• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Administrasi dan Konstitusional

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pendekatan Administrasi dan Konstitusional"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Pendekatan Administrasi dan

Konstitusional

Dr. Abdul Kadir, M.Si

(2)

Bahwa Pendekatan administrasi adalah pendekatan dengan menggunakan teknik administrasi, yang terdiri atas forecasting, planning, organizing yang disebut the mechanic of management, sedangkan commanding, coordinating, communicating, dan controlling disebut the dynamic of management.

(3)

Forecasting, planning, dan organizing merupakan mesin manajemen. Untuk membuat mesin manajemen terlebih dahulu dilakukan penelitian tentang masa silam, masa sekarang, dan masa yang akan datang, kemudian didesain.

(4)

Dalam rancangan itu ditentukan bagian-bagian serta fungsi masing-masing, lalu agar berfungsi dan berjalan semestinya, mesin administrasi perlu digerakkan melalui perintah, koordinasi, komunikasi, dan pengawasan.

(5)

Sebagai the mechanic of management dan the dynamic of management, administrasi merupakan totalitas yang integral, mengingat forecasting, planning, dan organizing tidak ada manfaatnya dalam pencapaian tujuan tanpa adanya commanding, coordinating, communicating, dan controlling.

(6)

Timbulnya administrasi dimulai pada saat orang bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan. Semenjak orang berpikir dan berkehendak membangun negara, administrasi negara dibutuhkan.

(7)

Pembangunan negara tidak terlepas dari politik. Demikian pula, dengan administrasi negara.

Dengan demikian, administrasi negara dan politik memiliki hubungan yang erat, hanya politik lebih cenderung menciptakan administrasi negara.

(8)

Bahwa pada perencanaan negara dasar-dasarnya harus berpedoman pada undang- undang yang berlaku. Konstitusi negara menjadi penerang administrasi negara, karena tanpa konstitusi, administrasi negara akan kacau. Perencanaan negara yang tidak sesuai dengan konstitusi, pada pelaksanaannya tidak akan berjalan efektif, karena tidak akan memperoleh dukungan dari rakyat.

(9)

Setiap perencanaan negara harus diajukan pada badan perwakilan politik untuk disahkan. Lembaga politik akan mempertimbangkan berbagai hal yang termuat dalam perencanaan negara, terutama menyangkut kepentingan masyarakat.

(10)

Bahwa pendekatan nomotetis adalah pendekatan yang hanya memerhatikan perumusan hukum dan preposisi ilmu. Adapun pendekatan ideografis mencurahkan perhatiannya pada keadaan yang unik, seperti pemerintahan tertentu, kasus tertentu, dan organisasi tertentu.

(11)

Sedangkan Pendekatan ekologis dalam administrasi

negara merupakan

pendekatan yang dikaitkan dengan lingkungan tempat atau wilayah yang diduduki negara.

(12)

Dalam hubungannya dengan ekologi administrasi negara, faktor-faktor lingkungan dipilih yang relevan dengan sistem administrasi negara. Faktor- faktor lingkungan hidup yang relevan ini disebut faktor- faktor ekologis.

(13)

Fred W. Riggs menggambarkan faktor ekologi administrasi negara di Amerika Serikat yang meliputi dasar-dasar ekonomi, struktur sosial, jaringan komunikasi, pola-pola ideologis, dan sistem politik.

(14)

Pendekatan perilaku merupakan pendekatan paling kompleks karena manusia tidak terbatas perilakunya.

Perubahan perilaku berkaitan dengan situasi dan kondisi yang dialami oleh warga negara dan negara itu sendiri.

Bahkan, perilaku berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, agama, politik, ideologi, dan hukum.

(15)

Salah satu pendekatan perilaku berkaitan dengan psikologi. Aliran-aliran perilaku dalam psikologi cukup banyak dan diposisikan pada kelompok-kelompok aliran tertentu dengan cara melihat pandangan dan teori yang digunakan oleh penganut aliran yang dimaksudkan. Aliran paling popular dalam psikologi, yaitu behaviourisme.

(16)

Hal-hal yang lazim diterapkan dalam membentuk perilaku manusia pada masa lalu, kini tidak lazim lagi. Oleh karena itu, terbentuknya perilaku mengikuti perkembangan zaman dan persepsi manusia sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan inteligensinya.

(17)

Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi binatang, sejak mulai ada sampai sekarang, binatang akan bertambah pengalaman hidupnya sesuai dengan instingnya, dan bentuk perilakunya serupa dengan sesama habitat dan komunitasnya. Jika binatang dilatih terus-menerus, yang ia bisa hanya diperolehnya dari latihan.

(18)

Asas-asas dalam teori perilaku terangkum dalam hukum penguatan atau law of enforcement, yaitu sebagai berikut.

1. Classical conditioning : suatu rangsangan akan menimbulkan pola reaksi tertentu apabila rangsangan tersebut sering diberikan bersamaan dengan rangsangan lain, yang secara alamiah menimbulkan pola reaksi tersebut.

(19)

2. Law of effect ; perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan akan cenderung diulang. Sebaliknya, perlaku yang menimbulkan akibat-akibat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.

(20)

3. Operant conditioning : suatu pola perilaku akan menjadi mantap apabila dengan perilaku tersebut berhasil diperoleh hal-hal yang diinginkan oleh pelaku (penguat positif), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang diinginkan (penguatan negatif).

(21)

Pada pihak lain, suatu pola perilaku tertentu akan menghilang apabila perilaku tersebut mengakibatkan hal-hal yang tak menyenangkan (hukuman), atau mengakibatkan hilangnya hal-hal yang menyenangkan si pelaku (penghapusan).

(22)

4. Modelling : munculnya perubahan perilaku terjadi karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang

disenangi (model)

(panangsah.blogspot.com/2008/0 9/Aliran-aliran dalam Psikologi).

(23)

Dalam paham behaviourisme, objek psikologi adalah perilaku yang fenomenologis, artinya indriawi, tampak dan nyata, bukan perilaku yang metafisik yang tidak tampak atau gaib.

Pendiri behaviourisme, seperti Broades Wasto (1878 – 1958).

(24)

Bahwa seluruh perilaku manusia dapat dikembalikan pada perilaku alamiahnya yang sudah ada sejak dilahirkan. Jadi, yang paling kaut adalah perilaku “bawaan lahir”.

Perilaku lainnya dapat berubah- ubah karena berada dalam kesadaran yang tidak konstan.

(25)

Secara umum perilaku manusia pada asalnya yang instingtif memiliki kesamaan. Pandangan ini dianggap sebagai kelemahan aliran behaviourisme yang tidak mengakui adanya pengalaman yang bervariasi dari manusia yang dibangkitkan oleh kesadaran pola pikir sebagai makhluk yang berbudi.

(26)

Perilaku introspektif kebenarannya relatif, sedangkan keberadaan perilaku yang sesungguhnya bersifat objektif. Dalam konteks psikologi, perilaku harus dipelajari secara ilmiah dan deterministis, bukan berubah-ubah sebagai bentuk imitasinya perilaku.

(27)

Menurut Kartini Kartono (1990;152), tokoh aliran behaviourisme yang terkenal di Amerika adalah Thorndike dan Watson. James dan Mac dough.

Adapun Pavlov adalah Von Bechterev yang menerapkan metode Pavlov dalam penelitian psikologisnya terhadap manusia.

(28)

Bahwa refleks bersyarat pada manusia berlangsung di luar kesadaran individu. Oleh sebab itu, segala sesuatu yang diluar kesadaran bukanlah objek yang harus diteliti, karena fakta-fakta yang objektifnya terdapat pada refleksi yang sudah ada sejak manusia ada.

(29)

Behaviourisme memiliki enam pandangan fundamentalnya tentang tingkah laku, yaitu sebagai berikut.

1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang abstrak, yang bermakna dan dapat diukur secara ilmiah dengan pendekatan alamiah.

(30)

2. Psikologi adalah ilmu yang mengakaji sesuatu yang objektif, empiris, dan realistis, karena itu segala hal yang keluar dari karakterisitik ilmiah, tingkah laku jiwa yang metafisik, tanpa bentuk dan wujud , tidak dapat diteliti, seperti tentang kesadaran yang artinya abstrak. Kesadaran dalam arti bentuk fisikallah yang dapat diterjemahkan dan dianalisis serta ditemukan unsur- unsur strukturalitasnya.

(31)

3. Penelitian terhadap tingkah laku atau overt observable behaviour merupakan subjek matter yang dikaji psikologi sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson, yang pada awal tahun 1900 berpandangan bahwa tingkah laku manusia merupakan satu-satunya subjek yang dapat dipelajari psikologi.

(32)

4. Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah laku yang sejatinya.

(33)

5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting, kesadaran substansial yang menjadi rujukan utama adanya tingkah laku yang sebenarnya. Hal ini karena semua bentuk tingkah laku yang meskipun sudah dirangsang oleh pengaruh eksternal harus dikembalikan pada sifat bawaannya yang semula.

(34)

6. Melalui penelitian B.F. Skinner (ahli psikologi dari Harvard), berbagai stimulasi yang memunculkan adanya respons dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh psikologi, sedangkan berbagai bentuk upaya dan modifikasi untuk mempertahankan tingkah laku bukan merupakan kajian psikologi, karena semuanya merupakan pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang sesungguhnya.

(35)

.

Terima kasih

Referensi

Dokumen terkait

The purpose of this study is to calculate the design flood discharge through synthetic unit hydrograph with Snyder Method, Nakayasu Method and Limantara Method based on rain

REFERENCE GUIDELINES Reference Style for Southeast Asian Journal of Islamic Education State Islamic Institute of Samarinda Journal Article Mahmudah, Siti.. “Media Pembelajaran