• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Agama Islam di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Agama Islam di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

Artinya, kemampuan membaca Alquran juga diperlukan untuk keberhasilan studi mereka di Universitas. Dalam konteks inilah kegiatan Bimbingan Baca Al-Qur'an (BBQ) diintegrasikan ke dalam kegiatan membaca umum yang disebut Tafaqquh fi Dinil Islam (TDI) hadir untuk melengkapi kekurangan di atas (lebih detail akan dijelaskan pada sub bab A). Masjid al-Hikmah UM dalam konteks ini berfungsi sebagai Pusat Bimbingan Baca Al-Quran (BBQ) mahasiswa.

Konsep Pembelajaran Membaca Al-Qur'an (BBQ) di UM memiliki tujuan utama mahasiswa mengikuti mata kuliah PAI. Alasan diadakannya kegiatan ini karena ketidakmampuan membaca Al-Qur'an harus diajarkan dan.

Transformasi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Belajar PAI dalam Jaringan Saat Pandemi: Tarik Ulur

Pada posisi ini, beberapa perguruan tinggi, termasuk UM, berupaya mendukung transisi pembelajaran daring bagi para pengajar. Stakeholder pendidikan harus dapat membantu siswa dan guru/dosen untuk mengenal prinsip pembelajaran daring dan pembelajaran campuran. Dari penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pembelajaran PAI daring adalah terkait dengan praktik keagamaan.

Transisi dari pembelajaran daring ke pembelajaran PAI menghadirkan tidak hanya tantangan pedagogis, tetapi juga dengan strategi dan alat penilaian. Pembelajaran daring memiliki sejumlah keunggulan dalam hal fleksibilitas, interaktivitas, dan kecepatan belajar sesuai dengan kemampuan siswa. Namun, perlu kita lihat kembali fakta bahwa pembelajaran daring belum sepenuhnya dapat diterapkan dalam pendidikan agama Islam.

Peluang dan kedekatan antara pendidikan Islam dan pembelajaran daring akan dibahas pada subbab selanjutnya. Jelas bahwa pembelajaran online memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dan para peneliti berkewajiban untuk mengeksplorasi potensi penuhnya. Suka atau tidak suka, Indonesia harus menyadari bahwa pembelajaran daring adalah alat belajar yang ampuh di masa yang luar biasa ini.

Sampai saat ini, belum ada penelitian yang memberikan gambaran bentuk pembelajaran daring mana yang terbaik dalam konteks pembelajaran PAI.

Adaptasi Teknologi dalam Pembelajaran PAI Sebagai

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fauzi & Wan Khairuldin (2017) disebutkan bahwa kemauan siswa untuk menggunakan m-Learning saat pembelajaran Al-Qur’an tinggi. Kami dengan bangga menawarkan mobile learning untuk belajar Al-Qur'an khusus bagi siswa tunarungu. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara komponen kelancaran membaca Al-Qur'an melalui penggunaan Al-Qur'an.

Pengembangan dan penerapan mobile learning dalam pendidikan Islam tidak terbatas pada pembelajaran Al Quran saja. Dalam beberapa tahun terakhir, e-learning tidak hanya digunakan dalam pembelajaran PAI secara umum, seperti ibadah dan membaca Al-Qur’an. Penelitian ini memiliki nilai yang besar karena dapat berkontribusi dalam pengayaan literatur dalam bidang miskonsepsi dan pembelajaran membaca Al-Qur'an.

Membaca Alquran merupakan bagian dari mata kuliah penunjang mata kuliah pendidikan agama Islam bagi seluruh mahasiswa muslim tahun pertama (Hanafi, Murtadho et al., 2019). Sehubungan dengan adanya COVID-19, kami dan beberapa dosen mengikuti kelas pengajian melalui WAG. Guru hanya memberikan petikan ayat-ayat Al-Qur'an dan langsung melakukan koreksi tanpa banyak berdiskusi.

Students' and Instructor's Perception on the Effectiveness of E-BBQ Improves Al-Quran Reading Ability.

Gambar 1. Visualisasi jaringan (network)
Gambar 1. Visualisasi jaringan (network)

Program Resitasi Tajwid: Ikhtiar Menghindari

Identifikasi Prevalensi Miskonsepsi Tajwid dengan

Kelemahan instrumen dua tingkat—tidak mampu membedakan siswa yang mendapat nilai rendah karena kurang pengetahuan atau salah paham, atau membedakan siswa yang mendapat nilai tinggi karena menebak atau memiliki pemahaman konsep yang kuat—telah menyebabkan berkembangnya pengujian diagnostik dalam bentuk tiga langkah (Caleon . & Subramaniam, 2010; Eryılmaz, 2010; Peşman & Eryılmaz, 2010). Tiga tingkat memberikan indeks keyakinan respon dimana siswa diminta untuk menunjukkan keyakinan respon mereka (Hasan et al., 1999). Tes tiga lapis dikembangkan melalui versi modifikasi dari prosedur yang dijelaskan oleh Treagust (1988), dengan empat fase utama.

Prosedur ini adalah kerangka metodologis untuk mengembangkan tes tiga tingkat untuk menyelidiki miskonsepsi mahasiswa sarjana tentang dasar bacaan. Setelah banyak penyempurnaan, versi terakhir dari tes tiga tingkat diberikan kepada 307 mahasiswa sarjana. Penurunan persentase miskonsepsi secara bertahap mengarah pada kesimpulan bahwa penggunaan tes tiga tahap ini memungkinkan identifikasi miskonsepsi tajwid yang lebih akurat, karena hanya siswa yang percaya diri dengan jawabannya yang dapat mengklaim memiliki pengetahuan yang benar, di samping itu, peneliti dapat membedakan antara siswa yang miskonsepsi dan siswa yang kurang pengetahuan.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian three-tier sebelumnya di bidang lain, yang membuktikan bahwa instrumen three-tier lebih cocok untuk mengidentifikasi miskonsepsi dan membedakannya dari siswa yang tergolong kurang pengetahuan (Caleon & Subramaniam, 2010). Selanjutnya, instrumen tiga tingkat dapat memberikan umpan balik yang lebih andal dengan indeks kepercayaan (TT), di mana hasilnya dapat membedakan siswa yang mengerti (SK) dari yang menebak (LG). Singkatnya, tes tiga langkah ini diterima sebagai alat ukur yang efektif dan efisien untuk memperkirakan persentase siswa yang mengerti dan mengalami miskonsepsi.

Secara keseluruhan, hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa tes tiga tingkat dapat digunakan sebagai alat yang lebih unggul dan lebih akurat daripada tes soal pilihan ganda konvensional dalam mendiagnosis miskonsepsi yang diterapkan pada pembelajaran tajwid secara umum.

Program Resitasi Tajwid dan Efektivitasnya

Kajian ini juga diharapkan dapat menjawab keprihatinan beberapa peneliti pendidikan agama Islam yang mempertanyakan apakah pembelajaran membaca Al-Qur'an jauh dari teknologi (Elhadj, 2010; Mohamed Elhadj et al., 2012). Penelitian ini dilakukan di sebuah perguruan tinggi yang memiliki reputasi baik dalam bidang bacaan Alquran, Universitas Negeri Malang (UM). Untuk menilai keefektifan pembelajaran membaca Al-Qur’an dengan program tajwid berbasis web pada konsep tajwid, kami menggunakan quasi-experimental group-wide design.

Ketiga kelompok ini menunjukkan tingkat yang sama dalam beberapa komponen, yaitu IPK, hasil akhir membaca Al-Qur'an dan karakteristik demografi. Guru menggunakan metode pengajaran langsung (diskusi) untuk mengecek pemahaman siswa dan membimbing mereka untuk mengaktifkan sumber-sumber yang sesuai ketika dihadapkan pada bagian-bagian ayat Al-Qur'an. Temuan kami menyoroti bahwa diskusi sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur'an, namun tidak menunjukkan hasil yang baik bila digabungkan dengan WTRP.

Hasil survei ini membawa kita untuk melihat lebih dekat bagaimana WTRP dapat diintegrasikan sepenuhnya ke dalam kurikulum membaca Al-Qur'an di perguruan tinggi. Ini merupakan penemuan penting karena kami berharap siswa dapat terus menggunakan WTRP dalam pelajaran membaca Al-Qur'an mereka meskipun penerapan pembelajaran online akan dihapuskan nanti. Kemauan menggunakan Mobile Learning (M-Learning) terhadap Mata Kuliah Pembelajaran Al-Qur'an dalam Kajian Islam di kalangan mahasiswa Unisza, Terengganu.

Sejak tahun 2020 menjabat sebagai Guru Besar Ilmu Agama Islam di Universitas Negeri Malang (UM), dengan kekhususan pengajaran Al-Qur'an.

Tabel 2. Hasil belajar pengetahuan
Tabel 2. Hasil belajar pengetahuan

Penutup

Simpulan

Peralihan dari pembelajaran daring atau daring ke pembelajaran PAI menghadirkan tidak hanya tantangan pedagogis, tetapi juga dengan strategi dan alat penilaian. Jika mata pelajaran umum dapat mengadopsi praktik perspektif teoretis dan reflektif ketika praktik penuh atau sebagian tidak dapat dilakukan di kelas, hal ini tidak berlaku untuk PAI. Dalam hal penilaian, mata pelajaran umum mungkin juga dapat melakukan penyesuaian kriteria penilaian, sehingga di PAI sulit dilakukan karena kriteria penilaian harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan dalam agama.

Terlebih, setelah berakhirnya pandemi COVID-19, pembelajaran daring pada akhirnya harus menjadi bagian tak terpisahkan dari pendidikan Indonesia di masa depan. Jika pengguna menerima kelebihan dan manfaat pembelajaran daring, maka akan terjadi situasi dimana siswa dan guru/dosen akan terbiasa melakukan kegiatan tersebut. Selain berbagai tekanan dalam peralihan ke pembelajaran daring, selama mahasiswa dan guru/dosen mau menggunakan situasi ini sebagai peluang, pembelajaran daring dan campuran akan semakin meluas dan mengalami perkembangan pesat di masa mendatang.

Munculnya pandemi COVID-19 harus dilihat sebagai peluang yang sangat baik untuk mengubah citra pendidikan Indonesia yang lebih banyak dibebani dengan pembelajaran tradisional, bahkan mengarah pada digitalisasi sekolah secara masif pada tahun 2021. Dari pandemi COVID-19 ini, kita dapat melihat bahwa peristiwa besar dunia seringkali menjadi tonggak sejarah dan titik balik, meskipun masih harus dilihat apakah ini juga akan berlaku untuk e-learning setelah COVID-19. Pada posisi ini, peneliti memfokuskan penelitiannya pada pengembangan model pembelajaran online yang unik untuk berbagai mata pelajaran atau disiplin ilmu sehingga masalah kompatibilitas teratasi.

Secara keseluruhan, berdasarkan interpretasi dari hasil literature review dan hasil visualisasi dengan VOSViewer, pembelajaran PAI dengan hybrid dan blended learning perlu dipelajari lebih lanjut ke depannya.

Saran untuk Riset Lanjutan

Develop Al-Quran instruction model by 3A (Ajari Aku Al-Qur'an or Please teach me Al-Qur'an) to improve students' ability to read Al-Qur'an at Islamic University of Bandung. Development and application of a three-level diagnostic test to evaluate secondary students' understanding of waves. A stratified study of students' understanding of basic optics concepts in different contexts using two-level multiple-choice items.

Efektifitas program pengajian berbasis web untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam mekanika fluida. Kesulitan dalam membaca Al-Qur'an seperti yang dirasakan oleh dosen laki-laki Muslim terpilih di MSU-Main: Bases of Intervention Program. Responsnya yang kuat terhadap pengajaran Al-Qur'an terlihat dari sejumlah publikasi penting yang telah ia hasilkan di jurnal internasional yang diakui dan artikel yang terindeks Scopus dan WoS, antara lain: QUR'ANI: Assistive Technology.

Bacaan Al-Qur'an untuk Anak Tunarungu Berbasis Android (Continuing SciTePress, 2019), Percepatan Kefasihan Membaca Al-Qur'an Melalui Pembelajaran Menggunakan Aplikasi QURÁNI Bagi Siswa Tunarungu (International Journal of Emerging Technologies in Learning), Kegiatan Siswa 2019 menuju Efektivitas Peningkatan Kemampuan Membaca Al-Qur'an di E-BBQ (International Journal of Instruction, 2019), Pengembangan dan Validasi Kuesioner untuk Komunikasi Guru yang Efektif dalam Mengajar Al-Qur'an (British Journal of Religious Education, 2020) dan Pengaturan Diri dalam Pembelajaran Al-Quran (Malaysian Journal of Learning and Teaching, 2021). Selain publikasi ilmiah di jurnal internasional terindeks dan bereputasi, kepiawaiannya di bidang ini dibuktikan dengan sejumlah buku referensi yang dihasilkannya, antara lain: Difabel (Delta Pijar Khatulistiwa, 2020) dan model pembelajaran Al-Literasi -Qur'an: Tahsin-Tilawah Berbasis Talqin-Taklid (Delta Pijar Khatulistiwa, 2019). Publikasi terbaru tentang pengetahuan, sikap dan praktik siswa tentang pencegahan COVID-19, di Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, Modestum Ltd.

Ia juga aktif sebagai pembimbing Karya Tulis Ilmiah Al-Qur'an di berbagai organisasi dan kampus termasuk Al-Qur'an Study Club (ASC) Universitas Negeri Malang.

Gambar

Gambar 1. Visualisasi jaringan (network)
Gambar 2. Visualisasi overlay
Gambar 3. Visualisasi densitas (kerapatan)
Tabel 3. Hasil persepsi dari kelompok eksperimental 2
+2

Referensi

Dokumen terkait

13 2009 Nanoparticle-rich diesel exhaust may disrupt testosterone biosynthesis and metabolism via growth hormone.