• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN PUNGUTAN LIAR OLEH APARAT KEPOLISIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENEGAKAN HUKUM KEJAHATAN PUNGUTAN LIAR OLEH APARAT KEPOLISIAN"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

96 BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Faktor terjadinya pungutan liar di internal kepolisian

Pungutan liar belum diatur secara khusus dalam peraturan

perundang-undangan di Indonesia, tetapi perbuatan ini dapat di

samakan dalam perbuatan suap dalam Undang-Undang Nomor. 20

Tahun 2001 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor. 31

Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

Faktor penyebab terjadinya pungutan liar di kepolisian dari

analisis pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pada dasar

nya adalah peran aktif dari kedua pihak yanitu masyarakat dan

petugas (anggota kepolisiam) yang kemudian keduanya saling

memberi dan menerima suatu keuntungan tertentu yang melanggar

ketentuannya dan ditambah dengan faktor pendukung dari luar di

antaranya; kurangnya penanaman nilai-nilai agama dan

keteladanan seorang pemimpin, lingkungan hidup yang konsumtif,

proses pelayanan yang dirasakan tidak efektif, kultur atau budaya

yang terbentuk dalam masyarakat maupun dalam sistem suatu

(2)

97 2. Penegakan hukum dan penanggulangannya atas tindakan pungutan liar

oleh anggota kepolisian.

Penegakan hukum bagi anggota kepolisian yang melakukan

praktik pungutan liar dapat diselesiakan melalui peradilan pidana

umum jika memang unsur-unsur pidananya terpenuhi dan tidak

mengalami kekurangan bukti dalam pemerikassnnya, sesuai

dengan ketentuan nya, dengan dasar Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor. 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi yang kemudian perbuatan pungutan liar ini

dipersamakan dalam perbuatan suap sesuai peraturan ini. Dan juga

dapan diselesaikan melalui internal kepolisian dengan dasar Perkap

Nomor. 14 Tahun 2001.

Bentuk pencegahan terhadap angota polisi agar tidak

melakukan praktik pungutan liar, Kepolisian Negara Republik

Indonesia senantiasa memberikan arahan pada setiap pelaksanaan

kegiatan dan telah menerapkan sistem Rewards and Punishment.

Rewards and Punishment merupakan dua bentuk metode dalam

memotivasi seseorang untuk melakukan kebaikan dan

(3)

98 B. SARAN

1. Kepada Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia seharusnya

dapat langsung melakukan penegakan hukum bagi anggota yang

terlibat dalam praktek pungutan liar, melalui unit kerja penegakan

hukum (propam).

2. Didalam unit kerja yang di bentuk (bidpropam), yang kemudian dalam

aturan penegakan hukum harus pertegas. Aturan yang selama ini sudah

dijalankan sekiranya sudah berjalan sebagaimana mestinya dan terus

ditingkatkan agar internal kepolisian bersih.

3. Perbaikan masing-masing individu dan peningkatan profesionalitas

masing-masing anggota kepolisian dalam melaksanakan segala bentuk

tugasnya dan dalam berhubungan sosial. aparat kepolisian harus

memberikan contah baik kepada masyarakat.

4. Kemudian yang menjadi dasar adalah perbaikan sktuktur di internal

kepolisian sendiri, agar terciptanya suatu institusi yang bersih.

Tunjukan pada masyarakat, bahwa instansi kepolisian bukan instansi

terkorop. Timbulkan rasa aman dan nyaman antara masyarakat dan

kepolisian dalam berhubungan sosial

5. Kesadaran hukum untuk semua lapisan masyarakat dalah berhubungan

hukum, agar dapat berkontirbusi dalam menciptakan negara hukum

Referensi

Dokumen terkait

Tanda tanya dipakai pada akhir pertanyaan langsung (tidak lazim dalam tulisan ilmiah) atau untuk menunjukkan keragu-raguan dalam suatu penyataan.. Tanda seru hampir tidak

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta Surat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi Nomor : 602.1/07/POKJA/SATKER-PN-KTP/KONSULTANSI/V/2014, Tanggal 02 Mei

• Ide dasarnya : perusahaan menggunakan SI baik sebagai alat bantu maupun strategi yang tangguh dalam mengintegrasikan dan mengolah data dengan cepat dan akurat serta penciptaan

akan tercermin dari perumusan permasalahan yang disampaikan sebelumnya. Namun demikian, penulis diharapkan dapat mengidentifikasi dengan jelas tujuan umum dan khusus dari

Rachmadi Usman, Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual (Perlindungan Dan Dimensi Hukumnya Di Indonesia), Bandung: PT.. sama dengan pengertian sebagaimana terdapat

Untuk melindungi hak ekonomi pencipta atau pemegang hak cipta menurut Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, maka orang lain yang tanpa izin

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel atau lebih (Independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel

digunakan llntuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan-jaringan tubuh, meskipun dalam pelaksanaannya tubuh tidak mempunyai efisiensi yang demikian tingginya untuk mencerna