• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI BERBASIS WEB BERDASARKAN KOMPETENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE DI DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA PALEMBANG - POLSRI REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI BERBASIS WEB BERDASARKAN KOMPETENSI KERJA MENGGUNAKAN METODE PROMETHEE DI DINAS KETENAGAKERJAAN KOTA PALEMBANG - POLSRI REPOSITORY"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II Tinjauan Pustaka 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Judul

2.1.1 Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Latif, dkk (2018) mengemukakan bahwa sistem merupakan kumpulan sub-sub sistem (elemen) yang saling berkorelasi satu dengan yang lainnya untuk mencapai tujuan tertentu. Seperti halnya sebuah perusahaan memiliki sistem manajerial yang terdiri dari bottom, middle, dan top management yang memiliki tujuan untuk mencapai kemajuan masyarakat. Sedangkan sistem pendukung keputusan dapat diartikan sebagai suatu sistem yang dirancang yang digunakan untuk mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.

Sedangkan menurut Little (dalam Latif, dkk., 2018) mendefinisikan bahwa Sistem Pendukung Keputusan sebagai suatu informasi berbasis kompuer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem informasi berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang sifatnya semi terstruktur dengan menghasilkan berbagai alternative yang bisa digunakan oleh pemakainya.

Sistem pendukung keputusan memiliki 4 (empat) komponen yaitu (Latif, dkk., 2018).

1. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management Systems (DBMS).

2. Model Management

(2)

BAB II Tinjauan Pustaka Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan analitis, dan manajemen software yang diperlukan.

3. Communication (dialog subsystem)

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada Decision Support System (DSS) melalui subsistem ini. Subsitem ini berarti menyediakan antarmuka.

4. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem sistem lain atau bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Menurut Simon terdapat tiga tahapan dalam proses pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut.

1. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dalam diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.

2. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi menguji kelayakan dan solusi.

3. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil penelitian tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.

2.1.2 Pengertian Tenaga Kerja Indonesia

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

(3)

BAB II Tinjauan Pustaka Selanjutnya menurut Undang-Undang No. 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri bahwa tenaga kerja Indonesia (TKI) adalah setiap warga negera Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah.

Penempatan TKI merupakan kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurus dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. Penempatan dan perlindungan TKI berasaskan keterpaduan, persamaan hak, demokrasi, keadilan sosial, kesetaraan dan keadilan gender, anti diskriminasi, serta anti perdagangan manusia.

2.1.3 Pengertian Website

Menurut Zufria dan Azhari (2017:52), website adalah sekumpulan halaman informasi yang disediakan melalui jalur internet sehingga bisa diakses di seluruh dunia selama terkoneksi dengan jaringan internet.

Sedangkan menurut Triyono dkk (2018:23) mengemukakan bahwa website diartikan sebagai kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi teks, gambar diam atau bergerak, animasi, suara, dan atau gabungan dari semuanya baik yang bersifat dinamis yang membentuk suatu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.

Selanjutnya menurut Sidik (dalam Azriona, 2017) berpendapat bahwa, website merupakan layanan sajian informasi yang menggunakan konsep hyperlink yang memudahkan surfer (sebutan bagi pemakain komputer yang melakukan penyelusuran informasi di internet) untuk mendapatkan informasi dengan cukup mengklik suatu link berupa teks atau gambar maka informasi dari teks atau gambar akan ditampilkan secara lebih detail.

(4)

BAB II Tinjauan Pustaka Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa website adalah sebuah layanan hyperlink yang menampilkan informasi dalam bentuk gambar, teks dan lainnya yang bisa diakses melalui jaringan internet.

2.1.4 Pengertian Kompetensi Kerja

Menurut Dewiyana (dalam Putra, 2017:38) mendefinisikan bahwa kompetensi sebagai pengetahuan, keterampilan, kemampuan atau karakteristik, yang berhubungan dengan tingkat kinerja suatu pekerjaan seperti pemecahan masalah, pemikiran analitik atau kepemimpinan.

Selanjutnya menurut UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1(10), kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Sedangkan menurut Sandberg (dalam Dewi dkk, 2017) mengemukakan bahwa kompetensi memiliki peran yang amat penting karena menyangkut kemampuan dasar seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan. Kompetensi merupakan karakteristik seseorang yang mengindikasikan cara berpikir, bersikap dan bertindak serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan dan dipertahankan oleh seseorang pada waktu periode tertentu. Kompetensi dipandang sebagai atribut yang spesifik, seperti pengetahuan dan keterampilan yang digunakan untuk menunjukkan suatu kinerja dalam suatu pekerjaan yang dilakukan seseorang.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah diuraikan tentang kompetensi, dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan pegawai dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya yang dilandasi oleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang menjadi karakter pegawai tersebut.

(5)

BAB II Tinjauan Pustaka 2.1.5 Metode Preference Ranking Organization Method Enrichment Evaluation (PROMETHEE)

Metode PROMETHEE adalah metodologi untuk mengevaluasi alternative dengan kriteria yang diberikan dan membuat peringkat alternatif untuk keputusan akhir. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam PROMETHEE adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Outranking merupakan metode yang dapat menangani kriteria kualitatif dan kuantitatif secara bersamaan. Metode ini mampu memperhitungkan alternative-alternatif berdasarkan karakteristik yang berbeda. Metode outrangking membandingkan beberapa kemungkinan alternative (pada kriteria) dengan kriteria dasar. Mereka pada dasarnya menghitung indeks untuk setiap pasangan alternative yang memenuhi syarat atau antara peringkat satu relative dengan alternative lain. Semua parameter yang terlibat mempunyai pengaruh nyata menurut pandangan ekonomi (Brans dan Vincke, 1985).

Menurut Tanti (2016) mengemukakan bahwa PROMETHEE adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Masalah pokoknya adalah kesederhanaan, kejelasan, kestabilan. Metode PROMETHEE cukup baik dalam memperhitungkan karakteristik dari data, karena suatu data tidak selamanya bersifat higher better atau smaller better. Namun lebih ke optimal is better (bukan yang semakin besar atau kecil yang terbagus). Pada metode PROMETHEE menyediakan banyak fungsi yang dapat mengakomodasi berbagai karakteristik data.

a. Tipe-Tipe Kriteria Dasar Fungsi Preferensi

Fungsi preferensi berguna untuk menerjermahkan perbedaan antara dua alternative menjadi derajat preferensi mulai dari nol sampai satu untuk setiap kriterianya. Struktur preferensi PROMETHEE berdasarkan perbandingan berpasangan. Semakin kecil nilai deviasi maka semakin kecil nilai preferensinya, sebaliknya jika semakin besar nilai deviasi maka semakin besar preferensinya.

Menurut Brans dan Vincke, terdapat enam tipe dasar fungsi prefensi yaitu sebagai berikut.

(6)

BAB II Tinjauan Pustaka 1. Kriteria Biasa (Usual Criterion)

Tipe usual adalah tipe dasar yang tidak memiliki nilai threshold atau kecenderungan dan tipe ini jarang digunakan. Secara matematis dapat dituliskan dalam notasi berikut:

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih krtiteria antar alternative x : Selisih nilai kriteria { 𝑥 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) }

Pada tipe ini dianggap tidak ada beda antara alternative 𝑎 dan alternative 𝑏.

Jika 𝑎 = 𝑏 atau 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏), maka nilai preferensinya bernilai 0 (nol) atau 𝑃(𝑥) = 0. Apabila nilai kriteria pada masing-masing alternative memiliki nilai berbeda, maka pembuat keputusan membuat preferensi mutlak bernilai 1 (satu) atau 𝑃(𝑥) = 1 untuk alternative yang memiliki nilai lebih baik.

2. Kriteria Quasi (Quasi Criterion atau U-Shape)

Tipe Quasi sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kualitas atau mutu, yang mana tipe ini menggunakan satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah indifference. Indifference ini biasanya dilambangkan dengan karakter m atau q, dan nilai indifference harus di atas 0 (nol).

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih krtiteria antar alternative x : Selisih nilai kriteria { 𝑥 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) } q : Parameter q (harus merupakan nilai yang tetap)

𝑃(𝑥) = {0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 0 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 0

𝑃(𝑥) = {0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 𝑞 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 𝑞

(7)

BAB II Tinjauan Pustaka Suatu alternative memiliki nilai preferensi yang sama penting selama selisih atau nilai 𝑃(𝑥) dari masing-masing alternative tidak melebihi nilai threshold.

Apabila selisih hasil evaluasi untuk masing-masing alternative melebihi nilai m atau q maka terjadi bentuk preferensi mutlak, jika pembuat memustukan menggunakan kriteria ini, maka decision maker tersebut harus menentukan nilai m atau q, dimana nilai ini dapat menjelaskan pengaruh yang signifikan dari suatu kriteria.

3. Kriteria dengan Preferensi Linear (Criterion with Linear Preference atau V-Shape)

Tipe linear seringkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif yang amana tipe ini juga menggunakan satu threshold atau kecenderungan yang sudah ditentukan, dalam kasus ini threshold itu adalah preference.

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih krtiteria antar alternative x : Selisih nilai kriteria { 𝑥 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) } p : Parameter p (nilai kecenderungan atas)

Preference ini biasanya dilambangkan dengan karakter n atau p, dan nilai preference harus di atas 0 (nol). Kriteria ini menjelaskan bahwa selama nilai selisih memiliki nilai yang lebih rendah dari n atau p, maka nilai preferensi dari pembuat keputusan meningkat secara linear dengan nilai x, maka nilai x lebih besar dibangdingkan dengan nilai n atau p, maka terjadi preferensi mutlak.

𝑃(𝑥) = {

0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 0 𝑥

𝑝 𝑗𝑖𝑘𝑎 0 < 𝑥 ≤ 𝑝 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 𝑝

(8)

BAB II Tinjauan Pustaka 4. Kriteria dengan Preferensi Liniear dan Area yang Tidak Berbeda – Linear

Qurasi (Qriterion wilth Linear Preference and Indifference Area)

Tipe linear qurasi juga mirip dengan tipe linear yang seringkali digunakan dalam penilaian dari segi kuantitatif atau banyaknya jumlah. Tipe ini juga menggunakan tersebut threshold preference (n atau p) tetapi ditambahkan satu threshold lagi yaitu indifference (m atau q).

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih krtiteria antar alternative x : Selisih nilai kriteria { 𝑥 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) } q : Parameter q (harus merupakan nilai yang tetap) p : Parameter p (nilai kecenderungan atas)

Nilai indifference serta preference harus di atas 0 (nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Pengambilan keputusan mempertimbangkan peningkatan preferensi secara linear dari tidak berbeda hingga preferensi mutlak dalam area antara dua kecenderungan m dan n (atau q dan p).

5. Kriteria Level (Level Criterion)

Tipe ini mirip dengan tipe qurasi yang sering digunakan dalam penilaian suatu data dari segi kualitas atau mutu. Tipe ini juga menggunakan threshold indifference (m atau q) tetapi ditambahkan satu threshold lagi yaitu preference (n atau p).

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih krtiteria antar alternative 𝑃(𝑥) = {

0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 𝑝 𝑥 − 𝑝

𝑞 − 𝑝 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 < 𝑥 ≤ 𝑝 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 𝑞

𝑃(𝑥) = {

0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≤ 𝑞 1

2 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑞 < 𝑥 ≤ 𝑝 1 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 > 𝑝

(9)

BAB II Tinjauan Pustaka x : Selisih nilai kriteria { 𝑑 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) }

q : Parameter q (harus merupakan nilai yang tetap) p : Parameter p (nilai kecenderungan atas)

Nilai indifference serta preference harus di atas 0 (nol) dan nilai indifference harus di bawah nilai preference. Apabila alternative tidak memiliki perbedaan (x), maka nilai preferensi sama dengan 0 (nol) atau 𝑃(𝑥) = 0. Jika x berada di atas nilai m (atau q) dan di bawah nilai n (atau p), hal ini berarti situasi preferensi yang lemah 𝑃(𝑥) = 0.5 dan jika x lebih besar atau sama dengan nilai n (atau p) maka terjadi preferensi mutlak 𝑃(𝑥) = 1.

6. Kriteria Gaussian (Gaussian Criterion)

Tipe Gaussian sering digunakan untuk mencari nilai aman atau titik amana pada data yang bersifat continue atau berjalan terus.

Keterangan :

𝑃(𝑥) : Fungsi selisih kriteria antar alternative x : Selisih nilai kriteria { 𝑑 = 𝑓(𝑎) − 𝑓(𝑏) } e : nilai exp

𝜎 : Gaussian Threshold

Tipe ini memiliki nilai threshold yaitu Gaussian threshold yang berhubungan dengan nilai standar deviasi atau distribusi normal dalam statistic.

𝑃(𝑥) = 1 − 𝑒

(−

𝑥2 2𝜎2)

(10)

BAB II Tinjauan Pustaka b. Indeks Preferensi Multikriteria

Tujuan dari pembuatan keputusan adalah menetapkan fungsi preferensi Pi dan masalah optimasi kriteria majemuk. Berikut ini merupakan persamaan rumus untuk mencari nilai indeks preferensi multikriteria yang ditentukan berdasarkan rata-rata bobot dari fungsi preferensi Pi.

Keterangan :

: Indeks preferensi multi kriteria alternative a lebih baik dari alternative b

Pi(a,b) : Preferensi alternative a terhadap alternative b k : Jumlah kriteria

c. Tahapan Metode PROMETHEE

Tahapan prosedur untuk perhitungan PROMETHEE yaitu sebagai berikut (Ignatius dalam Cahya 2018):

1. Penentuan deviasi berdasarkan perbandingan berpasangan

Dimana 𝑑𝑗(𝑎, 𝑏) menunjukan perbedaan antara evaluasi alternative dari 𝑎 dan 𝑏 pakai kriteria ke j dan k menunjukan kriteria berhingga.

2. Penerapan fungsi preferensi

Dimana 𝑃𝑗(𝑎, 𝑏) sebagai fungsi 𝑑𝑗(𝑎, 𝑏) menunjukan preferensi alternative 𝑎 yang berkaitan dengan alternative 𝑏 pada setiap kriteria.

3. Perhitungan indeks preferensi global

𝑑𝑗(𝑎, 𝑏) = 𝑓(𝑎𝑗) − 𝑓(𝑏𝑗) 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑗 = 1,2,3, … , 𝑘

𝑃𝐽(𝑎, 𝑏) = 𝐹𝐽(𝑑𝑗(𝑎, 𝑏)) 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑗 = 1,2, … , 𝑘

(11)

BAB II Tinjauan Pustaka Dimana ∅(𝑎, 𝑏) dengan 𝑎 lebih besar dari 𝑏 (antara nol hingga satu) didefinisikan sebagai jumlah bobot 𝑃(𝑎, 𝑏) pada setiap kriteria, dan 𝑤𝑗adalah bobot yang berhubungan dengan kriteria 𝑗.

4. Perhitungan aliran perankingan dan peringkat perisai

Dalam tahapan ini dihitung nilai-nilai leaving flow dan entering flow pada setiap alternative.

Dari persamaan di atas, 𝜑+(𝑎) adalah nilai leaving flow pada setiap alternative 𝑎, sedangkan untuk menghitung nilai entering flow-nya atau nilai 𝜑(𝑎) didapat dari persamaan berikut:

5. Perhitungan aliran perankingan bersih dan peringkat lengkap

Dimana 𝜑(𝑎) adalah net flow, digunakan untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap.

Adapun tahapan penyeleksian dengan algoritma PROMETHEE adalah sebagai berikut.

1. Menentukan beberapa alternative

Alternate yang dimaksud bisa diartikan dengan objek yang diseleksi (objek seleksi). Pada perhitungan penyeleksian dengan PROMETHEE diperlukan

∅(𝑎, 𝑏) = ∑ 𝑃𝐽(𝑎, 𝑏)𝑤𝑗(𝑎, 𝑏), ∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐴

𝑗

𝑛=1

+ = 1

𝑛 − 1∑ 𝑥 ∈ 𝐴𝜑(𝑎, 𝑥)

= 1

𝑛 − 1∑ 𝑥 ∈ 𝐴𝜑(𝑥, 𝑎)

∅(𝑎) = ∅+(𝑎) − ∅(𝑎)

(12)

BAB II Tinjauan Pustaka penentuan beberapa objek yang akan diseleksi (minimal 2 objek). Dimana antara objek yang satu dengan objek lainnya akan dibandingkan.

2. Menentukan beberapa kriteria

Setelah melakukan penentuan objek yang akan diseleksi, maka dalam perhitungan penyeleksian PROMETHEE juga diperlukan penentuan beberapa kriteria. Penentuan kriteria disini sebagai ayarat atau ketentuan penyeleksian.

3. Menentukan dominasi kriteria

Ketika menentukan kriteria, decision maker harus menentukan bobot atau dominasi kriteria dari kriteria lainnya. Setiap kriteria boleh memiliki nilai bobot yang sama atau berbeda.

4. Menentukan tipe preferensi untuk setiap kriteria yang paling cocok didasarkan pada data dan pertimbangan dari decision maker. Tipe preferensi ini berjumlah enam (usal, quasi, linier, level, linear quasi, dan Gaussian).

5. Memberikan nilai threshold atau kecenderungan untuk setiap kriteria berdasarkan preferensi yang telah dipilih. Nilai kecenderungan tersebut adalah nilai indifference, preference, dan Gaussian.

6. Perhitungan entering flow, leaving flow dan net flow.

1. Nilai entering flow adalah jumlah dari yang memiliki arah mendekat dari node a dan hal ii merupakan karakter pengukuran outrangking.

2. Leaving flow adalah jumlah dari yang memiliki arah menjauh dari node a dan hal ini merupakan pengukuran outrangking.

3. Nilai net flow adalah penilaian secara lengkap. Lengkap yang dimaksud adalah penilaian yang didapat dari nilai entering flow yang dikurangi nilai leaving flow. Jadi bisa diartikan bahwa nilai net flow adalah nilai akhir atau hasil yang didapat dari nilai positif yang dikurangi nilai negative dari sebuah node.

(13)

BAB II Tinjauan Pustaka 2.2 Teori Program

2.2.1 Basis Data (Database)

Menurut Enterprise, Jubilee (2017:1) mengatakan bahwa basis data adalah suatu aplikasi yang menyimpan sekumpulan data dan setiap database mempunyai perintah tertentu untuk membuat, mengakses, mengatur, mencari, dan menyalin data yang ada di dalamnya. Untuk menampung dan mengatur data yang begitu banyak, dapat menggunakan Relational Database Management Systems (RDBMS).

Hal ini disebut relational database karena semua data disimpan dalam tabel-tabel berbeda dan dihubungkan berdasarkan relasinya menggunakan primary key dan foreign key.

Sedangkan pengertian basis data menurut Yudhanto dan Prasetyo (2018:9) mengemukakan bahwa basis data adalah kumpulan data yang disimpan secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan informs. Definisi basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data, strukur data, dan juga batasan-batasan pada data yang akan disimpan.

Dari kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah sekumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan di dalam sebuah media, serta mempunyai serangkaian perintah tertentu untuk dapat melakukan manipulasi data atau mendapatkan informasi dari basis data tersebut.

2.2.2 MySQL (My Structured Query Language)

Menurut Mundzir (2018:217), “MySQL adalah manajemen database SQL yang sifatnya open source (terbuka) dan paling banyak digunakan saat ini. Sistem database MySQL mampu mendukung beberapa fitur seperti multireaded, multi- user, dan SQL database management system (DBMS).”

MySQL adalah sebuah database management system (DBMS) popular yang memiliki fungsi sebagai relational database management system (RDBMS). Selain itu MySQL software merupakan suatu aplikasi yang sifatnya open source serta

(14)

BAB II Tinjauan Pustaka server basis data MySQL memiliki kinerja sangat cepat, reliable, dan mudah untuk digunakan serta bekerja dengan arsitektur client server atau embedded systems.

2.2.3 Laravel

Menurut Naista (2017) mengemukakan bahwa framework merupakan suatu kerangka kerja dari sebuah website yang akan dibangun. Dengan menggunakan kerangka tersebut, waktu yang diperlukan dalam membangun sebuah website menjadi lebih singkat dan memudahkan dalam proses perbaikan.

Terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Laravel (Abdulloh, 2017:3) yaitu sebagai berikut.

1. Laravel memiliki banyak fitur yang tidak dimiliki oleh framework lain.

2. Laravel merupakan framework PHP yang ekspresif, artinya sintaks pada Laravel menggunakan bahasa yang mudah dimengerti sehingga programmer pemula sekalipun akan mudah memahami kegunaan dari suatu sintaks meskipun programmer tersebut belum mempelajarinya.

3. Laravel memiliki dokumentasi yang cukup lengkap, bahkan setiap versinya memiliki dokumentasi tersendiri mulai dari cara instalasi hingga penggunaan fitur-fiturnya.

4. Laravel digunakan oleh banyak programmer sehingga banyak library yang mendukung Laravel yang diciptakan para programmer pecinta Laravel.

5. Laravel didukung oleh Composer sehingga library-library diperoleh dengan mudah dari internet menggunakan Composer.

6. Laravel memiliki template engine tersendiri yang diberi nama blade yang memudahkan dalam menampilkan data pada template HTML.

2.2.4 PHP (Hypertext Preprocessor)

Menurut Jubilee (2017:1) mengatakan bahwa PHP merupakan bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat website dinamis dan interaktif.

Dinamis artinya, website tersebut bisa berubah-ubah tampilan dan kontennya sesuai

(15)

BAB II Tinjauan Pustaka kondisi tertentu. Sedangkan interaktif artinya, PHP dapat memberi feedback bagi user (misalnya menampilkan hasil pencarian produk).

Sedangkan menurut Yudhanto dan Prasetyo (2018:7) mengemukakan bahwa PHP adalah bahasa pemrograman script server side yang sengaja dirancang lebih cenderung untuk membuat dan mengembangkan web. Bahasa pemrograman ini dirancang untuk para pengembang web agar dapat menciptakan suatu halaman web yang bersifat dinamis.

Selanjutnya menurut MADCOMS (2016) “PHP (Hypertext Preprocessor) adalah bahasa script yang dapat ditanamkan atau disisipkan ke dalam HTML. PHP banyak dipakai untuk membuat program situs web dinamis”.

Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa PHP merupakan bahasa pemrograman server side yang digunakan untuk membuat website yang sifatnya dinamis.

2.2.5 Laragon

Laragon adalah universal development environtment yang portabel, terisolasi, cepat, ringan, dan mudah digunakan untuk bahasa pemrograman PHP, Node.js, Phyton, Java, Go, dan Ruby. Aplikasi ini sama halnya seperti XAMPP, namun didesain untuk kebutuhan developer PHP yang menggunakan framework Laravel.

Laravel lebih berfokus pada kinerja, dirancang dengan kesederhanaan, fleksibilitas, dan kebebasan. Sehingga sangat bagus untuk membangun dan mengelola modern web applications.

2.2.6 Sublime Text

Sublime Text Editor adalah text editor yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan programmer. selain itu juga sublime digunakan untuk banyak sekali bahasa pemrograman dan bahasa markup serta mendukung penambahan plugin.

Sublime dibangun dengan menggunakan phyton.

Sublime Text memiliki banyak kelebihan diantaranya:

(16)

BAB II Tinjauan Pustaka 1. Multiple Selection, mempunyai fungsi untuk melakukan perubahan pada sebuah

kode dalam waktu yang sama dan dalam baris yang berbeda.

2. Command Pallete, berguna untuk mengakses file shortcut dengan mudah dengan menekan CTRL+SHIFT+P.

3. Distraction free mode, fitur ini sangat dibutuhkan oleh pengguna yang sedang fokus dalam pekerjaan, yaitu dapat merubah tampilan layar menjadi penuh dengan menekan SHIFT+F11.

4. Find in project, fungsi ini memberikan kemudahan dalam mencari dan memilih file dalam project, dengan menekan SHIFT+P.

5. Multi platform, Sublime Text sudah tersedia dalam berbagai platform sistem operasi seperti Windows, Linux, Mac os.

2.3 Teori Khusus

3.3.1 Unified Modeling Language (UML)

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2018:133) mengatakan bahwa UML adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di dunia industry untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis dan desain, serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. Terdapat beberapa diagram UML yaitu sebagai berikut.

a. Use Case Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2018:155) mengatakan bahwa use case diagram digunakan untuk memodelkan kelakukan (behavior) dari sistem informasi yang akan dibuat. Use case akan mendeskripsikan sebuah interaksi yang terjadi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat. Atau dapat dikatakan bahwa use case digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi yang terdapat di dalam sistem dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-fungsi tersebut.

(17)

BAB II Tinjauan Pustaka Tabel 2.1 Simbol Use Case Diagram

No Simbol Keterangan

1.

Aktor Orang, proses, atau system lain yang berinteraksi dengan system informasi yang akan dibuat di luar system informasi yang akan dibuat itu sendiri. Actor biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal fase nama actor.

2.

Use case Fungsionalitas yang disediakan system sebagai unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau actor, biasanya use case dinyatakan menggunakan kata kerja di awal frase nama use case

3.

Asosiasi Komunikasi antar actor dan use case yang berpartisipasi pada use case atau use case memiliki interaksi dengan actor

4.

Extend Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan itu. Biasanya use case tambahan memiliki nama depan yang sama dengan use case yang ditambahkan

5.

Include Relasi use case tambahan ke sebuah use case dimana use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya atau sebagai syarat dijalankan use case ini

6.

Generalisasi Hubungan generalisasi dan spesialisasi (umum – khusus) antara dua buah use case dimana fungsi yang satu adalah fungsi yang lebih umum dari lainnya. Arah panah mengarah pada use case yang menjadi generalisasinya (umum)

(Sumber : Rosa dan Shalahuddin, 2018:156)

Nama use case

<<extend>>

<<include>>

(18)

BAB II Tinjauan Pustaka b. Activity Diagram

Activity Diagram menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah system atau proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak.

Diagram aktivitas menggambakan aktivitas system bukan apa yang dilakukan actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh system (Rosa dan Shalahuddin, 2018:161).

Tabel 2.2 Simbol Activity Diagram

No Simbol Keterangan

1. Status Awal Status awal aktivitas sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status awal

2. Aktivitas Aktivitas yang dilakukan sistem, aktivitas biasanya diawali dengan kata kerja

3. Percabangan Asosiasi percabangan dimana jika ada pilihan aktivitas lebih dari satu

4. Penggabungan Asosiasi penggabungan dimana lebih dari satu aktivitas digabungkan menjadi satu

5. Status akhir Status akhir yang dilakukan sistem, sebuah diagram aktivitas memiliki sebuah status akhir

6. Swimlame Memisahkan organisasi bisnis yang bertanggung jawab terhadap aktivitas yang terjadi

(Sumber : Rosa dan Shalahuddin, 2018:162)

(19)

BAB II Tinjauan Pustaka c. Sequence Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2018:165) mengatakan bahwa sequence diagram menggambarkan kelakuan objek yang ada pada use case dengan mendeskripsikan waktu hidup objek dan pesan yang dikirim dan diterima antar objek tersebut. Maka dari itu dalam menggambarkan diagram sekuen, perlu diketahui terlebih dahulu objek-objek yang terlibat dalam sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki oleh setiap kelas yang diinstansiasi menjadi objek tersebut. Selain itu membuat diagram sekuen juga dibutuhkan untuk melihat skenario yang ada pada use case.

Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

No Simbol Deskripsi

1. Garis hidup / lifeline Menyatakan kehidupan suatu objek.

2. Aktor

Atau

Orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem informasi yang akan dibuat di luar sistem informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan kata benda di awal frase nama aktor.

3. Waktu aktif Menyatakan objek dalam keadaan aktif dan berinteraksi, semua yang terhubung dengan waktu aktif ini adalah sebuah tahapan yang dilakukan di dalamnya.

4. Pesan tipe create

Menyatakan suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat.

Nama aktor

<<create>>

(20)

BAB II Tinjauan Pustaka Lanjutan Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

No Simbol Deskripsi

5. Pesan tipe call Menyatakan suatu objek memanggil operasi/metode yang ada pada objek lain atau dirinya sendiri, arah panah mengarah pada objek yang memiliki operasi/metode.

6.

Pesan tipe send

Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan data/masukan/infor-masi ke objek lainnya, arah panah mengarah pada objek yang dikirimi.

7. Pesan tipe return Menyatakan bahwa suatu objek yang telah menjalankan suatu operasi atau metode menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian.

8 Pesan tipe destroy Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada create maka ada destroy.

(Sumber : Rosa dan Shalahuddin, 2018:165)

d. Class Diagram

Menurut Rosa dan Shalahuddin (2018:141) mengemukakan bahwa diagram kelas atau class diagram menggambarkan struktur sistem dari pendefinisian kelas- kelas yang akan digunakan untuk membangun sebuah sistem sistem. Setiap kelas memiliki atribut dan method. Atribut merupakan variable-variabel yang dimiliki oleh suatu kelas. Sedangkan operasi atau method merupakan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh suatu kelas.

1 : masukan

1 : keluaran 1 : nama_metode()

1 : masukan

(21)

BAB II Tinjauan Pustaka Tabel 2.4 Simbol Class Diagram

No Simbol Deskripsi

1. Kelas

Class Attribute Operation

Kelas pada struktur sistem.

2. antarmuka / interface Sama dengan konsep interface dalam pemrograman berorientasi obyek.

3. Asosiasi Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multiplicity.

4. Asosiasi berarah Asosiasi antarkelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas lain, asosiasi biasanya juga disertain dengan multiplicity.

5. Generalisasi Asosiasi antar kelas dengan makna generelisasi spesialisasi (umum – khusus).

6. Kebergantungan / dependency Relasi antar kelas dengan makna kebergantungan antarkelas.

7. Agregasi Relasi antar kelas dengan makna semua bagian (whole-part).

(Sumber : Rosa dan Shalahuddin, 2018:146)

2.4 Referensi Penelitian Sebelumnya

Menurut penelitian yang berjudul Sistem Pendukung Keputusan Rumah Tinggal Menggunakan Metode Promethee tahun 2018 oleh Wahyu Indrarti dan Linda Marlinda. Sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode PROMETHEE sebagai model pengambilan keputusan dapat digunakan untuk memberikan rekomendasi tempat tinggal sesuai kriteria yang

(22)

BAB II Tinjauan Pustaka diinginkan oleh para customer berdasarkan data alternative dan kriteria yang dipilih. Adapun kriteria yang menjadi pertimbangan konsumen yaitu lokasi strategis, keamanan, harga, sarana dan prasarana, jarak, dan keindahan.

Sedangkan alternative yang digunakan yaitu berisi tipe rumah tinggal, rumah tapak, rumah susun, apartemen dan cluster. Sistem menghasilkan perhitungan bahwa alternative yang menempati urutan pertama yaitu rumah tapak, urutan kedua rumah susun dan urutan ketiga cluster sebagai pilihan dari jenis-jenis tempat tinggal bagi konsumen dari banyaknya pilihan perumahan yang ada di DKI Jakara. Cluster memiliki netflow 0,117, rumah susun 0,050, rumah tapak 0,267 dan apartemen 0,433. Berdasarkan hasil pengurutan, maka pilihan terbaik yang menjadi solusi untuk rekomendasi pemilihan tempat tinggal yaitu rumah tapak dari segi ekonomi sangat baik untuk tempat tinggal dan investasi.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Eka Larasati Amalia dan Dimas Wahyu Wibowa dengan judul Penerapan Metode PROMETHEE dalam Seleksi Beasiswa Mahasiswa Berprestasi pada tahun 2017, proses seleksi beasiswa mahasiswa berprestasi dilakukan dengan melihat beberapa kriteria yang telah ditetapkan. Adapun kriteria yang digunakan yaitu IPK, prestasi yang diperoleh, keaktifan di bidang organisasi, penghasilan kotor orangtua, kondisi keluarga, asal mahasiswa ditinjau dari letak kampus, dan mengikuti Ordik & LDK. Setiap kriteria memiliki bobot atau nilai masing- masing yang diperoleh melalui penilaian atau survei. Selanjutnya penilaian setiap alternatif dilakukan dengan algoritma PROMETHEE kemudian didapatkan nilai akumulasi dan dilakukan perankingan yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu leaving flow, entering flow, dan net flow. Hasil yang ditampilkan pada sistem ini berupa data perangkingan mahasiswa yang berhak menerima beasiswa dan petugas dapat menentukan mahasiswa yang akan diprioritaskan untuk mendapat beasiswa berdasarkan kesimpulan yang ada.

Menurut penelitian dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Wilayah Migrasi Pelanggan Internet Menggunakan Metode Promethee (Studi Kasus : PT. Telkom Indonesia Samarinda) oleh

(23)

BAB II Tinjauan Pustaka Windyka Shagara, Indah Fitri Astuti, dan Dedy Cahyadi tahun 2019. Metode Promethee adalah metode outrangking yang fleksibel dan sederhana dalam menentukan atau menganalisa masalah-masalah multikriteria. Krtieria yang digunakan meliputi revenue, tingkat gangguan, jenis perangkat, dan jumlah pelanggan. Masing-masing kriteria tersebut memiliki bobot atau nilai.

Penelitian ini menggunakan 4 (empat) sampel rumah kabel yang digunakan sebagai alternatif (A=FRD_LPK, B=FRAX_SMR, C=FRBD_SMR, dan D=RF_SBR) Kemudian dilakukan perhitungan menggunakan metode PROMETHEE dan dilakukan perangkingan leaving flow, entering flow, dan net flow. Hasil dari sistem pendukung keputusan ini yaitu menunjukan data- data wilayah yang dapat memudahkan pihak petugas dalam mententukan prioritas wilayah yang akan digantikan dengan jaringan optik. Adapun data bobot alternatif tersebut yaitu 0.3, 0.3, 0.15, 0.25.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Dinda Nabila Batubara, Dini Rizky Sitorus P, dan Agus Perdana Windarto pada tahun 2019 dengan judul Penerapan Metode PROMETHEE II pada Pemilihan Situs Travel Berdasarkan Konsumen. pemilihan situs travel didasarkan pada 6 (enam) kriteria sebagai acuan dalam penilaian. Kriteria-kriteria tersebut antara lain penilaian harga (C1), pelayanan (C2), interface (c3), keamanan (C4), promosi (C5), dan sistem pembayaran (C6). Sedangkan untuk alternatif situs travel yang digunakan yaitu Traveloka (A1), Tiket.com (A2), Trivago (A3), Pegi-pegi (A4). Hasil analisa menyebutkan bahwa metode PROMETHEE II dapat diterapkan dalam memilih situs travel dengan alternatif Tiket.com (A2) sebagai alternatif pertama dengan nilai net flow sebesar 0,13 dan alternatif pegi-pegi (A4) sebagai alternatif kedua dengan nilai net flow sebesar 0,10.

Dengan adanya sistem ini dapat membantu konsumen menganalisa situs travel yang tepat bagi konsumen.

Penelitian dengan judul Sistem Pendukung Keputusan Penyaluran Calon Tenaga Kerja pada Bursa Kerja Khusus (BKK) Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process tahun 2018 oleh Dhamang Mahindra

(24)

BAB II Tinjauan Pustaka Prihantoko dan Sutikno, menggunakan metode AHP untuk membantu pihak Bursa Kerja Khusus (BKK) dalam melakukan proses seleksi awal dengan memberikan bahan pertimbangan untuk menentukan calon tenaga kerja yang dapat mengikuti proses seleksi ke tahap selanjutnya sesuai dengan kriteria dan jumlah kuota yang diminta oleh perusahaan. Administrator BKK sebagai pengguna sistem dapat memasukkan kriteria, subkriteria, alternative, dan nilai perbandingan kriteria. Metode pengambilan keputusan menggunakan metode AHP dimana metode ini akan menguraikan masalah multikriteria menjadi suatu hierarki sehingga dapat diekpresikan dalam pengambilan keputusan yang efektif dari persoalan yang akan dipecahkan. Hasil dari sistem ini dalam bentuk ranking dan juga nilai preferensi masing-masing alternative. Selain itu alternative yang memiliki nilai preferensi tertinggi yaitu yang memiliki kriteria tinggi badan cukup tinggi, BMI normal, program keahlian adminitrasi, rata- rata nilai nilai UN tinggi, tahun kelulusan 2 sampai 3 tahun lalu, usia 18 sampai dengan 21 tahun, dan status belum menikah.

Gambar

Diagram aktivitas menggambakan aktivitas system bukan apa yang dilakukan  actor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh system (Rosa dan Shalahuddin,  2018:161)
Tabel 2.3 Simbol Sequence Diagram

Referensi

Dokumen terkait

Dari kedua pengertian diatas Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan adalah system berbasis komputer yang terdiri 3 komponen iteraktif : 1 sistem bahasa – mekanisme

Sistem pendukung keputusan penyaluran calon tenaga kerja pada bursa kerja khusus merupakan sistem berbasis web yang digunakan untuk membantu Bursa Kerja Khusus

Sistem pendukung keputusan penyaluran calon tenaga kerja pada bursa kerja khusus merupakan sistem berbasis web yang digunakan untuk membantu Bursa Kerja

Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk

Sistem pendukung keputusan ialah proses pengambilan keputusan dibantu menggunakan komputer untuk membantu pengambil keputusan dengan menggunakan beberapa data dan

Dengan penerapan metode Promethee II dalam sistem pendukung keputusan ini, dapat membantu dalam pengambilan keputusan pemilihan ambassador PT Matahari Departement Store..

Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan salah satu Sistem Informasi berbasis komputer yang dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan berbagai

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan bukan merupakan alat pengambil keputusan, tetapi sebagai sistem yang membantu dalam pengambilan