• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan Seksual Komprehensif untuk Pencegahan Perilaku Seksual pada Remaja

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Pendidikan Seksual Komprehensif untuk Pencegahan Perilaku Seksual pada Remaja"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

Buku ini membahas isu-isu terkait pendidikan seksual komprehensif dan pencegahan perilaku seksual pranikah di kalangan remaja. Tingginya kejadian perilaku seksual pranikah pada remaja dapat menyebabkan kejadian kesehatan reproduksi seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, dan IMS. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah peningkatan perilaku seksual pranikah antara lain pendidikan kesehatan yang komprehensif.

Program pendidikan seks komprehensif bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang perilaku seksual pranikah sehingga remaja dapat menerapkan sikap dan perilakunya dalam kehidupan sehari-hari yang sehat. Pemberian dukungan informasi melalui pendidikan seks yang relevan dengan remaja akan berpengaruh pada perilaku seksual remaja, termasuk tingkat pengetahuan tentang seks pranikah, sehingga uang.

PENDAHULUAN

Perilaku seksual pranikah yaitu perilaku seks yang dilakukan tanpa melalui proses pernikahan yang resmi menurut hukum maupun agama dan kepercayaan (KPAI, 2014). Sedangkan pemberian informasi yang tidak akurat atau bahkan tidak ada bisa mempunyai efek yang tidak baik terhadap perilaku seksual pada anak remaja. Inilah salah satu pentingnya pendidikan seksual komprehensif, selain mengurangi akibat dari perilaku seksual pranikah terhadap remaja juga menyediakan informasi secara benar dan valid tentang seksualitas kepada remaja di indonesia.

Pendidikan seks komprehensif melihat seksualitas dan perilaku seksual secara holistik, tidak hanya berfokus pada kehamilan dan pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS). Pelaksanaan Pendidikan Seksual Komprehensif untuk pencegahan perilaku seksual pranikah pada remaja harus segera dilakukan agar kejadian yang diakibatkan oleh perilaku seksual pranikah dapat berkurang dan remaja dapat mengendalikan diri untuk tidak melakukan perilaku seksual pranikah.

KONSEP REMAJA

  • Definisi Remaja
  • Konsep At-Risk pada Remaja
  • Batasan Usia Remaja
  • Karakteristik Perkembangan Remaja
  • Perubahan-Perubahan

Perubahan fisik yang menonjol adalah perkembangan tanda gender, serta perubahan perilaku dan hubungan sosial dengan lingkungan (Batubara, 2010). Berdasarkan teori perkembangan Erikson (dalam Santrock, 1996) masa remaja merupakan tahap dimana krisis identitas versus difusi identitas. Peristiwa yang terjadi dalam hidup dapat, misalnya, membahayakan masalah kesehatan; hubungan dalam keluarga kurang harmonis, komunikasi antara orang tua dan remaja tidak efektif dan perilaku seksual pada remaja dipengaruhi oleh pengalaman tumbuh kembang kesehatan reproduksi yang dialami pada masa lalu.

Masa remaja awal yaitu usia 11-13 tahun, dengan ciri-ciri: ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai berpikir abstrak dan lebih memperhatikan kondisi tubuh. Masa remaja pertengahan, yaitu usia 14-16 tahun, dengan ciri-ciri: mencari jati diri, ingin berpacaran, memiliki rasa cinta yang mendalam dan berfantasi tentang aktivitas seksual. Masa remaja akhir, yaitu usia 17-20 tahun, dengan ciri-ciri: mampu berpikir abstrak, lebih selektif dalam berteman.

Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari masa bayi hingga masa tua akhir, menurut Erickson, masa remaja terbagi menjadi tiga tahap, yaitu masa remaja awal, masa remaja tengah, dan masa remaja akhir. Kriteria remaja awal untuk anak perempuan adalah 13-15 tahun dan untuk anak laki-laki adalah 15-17 tahun. Pada usia pertengahan remaja, remaja membutuhkan lebih banyak teman yang menyukai mereka dan memiliki kualitas yang sama dengan diri mereka.

Selain itu, remaja juga akan mengalami perubahan fisik, yaitu payudara mulai berkembang, pinggul mulai membesar, muncul jerawat, dan tumbuh rambut di area kemaluan. Masa remaja merupakan suatu proses dimana seseorang mulai bertanya-tanya tentang berbagai fenomena yang terjadi di lingkungannya tentang berbagai peristiwa yang terjadi di lingkungannya sebagai dasar pembentukan kualitas dirinya. Perubahan fisik adalah perubahan yang terjadi pada diri seseorang sehubungan dengan perubahan fisik, seperti tinggi badan, berat badan, dan sebagainya.

PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH

  • Definisi Perilaku Seksual Pranikah
  • Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi
  • Aktifitas Seksual Pranikah
  • Dampak Negatif Perilaku Seksual Pranikah

Menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2014, perilaku seksual pranikah adalah perilaku seksual yang dilakukan tanpa melalui proses perkawinan resmi menurut hukum atau agama dan kepercayaan. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah adalah perilaku yang berhubungan dengan dorongan seksual yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa melalui proses perkawinan yang sah baik secara hukum maupun agama. Norma agama masih berlaku dimana seseorang dilarang melakukan hubungan seksual sebelum menikah, remaja yang tidak dapat mengontrol diri dan tidak mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi cenderung melanggarnya.

Sumber informasi, remaja yang menerima informasi dari non NAKES berpeluang 0,371 kali lebih besar untuk melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja yang menerima informasi dari NAKES. Pemahaman agama Remaja dengan pemahaman agama yang kurang lebih cenderung melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja dengan pemahaman agama yang baik. Peran keluarga, remaja yang memiliki peran keluarga lebih sedikit 0,403 kali lebih mungkin melakukan perilaku seksual berisiko dibandingkan remaja yang memiliki peran keluarga baik.

Penggunaan media informasi, jika menggunakan media informasi yang berkaitan dengan perilaku seksual maka perilaku seksual remaja semakin rendah dan jika tidak menggunakan media informasi maka perilaku seksual remaja semakin tinggi. Self esteem, semakin tinggi self esteem remaja maka semakin besar resiko untuk melakukan perilaku seksual dibandingkan dengan self esteem yang rendah. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dengan keberadaan remaja di lingkungan yang tidak memadai, misalnya di dekat tempat prostitusi, maka kemungkinan besar akan terjadi hubungan seks pranikah.

Selain adanya lingkungan tempat nongkrong teman-teman yang banyak di antaranya pernah melakukan hubungan seks pranikah, kejadian ini dapat mendorong para remaja untuk meniru perilaku seks pranikah tersebut. Pola perilaku seksual ini tidak hanya dilakukan oleh pasangan suami istri saja, namun sudah dilakukan oleh sebagian remaja. Petting adalah melakukan persetubuhan dengan atau tanpa pakaian tanpa penetrasi penis ke dalam vagina.

PENDIDIKAN SEKSUAL KOMPREHENSIF

Pendidikan seks komprehensif berbeda dengan pendidikan seks karena komponennya lebih dari sekedar memberikan informasi tentang organ reproduksi. Termasuk; perbedaan jenis kelamin dan gender, peran dan karakteristik gender, persepsi maskulinitas dan feminitas dalam keluarga dan perkembangan kehidupan, perubahan norma dan nilai dalam masyarakat, manifestasi dan konsekuensi dari bias gender, stereotip dan ketidaksetaraan (termasuk stigmatisasi diri). Termasuk; pengetahuan tentang hak asasi manusia dan kebijakan nasional, hukum yang berkaitan dengan seksualitas, pendekatan hak internal.

Kesehatan seksual dan reproduksi, pembatasan sosial, budaya dan etika atas akses terhadap hak, partisipasi, praktik dan norma, keragaman identitas seksual, advokasi, pilihan, perlindungan, keterampilan negosiasi, persetujuan dan hak untuk melakukan hubungan sendiri. mengekspresikan seksualitas dengan cara yang aman dan sehat. Meliputi: bersikap positif tentang seksualitas seseorang, memahami bahwa seks harus menyenangkan dan tidak dipaksakan, bahwa seks lebih dari sekadar persetubuhan, seksualitas adalah bagian dari setiap orang, biologi dan perasaan di balik respons seksual manusia, seks dan kepuasan, menjadi baik secara seksual- sedang, praktik seks aman dan kepuasan, pengalaman seksual pertama, persetujuan, alkohol dan obat-obatan dan pengaruhnya, diskusi tentang stigma yang kuat dengan kepuasan. Meliputi: mengenali dan memahami tingkat keragaman dalam kehidupan (kepercayaan, budaya, etnis, status sosial ekonomi, disabilitas, status HIV dan seksualitas), sikap positif dalam melihat keragaman, mengenali diskriminasi, konsekuensi negatif dan cara mengatasinya, mengembangkan nilai kesetaraan, dukungan bagi kaum muda dan kaum muda untuk mengambil nilai-nilai di luar toleransi.

Komponen-komponen tersebut merupakan elemen penting bagi terwujudnya pendidikan seks yang komprehensif yang lebih dari sekedar tubuh dan organ reproduksi. Berdasarkan hasil penelitian Rima (2020), ditemukan adanya peningkatan pengetahuan remaja terhadap delapan topik seksualitas yaitu aktivitas seksual, anatomi dan fungsi organ reproduksi itu sendiri, anatomi dan fungsi organ reproduksi itu sendiri. lawan jenis , IMS/HIV, kehamilan, aborsi, penggunaan media sosial dan kekerasan internal setelah pendidikan seks ekstensif, sosialisasi. Hasil penelitian Merry Fridha (2020) menyimpulkan bahwa pendidikan seks komprehensif merupakan pencegahan kekerasan seksual pada siswa SMP 8 Surabaya yang dibuktikan dengan adanya perbedaan pengetahuan siswa sebelum dan sesudah diberikan materi terkait pendidikan seks.

Alligood 2014, mengatakan bahwa pendidikan kesehatan atau promosi kesehatan telah lama menjadi standar praktik keperawatan profesional, yang dilatarbelakangi oleh suatu bentuk pergeseran paradigma, dimana perubahan paradigma ini terjadi dalam bentuk pemberian pelayanan kesehatan yang lebih fokus pada paradigma kesehatan yang lebih holistik. memandang suatu penyakit berdasarkan berbagai gejala dan penyebabnya, tidak hanya sebagai fokus pelayanan kesehatan. Perilaku sebelumnya memiliki efek langsung dan tidak langsung pada perilaku promosi kesehatan yang akan dipilih Efek tidak langsung melalui persepsi, manfaat, hambatan dan pengaruh aktivitas yang muncul dari perilaku ini. Pengaruh interpersonal terdiri dari norma (harapan orang lain), dukungan sosial instrumental dan dorongan emosional) dan model (belajar dari pengalaman orang lain).

INSTRUMEN MENGUKUR

  • Karakteristik Responden
  • Pengetahuan Remaja
  • Sikap Remaja
  • Perilaku Seksual Pranikah
  • Komunikasi dengan Orang Tua

INSTRUMEN UNTUK MENGUKUR TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA, SIKAP REMAJA, PERILAKU SEKS PRENARITAL, KOMUNIKASI DENGAN ORANG TUA DAN PENGARUH PEMBERITAHUAN MASYARAKAT. Remaja putri yang hamil akibat hubungan seks pranikah akan merasakan tanda-tanda kehamilan, salah satunya adalah perut yang semakin membesar 14. Remaja berusia 16 tahun hamil 9 bulan akibat hubungan seks pranikah, saat ia akan lahir remaja tersebut mengalami kejang-kejang akibat kehamilan di usia muda 18 tahun.

Seorang laki-laki mengeluh menderita flu yang tidak berhenti selama 3 bulan, penurunan berat badan, diare dan sariawan. Adanya riwayat hubungan seksual sejak usia muda, sehingga dampak yang dialami laki-laki adalah HIV/AIDS. Seorang wanita mengeluh nyeri di daerah serviks, haid tidak teratur, nyeri saat berhubungan seksual, dan memiliki riwayat hubungan seksual sejak muda, sehingga dampak yang dialami wanita tersebut adalah kanker serviks. Peran keluarga dalam pencegahan perilaku seksual pranikah remaja di Palembang Peran keluarga dalam pencegahan perilaku seksual pranikah remaja di Palembang.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Berisiko Pada Remaja Di SMA Negeri 1 Kota Jambi Tahun 2015 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Seksual Remaja Di Desa Mega Mendung Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat Tahun 2016. SEKOLAH PROFESI ALTH SUMATERA UTARA TAHUN 2019 TESIS Oleh: PROGRAM STUDI S2 MIMIN RIA JAYATI ILMU KESEHATAN.

Pendidikan Seksualitas Komprehensif (CSE) di Asia: Pusat Penelitian dan Sumber Daya Asia-Pasifik untuk Wanita (PANAH), 1-30. Meningkatnya pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual dalam upaya pencegahan seks pranikah pada siswa SMPN 77 dan SMAN 77 Jakarta Pusat.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan peneliti memilih melakukan penelitian tentang perilaku seksual remaja karena hasil wawancara singkat peneliti dengan lima orang siswa yang mendapat