• Tidak ada hasil yang ditemukan

penegakan hukum terhadap bangunan liar di atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penegakan hukum terhadap bangunan liar di atas"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peraturan-peraturan terkait saluran irigasi di Indonesia dan mengetahui penegakan hukum terhadap mereka yang mendirikan bangunan liar di atas lahan saluran irigasi. Sarana usaha tersebut tidak boleh berdiri di atas lahan saluran irigasi karena letak bangunannya berada di dekat jalan utama yang juga menjadi jalan perekonomian warga sekitar. Banyak juga PKL yang belum mengajukan izin mendirikan bangunan di lahan saluran irigasi kepada pejabat yang berwenang.

Saluran irigasi juga dapat menampung air hujan jika terjadi hujan lebat dan saluran tersebut tidak dapat menampung air dalam jumlah besar.2. Dalam jangka panjang, pembangunan bangunan tanpa izin pada lahan saluran irigasi akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Apabila suatu saat terjadi pendangkalan pada tanah saluran irigasi maka akan sangat sulit untuk melakukan penggalian dan akhirnya akan terjadi banjir dan jalur perekonomian di sekitar tanah saluran irigasi tersebut akan terganggu. .

Kurangnya sosialisasi tentang fungsi lahan saluran irigasi dan lemahnya pengawasan pemerintah membuat masyarakat bebas membangun lahan saluran irigasi sesuka hatinya. Pemerintah perlu lebih tegas dalam menegakkan aturan yang dibuat untuk memberikan efek jera bagi masyarakat yang membangun bangunan liar di lahan saluran irigasi.

RumusanxMasalah

TujuanxPenelitian

4 Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peraturan terkait saluran irigasi di Indonesia dan mengetahui penindakan terhadap para pendiri pembangunan ilegal pada lahan x saluran irigasi. Penelitian ini dilaksanakan untuk memenuhi kewajiban membuat catatan ilmiah berupa tesis untuk dipertahankan di hadapan sidang ujian sarjana hukum.

ManfaatxPenelitian

  • PenegakanxHukum
  • Bangunan Liar
  • Tanah Irigasix
  • Pendekatan Masalah
  • Sumber Bahan Hukum

Pengertian penegakan hukum di atas menunjukkan bahwa penegakan berbagai peraturan perundang-undangan dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sangatlah penting di Indonesia. Penerapan hukum dianggap sebagai upaya mewujudkan gagasan keadilan, jaminan hukum, dan kemaslahatan sosial. Penerapan hukum dianggap sebagai wujud gagasan dan proses norma hukum sebagai pedoman bagi para pelaku kehidupan masyarakat.

Penegakan hukum dipandang sebagai upaya mewujudkan gagasan keadilan, kepastian hukum, dan kemaslahatan sosial. Penegakan hukum dianggap sebagai kegiatan untuk menyelaraskan hubungan antara nilai-nilai yang dituangkan dalam aturan yang stabil dan sikap akhir untuk menciptakan, memelihara, dan menjaga perdamaian sosial. Proses kriminalisasi sendiri merupakan upaya penegakan hukum pidana untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.

Penerapan undang-undang dianggap sebagai upaya yang dilakukan untuk menjadi undang-undang dalam arti sempit atau luas, dianggap sebagai pedoman tingkah laku bagi setiap perbuatan hukum, baik oleh subjek hukum maupun oleh aparat penegak hukum yang mempunyai kewenangan berdasarkan pada undang-undang tersebut. hukum untuk memberikan jaminan bagi terlaksananya norma hukum 10 Dalam penerapan hukum pidana, upaya harus melalui tahapan-tahapan yang dipandang sebagai upaya untuk mencapai tujuan dianggap berkelindan dengan kegiatan yang tidak mempunyai sumber nilai. Tahapan penegakan hukum pidana oleh aparat penegak hukum, dimulai dari kepolisian di pengadilan atau pemeriksaan sebelum sidang.

SistematikaxPenulisan

Tata cara pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan menggunakan teknik kepustakaan, yaitu pengumpulan data kepustakaan yang berkaitan dengan fokus penelitian, terdiri dari dokumen dan literatur yang mempunyai fokus yang sama.42. Pengolahan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif yang terdiri dari beberapa tahapan yaitu: 43. Bab terakhir penulisan ini adalah bab IV sebagai kesimpulan yang memuat beberapa kesimpulan dari pembahasan permasalahan yang dilakukan, dan disertai usulan dari penulis hingga hasil pembahasan yang telah dilakukan.

KonsepxIrigasi di Indonesia

Merupakan jaringan irigasi yang dibangun dan dikelola oleh masyarakat pedesaan secara gotong royong. Irigasi dengan air biasa, namun tidak dapat diukur karena dilengkapi dengan pintu gerbang, namun pintu gerbang tersebut tidak dapat digunakan sebagai alat ukur. Pengairan dilakukan dengan cara memberikan air dengan cara menggenangi lahan yang terdapat tanaman yang biasa digunakan untuk menanam padi.

Pengairan dilakukan dengan memberikan tetesan air, terutama pada tanaman yang tidak memerlukan banyak air. 25 Dengan menggunakan bor atau alat lain, dibuat lubang di dalam tanah dengan diameter 10-20 inci dan kedalaman 12-120 inci, tergantung pada kualitas air yang dibutuhkan serta ketebalan dan kualitas akuifer yang ditemui. Pada tahap berikutnya, irigasi mulai dikembangkan untuk menyediakan air ke lahan yang membutuhkannya, menambah pasokan air yang disediakan oleh curah hujan.

Sejauh ini pemanfaatan sumber daya air yang paling umum dan terus menerus adalah penyadapan atau pengalihan air sungai, terutama dengan cara membengkokkan (mengangkut) untuk menaikkan permukaan air kemudian menyalurkannya dengan saluran pengangkut dan penyalur air (kenyamanan dan distribusi) ke hilir di daerah tersebut. yang memerlukannya yaitu bidang-bidang atau bidang-bidang tanah/tanah yang dapat ditanami tanaman beririgasi yang mempunyai nilai ekonomi dari segi usaha.itani dan investasi x sarana irigasi yang bersangkutan. Masing-masing jenis irigasi dapat dibedakan berdasarkan jenis outlet atau saluran keluar air yang digunakan, yaitu: (1) irigasi tetes, meneteskan air melalui pipa berlubang berdiameter kecil atau sangat kecil, (2) penyiraman mikro, menuangkan air di sekitar akar. dengan diameter kelembaban 1-4. Selain kelebihan-kelebihan tersebut, dalam penerapan irigasi mikro, para petani terkadang menghadapi beberapa kendala, seperti lubang pada saluran keluar (dropper), seringnya terjadi penyumbatan tanah, lumut atau kotoran lain yang terbawa aliran air.

Pengaturan Saluran i Irigasi i diiIndonesia

Menteri yang bertanggung jawab atas pekerjaan umum mengarahkan pemanfaatan irigasi dan pemeliharaan jaringan irigasi pada tingkat petak tersier agar terlaksana pengelolaan air secara tepat, efisien dan efektif. Sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dalam penyusunan peraturan yang berkaitan dengan penetapan garis batas jaringan irigasi untuk menjamin keamanan jaringan irigasi. 62 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Operasi dan Pemeliharaan.

Memberikan pembinaan kepada pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, pemerintah desa, perseorangan, badan usaha, dan/atau badan sosial dalam menentukan batas-batas jaringan irigasi dan tertib pengelolaan barang milik negara/daerah, atau lainnya. pemilik properti untuk menjaga kelangsungan jaringan irigasi. Keputusan Menteri PUPR No. 11/PRT/M/2015 tentang E&P Irigasi Rawa Pasang Surut64 Peraturan Menteri PUPR ini mengatur mengenai pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan irigasi rawa pasang surut. 34 1) Pedoman rinci pengoperasian dan pemeliharaan jaringan reklamasi rawa pasang surut pada setiap kawasan lahan basah bagi pejabat yang terkait dengan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan reklamasi. Gelombang Rawax.

Peraturan ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Peraturan ini juga bertujuan untuk membekali pengelola irigasi. 66 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Direktorat Operasi dan Pemeliharaan. 35 mampu secara efektif dan efisien melakukan kegiatan pemanfaatan dan pemeliharaan jaringan irigasi. C. Permeni PUPRi No.14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah x Irigasi 67.

Peraturan Menteri ini dimaksudkan sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi. Sebagai acuan bagi pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah kabupaten atau kota dalam penyusunan buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi daerah aliran sungai. Penguasaan negara terhadap lahan basah dilakukan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota berdasarkan wilayah sungai.

Penyelenggaraan pengendalian lahan basah yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dilaksanakan oleh Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangan pengelolaan sumber daya air. Saya. Partisipasi masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3Ai dilakukan untuk meningkatkan rasa kepemilikan, rasa tanggung jawab dan kapasitas masyarakat petani/P3A/GP3A/IP3Ai. kerangka kerja untuk mewujudkan efisiensi, efektivitas dan keberlanjutan sistem irigasi.78. 77 Keputusan Menteri PUPR No. 30/PRT/M/2015 tentang Pembangunan dan Pengelolaan Sistem Irigasi.. d) Menjaga efisiensi, efektivitas dan ketertiban pelaksanaan PPSI primer dan sekunder di DI dengan luas >3.000 ha, lintas provinsi, lintas negara dan strategis nasional. e) Pemberian bantuan teknis di bidang PPSI kepada pemerintah provinsi dan daerah Kabupaten/Kota. f) Memberikan bantuan kepada masyarakat petani di PPSI yang menjadi tanggung jawabnya atas permintaan berdasarkan prinsip kemandirian.

Penegakan Hukum terhadap Pendiri Bangunan Liar di Atas i Tanah Saluran i Irigasi

Jalan inspeksi diperlukan untuk inspeksi, pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi dan air limbah oleh Dinas Irigasi. Dalam praktiknya, sering kita jumpai satuan polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang menertibkan bangunan liar di lahan irigasi. Sehubungan dengan itu maka pembangunan gedung-gedung baik berupa pemasangan pipa maupun pembangunan jembatan tidak boleh mengurangi fungsi jaringan irigasi, sehingga peraturan yang ada menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang pada batas jaringan irigasi juga mewajibkan dilakukannya pembangunan. rencana yang meliputi lokasi, jenis konstruksi dan gambar detail bangunan.

100 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 8 Tahun 2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi. Lebih lanjut, pasal 27 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 08/PPT/M/2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi disebutkan bahwa pengendalian ruang batas jaringan irigasi melalui tahapan: sosialisasi, teguran, teguran, dan perintah pembongkaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 103 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 08/PPT/M/2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi.

Secara umum status bangunan liar di lahan saluran irigasi telah menimbulkan banyak konflik dari sudut pandang sosial, baik antar masyarakat pemilik maupun pemerintah. Sanksi administratif berdasarkan Pasal 29 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi adalah melakukan pemantauan dan evaluasi hasil untuk menjamin ditaatinya norma, standar, pedoman, dan manual; laporan; membuat rekomendasi; 107 Pasal 27 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 08/PPT/M/2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi mengatur bahwa pengendalian ruang batas jaringan irigasi jaringan dilakukan dengan tahapan sosialisasi, teguran, teguran, dan perintah pembongkaran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.108 Dengan adanya sanksi administratif tersebut maka pelanggaran terhenti, sehingga sanksi administratif merupakan instrumen hukum yang bersifat preventif dan non-profit. bersifat represif yudisial untuk mengakhiri atau mengakhiri pelanggaran terhadap ketentuan yang tercantum dalam persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. 108 Pasal 27 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 08/PPT/M/2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi.

Penertiban bangunan liar bukanlah proses pengawasan antara pimpinan dan bawahan, melainkan seluruh aspek yang terkait dengan bangunan liar seperti masyarakat, pemerintah daerah, media lokal dan pihak-pihak lainnya. Apabila seluruh aspek terkait pembangunan ilegal terpantau, maka terulangnya kembali pembangunan ilegal dapat dicegah. Pengendalian dilakukan secara preventif, sehingga tujuan pengawasan terhadap aspek terkait bangunan liar adalah untuk mencegah terjadinya kembali bangunan liar.

Dalam praktiknya, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ditegakkannya undang-undang terhadap bangunan tanpa izin pada lahan saluran irigasi, antara lain: 110 1. Dalam praktiknya, tidak jarang terdapat beberapa pemilik bangunan tanpa izin di sempadan irigasi yang menuntut agar pemerintah. untuk ganti rugi penggantian nilai bangunan yang dipindahkan dan pemberian fasilitas pengganti bagi kegiatan pihak-pihak tersebut. Kesadaran masyarakat ini harus dibangun melalui komunikasi yang dilakukan pemerintah kepada masyarakat yang tinggal di lahan saluran irigasi karena jika mereka tinggal atau membangun bangunan tanpa izin maka akan berbahaya dan mengakibatkan banjir.

Kesadaran masyarakat ini akan muncul dengan adanya sosialisasi kepada masyarakat dan disediakannya sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan yang tidak hidup pada batas irigasi atau pada lahan saluran irigasi. Penegakan hukum dalam contoh ini sulit dilakukan karena sebagian warga atau pemilik bangunan liar memiliki izin mendirikan bangunan di atas lahan saluran irigasi yang dikeluarkan oleh instansi resmi.

Kesimpulan

Saran

Pasal 27xPeraturanxMenteri Tenaga KerjaxUmum dhexStrehimixRakyat Republik Indonesia Nomor 08/PPT/M/2015 tentang Penetapan Garis Batas Jaringan Irigasi menyebutkan bahwa pengaturan kawasan perbatasan dan jaringan irigasi telah dilakukan dengan x tahap peninjauan, kesesuaian peraturan perundang-undangan visionxs dan warningxs. Pengawasan Bangunan Liar di Sepanjang Batas Jalan oleh Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surabaya (Studi Kasus di Jalan Pandegiling Surabaya).

Referensi

Dokumen terkait

Faktor-Faktor yang menghambat proses penegakan hukum pidana terhadap tindak pidana pengerjaan kawasan hutan secara tidak sah yaitu penyidik PPNS yang berpotensi

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penegakan hukum terhadap pendirian bangunan di atas saluran irigasi dalam upaya mewujudkan

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmatNya sehingga tesis dengan judul “Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Perladangan dan Perkebunan Liar

Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu (1) untuk mendeskripsikan penegakan hukum terhadap tindak pidana perdagangan satwa liar yang dilindungi di Kota Bengkulu, (2)

Untuk mengetahui prosedur penegakan hukum Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 6 Tahun 2001 tentang Ijin Bangun-Bangunan, terhadap bangunan yang tidak memiliki ijin

Atas berkat dan rahmat Allah dapatdiselesaikanskripsi yang berjudul “Peran Polisi Kehutanan Dalam Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Penebangan Liar Di Kabupaten

KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penegakan hukum terhadap praktik pungutan liar modus calo di PT.Pelayaran Nasional Indonesia Makassar

2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Polri, namun demikian, penegakan hukum terhadap oknum anggota polri yang melakukan pungutan liar dalam pengurusan Surat Izin Mengemudi