menentukan indikator-indikator yang akan dijadikan sebagai variabel kinerja pada penelitian ini yaitu Kualitas (Quality), Kuantitas (Quantity), Ketepatan Waktu (timeliness), Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness), dan Kemandirian (Independent).

Penelitian Kamrida (2016) Universitas Negri Makassar Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Lembaga Pinjaman Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berpengaruh positive dan signifikan terhadap kinerja pegawai

Juliani (2015) Unismuh Makassar yaitu Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Pegawai pada Badan Perencanaan Pembangunan daerah Kabupaten Enrekang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitan ini adalah “Tingkat Pendidikan Berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan UPT Museum Kota Makassar”.

Dalam suatu organisasi atau perusahaan yang berbentuk swasta maupun pemerintah , termasuk Pada Dinas Kebudayaan Upt

(5)

Museum Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan, bentuk dari sumber daya ini sendiri adalah tenaga kerja atau karyawan sebagai sumber daya manusia dalam organisasi sangat penting bagi peningkatan kinerja pegawai dimana kinerja pegawai itu sendiri merupakan faktor terpenting didalam sebuah organisasi sebab maju atau tidaknya suatu organisasi bergantung pada kinerja pegawai itu sendiri.

Gambar 1. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Kinerja Pegawai

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan juli 2019 sampai dengan selesai.

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan, dimana rancangan tersebut digunakan untuk mendapatkan jawaban mengenai pertanyaan penelitian yang dirumuskan, yaitu penelitian tentang pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai Pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penelitian ini menggunakan model analisis data kuantitatif. Ada pun bentuk kaitan antara variable dalam penelitian ini adalah:

Gambar 2. Model Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistic dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dilihat dari sifatnya penelitian ini adalah penelitian survey, dengan alat pengumpul data kuesioner (angket) dengan alat analisis statistic regresi sederhana.

Menurut Sugiyono (2013), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berikut teknik pengumpulan data: 1) Teknik Wawancara.

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikotruksikan makna dalam suatu topic tertentu. 2) Teknik Pengamatan atau Observasi. Merupakan suatu yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis.

Dua di antaranya yang terpenting adalah proses proses pengamatan dan ingatan. 3) Teknik Dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku.

Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar,a tau karya karya monumental dari seorang. 4) Anket (Kuesioner). Pengumpulan data yang dilakukan penulis melalui penyebaran angket kepada karyawan yang menjadi sampel.

Angket ini berisi pernyataan-pernyataan tentang identitas responden dan variable- variable penelitian untuk mencapai informasi yang lengkap dari permasalahan yang dibahas.

Menurut Margono (2014) Populasi adalah keseluruan objek penelitian, populasi juga dapat dikatakan keseluruan unit analisis yang akan diselidiki karakteristik nya.

Menurut Sugiyono populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan menarik kesimpulan. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Sampel adalah bagian atau wakil popolasi yang diteliti. Untuk menentukan ukuran sampel, penulis memakai rumus sampel yang dikemukakan oleh Slovin dan Husein Umar sebagai berikut:

Tingkat Pendidikan

Kinerja Pegawai 1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan

Waktu 4. Efektivitas

Biaya 5. Kemandirian

Tingkat Pendidikan

(X)

Kinerja Karyawan

(Y)

(6)

Keterangan : n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi yaitu Pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih di tolerir atau diinginkan, sebanyak 5 %.

Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis regresi sederhana. Variabel yang akan dikorelasikan terdiri dari variabel X sebagai variabel Y sebagaivariabelterikat (Kadir, 2015), adapun rumusnya antara lain :

Keterangan:

Y = Kinerja Karyawan a = Koefisien Konstanta

b = Koefisien Regresi Sederhana x = Tingkat Pendidikan Pegawai

et = Variabel Pengganggu (Error of Tem) HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini mengangkat permasalahan mengenai pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja pegawai pada dinas kebudayaan upt museum kota Makassar.

Responden yang telah melakukan pengisian kuesioner maka akan di identifikasikan usia/

umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama bekerja. Responden ini dilakukan untuk mengetahui karateristik secara umum dari setiap responden.

Analisis regresi sederhana digunakan untuk membuktikan hipotesis. Analisis regresi sederhana digunakan untuk membuktikan pengaruh tingkat pendidikan (X) terhadap kinerja pegawai (Y), perhitungan ini menggunakan bantuan program SPSS 23 for windows, hasil perhitungan ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Uji Regresi Sederhana Coefficientsa

Model Unstandardize d Coefficients

Standa rdized Coeffic ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) -.892 1.471 -.607 .549 Tx 1.037 .066 .948 15.686 .000 a.Dependent Variable: ty

Sumber: data primer diolah (2019) Y= a+bX

Y= -0,892+1.037+e Dimana:

Y= Kinerja pegawai X= Tingkat Pendidikan

Variable independent Tingkat Pendidikan berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai dengan nilai koefisien sebesar 1.037.

Tabel 2. Uji T Coefficientsa

Model Unstandardize d Coefficients

Standa rdized Coeffic ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1 (Constant) -.892 1.471 -.607 .549 Tx 1.037 .066 .948 15.686 .000 a. Dependent Variable: ty

Sumber: data primer diolah (2019) Berdasarkan table 13. Variable x dengan koefesien regresi 1,037 menunjukkan T hitung (15,686)>t table (1,70113) dengan nilai signifikan 0,000<0,05. Maka berdasarkan hasil uji T di atas makadapat di simpulkan bahwa hipotesis yang diturunkan diterima artinya variable X (tingkat pendidikan) berpengaruh terhadap variable Y (kinerja pegawai) pada dinas kebudayaan Upt museum kota Makassar.

Tabel 3. Model Summaryb Mode

l

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 .948a .898 .894 .91803 a. Predictors: (Constant), tx

b. Dependent Variable: ty

Sumber: data primer diolah (2019) Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai o lebih besar dari nilai siginifikan F hitung hal ini berarti terhadap variable tingkat pendidikan (X) berpengaruh signifikan terhadap variable kinerja pegawai Y = a + bx + et

(7)

(Y). dari perhitungan statistic menunjukkan bahwa nilai F hitung 246.056 atau 24,6%.

Dapat di simpulkan hipotesis diterima. Artinya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar.

Tabel 4. ANOVAb Model Sum of

Squares

Df Mean Square

F Sig.

1 Regression 207.369 1 207.369 246.0 56

.000a Residual 23.598 28 .843

Total 230.967 29

Sumber: data primer diolah (2019) Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa nilai o lebih besar dari nilai siginifikan F hitung hal ini berarti terhadap variable tingkat pendidikan (X) berpengaruh signifikan terhadap variable kinerja pegawai (Y). dari perhitungan statistic menunjukkan bahwa nilai F hitung 246.056 atau 24,6%.

Dapat di simpulkan hipotesis diterima. Artinya tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar.

Berdasarkan table Diatas menunjukkan nilai determinasi (R Squere) sebesar 0,898 atau sebesar 89,8%. Ini berarti seluruh variable bebas yaitu tingkat pendidikan (X) mempunyai kontribusi sebesar 89,8% terhadap variable terikat yakni kinerja pegawai (Y).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan UPT Museum Kota Makassar. Dengan demikian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tingkat Pendidikan (X) berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y). Berdasarkan hasil analisis penelitian ini diketahui bahwa tingkat pendidikan dengan nilai koefisien 1,037 dan nilai t hitung 15,686. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan dapat meningkatkan kinerja pegawai Pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar.

Dimana pendidikan pegawai sangat membantu meningkatkan kualitas kerja pegawai. Dengan pendidikan yang baik maka dapat mempengaruhi kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, berikut dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai Pengaruh tingkat Pendidikan terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar. Adapun kesimpulan yang diperoleh oleh penulis sebagai berikut:

Tingkat Pendidikan berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar. Hal ini dilihat dari hasil perhitungan melalui bantuan program SPSS versi 23 for windows diperoleh nilai koefesien 1,037 dan nilai t hitung 15,686.

Berbagai temuan yang diperoleh penulis dalam penelitian ini yang dapat di aplikasikan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kebudayaan Upt Museum kota Makassar.

Berikut beberapa saran yang dikemukakan oleh penulis antara lain: Bagi pihak Dinas Kebudayaan Upt Museum Kota Makassar bagi ketua atau pimpinan agar senantiasa memberikan masukan masukan kepada para pegawai agar dapat menciptakan kesadaran.

Pentingnya tanggung jawab yang tinggi terhadap suatu tugas atau tanggung jawab yang diberikan.

Untuk meningkatkan kinerja, harus lebih memperhatikan sikap pegawai dalam memahami perilaku mereka, serta harus menciptakan suasana yang nyaman sehingga setiap pekerjaan bisa berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh atasan.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi. (2018). Manajmen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Nusa Media

Mangkunegara. (2013). Perencanaan dan Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya

Tulungagung. (2015). Program Studi PAI, IAIN Tulungagung

Sadarmayanti. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negri Sipil (cetakan kelima). Bandung: PT Refika Aditama Sinambela, L. (2016). Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara

(8)

Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia, Teori dan Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Moeheriono. (2012). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia

Juliani. (2015). Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Enrekang

Kamrida, A. (2016). Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Supardi. (2014). Kinerja Guru. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada

Bintoro., & Daryanto. (2017). Manajemen Penilaian Kinerja Karyawan. Yogyakarta:

Gaya Media

Edison. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Pertama. Bandung:

Alfabeta

Wibowo. (2014). Manajemen Kinerja, Edisi Keempat. Jakarta: Rajawali Pers

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka meningkatkan kinerja karyawan atau tenaga kerja, manajemen sumber daya manusia haruslah memberikan motivasi kerja karena motivasi kerja membuat

PT Bukit Asam Tbk sangat dibutuhkan kualitas sumber daya manusia yang baik dari segi kinerjanya yaitu kepemimpinan, lingkungan kerja, disiplin karyawan dan kompensasi.. Dalam hal ini