• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK) UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM "

Copied!
79
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

2. Faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar kurikulum 2013 dan penyelesaiannya di SDN 2 Ketangga tahun ajaran 2018/2019. Untuk mengetahui implementasi penilaian otentik hasil belajar pada penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun pelajaran. 7 b.Untuk mengetahui faktor penghambat dengan melakukan penilaian autentik terhadap hasil belajar kurikulum 2013 dan solusinya di SDN 2 Ketangga tahun ajaran 2018/2019.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat positif dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia khususnya dalam pengembangan kurikulum di Indonesia khususnya dalam evaluasi capaian pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun ajaran 2018/2019. tahun akademik. Penelitian ini akan melengkapi pengetahuan dan pengalaman peneliti, khususnya yang berkaitan dengan masalah evaluasi hasil belajar dalam implementasi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum 2006 (KTSP) yang didasarkan pada refleksi tantangan masa depan. , persepsi masyarakat, pengembangan ilmu dan pedagogi, kompetensi masa depan dan fenomena negatif yang muncul (Panduan Diklat Pelaksanaan Kurikulum).

Berdasarkan uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa tes autentik dalam kurikulum 2013 meliputi kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan. Berikut penjelasan hasil penelitian terkait penilaian autentik hasil belajar implementasi kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga tahun ajaran 2019/2020. Terdapat empat komponen yang dinilai oleh guru dalam penilaian otentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 secara berkesinambungan, yaitu kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.

Sebelum menjelaskan sosulis, dijelaskan beberapa kendala yang dihadapi guru dalam penilaian autentik dalam implementasi kurikulum 2013. Hal tersebut membuat para guru di SDN 2 Ketangga bekerja lebih keras dalam implementasi kurikulum 2013, diantaranya memberikan penilaian kepada siswa yang disebut penilaian autentik. Guru hendaknya lebih antusias mengikuti sosialisasi kurikulum 2013 agar dapat belajar dengan baik tentang penilaian autentik.

Tujuan dan Manfaaat Penelitian

Ruang Lingkup dan Setting Penelitian

Berdasarkan penjelasan kedua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan wujud dari perubahan yang terjadi pada siswa sebagai hasil belajar berupa perubahan aspek kognitif, afektif dan psikomotor ke arah yang lebih baik. Jadi penilaian hasil belajar merupakan sesuatu yang sangat penting dan strategis dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya penilaian hasil belajar dapat diketahui seberapa berhasil siswa menguasai keterampilan atau materi yang telah diajarkan oleh guru.

Telaah Pustaka

Guru FIQIH Pedes sudah sepatutnya menyusun dan menyiapkan kurikulum untuk kurikulum 2013 sesuai dengan Permendikbud. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja permasalahan guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik di kelas atas Gugus Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh. Mengidentifikasi Permasalahan Guru dalam Implementasi Kurikulum 2013 Menggunakan Pendekatan Saintifik di Kelas Atas Gugus Mangga Kecamatan Jaya Baru Banda Aceh Tahun 2016.

Kerangka Teori

Penilaian hasil belajar siswa pada jenjang sekolah dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut: 22. Penekanan dalam kurikulum 2013 adalah peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill, yang meliputi bidang sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa melalui pengetahuan di sekolah. Penilaian Autentik (Menilai Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Kurikulum 2013): Pendekatan Praktis Disertai Contoh.

Penilaian autentik merupakan kegiatan penilaian siswa yang menekankan pada apa yang perlu dinilai, baik proses maupun hasil, dengan instrumen penilaian yang berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan kompetensi yang ada pada Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KI). Kompetensi (KD). ). 21 Kurikulum 2013 menekankan pergeseran pelaksanaan penilaian yaitu dari penilaian melalui tes (pengukuran kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menjadi penilaian otentik (pengukuran kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) dalam penilaian otentik siswa. diminta untuk menerapkan suatu konsep atau teori ke dalam dunia nyata. Otentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki siswa Penilaian autentik mengacu pada penilaian referensi komparatif (PAP), yaitu pencapaian hasil belajar berdasarkan posisi hasil yang dicapai dalam kaitannya dengan penilaian ideal (maksimum).

Artinya, dalam melakukan penilaian autentik harus berkesinambungan (continuous) dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai alat pengumpulan informasi tentang pencapaian kompetensi siswa. Artinya, penilaian autentik yang dilakukan oleh guru dapat dijadikan sebagai umpan balik terhadap pencapaian kompetensi siswa secara komprehensif 31. Kuenasih dan Sani menjelaskan penilaian autentik siswa meliputi kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilaksanakan secara cara yang seimbang.

Asesmen kompetensi merupakan asesmen yang dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan dalam pelaksanaan tugas tertentu dalam konteks yang berbeda sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi.

Metode Penelitian

Dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar berpengaruh besar terhadap pemahaman guru tentang proses penilaian autentik. Dari uraian di atas tampak bahwa ada beberapa faktor penghambat dalam penerapan penilaian autentik hasil belajar di SDN 2 Ketangga yaitu. Beberapa permasalahan yang menjadi kendala penilaian otentik hasil belajar di atas perlu segera dicarikan solusi untuk mengatasinya.

Bersilaturahmi dengan mengundang narasumber dari dinas dan kementerian agama merupakan hal pertama yang kami lakukan untuk memberikan penyuluhan kepada guru terkait penilaian otentik hasil belajar dalam implementasi kurikulum 2013.”76. Dari uraian hasil wawancara di atas, berbagai permasalahan yang menjadi kendala bagi guru dalam melakukan penilaian otentik hasil belajar khususnya dapat teratasi walaupun tidak sekaligus. Bidang penilaian otentik hasil belajar siswa meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan secara seimbang.

Sistematika Penulisan

PAPARAN DAN TEMUAN DATA

Penilaian autentik hasil belajar dalam penerapan kurikulum 2013 di

Asumsinya adalah siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan lebih baik jika mereka mengetahui bagaimana mereka akan dinilai. Data tersebut diperkuat dengan hasil observasi pada tanggal 21 Juni 2019 di mushola, at 07:00 WIB seluruh siswa menyelesaikan rutinitas IMTAQ yaitu membaca surat yasin, sholat, asma'ul husna yang dipandu oleh ustadz melalui pengeras suara dan sholat dhuha bersama. Saat siswa membaca doa dan syair pendek, guru mengamati postur tubuh siswa saat membaca dengan tenang.

Hasil observasi pada tanggal 20, 21 dan 22 Juni 2019 menunjukkan bahwa aspek sikap spiritual yang dinilai meliputi penilaian guru pada saat siswa terlihat melaksanakan shalat berjamaah dan melaksanakan shalat Dhuha dan Dhuha. Hal ini terlihat dari keaktifan guru yang selalu bertanya kepada siswa apakah sudah melaksanakan sholat Subuh atau belum sebelum memulai pembelajaran. Ia menambahkan, masih kesulitan menilai aspek spiritualitas, karena masih belum memahami bagaimana menilai spiritualitas yang tercermin dalam perilaku siswa.

Data di atas didukung oleh hasil observasi pada hari Sabtu tanggal 22 Juni 2019 terlihat bahwa siswa sangat antusias dalam mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Guru Mulok menjelaskan dalam wawancara sebagai berikut: Aspek sikap sosial yang diamati seperti pada saat ujian siswa tidak menyontek, gotong royong membersihkan kelas, merawat kelas, selalu tepat waktu dan sikap. kepada guru di kelas. Untuk 43 siswa, dari tugas kelompok, guru menilai sikap siswa saat presentasi di depan kelas, menilai kerja sama kelompok saat mengerjakan tugas dan menilai sikap tanggung jawab terhadap tugas masing-masing siswa. yang muncul dari partisipasi mereka selama kerja kelompok.

Melalui observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas diskusi diadakan untuk menilai kemampuan siswa dalam mempresentasikan secara lisan hasil diskusinya di depan kelas.

Faktor penghambat dalam penerapn penilaian autentik hasil belajar

Hambatan pelaksanaan asesmen pada kurikulum 2013 antara lain peran serta orang tua siswa, salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa, dan salah satu faktor pendukung untuk memahami asesmen otentik tidak lepas dari dorongan kepala sekolah, yang selalu berusaha. untuk mencapai maksimal dalam meningkatkan. Setelah menjalani pelatihan secara berkala mengenai penerapan penilaian autentik hasil belajar pada kompetensi sikap spiritual, sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan keterampilan, semua permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan tuntas. Tujuan penilaian autentik hasil belajar yang digunakan guru adalah untuk mengamati kemajuan belajar siswa, perkembangan keterampilan belajar dan tingkat pemahaman siswa.

Penilaian otentik hasil belajar menurut kurikulum 2013 meliputi empat kompetensi inti, yaitu penilaian sikap spiritual (KI I), sikap sosial (KI II), penilaian pengetahuan (KI III), penilaian keterampilan (KI IV) sesuai dengan instruksi yang tercantum. dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 104 Tahun 2014 tentang evaluasi hasil belajar dijelaskan bahwa evaluasi hasil belajar adalah suatu proses pengumpulan informasi tentang prestasi belajar yang telah diwujudkan oleh peserta didik dalam pengembangan kompetensi sikap spiritual. , sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan secara sistematis selama dan setelah proses pembelajaran. 56 Dari hasil penelitian yang telah dipaparkan dapat diketahui bahwa pelaksanaan penilaian autentik hasil belajar pada implementasi kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga belum optimal, karena masih ada guru di SDN 2 Ketangga yang belum memahami tata cara pelaksanaan asesmen otentik hasil belajar, apalagi seluruh SD negeri yang berada di bawah Kemendiknas harus menggunakan kurikulum 2013. Pernyataan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam salinan lampiran Mendiknas dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 terkait penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah yang ruang lingkup penilaian autentik meliputi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan 82.

Implementasi Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV A di SDN 4 Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kulon Progo. Solusi yang diterapkan Sekolah SDN 2 Ketangga dalam mengatasi kendala yang ada adalah dengan melakukan sosialisasi dan pelatihan tentang penilaian autentik dengan mengundang para ahli untuk workshop. Dengan Bimteg ini, guru merasa terbantu karena kebingungan guru dalam menerapkan penilaian autentik hasil belajar dalam implementasi kurikulum 2013 secara bertahap telah berkurang, artinya sekarang guru sudah memahami teknik penilaian autentik berkat bimbingan.

Guru mampu melakukan penilaian autentik meskipun tidak seratus persen sempurna, paling tidak guru mampu memberikan penilaian pada kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Pelaksanaan penilaian autentik dalam penerapan kurikulum 2013 di SDN 2 Ketangga berdasarkan hasil penelitian masih belum optimal karena masih banyak guru yang kurang memahami penilaian autentik sehingga masih sulit untuk menerapkannya. Faktor penghambat guru dalam melaksanakan penilaian autentik di SDN 2 Ketangga adalah sebagai berikut: 1) kurangnya keselarasan dan pelatihan dalam kurikulum 2013, khususnya terkait penilaian autentik hasil belajar; Disarankan juga kepada guru yang sudah menggunakan smartphone dapat belajar belajar melalui smartphone dengan menggunakan internet sehingga dapat belajar tentang penilaian otentik.

Solusi untuk mengatasi hambatan dalam penerapan penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Conclusion: The results of the research that have been carried out show that the application of high order thinking skills (HOTS) based on problem based learning (PBL) to

However, in this discussion, only PAI extracurricular activities were taken which presumably had a stake in the formation of student character, for example the types of PAI