• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SEDEKAH TERHADAP PENYANDANG DISABILITAS "

Copied!
119
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

BAZNAS Kota Parepare berharap program ini dapat dikembangkan dan efektif penyalurannya sehingga penyandang disabilitas bisa mendapatkan bantuan. Peneliti juga melihat data BAZNAS di Kota Parepare, penyandang disabilitas yang menerima bantuan relatif sedikit.

Rumusan Masalah

Begitulah program ini dilaksanakan dengan benar dan dikembangkan setiap tahunnya, sehingga penyandang disabilitas secara bertahap mendapatkan bantuan. Bagaimana hasil pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare.

Tujuan Penilitian

Kegunaan penelitian

Untuk menambah wawasan bagi pembaca pada umumnya, bagi penulis khususnya calon pekerja sosial, agar mendapatkan gambaran tentang pemberdayaan pendayagunaan dana ZIS pada penyandang disabilitas di Kota Parepare.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Penelitian Relevan

Dalam penelitian Dita Kusumaningrum, mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta (2015) yang berjudul: “Peran Yayasan Mandiri Penyandang Disabilitas dalam Peningkatan Perekonomian Penyandang Disabilitas di Caben, Bantul,” penelitian ini (1) mendefinisikan peran Yayasan Mandiri Penyandang Disabilitas sebagai fasilitator dalam meningkatkan perekonomian penyandang disabilitas. Ada tiga peran dalam meningkatkan perekonomian. Pertama, peran konselor sebagai motivator yang memberikan semangat kepada penyandang disabilitas yang bekerja di yayasan agar tidak kehilangan semangatnya. 6Dita Kusumaningrum, Peran Yayasan Mandiri Disabilitas dalam meningkatkan perekonomian penyandang disabilitas di Cabean, Bantul (AL-URBAN: Jurnal Ekonomi Syariah dan Filantropi Islam).

Tinjauan Teori

  • Teori Pendayagunaan
  • Teori Zakat, Infaq dan Sedekah
  • Teori Disabilitas

Zakat berasal dari bahasa Arab yaitu zakka-yuzakki-tazkiyatan-zakatan yang artinya bersih, tumbuh atau amal baik. 8 Zakat artinya at-Tahuru yaitu menyucikan atau mensucikan menurut Abu Hasan al-Wahidi dan Imam Nawawi. membayar zakat karena Allah Bukan karena orang memujinya, Allah akan membersihkan dan mensucikan baik harta maupun jiwanya. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya) dan Ulil Amri di antara kamu. 15 Ahmad Masfuful Fuad, “Qiyas Sebagai Salah Satu Metode Istinbat A-Hukm” Sekolah 15, No. Zakat berupa uang wajib, baik dalam maupun luar negeri, dan semua surat berharga; aset yang dapat disimpan dalam kondisi berikut:

Jadi, setiap kali hasil panen sudah mencapai nishab, maka wajib mengeluarkan zakat. g) Zakat atas barang temuan dan barang pertambangan. Zakat wajib dibayarkan sebanyak-banyaknya 20% atas temuan mineral dan hasil yang dihasilkan baik dari darat maupun laut, baik dalam bentuk padat, cair, atau gas, setelah dikurangi biaya eksplorasi dan produksi. h) Pendapatan zakat. Amil diartikan sebagai orang yang ditunjuk oleh pemerintah (Imam) untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat kepada mereka yang berhak menerimanya.

Kategori Ghorim termasuk orang yang mempunyai hutang untuk faedah yang tidak maksiat dan tidak sanggup membayarnya. Ibnu Sabil ialah musafir yang bermaksud orang yang sedang dalam perjalanan, dengan kata lain musafir. Infaq menanam izzah (harga diri) kepada orang yang memberi infaq, sekaligus melindungi masyarakat daripada perbuatan meminta-minta.

Tinjauan Konseptual

Disahkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat semakin memperkuat peran BAZNAS sebagai lembaga yang berwenang menyelenggarakan zakat secara nasional. Dalam undang-undang tersebut, BAZNAS ditetapkan sebagai lembaga negara non-struktural yang independen dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri Agama. 32. 31Moh Nashir Hasan, Pemberdayaan Penyandang Disabilitas oleh DPC PPDI Kota Semarang (Skripsi; Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018).

Karangka Pikir

METODE PENILITIAN

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Jenis dan Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
  • Uji Keabsahan Data
  • Teknik Analisis Data

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa klasifikasi penerima ZIS adalah penyandang disabilitas yang tidak dapat direhabilitasi lagi. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa klasifikasi penyandang disabilitas penerima dana ZIS yaitu disabilitas berat dan miskin menjadi prioritas. Bentuk Penggunaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Bagi Penyandang Disabilitas di BAZNAS Kota Parepare Penyandang Disabilitas di BAZNAS Kota Parepare.

Selain itu, Baznas Kota Parepare memberikan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk memulai usaha atau mengembangkan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa Baznas Kota Parepare berkolaborasi dengan berbagai komunitas dalam pemberdayaan penyandang disabilitas sebagai upaya optimalisasi dana zakat yang terkumpul. Hasil Pendayagunaan Dana Zakat, Infak dan Sedekah Bagi Penyandang Disabilitas BAZNAS Kota Parepare Penyandang Disabilitas di BAZNAS Kota Parepare.

Tak hanya itu, berikut beberapa hasil yang dicapai pasca pemanfaatan dana ZIS bagi penyandang disabilitas. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa kemampuan penyandang disabilitas dalam mengalokasikan pendapatannya mengalami kemajuan. Hasil penerapan dana Zakat, Infaq dan Sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Klasifikasi Disabilitas yang Berhak Mendapatkan Dana Zakat, Infaq
  • Bentuk Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Terhadap
  • Hasil Dari Pendayagunaan Dana Zakat, Infaq dan Sedekah Terhadap

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti sehubungan dengan klasifikasi penyandang disabilitas di Kota Parepare berdasarkan survei kelembagaan BAZNAS. Ada penyandang disabilitas yang miskin, tidak mempunyai tabungan, penghasilan bahkan pekerjaan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa penyandang disabilitas miskin berhak untuk digolongkan sebagai penerima ZIS karena mereka tidak memiliki penghasilan dan hanya mengharapkan bantuan dari orang lain.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa Baznas Kota Parepare tidak hanya memberikan uang dalam bentuk fisik, namun juga bantuan pelayanan kesehatan kepada penyandang disabilitas yang secara ekonomi tidak mampu untuk melakukan pemeriksaan kesehatan atau terapi secara rutin. Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dikatakan bahwa klasifikasi penyandang disabilitas yang berhak mendapatkan dana HIS adalah penyandang disabilitas berat, yang sudah tidak mampu lagi melakukan aktivitasnya secara penuh. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa klasifikasi penerima dana HIS terdiri dari penyandang disabilitas yang tergolong miskin dan berasal dari keluarga miskin.

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa BAZNAS mempunyai upaya untuk membantu penyandang disabilitas berkembang dan maju, sehingga mereka menjadi individu yang mandiri. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat dikatakan bahwa klasifikasi penyandang disabilitas penerima ZIS adalah mereka yang tidak dapat memenuhi kebutuhan yang seharusnya dijadikan penyandang disabilitas. Tak hanya itu, para penyandang disabilitas juga memiliki semangat belajar dan keberanian untuk memulai usaha sendiri.

Dalam mensosialisasikan program pemanfaatan dana ZIS bagi penyandang disabilitas, Baznas Kota Parepare bekerjasama dengan berbagai pihak seperti Dinas Sosial dan Ikatan Tuna Netra Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara, dapat dikatakan bahwa dana HIS dan program pelatihan yang ditawarkan dalam rangka Kota Parepare Sejahtera membantu penyandang disabilitas memahami cara mengelola keuangannya.

Tabel 4.1 Klasifikasi distribusi dana BAZNAS
Tabel 4.1 Klasifikasi distribusi dana BAZNAS

Pembahasan

Umat ​​Islam penyandang disabilitas, masyarakat miskin, termasuk mustahiq yang patut mendapat perhatian paling serius. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk pemanfaatan dana ZIS bagi penyandang disabilitas adalah pemberian modal usaha, pelatihan membaca Al-Quran Braille, pelatihan dan bantuan pembukaan usaha kerja. Pengelolaan yang baik dan terukur, zakat, infaq dan shadaqah merupakan sumber dana potensial yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakat, termasuk komunitas muslim penyandang disabilitas.

Bentuk pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare yaitu dengan menggunakan keperluan dimana penyaluran zakat harus memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidup, serta menggunakan modal kerja sebagai dana produksi. Hasil pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare merupakan hasil pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare merupakan hasil pemanfaatan penyandang disabilitas yang menunjukkan manfaat antara lain terbebas dari hutang konsumen, mempunyai rasa percaya diri dalam berusaha, mempunyai tabungan sehingga kemudian memberikan uang Zakat adalah dimaksudkan produktif karena uang zakat yang diberikan akan dikelola sehingga membuahkan hasil secara berkesinambungan seiring dengan produktivitas yang terus berlanjut. Peningkatan ini akan meningkatkan pendapatan ekonomi para mustahik sehingga kelak bisa beralih dari penerima zakat menjadi pemberi zakat. Berikut beberapa saran yang dapat penulis berikan kepada lembaga untuk meningkatkan efektivitas dan kinerja dalam penggunaan dana HIS sebagai upaya pemberdayaan individu penyandang disabilitas:

Diharapkan adanya tenaga pemantauan dan pelatihan khusus bagi penyandang disabilitas penerima dana Zakat, Infak dan Shadakah dalam menjalankan dan meningkatkan kegiatan usahanya. Astri Nurfadillah Nurulita, Tinjauan Hukum Islam Pendistribusian Zakat Bagi Penyandang Disabilitas (Studi Implementasi di BAZNAS Kota Semarang, 2019). Moh Nashir Hasan, Pemberdayaan Penyandang Disabilitas oleh DPC PPDI Kota Semarang (Skripsi Universitas; Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2018).

PENUTUP

Simpulan

Klasifikasi disabilitas yang berhak menerima Dana Zakat, Infaq dan Sedekah di BAZNAS Kota Parepare yaitu tidak mempunyai keluarga serumah, jauh dari rumah keluarga atau tinggal sendiri. Penyandang disabilitas berat, miskin dan membutuhkan, penyandang disabilitas yang sedang atau tidak dapat direhabilitasi. Hasil pemanfaatan dana Zakat, Infak dan Sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare merupakan hasil pemanfaatan dana zakat, infak dan sedekah bagi penyandang disabilitas di BAZNAS Kota Parepare merupakan hasil pemanfaatan dana zakat, infaq dan sedekah bagi penyandang disabilitas, diantaranya terbebas dari hutang konsumtif, memiliki rasa percaya diri dalam berusaha, memiliki tabungan, sehingga pemberian dana zakat dimaksudkan untuk menjadi produktif karena dana zakat yang diberikan akan dikelola untuk membuahkan hasil secara berkelanjutan jika produktivitas terus berlanjut.

Saran

Arfan, Analisis Produktivitas Zakat Pemberdayaan Penyandang Disabilitas LAZ IZI Cabang Jawa Timur (Skripsi Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri Sunan Ampel, 2021). Komunitas ASEAN Edisi 11: Mewujudkan Komunitas ASEAN yang Dinamis, 2017 Direktorat Pemberdayaan Zakat, Ketentuan dan Permasalahan Zakat, 2008 Dita Kusumaningrum, Peran Mandiri Dalam Yayasan Penyandang Disabilitas. Ita Maulidar, Efektivitas Pemanfaatan Dana Zakat, Infaq dan Sadaqah (ZIS) Dalam Upaya Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Kasus: Baitul Mal Aceh untuk Program Pemberdayaan Ekonomi) (Skripsi; Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Negeri Ar-Raniry Universitas Islam Banda Aceh, 2019).

Kasiram Moh, Refleksi Metodologi Penelitian Mengembangkan Pemahaman dan Penguasaan Metodologi Penelitian, (Malang: UIN MALIKI Press, 2010) Ledia Hanifa Amaliah, dari Perkembangan Disabilitas ke Pembangunan. Padmi Ati Teti, Implementasi Pelayanan Aksesibilitas Informasi dan Pelayanan Khusus Penyandang Disabilitas di Kota Semarang, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Mei-Agustus 2006. Peter Coleridge, Liberation and Development; Perjuangan Penyandang Disabilitas di Negara Berkembang, Yogyakarta: Offset Student Library, 1997.

Poerwandi Kriti E, Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi, (Jakarta: Lembaga Pengembangan Kapasitas Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, 1983) Renita Ayu Kumala Sari, Pengelolaan Zakat Berdasarkan Hukum Positif (Studi di Desa Astomulyo Kecamatan Punggur Kabupaten Lampung Tengah) ( skripsi;.Sela Nur Fitria, Analisis Pemanfaatan Zakat Harta Produktif Dalam Meningkatkan Pendapatan Para Mustahiq (Studi Kepedulian Umat Daarut Tauhid Lampung), (Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Raden Intan Islam Universitas Lampung, 2017) Apa saja kendala yang dihadapi dalam program ini? Apa upaya BAZNAS Kota Parepare untuk mengatasi permasalahan tersebut?

Gambar

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir
Tabel 4.1 Klasifikasi distribusi dana BAZNAS

Referensi

Dokumen terkait

Positive fictitious decisions have begun to be recognized in positive law in effect in Indonesia since the enactment of Law Number 30 of 2014 concerning Government