• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa pada FMIPA USU Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa pada FMIPA USU Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan) yang dipakai untuk mendukung keputusan dalam suatu organisasi atau

perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.

Menurut Julius Hermawan, pembuatan keputusan merupakan fungsi utama seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengidentifikasian masalah, pencarian alternative penyelesaian masalah, evaluasi dari alternative-alternatif tersebut dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.

Sedangkan menurut Alter, DSS merupakan sistem informasi interaktif yang

menyediakan informasi, pemodelan dan pemanipulasian data. Sistem digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semi terstruktur dan

(2)

Dengan pengertian diatas dapat dijelaskan bahwa SPK bukan merupakan alat

pengambilan keputusan, melainkan merupakan sistem yang membantu pengambil

keputusan dengan melengkapi mereka dengan informasi dari data yang telah diolah

dengan relevan dan diperlukan untuk membuat keputusan tentang suatu masalah dengan

lebih cepat dan akurat. Sehingga sistem ini tidak dimaksudkan untuk menggantikan

pengambilan keputusan dalam proses pembuatan keputusan.

Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan dalam menggunakan data dan model untuk menyelesaikan masalah yang tidak terstruktur.

Sistem pendukung ini membantu pengambilan keputusan manajemen dengan menggabungkan data, model-model dan alat-alat analisis yang komplek, serta

perangkat lunak yang akrab dengan tampilan pengguna ke dalam satu sistem yang memiliki kekuatan besar (powerful) yang dapat mendukung pengambilan keputusan yang semi atau tidak terstruktur. DSS menyajikan kepada pengguna satu perangkat

alat yang fleksibel dan memiliki kemampuan tinggi untuk analisis data penting.

Aplikasi DSS menggunakan data, memberikan antarmuka pengguna yang mudah dan dapat menggabungkan pemikiran pengambil keputusan. DSS lebih

ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.

(3)

1. Penelusuran(Intelligence)

Tahap ini merupakan tahap pendefenisian masalah serta identifikasi informasi yang dibutuhkan yang berkaitan dengan persoalan yang dihadapi serta

keputusan yang akan diambil. 2. Perancangan(Design)

Tahap ini merupakan suatu proses untuk merepresentasikan model sistem

yang akan dibangun berdasarkan pada asumsi yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, suatu model dari masalah dibuat, diuji, dan divalidasi.

3. Pemilihan(Choice)

Tahap ini merupakan suatu proses melakukan pengujian dan memilih keputusan terbaik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan.

4. Implementasi(Implementation)

Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan

perbaikan-perbaikan.

2.1.2. Pengertian Keputusan

Beberapa definisi keputusan yang dikemukakan para ahli dijelaskan sebagai berikut

(Hasan, 2004) :

1. Menurut Ralph C. Davis

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan

(4)

dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan

yang sangat menyimpang dari rencana semula.

2. Menurut Mary Follet

Keputusan adalah suatu atau sebagai hukum situasi. Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama dengan mentaati

perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewenang dari hukum situasi.

3. Menurut James A.F.Stoner

Keputusan adalah pemilihan di antara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung

tiga pengertian, yaitu:

a. Ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan.

b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik.

c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tertentu.

4. Menurut Prof. Dr. Prajudi Atmosudirjo, SH

Keputusan adalah suatu pengakhiran daripada proses pemikiran tentang suatu masalah atau problem untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna

(5)

2.1.3. Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan (SPK) mulai dikembangkan pada tahun 1960-an, tetapi istilah sistem pendukung keputusan itu sendiri baru muncul pada tahun 1971, yang

diciptakan oleh G. Anthony Gorry dan Micheal S.Scott Morton, keduanya adalah profesor di MIT. Hal itu mereka lakukan dengan tujuan untuk menciptakan kerangka kerja guna mengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilan keputusan

manajemen.

Perintis sistem pendukung keputusan yang lain dari MIT, yaitu Peter G.W.

Keen yang bekerja sama dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai sistem pendukung keputusan, yaitu:

1. Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.

2. Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya.

3. Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

2.1.4. Karakteristik dan Kemampuan Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Turban, 2005), ada beberapa karakteristik dari SPK, di antarannya adalah sebagai berikut:

1. Mendukung seluruh kegiatan organisasi.

2. Mendukung beberapa keputusan yang saling berinteraksi.

(6)

4. Terdapat dua komponen utama, yaitu data dan model.

5. Menggunakan baik data ekternal maupun internal.

6. Memiliki kemampuanwhat-if analysisdangoal seeking analysis.

Selain itu, Turban juga menjelaskan kemampuan yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pendukung keputusan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menunjang pembuatan keputusan manajemen dalam menangani masalah

semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2. Membantu manajer pada berbagai tingkatan manajemen, mulai dari

manajemen tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah.

3. Menunjang pembuatan keputusan secara kelompok dan perorangan.

4. Menunjang tahap-tahap pembuatan keputusan antara lainintelligence, design, choicedanimplementation.

5. Meningkatkan efektivitas dalam pembuatan keputusan daripada efisiensi.

2.1.5. Komponen-Komponen Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat terdiri dari tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis (Suryadi dan Ramdhani, 1998) yaitu sebagai berikut:

1. Subsistem ManajemenDatabase (Database Management Subsystem) 2. Subsistem Manajemen Basis Model (Model Base Management Subsystem)

(7)

2.1.5.1. Subsistem ManajemenDatabase

Ada beberapa perbedaan antara database untuk SPK dan Non-SPK. Pertama, sumber data untuk SPK lebih kaya dari pada non-SPK dimana data harus berasal dari luar

dan dari dalam karena proses pengambilan keputusan. Perbedaan lain adalah proses pengambilan dan ekstraksi data dari sumber data yang sangat besar. SPK membutuhkan proses ekstraksi dan DBMS yang dalam pengelolaannya harus cukup

fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara cepat.

Dalam hal ini, kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen database dapat

diringkas, sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui pengambilan dan ekstraksi data.

2. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah. 3. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logikal sesuai dengan

pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.

4. Kemampuan untuk menangani data secara personel sehingga pemakai dapat

mencoba berbagai alternatif pertimbangan personel. 5. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.

2.1.5.2. Subsistem Manajemen Basis Model

(8)

model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan database sebagai

mekanisme integrasi dan komunikasi di antara model-model. Karakteristik ini menyatukan kekuatan pencarian dan pelaporan data.

Salah satu persoalan yang berkaitan dengan model adalah bahwa penyusunan

model seringkali terikat pada struktur model yang mengasumsikan adanya masukan yang benar dan cara keluaran yang tepat. Sementara itu, model cenderung tidak

mencukupi karena adanya kesulitan dalam mengembangkan model yang terintegrasi untuk menangani sekumpulan keputusan yang saling bergantungan. Cara untuk menangani persoalan ini dengan menggunakan koleksi berbagai model yang terpisah,

dimana setiap model digunakan untuk menangani bagian yang berbeda dari masalah yang dihadapi. Komunikasi antara berbagai model digunakan untuk menangani

bagian yang berbeda dari masalah tersebut. Komunikasi antara berbagai model yang saling berhubungan diserahkan kepada pengambil keputusan sebagai proses intelektual dan manual.

Salah satu pandangan yang lebih optimistis, berharap untuk bisa menambahkan model-model ke dalam sistem informasi dengan database sebagai mekanisme integrasi dan komunikasi di antara mereka. Kemampuan yang dimiliki

subsistem basis model meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.

(9)

3. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang

analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).

2.1.5.3. Subsistem Perangkat Lunak Penyelenggara Dialog

Fleksibilitas dan kekuatan karakteristik SPK timbul dari kemampuan interaksi antara sistem dan pemakai, yang dinamakan subsistem dialog. Bennet mendefinisikan

pemakai, terminal, dan sistem perangkat lunak sebagai komponen-komponen dari sistem dialog sehingga subsistem dialog terbagi menjadi tiga bagian sebagai berikut:

1. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem. Hal ini meliputi pemilihan-pemilihan seperti

papan ketik (keyboard), panel-panel sentuh, joystick, perintah suara dan sebagainya.

2. Bahasa tampilan dan presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai. Bahasa tampilan meliputi pilihan-pilihan seperti printer, tampilan layar, grafik, warna,plotter, keluaran suara, dan sebagainya.

3. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai agar pemakaian sistem bisa efektif. Basis pengetahuan bisa berada dalam pikiran

(10)

Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya

dialog misalnya pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi dialog, bahkan jika mungkin

untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.

2. Kemampuan untuk mengakomodasikan tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.

3. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan

peralatan keluaran.

4. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui

basis pengetahuan pemakai.

2.2. LogikaFuzzy

(11)

2.2.1. Perkembangan Logika Fuzzy

Pada pertengahan 1960, Prof. Lotfi Zadeh dari Universitas California di Barkeley menemukan bahwa logika benar atau salah pada logika Boolean tidak memperhitungkan beragam kondisi yang nyata. Untuk menghitung gradasi yang tak terbatas jumlahnya antara benar dan salah, Zadeh mengembangkan ide penggolongan set yang ia beri nama set fuzzy. Tidak seperti logika , logika fuzzymemiliki banyak nilai. Fuzzy membagi data-data ke dalam derajat keanggotaan, yaitu sesuatu yang dapat menjadi sebagian benar dan sebagian salah dalam waktu yang bersamaan.

Dalam sistem tujuh puluhan sampai Zadeh menerbitkan karya-karyanya tentang himpunan fuzzy, banyak perkembangan teoritis dalam logika fuzzy. Di Amerika, banyak peneliti di bidang ini yang dikembangkan menjadi fuzzy logic control (FLC) seperti Mohammed El Hawary, Malik, dan El Sharkawi. Perkembangan di Eropa dipelopori oleh Prof. E. Mamdani dan Miranda. Mulai

pertengahan 1970-an sampai dengan sekarang, para peneliti Jepang telah melakukan pekerjaan yang sangat hebat dalam aplikasi teori di bidang electrical engineering, sebagian besar kesuksesan produk-produk Jepang sangat berkaitan erat dengan

aplikasi teknologilogika fuzzy. Karena adanya interaksilogika fuzzyke dalam sistem informasi dan rekayasa proses aplikasi, menghasilkan sistem kontrol, peralatan

(12)

2.2.2. Himpunan Fuzzy

Pada himpunan tegas (crisp) nilai keanggotaan suatu nilai x dalam suatu himpunan A yang sering ditulis dengan μ A[x], memiliki dua kemungkinan yaitu:

1. Satu (1), yang berarti bahwa suatu item menjadi anggota suatu himpunan. 2. Nol (0), yang berarti bahwa suatu item tidak menjadi anggota suatu himpunan.

Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan MUDA, PAROBAYA, dan TUA ini dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.1 Himpunan MUDA, PARABOYA dan TUA (Sumber: Kusumadewi, 2006)

Pada Gambar 2.1 dapat dijelaskan bahwa:

1. Apabila seseorang berusia 34 tahun,maka ia dikatakan MUDA (μ MUDA[34] =1).

2. Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA (μ MUDA[35] = 0).

(13)

Berdasarkan contoh di atas, pemakaian himpunan crisp untuk menyatakan umur sangat tidak adil, adanya perubahan sedikit saja pada suatu nilai mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.

Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut. Seseorang dapat masuk dalam dua himpunan yang berbeda, MUDA dan PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dan sebagainya. Seberapa besar ekstensinya dalam

himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Gambar 2.4 menunjukkan himpunanfuzzyuntuk variabel umur.

Gambar 2.2 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Umur (Sumber: Kusumadewi, 2006)

Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa:

1. Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan MUDA dengan

μ MUDA [40] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan

PAROBAYA dengan μ PAROBAYA [40] = 0,5.

2. Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan TUA dengan

μ TUA [40] = 0,25; namun dia juga termasuk dalam himpunan PAROBAYA

(14)

Dalam himpunan crips, nilai keanggotaan hanya ada dua kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan yang terletak pada rentang 0 dan 1. Apabila x memilki nilai keanggotaan himpunan fuzzy μ A[x] = 0 berarti dia tidak menjadi anggota himpunan A. Demikian juga apabila x memilki nilai keanggotaan himpunan fuzzy μ A[x] = 1 berarti dia menjadi anggota himpunan A (Kusumadewi, 2006).

2.2.3. Beberapa Hal yang Perlu Diketahui dalam Sistem Fuzzy

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam sistemfuzzy, yaitu: a.Variabel Fuzzy

Variabel fuzzymerupakanvariabelyang akan dibahas dalam suatu sistemfuzzy. Contoh: umur, permintaan, persediaan, produksi, dan sebagainya.

b. HimpunanFuzzy

Merupakan suatu kelompok yang mewakili suatu kondisi atau keadaan tertentu

dalam suatu sistemfuzzy. Contoh:

1. Variabel umur, terbagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: MUDA, PAROBAYA, dan TUA.

2. Variabelsuhu, terbagi menjadi tiga himpunan fuzzy, yaitu: DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.

(15)

Himpunanfuzzymemiliki dua atribut , yaitu:

1. Linguistik, yaitu penamaan kelompok yang mewakili suatu keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa alami, seperti: MUDA,

PAROBAYA, dan TUA.

2. Numerik, yaitu suatu nilai (angka) yang menunjukkan ukuran dari suatu variabel, seperti: 25, 40, 35, 50, dan sebagainya.

c. Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan untuk

dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah) secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat berupa bilangan positif maupun

negatif. Adakalanya nilai semesta pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya. Contoh:

• Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0, + ∞]

• Semesta pembicaraan untuk variabel suhu: [0, 40]

d. Domain

(16)

2.3. Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM)

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria

tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan.

Pada dasarnya, ada tiga pendekatan untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif

& obyektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para

pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil

keputusan (Kusumadewi, 2007).

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM, antara lain (Kusumadewi, 2006):

a.Simple Additive Weighting(SAW) b.Weighted Product(WP)

c. ELECTRE

(17)

2.3.1. Algoritma Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM)

Algoritma FMADM adalah:

1. Memberikan nilai setiap alternatif () pada setiap kriteria () yang sudah

ditentukan, di mana nilai tersebut di peroleh berdasarkan nilai crisp; i=1,2,…m dan j=1,2,…n.

2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilaicrisp. 3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja

ternormalisasi () dari alternatif pada atribut () berdasarkan persamaan yang

disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit=MAKSIMUM atau atribut biaya/cost=MINIMUM). Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp () dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX ) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN ) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilaicrisp()setiap kolom. 4. Melakukan proses perankingan dengan cara mengalikan matriks

ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W).

5. Menentukan nilai preferensi untuk setiap alternatif () dengan cara

menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot (W). Nilai yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif lebih terpilih

(18)

2.3.2. Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap

alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Jika j adalah atribut keuntungan (benefit)

=

Jika j adalah atribut biaya (cost)

Dimana :

= rating kinerja ternormalisasi

= nilai maksimum dari setiap baris dan kolom

= nilai minimum dari setiap baris dan kolom

= baris dan kolom dari matriks

( ) adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut i=1,2,...,m

(19)

Nilai preferensi untuk setiap alternatif diberikan sebagai :

=

Dimana :

= Nilai akhir dari alternatif

= Bobot yang telah ditentukan

= Normalisasi matriks

Nilai yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif lebih terpilih.

2.4. Beasiswa

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan, mahasiswa atau pelajar yang digunakan demi keberlangsungan

pendidikan yang ditempuh. Beasiswa diartikan sebagai bentuk penghargaan yang diberikan kepada individu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Murniasih, 2009). Penghargaan itu dapat berupa akses tertentu pada suatu

institusi atau penghargaan berupa bantuan keuangan. Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1)

Undang-undang PPh/2000. Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk

konsumsi atau menambah kekayaan Wajib Pajak. Karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan

(20)

Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan.

Pemberian beasiswa dapat dikategorikan pada pemberian cuma-cuma ataupun pemberian dengan ikatan kerja (biasa disebut ikatan dinas) setelah selesainya

pendidikan. Lama ikatan dinas ini berbeda-beda, tergantung pada lembaga yang memberikan beasiswa tersebut. beasiswa juga banyak diberikan kepada perkelompok (group) misalnya ketika ada event perlombaan yang diadakan oleh lembaga

Gambar

Gambar 2.1 Himpunan MUDA, PARABOYA dan TUA
Gambar 2.2 Himpunan Fuzzy untuk Variabel Umur

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Menteri Negara Urusan Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 104.1/Kep/M.KUKM/X/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan, Pengesahan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi rizobakteri dengan perendaman benih secara kombinasi tiga bakteri memberikan pe- ngaruh yang nyata bila dibandingkan dengan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Sistem pemeliharaan ternak domba di Desa Celawan Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari dua sistem pemeliharaan, yaitu sistem intensif

Eling Bening merupakan tempat wisata baru yang terdapat di kota Ambarawa. Sebagai tempat wisata baru, Eling Bening memiliki banyak pesaing yang terdapat di

Salah satu keunggulan dari Eling Bening adalah tempat wisata keluarga ini terletak di atas bukit sehingga memiliki pemandangan yang menarik dari berbagai sisi mulai dari

Pendapatan yang tinggi dapat diperoleh dengan skala usaha yang besar dan. didukung oleh pengoperasian usaha

Melalui pengukuran periode ayunan τo dengan tingkat ketelitian 10 -6 detik telah berhasil ditunjukkan dengan jelas efek ketaklinierang pendulum, yaitu bahwa periode

Hambatan adalah sesuatu yang mengganggu kelancaran komunikasi serta akan menghambat kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan yang disampaikan oleh komunikator