Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4 Pandeglang pada topik perubahan lingkungan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasy Eksperimen dengan desain penelitian Posttest Only Control Design. Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Latar Belakang Masalah
2 Keterampilan proses saintifik merupakan rangkaian keterampilan ilmiah yang digunakan siswa dalam proses pembelajaran untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan (Nuh, 2010 dalam Maradona, 2013: 62). Oleh karena itu, sangat penting untuk melatih keterampilan proses sains bagi siswa agar sains dapat terus berkembang. Proses pembelajaran yang melatih siswa dalam penguasaan keterampilan proses ilmiah akan mencakup keterampilan intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, 2005: 78).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI
Deskripsi Teori
- Hakikat Sains
- Keterampilan Proses Sains
- Model Pembelajaran Learning Cycle 5E
- Materi Ajar
Sains sebagai proses disebut juga keterampilan proses ilmiah adalah kegiatan ilmiah dalam memperoleh pengetahuan baru tentang alam atau menyempurnakan pengetahuan yang telah ada (Trianto. Proses ilmiah disebut juga keterampilan proses ilmiah yang merupakan salah satu dari tiga hakikat sains yang berarti bahwa dalam mencari pengetahuan tentang alam semesta perlu proses untuk dijalani (Maradona, 2013: 63). Keterampilan manual termasuk karena dalam melakukan keterampilan proses memungkinkan siswa menggunakan alat dan bahan, mengukur atau mempersiapkan.
Indikator kapabilitas proses sains dan subindikator kapabilitas proses yang dikemukakan oleh Rustaman dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Bundu menyatakan bahwa kapabilitas proses terdiri dari kapabilitas inti dan kapabilitas tertanam 1) Kapabilitas inti menjadi dasar dari kapabilitas tertanam yang lebih kompleks. Sedangkan menurut Dewi, inferensi adalah kegiatan dalam ilmu pengetahuan tentang proses keterampilan dalam menjelaskan hasil pengamatan atau menyampaikan sebab-sebab dari sesuatu yang diamati.
Melakukan eksperimen merupakan kegiatan yang mencakup semua keterampilan proses yang telah dijelaskan di atas (Soetardjo, 1998 dalam Bundu, 2006:30). Berdasarkan uraian di atas, keterampilan proses sains dasar dan keterampilan proses sains terpadu dapat disajikan pada tabel 2.2 dan tabel 2.3 di bawah ini. Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini menggunakan indikator keterampilan proses sains yang dikemukakan oleh Bundu yaitu keterampilan proses dasar dengan indikator observasi, klasifikasi,.
Sedangkan keterampilan proses terpadu yang digunakan dalam penelitian ini adalah merumuskan hipotesis dan menentukan variabel operasional. Selain indikator yang dikemukakan oleh Bundu, peneliti juga menggunakan indikator KPS yang dikemukakan oleh Rustaman yaitu indikator penerapan konsep dan pertanyaan. Mempraktikkan keterampilan dalam proses sains merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan guru untuk mencapai keberhasilan dalam belajar siswa.
Hasil Penelitian yang Relevan
23 memprediksi, menarik kesimpulan, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan, merumuskan hipotesis, menentukan operasional variabel, sehingga kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan hakikat pembelajaran saintifik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran learning cycle 5E yang membimbing siswa dalam pembelajaran yang memberikan berbagai pengalaman dalam bentuk kegiatan nyata dan rasional atau yang dapat dipahami siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi sosial.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa model pembelajaran 5E learning cycle berkaitan dengan keterampilan proses ilmiah. Dengan demikian diharapkan model pembelajaran 5E learning cycle mampu meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa sebagai solusi pemecahan masalah pendidikan dengan mengubah prinsip bahwa pembelajaran IPA harus berpusat pada siswa sebagai subjek pembelajaran yang seharusnya. diberi kesempatan untuk mengembangkan setiap keterampilan yang dimilikinya. Adanya fase dalam model pembelajaran learning cycle 5E dikatakan mampu melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa.
Hipotesis Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan Operasional
Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Metode Penelitian
Desain Penelitian
Prosedur Penelitian
Pengolahan hasil tes instrumen tes keterampilan proses sains dengan menguji validitas soal (tingkat kesulitan, dan daya pembeda) dan menguji reliabilitas instrumen. Peneliti telah melakukan kegiatan penelitian pendahuluan pada pokok bahasan ekosistem dengan sub pokok bahasan komponen penyusun ekosistem, interaksi antar komponen ekosistem dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem. Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan topik perubahan lingkungan dengan sub pokok bahasan faktor penyebab kerusakan lingkungan, dampak kerusakan lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan, pencemaran air secara praktis, pengelolaan lingkungan, jenis sampah dan daur ulang sampah.
Peneliti melakukan kegiatan pembelajaran pada topik perubahan lingkungan dengan sub topik faktor penyebab kerusakan lingkungan, dampak kerusakan lingkungan, macam-macam pencemaran lingkungan, pengelolaan lingkungan, jenis sampah dan daur ulang sampah. Peneliti melakukan kegiatan posttest keterampilan proses sains siswa dari topik perubahan lingkungan dengan menggunakan metode ceramah yang telah digunakan pada pertemuan sebelumnya. Lakukan analisis data dengan terlebih dahulu melakukan uji asumsi yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Setelah kedua data normal dan homogen, dilakukan uji t (uji hipotesis).
Teknik Pengumpulan Data
- Definisi Konseptual Variabel
- Definisi Operasional Variabel
- Instrumen Penelitian
KPS merupakan keterampilan ilmiah yang digunakan untuk menemukan atau mengembangkan konsep, prinsip, atau teori melalui keterlibatan langsung siswa. KPS dasar terdiri dari mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan, memprediksi, menerapkan konsep, mengukur, menanya, dan mengomunikasikan. KPS Terpadu terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabel data, membuat grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, merumuskan hipotesis, mendefinisikan operasional variabel, merancang penelitian dan melakukan eksperimen.
Model pembelajaran siklus belajar 5E merupakan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan oleh siswa terkait dengan materi perubahan lingkungan. Penggunaan model yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 5 tahapan yaitu: engagement, explorasi, explantion, elaboration, evaluasi. Keterampilan proses sains diukur menggunakan tes pilihan ganda tentang perubahan lingkungan dan daur ulang sampah.
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pelaksanaan pembelajaran berupa silabus dan kurikulum (RPP) yang dilengkapi dengan lembar kerja dan alat pengambilan data berupa tes tertulis yaitu berupa soal pilihan ganda dengan butir-butir soal yang difokuskan. mengukur KPS siswa kelas X pada topik perubahan lingkungan. Soal yang diujikan berjumlah 30 butir yang berisi soal-soal yang sesuai dengan KPS dasar dan indikator KPS terpadu. Kesembilan indikator tersebut meliputi mengamati, mengklasifikasikan, menyimpulkan, memprediksi, menerapkan konsep, mengajukan pertanyaan, mengkomunikasikan, merumuskan hipotesis, dan mendefinisikan variabel operasional.
Soalan yang dijawab dengan betul akan diberi markah 1, manakala soalan yang salah atau tidak dijawab akan diberi markah 0.
Teknik Pengolahan Data
- Uji Coba Instrumen
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Tingkat Kesukaran
- Daya Pembeda
Kemudian Instrumen Kemampuan Proses Ilmiah yang disusun berdasarkan kisi-kisi berisi 50 soal diberikan untuk menguji kelayakan soal. Setelah instrumen yang dibuat sebelumnya ditemukan cocok untuk digunakan, instrumen tersebut harus melewati berbagai tes tingkat analisis untuk setiap item. Soal yang valid direvisi lagi sesuai dengan analisis butir yang dilakukan, kemudian dilakukan penilaian dan validitas konstruk oleh dosen pembimbing dan dipilih satu butir berjumlah 39 yang kemudian direvisi sesuai dengan analisis butir sehingga menjadi 30 butir.
Untuk mencari indeks reliabilitas instrumen penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment yaitu reliabilitas tiap bagian tes sebagai berikut (Arikunto. 36 Setelah dihitung dengan rumus tersebut diperoleh rxy = 0,315, maka angka ini adalah dimasukkan ke dalam rumus Spearman-Brown sebagai berikut (Arikunto. Hasil uji reliabilitas item menunjukkan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini memiliki nilai reliabilitas sebesar 0,479 yang berarti nilai reliabilitas cukup.
Rumus yang digunakan untuk menentukan tingkat kesukaran dengan proporsi jawaban yang benar adalah sebagai berikut (Purwanto. L : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab setiap soal dengan benar T : Banyaknya siswa kelompok atas dan kelompok bawah daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui soal yang diajukan dapat membedakan siswa yang cerdas (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang cerdas (berkemampuan rendah).
U : Banyaknya siswa kelompok tinggi yang menjawab setiap pertanyaan dengan benar L : Banyaknya siswa kelompok rendah yang menjawab setiap pertanyaan dengan benar T : Banyaknya siswa kelompok tinggi dan kelompok rendah.
Teknik Analisis Data
- Uji Prasyarat
- Pengujian Hipotesis
𝐻0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMA Negeri 4 Pandeglang. Sedangkan indikator kemahiran proses saintifik terendah pada kelas kontrol mendefinisikan variabel operasi 54,68% dengan kriteria yang jauh lebih sedikit. Kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional memiliki tingkat penguasaan KPS yang lebih rendah dibandingkan pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E.
Sedangkan indikator KPS terendah pada kelas eksperimen adalah komunikasi, sedangkan pada kelas kontrol adalah indikator pendefinisian variabel operasional. Terdapat pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap keterampilan proses sains siswa kelas X SMAN 4 Pandeglang pada taraf signifikan α = 1%. Keterampilan Proses Ilmiah Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Materi Asam Basa Kelas XI SMAN 8 Surabaya.
Keefektifan model learning cycle 5E yang dipadukan dengan teknik Maind Mapping untuk meningkatkan keterampilan proses ilmiah siswa SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran learning cycle 5E terhadap keterampilan proses saintifik siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran learning cycle 5E berdampak besar terhadap keterampilan proses ilmiah siswa.
Oleh karena itu dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan pada keterampilan proses sains siswa yang menggunakan model pembelajaran learning cycle 5E. Model pembelajaran learning cycle 5E dapat mempengaruhi keterampilan proses sains siswa karena terdapat 5 tahapan yang berperan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa model pembelajaran learning cycle 5E cenderung lebih berpengaruh terhadap peningkatan indikator KPS.
Hipotesis Statistik
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian
Uji Prasyarat
- Uji Normalitas
- Uji Homogenitas
Analisis Data
Pembahasan Hasil Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Indikator KPS pada kelas eksperimen yang paling berpengaruh adalah indikator inferensi dengan nilai rata-rata 77,78%, prediksi 72,72%, perumusan hipotesis 78,18%, mengajukan pertanyaan 66,67% dan penentuan variabel operasional dengan nilai rata-rata 65,15%. .
Saran
Analisis keterampilan proses ilmiah siswa kelas XI IPA SMA Islam Samarinda pada bidang hidrolisis melalui metode eksperimen. Analisis keterampilan proses saintifik yang dikembangkan pada LKS Biologi kelas X yang digunakan siswa MAN Kota Yogyakarta. Dengan demikian, sangat penting untuk melatih keterampilan proses sains bagi siswa agar sains terus berkembang (Rudytami, 2017).
Proses pembelajaran yang melatih siswa menguasai keterampilan proses ilmiah meliputi keterampilan intelektual, manual, dan sosial (Rustaman, 2005). Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 1%, jika thitung > ttabel maka ada pengaruh keterampilan proses ilmiah. Sedangkan indikator KPS dengan persentase terendah pada kelas eksperimen adalah komunikasi dengan persentase 58,33% dengan kriteria lebih sedikit.
Hal ini diperkuat dengan penelitian Nida et al. (2017) bahwa model pembelajaran learning cycle 5E yang dipadukan dengan teknik mind mapping dapat membantu mengembangkan keterampilan proses saintifik siswa. Persentase skor rata-rata indikator KPS pada kelas eksperimen lebih tinggi 72,72% dibandingkan kelas kontrol yang diperoleh hasil sebesar 65,62%. Hal ini dikarenakan pada model pembelajaran siklus belajar 5E, kegiatan pembelajaran belum sepenuhnya mendukung pengembangan indikator KPS.
Model pembelajaran siklus belajar 5E dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan proses ilmiah siswa pada mata pelajaran biologi khususnya materi perubahan lingkungan dan daur ulang sampah.
LUARAN YANG DICAPAI