• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sebaran Jenis Penelitian dan Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Sebaran Jenis Penelitian dan Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014"

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Sitti Zarah Taslima

Nim : 20600118061

Tempat, Tanggal Lahir : Bantaeng, 11 Februari 2000 Jurusan : Pendidikan Fisika

Alamat : Pondok Putri Hijau, Samata Gowa

Judul : “Sebaran Jenis Penelitian dan Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Gowa, Agustus 2022

Sitti Zarah Taslima 20600118061

(3)

PERSETUJUAN PEMIMING

(4)
(5)
(6)

vi

penulis menjadi manusia yang bisa membahagiakan kalian. Serta terimakasih kepada Saudari Nurnia atas dukungannya serta keluarga besar yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan doanya kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Drs. Hamdan Juhannis, M.A., Ph.D., selaku Rektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Prof. Dr. H. Mardan, M.Ag., selaku wakil Rektor Bidang Akademik Pengembangan Lembaga, Prof. Dr. H.

Wahyuddin, M. Hum., selaku wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Prof. Dr. H. Darussalam, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, dan Dr. H. Kamaluddin Abunawas, M.

Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Pengembangan Lembaga UIN Alauddin Makassar.

2. Dr. H. A. Marjuni, S.Ag., M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Dr. M. Shabir U., M. Ag., selaku Wakil Dekan Bidang akademik, Dr. M. Rusdi, M. Ag., selaku wakil dekan Bidang Administrasi Umum, Dr.

H. Ilyas, M.Pd., M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, yang telah memberikan fasilitas, dorongan, bimbingan serta nasehat kepada penulis.

3. Rafiqah, S.Si., M.Pd. dan Santih Anggereni, S.Si., M.Pd., selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan, dan nasehat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

4. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si. selaku pembimbing I dan Dr.

Jamilah, S.Si., M.Si. selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, serta dorongan kepada penulis.

(7)

vii

5. Drs. Muhammad Yusuf Hidayat, S.Pd., M.Pd. selaku penguji I dan Dra.

Hamsiah Djafar, M.Hum. selaku penguju II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan saran, bimbingan, pengarahan, serta dorongan kepada penulis.

6. Sudirman, S.Pd., M.Ed. selaku validator I dan Baharuddin, S.Pd., M.Pd.

selaku validator II yang telah meluangkan waktunya untuk memvalidasi instrumen saya, sehingga sksripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

7. Seluruh staf, dosen, dan karyawan yang berada dalam lingkungan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan yang telah membantu kelancaran proses penulisan skripsi ini.

8. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2018 (Des18el) Jurusan Pendidikan Fisika yang selama ini membantu dan selalu memberikan semangat apabila penulis sedang kesulitan.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya hanya kepada Allah swt. penulis memohon ridha dan magfirah-Nya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda di sisi Allah swt. semoga karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Gowa, Agustrus 2022 Penulis

SITTI ZARAH TASLIMA NIM. 20600118061

(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

ABSTRAK ... xii

ABSTRACT ... xiii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Definisi Operasional Variabel ... 9

D. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu ... 11

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 15

BAB II ... 18

TINJAUAN TEORETIS ... 18

A. Skripsi ... 18

B. Jenis – Jenis Penelitian ... 27

C. Penelitian Kuantitatif ... 30

D. Penelitian Kualitatif ... 38

E. Penelitian Gabungan (Mixed Research/Mix Method) ... 45

F. Pedoman Karya Tulis Ilmiah UIN Alauddin Makassar ... 46

BAB III ... 51

METODE PENELITIAN ... 51

A. Jenis Penelitian ... 51

B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ... 51

C. Subjek Penelitian ... 51

(9)

ix

D. Desain Penelitian ... 53

E. Instrumen Penelitian ... 55

F. Analisis Data ... 58

BAB IV ... 61

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Pra Pelaksanaan Penelitian... 61

B. Pelaksanaan Penelitian ... 61

C. Hasil Penelitian ... 62

BAB V ... 79

PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Implikasi Penelitian ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81

LAMPIRAN ... 83

Lampiran 1 : Instrumen Analisis Sebaran Jenis Penelitian ... 83

Lampiran 2 : Daftar Checklist Sebaran Jenis Penelitian ... 104

Lampiran 3 : Kisi-kisi instrumen penelitian variabel Kualitas Skripsi ... 125

Lampiran 4 : Form Analisis Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM .... 126

Lampiran 5 : Data Nilai Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM ... 131

Lampiran 6 : Skor Hasil Analisis Kualitas Skripsi ... 150

DOKUMENTASI ... 157

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 168

(10)

x

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2. 1 Metode-metode Penelitian ... 30 Tabel 2. 2 Perbedaan Penelitian Kuantitatif dengan Penelitian Kualitatif ... 40 Tabel 3. 1 Data rekapitulasi alumni Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2013 dan

2014 ... 53 Tabel 4. 1 Data rekapitulasi skripsi Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2013 dan

2014 ... 653 Tabel 4. 2 Data hasil analisis kualitas skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika

angkatan 2013 dan 2014 ... 62 Tabel 4. 3 Data kualitas skripsi alumni prodi Pendidikan Fisika Angkatan 2013 dan

2014 ... 74 Tabel 4. 4 Statistik Deskriptif data kualitas skripsi alumni Jurusan Pendidikan Fisika

Angkatan 2013 dan 2014... 75 Tabel 4. 5 Data hasil analisis kualitas skripsi ... 76

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2. 1 Kerangka Dasar Penyusunan Skripsi ... 244 Gambar 2. 2 Sampul buku Pedoman PKTI” UINAM Tahun 2013 ... 48 Gambar 3. 1 Desain penelitian ... 54 Gambar 4. 1 Presentase Jenis Penelitian Mahasiswa Pendidikan Fisika Angkatan

2013 dan 2014 ... 63 Gambar 4. 2 Data hasil analisis kualitas skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan

Fisika angkatan 2013 dan 2014 ... 76

(12)
(13)
(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan adalah suatu proses pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan atau penelitian. Pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Mutu (kualitas) pendidikan bukan sesuatu yang terjadi dengan sendirinya, dia merupakan hasil dari suatu proses pendidikan, jika suatu proses pendidikan berjalan baik, efektif dan efisien, maka terbuka peluang sangat besar untuk memperoleh pendidikan yang bermutu (Crosby, 1986: 45)

Perguruan tinggi merupakan satuan penyelenggara pendidikan tinggi sebagai tingkat lanjut dari jenjang pendidikan menengah di jalur pendidikan formal. Hal ini sesuai dengan pengertian perguruan tinggi menurut UU No. 20 tahun 2003 pasal 19 ayat 1 yang menyatakan bahwa:

“Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.”

Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan formal yang mempersiapkan SDM dari level Sekolah Menengah Umum menuju Pendidikan Tinggi dengan tingkat kemampuan analisa dan pemahaman yang lebih tinggi dari sebelumnya. Salah satu

(15)

2

persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana (strata satu), seorang mahasiswa diharuskan mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi.

Skripsi adalah karangan ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya (Yulianto, 2008). Mata kuliah skripsi boleh ditempuh apabila mahasiswa telah menempuh sejumlah SKS tertentu dan lulus mata kuliah metodologi penelitian. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia. Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduated (S1) jenjang undergraduate (S1), postgraduate (S2), Ph.D. dengan riset (S3) dan dissertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate (pascasarjana). Sedangkan di Indonesia skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3.

Menurut Wikipedia, skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya.

Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.

dengan menentukan suatu masalah, membuat hipotesis, mengambil kesimpulan,

(16)

mengutarakan ide dan solusimu dan yang lainnya. Skripsi bisa juga sebagai barometer kesungguhan dan mentalitas kita ketika bekerja nanti.

Penulisan skripsi juga merupakan bagian dari kegiatan pendalaman disiplin ilmu lewat kegiatan tulis-menulis bagi mahasiswa program S-1. Oleh karena pentingnya skripsi ini, maka kadar kelulusan atau ketuntasan program S-1 ini ditentukan oleh kualitas tugas akhir yang disusunnya. Mengapa demikian? Karena skripsi merupakan karya akhir atau karya puncak yang dianggap bisa memberikan indikator kadar pemahaman atau ketercapaian disiplin ilmu mahasiswa yang bersangkutan.

Menyusun skripsi pada dasarnya merupakan suatu rangkaian kegiatan mengungkapkan hasil pemikiran dalam bentuk tulisan dengan memenuhi kriteria dan etika penulisan ilmiah. Skripsi yang berkualitas ditentukan oleh potensi yang dimiliki oleh setiap individu. Potensi yang dimaksudkan disini adalah potensi jasmani, potensi ruhani, dan potensi akal.

Jika kita mau merenung, sebenarnya ketika kita diciptakan, Tuhan pasti tidak akan membiarkan hamba-Nya hidup dalam kesengsaraan dan penderitaan. Maka dari itulah Tuhan membekali manusia dengan segenap potensi yang ada dalam dirinya.

Potensi itu meliputi: potensi jasmani (fisik), rohani (spiritual), dan akal (mind).

Ketiga potensi ini akan memberikan kemampuan kepada manusia untuk menentukan dan memilih jalan hidupnya sendiri. Manusia diberi kebebasan untuk menentukan takdirnya. Semua itu tergantung dari bagaimana mereka memanfaatkan potensi yang melekat dalam dirinya (Aziz, 2019). Hal ini sejalan dengan QS. Al-A’raf/7: 160 yang berbunyi:

(17)

4

























































































Terjemahnya:

Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing - masingnya berjumlah besar dan Kami wahyukan kepada Musa ketika kaumnya meminta air kepadanya: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu!". Maka memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sesungguhnya tiap-tiap suku mengetahui tempat minum masing - masing. Dan Kami naungan awan di atas mereka dan Kami turunkan kepada mereka manna dan salwa. (Kami berfirman);

"Makanlah yang baik-baik dari apa yang telah Kami rezeki kan kepadamu".

Mereka tidak menganiaya Kami, tetapi mereka lah yang selalu menganiaya dirinya sendiri. (Depertemen Agama RI Al-Qur’an dan terjemahannya)

Ketiga potensi tersebut saling menunjang dan melengkapi, tetapi dari ketiga komponen itu, potensi spiritual dan akal memegang peranan penting dalam menentukan kesuksesan seseorang dalam kehidupan, sebab dari kedua potensi itulah manusia akan tahu kemana akan melangkah, apa yang diinginkan, dan apa yang harus dilakukan. Potensi fisik hanya menunjang kedua potensi tersebut agar lebih sempurna, walau peranannya juga tidak bisa disepelekan (Depertemen Agama RI Al- Qur’an dan terjemahannya).

Banyak orang yang mengeluh ketika dikaruniai fisik yang kurang sempurna.

Mereka merasa seakan-akan hidupnya tidak berguna. Akhirnya mereka menjadi orang-orang yang berputus asa dan menjadi beban bagi orang lain. Mereka melupakan potensi akal dan spiritual yang dikaruniakan Tuhan. Dalam sejarah kehidupan manusia, ada banyak orang-orang yang luar biasa, mereka dikaruniai keterbatasan fisik, tetapi justru dengan itulah mereka dapat menghasilkan prestasi yang mengagumkan. Mereka menjadikan keterbatasan mereka sebagai motivasi untuk meraih prestasi tinggi. Namun harus disadari bahwa potensi yang dimiliki manusia

(18)

semuanya ada batasnya, jika Allah menghendaki pasti semua dapat berubah sesuai dengan kehendak-Nya. Kewajiban manusia yang pokok ialah senantiasa mendekatkan diri kepada Allah swt dalam segala aspek kegiatannya.

Potensi ketangguhan (adversity quotient), merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan, dan daya juang yang tinggi. AQ merupakan salah satu faktor spesifik sukses (prestasi) seseorang karena mampu merespons berbagai kesulitan dengan baik. Dengan AQ, berarti seseorang telah mampu mengubah tantangan menjadi peluang. Hubungannya dengan penulisan skripsi, maka mahasiswa yang memiliki potensi tangguh, maka nantinya ia akan mampu menyelesaikan tugas akhir/skripsi yang berkualitas sehingga mampu menyelesaikan studi tepat waktu.

(Aziz, 2019)

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, sebagian besar mahasiswa terpengaruh oleh penelitian-penelitian yang telah dilakukan mahasiswa pada angkatan sebelum-sebelumnya. Sehingga tema dan penelitian yang dipilih masih monoton atau penelitian yang itu-itu saja. Sedangkan di sekolah masih banyak lagi masalah yang muncul dan jenis penelitiannya untuk mencari solusinya pun berbeda- beda. Jenis penelitian yang satu belum tentu cocok dengan semua masalah yang ada.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Azis, 2017) yang memperlihatkan data jenis penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2008 s.d. 2012. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dijelaskan bahwa eksperimen merupakan jenis penelitian yang paling dominan sebagai bahan skripsi bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika. Dari 397 alumni, terdapat 151 orang yang memiliki skripsi dengan kategori jenis penelitian eksperimen, atau setara dengan

(19)

6

38%. Selanjutnya untuk penelitian deskriptif, masing-masing terdiri dari 46 orang yang memilih jenis penelitian korelasi, 98 orang ex post facto, 47 orang deskriptif kuantitatif, dan 22 orang penelitian survey. Sebaliknya, bagi mahasiswa Pendidikan Fisika angkatan 2008 s.d. 2012, cenderung kurang tertarik memilih penelitian kualitatif dan penelitian mix method. Dari 397 alumni, hanya 1 orang yang memilih penelitian kualitatif, 17 orang yang memilih pengembangan, dan 15 orang yang memilih mix method.

Hasil penelitian dari (Fariha, 2017) yang melakukan analisis sebaran jenis penelitian jenis penelitian pada skripsi mahasiswa angkatan 2004 s.d. 2007, menunjukkan dominasi jenis penelitian eksperimen. Selain itu pula, hasil analisis kesesuaian jenis penelitian dengan analisis data pada skripsi, menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian berada pada nilai antara 86,66% sampai dengan 95,23%.

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, ketidaksesuaian pada beberapa skripsi mahasiswa disebabkan oleh analisis data yang ternyata termasuk dalam analisis data korelasi, penelitian yang dianggap hanya berupa deskriptif ternyata mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel, serta penelitian yang dianggap deskriptif ternyata terdapat perlakuan pada variabel sehingga lebih merujuk pada penelitian eksperimen.

Mengingat pentingnya pemetaan dokumen sebaran jenis penelitian bagi mahasiswa Pendidikan Fisika pada angkatan berikutnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian serupa dengan menggunakan sampel penelitian pada angkatan berikutnya. Hasil penelitian ini tentunya akan dijadikan bahan referensi dan informasi bagi pihak jurusan dalam hal perbaikan kualitas pemerataan jenis-jenis penelitian bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika.

(20)

Skripsi merupakan hasil penelitian yang telah dilaporkan ke khalayak setelah beberapa tahapan dilalui, mulai penyusunan proposal, seminar proposal, pengumpulan data, analisis data, dan seminar hasil penelitian hingga ujian. Demikian banyak tahapan yang dilalui oleh seorang calon sarjana sehingga diharapkan karya akhir itu berkualitas.

Ada beberapa ukuran untuk menilai kualitas karya ilmiah, sebagai berikut: (1) novelty (kebaruan), artinya bidang yang dikaji sangat baru dan relevan dengan kebutuhan masyarakat, (2) memberikan kontribusi nyata bagi kehidupan, (3) dilalui dengan proses metodologi yang benar, (4) bukan pengulangan, apalagi penjiplakan, dari karya sebelumnya, (5) dilakukan dengan penuh kejujuran, dan (6) disusun berdasarkan pedoman penulisan yang diterbitkan oleh masing-masing perguruan tinggi dari mahasiswa bersangkutan.

Tulisan adalah salah satu bahan utama agar ibadah membaca bisa dilakukan.

Maka, membuat tulisan sebagai bahan untuk membaca juga merupakan amal saleh.

Tulisan yang berkualitas akan memberi manfaat kepada setiap pembaca yang membutuhkannya. Allah Yang Maha suci menjadikan pekerjaan menulis sebagai salah satu bagian utama dalam menertibkan makhluknya dan menjadikannya dokumentasi sebagai bukti disaat Dia mengadili seluruh hamba-Nya. Sedemikian penting dan besarnya peran pena dan apa yang ditulis oleh manusia, Allah sampai bersumpah menggunakan nama pena dalam QS. Al-Qalam/68 : ayat 1 yang berbunyi :











Terjemahnya:

“Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis.” (Depertemen Agama RI Al- Qur’an dan terjemahannya)

(21)

8

Hubungannya dengan ayat di atas, maka keutamaan menulis agar dapat memberikan kebermanfaatan bagi manusia lainnya. Oleh karena itu, agar tulisan berupa skripsi mahasiswa lebih berkualitas, maka dari segi kaidah penulisan, memerlukan pedoman khusus sebagaimana yang berlaku dalam lingkup perguruan tinggi masing-masing.

Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PKTI) UINAM merupakan buku pedoman yang membahas aturan-aturan dan prosedur-prosedur berlaku dalam penulisan karya tulis ilmiah di lingkungan akademik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan ketua Gugus Penjamin Mutu (GPM) Jurusan Pendidikan Fisika Bapak Dr. H.

Muhammad Qaddafi, S.Si., M.Si. beliau menyatakan bahwa dari segi kaidah penulisan, beberapa skripsi mahasiswa pendidikan fisika masih ditemukan adanya beberapa ketidaksesuaian dalam konteks kaidah yang berlaku. Ketidaksesuaian penulisan yang dimaksud diantaranya komposisi karya tulis ilmiah, teknik penulisan, dan format karya ilmiah.

Pada kaidah komposisi karya ilmiah, masih terdapat beberapa mahasiswa yang belum telaten dalam penyusunan uraian komposisi pada bagian awal, isi, dan akhir dari sebuah skripsi. Pada kaidah teknik penulisan, masih terdapat beberapa mahasiswa yang belum konsisten dari segi pengaturan margin, pengaturan posisi judul-judul halaman, jarak spasi antar baris dan jarak ketikan antar kata, pemberian kutipan dalam teks, konsistensi pada catatan referensi (footnote atau endnote), serta daftar pustaka. Pada kaidah format karya ilmiah, masih terdapat beberapa mahasiswa yang tidak konsisten dalam hal pencetakan skripsi pada jenis kertas yang sesuai,

(22)

halaman sampul, sistem penomoran halaman, serta sistem penomoran bab dan bagian-bagiannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Sebaran Jenis Penelitian dan Kualitas Skripsi Perspektif PKTI UINAM Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana sebaran jenis penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014.

2. Bagaimana kualitas skripsi perspektif PKTI UINAM mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2013 dan 2014.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala atribut yang berbentuk apa saja, atau sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Definisi variabel-variabel penelitian harus dirumuskan untuk menghindari kesesatan dalam mengumpulkan data. Menurut (Sudjana, 2011 : 23) variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa, yang dapat diukur secara kuantitatif Maupun

(23)

10

kualitatif. Hasil pengukuran suatu variabel bisa konstan atau tetap, dan bisa pula berubah-ubah.

Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini ada dua, yaitu 1) Sebaran jenis penelitian dan 2) Kualitas skripsi perspektif PKTI UINAM. Berikut dijelaskan definisi operasional dari kedua variabel tersebut:

1. Sebaran Jenis Penelitian

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sebaran berasal dari kata dasar sebar. Sedangkan arti kata sebaran adalah sesuatu yang disebarkan. Contoh:

surat sebaran, buku-buku sebaran. Kata Jenis berarti yang mempunyai ciri (sifat, keturunan, dan sebagainya). Sedangkan kata Penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif, tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.

Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional sebaran jenis penelitian adalah identifikasi keragaman distribusi jenis-jenis penelitian berdasarkan metodenya yang menjadi pilihan mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika pada saat penyusunan skripsi. Identifikasi difokuskan pada jenis penelitian apa saja yang digunakan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2013 dan 2014. Identifikasi dilakukan melalui studi dokumentasi dan hasilnya dituangkan dalam daftar checklist sebaran jenis penelitian untuk selanjutnya dianalisis dengan cara membandingkan jenis penelitian yang tertuang pada Bab III dari skripsi alumni yang bersangkutan dengan kriteria ideal dari jenis penelitian yang dimaksud pada aspek pengertian, tujuan, ciri- ciri dan contohnya.

2. Kualitas skripsi perspektif PKTI UINAM

(24)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Crosby (1979), mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian dengan persyaratan. Menurut wikipedia, skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan atau fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. Sedangkan perspektif PKTI UINAM adalah tinjauan yang secara khusus menitikberatkan pada aturan-aturan atau kaidah yang berlaku pada Pedoman Karya Tulis Ilmiah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional “Kualitas skripsi perspektif PKTI UINAM” adalah identifikasi kualitas skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika berdasarkan persyaratan atau kaidah-kaidah yang telah diatur dalam buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Adapun indikator dalam kualitas skripsi PKTI UINAM yaitu, komposisi Karya Tulis Ilmiah, teknik penulisan dan format Karya Tulis Imiah.

D. Kajian Pustaka / Penelitian Terdahulu

Tinjauan pustaka atau landasan teori dalam studi literatur adalah serangkaian bentuk kegiatan yang meliputi mencari, membaca dan menelaah laporan-laporan penelitian dan bahan pustaka yang memuat teori-teori yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan literatur merupakan tinjauan tertulis dari tulisan- tulisan utama dan sumber-sumber lain tentang literatur yang dipilih. Sumber-sumber yang tercakup dalam tinjauan tersebut dapat mencakup artikel jurnal internasional, jurnal nasional, buku, laporan pemerintah,situs Web, dan lain-lain. Tinjauan pustaka

(25)

12

menyediakan deskripsi, ringkasan, dan evaluasi dari masing-masing sumber. Salah satu manfaat tinjauan pustaka tentunya dapat menghindarkan penulis dari terjadinya peniruan, plagiasi, dan penipuan dalam berbagai bentuknya. Sebagai tanggung jawab moral, kejujuran bagi seorang ilmuwan untuk menghargai pendapat orang lain.

Berikut ini, penulis menyajikan pustaka dari beberapa penelitian terdahulu yang menjadi bahan referensi penelitian ini, yaitu:

1. Penelitian yang dilakukan oleh (Fariha, 2017) yang berjudul “Identifikasi Sebaran Jenis Penelitian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar Angkatan 2004-2007”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sebaran jenis penelitian yang telah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar angkatan 2004-2007 UIN Alauddin Makassar dan untuk mengetahui kesesuaian antara jenis penelitian yang dituliskan oleh mahasiswa dengan karakteristik jenis penelitian yang terdapat dalam skripsi di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar angkatan 2004-2007. Subjek penelitian ini adalah skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar angkatan 2004-2007. Hasil analisis sebaran jenis penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika di angkatan 2004 cenderung pada jenis penelitian ex post facto dan eksperimen (14,28%), di angkatan 2005 cenderung pada jenis penelitian tindakan kelas (32,43%), di angkatan 2006 cenderung pada jenis penelitian eksperimen (23,63%), dan di angkatan 2007 cenderung pada jenis penelitian eksperimen (58,06%).

(26)

2. Penelitian yang dilakukan oleh (Azis, 2017) dengan judul penelitian

“Sebaran Jenis Penelitian Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2008 sd. 2012 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2008 s.d 2012 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh skripsi alumni mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2008 s.d 2012 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang berjumlah 397 buah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh data dominan sebanyak 364 mahasiswa (91,70%) memilih jenis penelitian kuantitatif (yang meliputi eksperimen, korelasi, ex post facto, deskriptif kuantitatif, dan survei), 18 mahasiswa (4,50%) memilih jenis penelitian kualitatif, serta 15 mahasiswa (3,80%) dengan jenis penelitian mix method.

3. Penelitian yang dilakukan oleh (Pramita, 2018) dengan judul penelitian

“Analisis Sebaran Penelitian Skripsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Studi Matematika Universitas Muhammadiyah Mataram”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sebaran jenis penelitian, tema yang populer serta kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan atau menyusun skripsi program studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Mataram. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang mengerjakan atau mengambil mata kuliah skripsi dalam rentang waktu bulan Oktober 2016 sampai dengan Maret 2017. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: 1) sebaran penelitian mahasiswa dominan pada penelitian kuantitatif dan penelitian R&D; 2) tema yang diminati (populer) dikalangan mahasiswa

(27)

14

yang terkait dengan model penelitian; 3) kesulitan yang dihadapi mahasiswa meliputi penyusunan proposal, instrumen penelitian, pengolahan dan analisis data.

4. Penelitian yang dilakukan oleh (Hariyati, 2012) dengan judul penelitian

“Survey Kinerja Dosen Pembimbing Skripsi dan Kualitas Skripsi Mahasiswa Akuntansi Stie Malangkucecwara”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja dosen pembimbing skripsi dan kualitas skripsi mahasiswa STIE Malangkucecwara. Penelitian ini menggunakan metode survey. Variabel dalam penelitian ini adalah pengukuran kinerja, keterbukaan dosen pembimbing, kesadaran diri dosen pembimbing, kepuasan mahasiswa dan kualitas skripsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kinerja pembimbingan dosen memiliki angka tinggi, yaitu 2,90 (2) kesadaran diri dosen pembimbing sebesar menunjukkan angka 2,76 (3) kepuasan siswa terhadap kinerja dosen pembimbing menunjukkan angka 2,90 dan (4) kualitas skripsi menduduki tingkat tertinggi yaitu 3,20.

5. Penelitian yang dilakukan oleh (Indarto 2012) yang berjudul “Analisis Karya Tulis (Skripsi) Tugas Akhir Mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan Periode 2008/2009 dan 2009/2010”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan kekurangan dan kelemahan yang banyak dilakukan oleh mahasiswa dalam membuat karya tulis (skripsi).

Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah explorasi (penggalian) terhadap aspek-aspek yang ingin diungkap dan dianalisis dengan rumus persentase. Dari analisis yang telah dilakukan tingkat kesalahan yang ditemukan terkait pada semua aspek karya ilmiah. Tertinggi pada aspek

(28)

penggunaan Bahasa Indonesia, Sedang pada aspek cara mengutip, rendah pada aspek bagian kesimpulan dan penulisan daftar pustaka dan sangat rendah pada aspek struktur laporan, konsistensi format dan isi karya tulis.

Kesalahan penggunaan bahasa ditemukan pada semua jenis karya tulis dan termasuk dalam kategori tinggi. Penelitian ini memberikan gambaran bahwa peranan pembimbing masih belum maksimal.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah ungkapan “mengapa” penelitian itu dilakukan.

Tujuan dari suatu penelitian agar dapat mengidentifikasi/menggambarkan suatu konsep atau untuk menjelaskan/memprediksi suatu situasi atau solusi suatu situasi yang mengindikasikan jenis studi yang akan dilakukan. Tujuan penelitian merupakan rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang didapatkan setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian.

Rumusan tujuan penelitian mengungkapkan keinginan penulis untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan.

Berdasarkan rumusan masalah yang disusun, maka tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan sebaran jenis penelitian mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2013 dan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

(29)

16

b. Untuk mendeskripsikan kualitas skripsi perspektif PKTI UINAM mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2013 dan 2014 Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

2. Manfaat Penelitian

Jikalau makna tujuan penelitian adalah untuk menginformasikan tindakan yang dilakukan oleh seorang peneliti, maka manfaat penelitian adalah hasil akhir yang didapatkan. Oleh karena itu penulis harus berupaya untuk melakukan kontekstualisasi temuan dalam bidang penelitian yang lebih besar. Penelitian harus selalu berkualitas tinggi untuk menghasilkan pengetahuan yang dapat memberikan manfaat teoretis maupun dapat diaplikasikan atau diterapkan untuk memberikan manfaat praktis.

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Sebagai bahan informasi/referensi bagi jurusan dan mahasiswa Pendidikan Fisika terkait sebaran jenis penelitian mahasiswa jurusan pendidikan fisika angkatan 2013 dan 2014.

b. Sebagai bahan rujukan dan memberikan masukan bagi jurusan dalam memetakan/pemerataan distribusi peminatan jenis penelitian yang akan digali oleh mahasiswa pendidikan fisika pada angkatan-angkatan berikutnya.

c. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi motivasi untuk meningkatkan proses penentuan rencana judul penelitian mahasiswa angkatan berikutnya agar lebih beragam.

d. Sebagai bahan masukan bagi jurusan, mahasiswa, dan dosen agar dapat meningkatkan kualitas skripsi dalam perspektif PKTI UINAM.

(30)

Manfaat praktis adalah keberfungsian secara langsung dari hasil penelitian yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk memecahkan berbagai jenis rumusan masalah praktis. Atau bisa juga dikatakan bahwa manfaat praktis merupakan bagian manfaat penelitian bagi suatu program yang telah dijalankan. Adapun manfaat penelitian ini secara praktis sebagai berikut:

a. Manfaat praktis bagi penulis, yaitu untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam menerapkan pengetahuan terhadap masalah yang dihadapi secara nyata.

b. Manfaat praktis bagi jurusan, yaitu diharapkan adanya hasil penelitian bisa menjadi masukan yang berharga bagi jurusan dalam upaya sosialisasi perlunya membentuk motivasi mahasiswa dalam rangka meningkatkan kualitas skripsi.

c. Manfaat praktis bagi penulis lainnya termasuk perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya terkait pengetahuan mereka atas tren jenis-jenis penelitian pada Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar.

(31)

18 BAB II

TINJAUAN TEORETIS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan. Kemudian tinjauan adalah hasil dari kegiatan meninjau, pandangan, pendapat (sesudah menyelidiki atau mempelajari). Ada berbagai macam karya tulis ilmiah, yaitu laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, surat pembaca, laporan kasus, laporan tinjauan, resensi. Setiap skripsi membutuhkan tinjauan berbagai teori yang dapat mendukung penegasan sumber pustaka yang dipilih penulis dalam penelitiannya. Dengan demikian, jika terdapat beberapa aliran dalam sebuah pendekatan maka penulis harus mengemukakan alasan memilih aliran tertentu.

Kemutakhiran berkaitan dengan dimensi waktu (Alwi, 2003 : 912).

Untuk menyusun skripsi ini, maka penulis memfokuskan teori-teori pendukung diantaranya 1) skripsi/tugas akhir, 2) jenis penelitian dan 3) Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah (PKTI).

A. Skripsi

Skripsi adalah puncak dari program sarjana yang dilakukan dalam bentuk proyek penelitian dalam suatu departemen setingkat minimal jurusan/prodi. Hal ini merupakan kesempatan untuk mempraktikkan pengetahuan yang dipelajari selama proses pendidikan di perguruan tinggi. Skripsi digunakan untuk menilai inisiatif mahasiswa dan kemampuan mereka untuk merencanakan, melaporkan, dan mempresentasikan proyek. Mahasiswa bekerja secara mandiri pada skripsi di bawah bimbingan dosen yang disebut dengan dosen pembimbing. Umumnya dosen

(32)

pembimbing berjumlah dua orang, yang dikenal dengan istilah dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II. Saat menulis skripsi, mahasiswa memiliki kesempatan untuk menguji inovasi sambil merumuskan dan memecahkan masalah praktis. Studi yang mendukung proses skripsi sebenarnya berbeda dari satu fakultas dengan fakultas lainnya. Kursus semacam itu mencakup dasar-dasar penelitian ilmiah, akuisisi data, statistik, metode penelitian, dan penulisan akademis. Selain itu, beberapa fakultas juga menyediakan kerja kelompok untuk persiapan proses skripsi.

Skripsi merujuk pada karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan yang berisi hasil penelitian sarjana mengenai pembahasan suatu fenomena atau permasalahan dalam suatu bidang ilmu dengan berdasar kepada kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut biasanya berbeda dari perguruan tinggi satu dengan perguruan tinggi lain, namun secara umum kaidah-kaidah dasarnya sama.

Skripsi merupakan istilah yang digunakan di Indonesia yang ditujukan pada karya ilmiah wajib yang disusun oleh mahasiswa digunakan sebagai persyaratan gelar akademis atau kualifikasi profesional yang menyajikan penelitian dan temuan penulis yang bertujuan untuk melatih mahasiswa menerapkan pengetahuan melalui suatu pemecahan masalah yang berkaitan dengan bidang ilmunya.

Adapun definisi skripsi menurut para ahli, antara lain:

1. Drs. Jarwanto (1992), Skripsi adalah sebagai sebuah karya ilmiah yang disusun oleh seorang mahasiswa program sarjana dari hasil-hasil penelitiannya atas dasar analisis data primer dan teknik analisis data sekunder.

(33)

20

2. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Skripsi ialah sebagai karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan akademisnya.

Skripsi memiliki beberapa karakteristik, antara lain:

1. Sebagai salah satu dari ciri karya ilmiah maka dalam skripsi diperlukan metode ilmiah dalam penyusunan dan penelitiannya.

2. Hasil penelitian dikaji didasarkan pada suatu permasalahan atau fenomena yang ada dan relevan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya.

3. Pemecahan masalah dalam skripsi sesuai dengan bidang keilmuan yang telah digeluti.

4. Ditulis sesuai dengan rambu-rambu penelitian atau penulisan skripsi yang dibuat setiap perguruan tinggi.

5. Ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, kecuali dalam bidang ilmu keahlian tertentu ditulis dengan menggunakan Bahasa Inggris.

6. Pembahasan dari skripsi disusun berdasarkan hasil penelitian atau observasi di lapangan.

7. Dalam penulisannya dibimbing oleh dosen yang disebut sebagai dosen pembimbing.

8. Karya yang ditulis merupakan karya asli bukan hasil dari plagiat, sehingga dalam hal ini sering perguruan tinggi menggunakan alat untuk mengecek plagiarisme misalnya turnitin.

(34)

Tujuan yang diperoleh dari penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman mahasiswa tentang bagaimana berpikir ilmiah dan logis mengenai suatu fenomena tertentu dan menyajikannya secara terstruktur dan sistematis.

2. Memadukan keterampilan dan pengetahuan penulis dalam memahami, menggambarkan, menganalisis dan menjelaskan permasalahan dan pemecahan masalah sesuai dengan bidang keilmuan yang diambil.

3. Skripsi sebagai syarat untuk mendapatkan gelar akademik sarjana dari perguruan tinggi baik Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS).

Berdasarkan jenisnya, maka skripsi dapat dibedakan menjadi:

1. Skripsi berdasarkan hasil kajian pustaka. Kajian pustaka adalah kajian atau pembahasan suatu topik yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah yang berpijak pada pengkajian kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan. Bahan-bahan pustaka ini diposisikan sebagai sumber ide atau inspirasi yang dapat membangkitkan gagasan atau pemikiran lain.

Oleh karena itu, pola pikir deduktif sering diterapkan dalam skripsi jenis kajian pustaka ini.

2. Skripsi berdasarkan hasil penelitian lapangan, penelitian lapangan ialah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan.

Skripsi jenis penelitian lapangan ini ada dua jenis, yaitu skripsi penelitian lapangan kuantitatif dan skripsi penelitian lapangan kualitatif.

(35)

22

3. Skripsi berdasarkan hasil pengembangan. Penelitian pengembangan ialah perancangan kegiatan untuk memecahkan permasalahan aktual dengan memanfaatkan teori-teori, dan konsep-konsep, dan prinsip-prinsip, atau temuan penelitian yang relevan. Skripsi berjenis penelitian lapangan berupaya menguji jawaban yang diajukan terhadap suatu masalah, skripsi berjenis pengembangan berupaya menerapkan pemecahan suatu masalah.

Proses penyusunan skripsi berbeda dari perguruan tinggi satu dengan perguruan tinggi lain, namun secara umum kaidah-kaidah yang diacu hampir sama, antara lain adalah sebagai berikut: 1) Pengajuan judul skripsi, 2) Pengajuan proposal skripsi, 3) Seminar proposal skripsi, 4) Penelitian, 5) Seminar hasil penelitian/Ujian skripsi, dan 6) revisi/perbaikan skripsi.

Dari penjelasan yang dikemukakan dapatlah dikatakan bahwa peristilahan skripsi sejatinya hanya digunakan di Indonesia karena pada negara-negara lain biasanya dikenal dengan istilah thesis. Skripsi dikenal juga dengan sebuah tulisan panjang tentang subjek tertentu, terutama yang dilakukan untuk perguruan tinggi untuk memperoleh suatu gelar sarjana. Sehingga skripsi diwajibkan di seluruh perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Oleh karena itulah secara umum skripsi merupakan suatu karya tulis. Karya tulis tersebut disusun oleh mahasiswa yang telah menyelesaikan jumlah syarat jumlah sks tertentu dan dibimbing oleh dosen pembimbing sebagai syarat mencapai gelar sarjana.

Bidang kajian yang dapat dijadikan objek penelitian untuk menyelesaikan skripsi di Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar adalah bidang pendidikan. Bidang pendidikan yang dimaksud harus sesuai dengan jurusan atau program studi yang ditempuh (Pendidikan Fisika) yang

(36)

diambilnya

Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan problematis. Terapkan juga variabel yang ada atau terkandung dalam pertanyaan tersebut

2

Identifikasi kemungkinan-kemungkinan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut dengan melakukan analisis teori-teori, prinsip, hukum dari ilmu pengetahuan yang menunjang tema permasalahan

3

Dari setiap kemungkinan jawaban yang ditemukan dan atas pertimbangan rasional kita setelah mengkaji teori, hukum, prinsip keilmuan, terapkan kemungkinan mana yang paling mendekati jawabannya. Rumuskanlah kemungkinan ini sebagai hipotesis penelitian.

Rencanakan data apa yang harus diperoleh untuk menguji hipotesis tersebut, dari mana data itu diperoleh, dan bagaimana caranya.

4

5

6

(37)

Setelah ditemukan gambaran masalah, teori dan hipotesis, dan verifikasi data di lapangan, buatlah usulan penelitian untuk diajukan kepada sponsor atau ketua jurusan untuk meminta petunjuk dan komentar serta pengesahannya.

Setelah instrumen (alat pengumpul data) disetujui sponsor, tentunya melalui uji coba, dan telah diperoleh izin penelitian, mahasiswa turun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data.

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah, dianalisis, kemudian hipotesis diuji, hasilnya disimpulkan, dibahas secara teoretis, berikan saran lebih lanjut.

Tulislah rangkaian kegiatan di atas dalam satu sistematika sesuai kaidah sistematika 7

8

9

(38)

sebuah zona serba baru terkadang membingungkan penulis. Hanya, sebelum penentuan tema ini, masih perlu diperiksa dengan teliti apakah bahan dasar penulisan skripsi memadai dan apakah tema tulisan itu sanggup digarap. Jika pada awal pemilihan dan penentuan tema muncul keragu-raguan, maka sebaiknya mencari tema lain yang dapat diselesaikan dengan baik (Chang, 2002 : 92).

Metodologi dasar penelitian skripsi berdekatan dengan penulisan sebuah esai dalam bentuk paper. Sebelum menulis sebuah skripsi, si penulis berusaha menghimpun bahan yang memadai, maka si penulis perlu mempertimbangkan kembali seluruh rencananya. Seperti sebuah esai (paper) yang terdiri dari bagian pengantar, batang tubuh dan kesimpulan, sebuah skripsi pun memiliki bagian-bagian yang mutlak muncul. Sebagai sebuah karya ilmiah, penulisan skripsi seharusnya mengikuti ketentuan-ketentuan akademik sebuah perguruan tinggi. Skripsi bukan sebuah karya fiktif, melainkan sebuah karya ilmiah berdasarkan data, fakta, dan pandangan yang bisa dipertanggungjawabkan. Isi tulisan dalam sebuah skripsi bukan buah khayalan atau impian, melainkan kenyataan yang dapat dibuktikan secara ilmiah (Chang, 2002 : 92).

Setiap bidang keahlian memiliki kekhasan dan keunikan interdisipliner.

Sebuah kajian ilmiah umumnya tak terpisahkan dari disiplin lain. Sebuah pendekatan interdisipliner yang tidak keluar dari bingkai penelitian akan lebih memperluas dan mendalami objek yang digarap. Ketajaman seorang penulis skripsi akan terasa kalau si penulis membaca banyak sumber terpercaya tentang tema utama skripsinya.

Kejelian seorang penulis dalam menyelesaikan skripsi akan menentukan metode yang akan dianut dalam sebuah skripsi (Chang, 2002 : 92).

(39)

26

Justru itu, dimensi ilmiah, objektif, kejujuran, tanggung jawab, dan kebaruan sebuah skripsi seharusnya muncul dalam setiap analisis artikel. Jika tidak, tulisan itu belum pasti berupa sebuah skripsi. Gaya penulisan ilmiah tidak dapat dipungkiri sedikit pun. Ketelitian dalam penggunaan sumber tulisan, pengutipan pandangan penulis lain, dan perumusan sintesis pemikiran akan tampak dalam sebuah karya skripsi. Pandangan dan kritik membangun dari pembimbing skripsi perlu diperhatikan dengan seksama, supaya karya yang sedang ditangani dapat memenuhi kriteria penulisan skripsi (Chang, 2002 : 93).

Pengumpulan data sebuah skripsi idealnya dilakukan sejak semester-semester awal perkuliahan. Terkadang mahasiswa/i telat menghimpun bahan dan muncul kecenderungan untuk menjiplak karya orang lain. Kebiasaan tak terpuji ini hendaknya tidak diterapkan di kalangan mahasiswa yang sungguh ingin menuntut ilmu dan keahlian dalam bidang yang tekuni. Sebuah strategi penting disusun sejak seseorang menginjakkan kaki dalam dunia akademik. Waktu luang hendaknya digunakan untuk menghimpun data yang bermanfaat untuk penulisan sebuah Karya Ilmiah, seperti skripsi (Chang, 2002 : 93).

Metode kerja sudah tampak sejak pengumpulan data hingga menyusun dan menulis skripsi. Sistematika ilmiah tercermin dalam mengelompokkan bahan ke dalam setiap bab tulisan. Langkah awal yang tepat dengan sendirinya akan memperlancar seluruh kerja di hari-hari mendatang. Ketelitian, kecermatan, dan ketekunan dalam menghimpun bahan skripsi akan menolong dalam penyelesaiannya.

Metode pengelolaan dan pendalaman materi secara sistematis akan melahirkan sebuah karya penting yang bernafas ilmiah di masa depan. Maka, proses penulisan sebuah skripsi sebaiknya dimulai pada waktu seorang mahasiswa mendapat tugas

(40)

untuk menyusun sebuah paper. Sebuah paper yang berbobot dapat dikembangkan menjadi skripsi yang lebih berbobot lagi. Masalahnya apakah seorang mahasiswa tekun menghimpun, membaca dan mendalami bahan dasar skripsi sejak memasuki dunia perguruan tinggi? (Chang, 2002 : 93).

Keterlambatan dalam proses membaca dan menghimpun bahan tulisan dengan sendirinya akan menghambat seluruh proses penulisan dan penyelesaian skripsi.

Waktu terus mengalir dan tidak pernah bisa dibendung. Strategi apakah yang perlu diterapkan sejak dini sehingga bahan-bahan dasar sebuah skripsi terhimpun dan diterapkan sejak dini sehingga bahan-bahan dasar sebuah skripsi terhimpun dan dapat diolah pada waktunya dengan bantuan seorang moderator atau pembimbing?

Kesanggupan untuk bekerja sama dengan semua pihak yang terkait dengan penulisan skripsi diperlukan. Sebuah Karya Ilmiah akan berbobot kalau memperhatikan masukan-masukan berharga dari semua pihak yang concern dengan penulisan skripsi.

Tentu, kerendahan hati dan keberanian seorang penulis skripsi untuk meminta pandangan atau masukan dari mereka yang telah berpengalaman dalam dunia tulis- menulis akan menjadi sumbangan bermakna besar dalam penyelesaian sebuah skripsi (Chang, 2002 : 93).

B. Jenis – Jenis Penelitian

Ada banyak klasifikasi yang dibuat oleh berbagai kalangan. Menurut (Prasetyo & Jannah, 2013 : 37), jenis penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan 1) manfaat penelitian, 2) tujuan penelitian, 3) dimensi waktu, dan 4) teknik atau metode pengumpulan data.

(41)

28

Penelitian merupakan suatu pencarian yang bersifat ilmiah, karena menggunakan metode dan kaidah-kaidah ilmu. Secara garis besar dibedakan menjadi dua macam pendekatan penelitian, yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Penelitian kuantitatif dibedakan antara yang bersifat eksperimental, yang terdiri atas: eksperimen murni, eksperimen semu, eksperimen lemah dan subjek tunggal, dan metode kuantitatif non eksperimental, yang terdiri atas metode:

deskriptif, komparatif, korelasional, survey, ex post facto, dan penelitian tindakan.

Penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dan non interaktif.

Penelitian kualitatif interaktif, mencakup metode: etnografi, historis, fenomenologis, studi kasus, teori dasar dan studi kritis. Penelitian kualitatif yang non interaktif meliputi metode: analisis konsep, analisis kebijakan, dan analisis historis. Perbedaan mendasar antara penelitian kuantitatif eksperimental dengan kualitatif adalah dalam sifat dan fungsi mendeskripsikan, menjelaskan dan memvalidasi temuan-temuan.

Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan eksplanatif, tetapi tidak validatif, sedangkan eksperimen adalah sebaliknya (Sukmadinata, 2013 : 68)

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan, mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki. Banyak jenis pencarian yang dapat dilakukan, berdasarkan pendekatannya dibedakan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif, berdasarkan sifatnya dibedakan antara penelitian dasar, terapan dan evaluatif, sedangkan berdasarkan fungsinya dibedakan antara penelitian deskriptif, prediktif, improftif dan prediktif. Kegiatan pencarian ini bisa juga dibedakan berdasarkan cara atau metode pencariannya (mode of inquiry) atau metode penelitian.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian

(42)

yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu yang dihadapi. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions) (Sukmadinata, 2013 : 52).

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design) tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah. Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang diteliti terhadap pertanyaan- pertanyaan penelitian. Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang bisa digunakan dalam penelitian bidang sosial dan pendidikan (Sukmadinata, 2013 : 52).

(McMillan and Schumacher 2001) memulai dengan membedakannya antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dalam pendekatan kuantitatif dibedakan pula antara metode penelitian eksperimental dan non eksperimental. Dalam penelitian kualitatif dibedakan antara kualitatif interaktif dan noninteraktif. Secara lengkap pengelompokan metode dan pendekatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.1.

(43)

30

Tabel 2. 1 Metode-metode Penelitian

KUANTITATIF KUALITATIF

Eksperimental Non Eksperimental Interaktif Non interaktif

 Eksperimental murni

 Eksperimental kuasi

 Eksperimental lemah

 Subjek tunggal

 Deskriptif

 Komparatif

 Korelasional

 Survai

 Ekspose Fakto

 Tindakan

 Etnografis

 Historis

 Fenomenologis

 Studi Kasus

 Teori Dasar

 Studi Kritis

 Analisis konsep

 Analisis kebijakan

 Analisis historis Penelitian Gabungan (mix method/mix research)

Sumber: (Sukmadinata 2013)

C. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol. Dalam paradigma kuantitatif, gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai akar paradigma tersebut. Paradigma ini adalah tradisi pemikiran Perancis dan Inggris yang antara lain diilhami oleh David Hume, John Locke dan Berkelay yang menekankan pengalaman sebagai sumber pengetahuan dan memandang pengetahuan memiliki kesamaan hubungan dengan pandangan aliran filsafat yang dikenal dengan nama positivisme serta sering kali juga disebut dengan label lain, seperti empirisme, behaviorisme, naturalisme, dan sainsme (Bungin, 2019 : 39).

Penelitian kuantitatif dibagi atas penelitian eksperimental dan penelitian non eksperimental. Penelitian kuantitatif eksperimental terbagi atas 1) eksperimental murni, 2) eksperimental kuasi, 3) Eksperimental lemah, dan 4) eksperimental subjek

(44)

tunggal. Sedangkan penelitian kuantitatif non eksperimental terdiri atas 1) Penelitian deskriptif, 2) Penelitian Komparatif, 3) Penelitian Korelasi, 4) Penelitian survai, 5) Penelitian ex post facto, dan 6) penelitian tindakan.

1. Penelitian Eksperimental

Penelitian eksperimental merupakan penelitian yang paling murni kuantitatif.

Mengapa dikatakan paling murni, karena semua prinsip dan kaidah-kaidah penelitian kuantitatif dapat diterapkan pada metode ini. Penelitian eksperimental merupakan penelitian laboratorium, walaupun bisa juga dilakukan di luar laboratorium, tetapi pelaksanaannya menerapkan prinsip-prinsip penelitian laboratorium, terutama dalam pengontrolan terhadap hal-hal yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Metode ini bersifat validation atau menguji yaitu menguji pengaruh satu atau lebih variabel lain.

Variabel yang memberi pengaruh dikelompokkan sebagai variabel bebas (independent variable), dan variabel yang dipengaruhi dikelompokkan sebagai variabel terikat (dependent variable).

Prosedur eksperimen bermaksud untuk membandingkan efek variasi variabel bebas terhadap variabel tergantung melalui manipulasi atau pengendalian variabel bebas tersebut. Perubahan yang terjadi pada variabel tergantung akan dikembalikan penyebabnya pada perbedaan perlakukan yang diberikan pada variabel bebas (Taniredja & Mustafidah, 2011 : 53).

Karena penelitian ini bersifat menguji, maka semua variabel yang diuji harus diukur dengan menggunakan instrumen pengukuran atau tes yang sudah distandarisasikan atau dibekukan. Pembekuan instrumen dan pengolahan hasil penelitian diolah dengan menggunaan analisis statistik inferensial-parametrik. Untuk menguji apakah perubahan yang terjadi pada variabel terikat itu akibat dari perubahan

(45)

32

pada variabel bebas, dan bukan karena variabel-variabel lainnya, maka semua variabel lain diluar variabel bebas harus dikontrol. Pengontrolan variabel dilakukan dengan menyesuaikan karakteristik sampel dalam variabel-variabel tersebut. Ada beberapa variasi dari penelitian eksperimental, yaitu: eksperimen murni, eksperimen kuasi, eksperimen lemah dan subjek tunggal.

2. Penelitian Eksperimen Murni

Eksperimen murni (true experimental) sesuai dengan namanya merupakan metode eksperimen yang paling mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-syarat eksperimen. Prosedur dan syarat-syarat tersebut, terutama berkenaan dengan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan dan manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Dalam eksperimen murni, kecuali variabel independen yang akan diuji pengaruhnya terhadap variable dependen, semua variabel dikontrol atau kesamaan karakteristiknya (dicari yang sama).

Dalam metode ini selain kelompok eksperimen juga ada kelompok kontrol yang juga karakteristik dalam variabel-variabelnya sama dengan kelompok eksperimen. Bedanya pada kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus (variabel yang akan diuji akibatnya) sedang pada kelompok kontrol diberi perlakuan lain, atau perlakuan yang biasa dilakukan, yang akan dibandingkan hasilnya dengan perlakuan eksperimen. Dalam eksperimen murni (demikian juga dengan bentuk eksperimen lainnya) pengujian atau pengukuran (tes) dilakukan dengan menggunakan instrumen atau tes baku atau sudah dibakukan.

(46)

3. Penelitian Eksperimen semu

Metode eksperimen semu (quasi experimental) pada dasarnya sama dengan eksperimen murni, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel. Pengontrolannya hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. Dalam eksperimen tentang pengaruh metode pembelajaran. Pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir para siswa SMA, umpamanya variabel yang cukup dominan dalam pengembangan berpikir adalah kecerdasan atau intelegensi, maka variabel ini yang dikontrol atau disamakan. Pengontrolannya juga tidak sepenuhnya disamakan tetapi dipasangkan (matching). Umpamanya dari dua kelas yang akan diambil sebagai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, setelah diadakan pengukuran kecerdasan, diambil secara berpasangan, umpamanya dari masing-masing kelas siswa yang IQ-nya 140, 135, 130 dst sampai dengan yang IQ- nya 90.

4. Penelitian Eksperimen Lemah

Eksperimen lemah (weak experimental) merupakan metode penelitian eksperimen yang desain dan perlakuannya seperti eksperimen tetapi tidak ada pengontrolan variabel sama sekali. Sesuai dengan namanya, eksperimen ini sangat lemah kadar validitasnya, oleh karena itu sebaiknya tidak digunakan untuk penelitian tesis dan disertasi, juga skripsi sebenarnya. Metode ini hanya untuk latihan-latihan perkuliahan yang hasilnya tidak digunakan baik untuk pengambilan keputusan, penentuan kebijakan maupun pengembangan ilmu.

(47)

34

5. Penelitian Eksperimen Subjek Tunggal

Dalam penelitian kita tidak selalu bisa bekerja dengan kelompok, baik kelompok individu, kelas, institusi maupun organisasi. Eksperimen subjek tunggal (single subject experimental), merupakan eksperimen yang dilakukan terhadap subjek tunggal. Dalam pelaksanaan eksperimen subjek tunggal, variasi bentuk eksperimen murni, kuasi atau lemah berlaku. Eksperimen subjek tunggal yang baik minimal menggunakan kuasi, tetapi kalau untuk latihan kuliah, eksperimen lemah juga dapat digunakan.

6. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif (descriptive research) adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian ini tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi bisa individu atau kelompok, dan menggunakan angka-angka. Beberapa pertanyaan yang mengarah pada penelitian deskriptif, umpamanya: bagaimana sikap penduduk pedesaan terhadap kemajuan?

Bagaimana kemampuan membaca anak-anak SD? Berapa jam rata-rata waktu yang digunakan para mahasiswa untuk belajar berstruktur dan belajar mandiri setiap minggunya? Penelitian ini atau penelitian lanjutan (Sukmadinata, 2013 : 54).

Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies). Penelitian perkembangan kemampuan berpikir anak, pada tahap atau masa bayi, anak kecil,

(48)

anak sekolah, remaja, adolesen, dewasa. Pertumbuhan ekonomi masyarakat di suatu daerah, sebelum ada koperasi, di awal pengembangan koperasi, setelah koperasi berkembang, dan setelah koperasi sangat maju. Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu. Penelitian longitudinal dalam perkembangan kemampuan berbahasa meneliti perkembangan tersebut dimulai dari masa bayi sampai dengan adolesen. Dalam penelitian cross sectional, meneliti perkembangan kemampuan berbahasa pada masing-masing tahap umpamanya masa: bayi, anak kecil, anak sekolah, remaja dan adolesen dilakukan secara bersamaan (Sukmadinata, 2013 : 54).

7. Penelitian Komparatif

Penelitian diarahkan untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok ada perbedaan dalam aspek atau variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini pun tidak ada pengontrolan variabel, maupun manipulasi/perlakuan dari peneliti.

Penelitian dilakukan secara ilmiah, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan instrumen yang bersifat mengukur. Hasilnya dianalisis secara statistik untuk mencari perbedaan antara variabel-variabel yang diteliti. Penelitian komparatif juga dapat memberikan hasil yang dapat dipercaya, selain karena penggunaan instrumen yang sudah diuji, juga karena kelompok-kelompok yang dibandingkan memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama.

8. Penelitian Korelasional

Penelitian ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain

(49)

36

dinyatakan dengan besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara statistik. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel terhadap variabel lainnya.

Korelasi positif berarti nilai yang tinggi dalam suatu variabel berhubungan dengan nilai yang tinggi pada variabel lainnya. Korelasi negatif berarti nilai yang tinggi dalam satu variabel berhubungan dengan nilai yang rendah dalam variabel lain.

Korelasi yang tinggi antara badan dengan berat badan, tidak berarti badan yang tinggi menyebabkan atau mengakibatkan badan yang berat, tetapi antara keduanya ada hubungan kesejajaran. Bisa juga terjadi yang sebaliknya yaitu ketidaksejajaran (korelasi negatif), badannya tinggi tetapi timbangannya rendah (ringan).

9. Penelitian Survei

Survei (survey) digunakan untuk mengumpulkan informasi berbentuk opini dari sejumlah besar orang terhadap topik atau isu-isu tertentu. Ada tiga karakteristik utama dari survei: 1) informasi dikumpulkan dari sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik tertentu seperti: kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2) informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan (umumnya tertulis walaupun bisa juga lisan) dari suatu populasi, 3) informasi diperoleh dari sampel, bukan dari populasi (Sukmadinata, 2013 : 55).

Tujuan utama dari survei adalah mengetahui gambaran umum karakteristik dari populasi. Pada dasarnya yang ingin dicari peneliti adalah bagaimana anggota dari suatu populasi tersebar dalam satu atau lebih variabel, seperti usia, etnis, jenis kelamin, agama, dll. seperti halnya metode deskriptif, survei juga ada yang bersifat longitudinal dan juga cross sectional. Survei longitudinal digunakan untuk

(50)

mengumpulkan informasi/perubahan yang berlangsung dalam kurun waktu yang cukup panjang. Cross section mengumpulkan informasi dalam suatu periode waktu tertentu yang relatif lebih pendek (Sukmadinata, 2013 : 55).

10. Penelitian Ex post facto

Penelitian ekspos fakto (ex post facto research) meneliti hubungan sebab- akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti. Penelitian hubungan sebab-akibat dilakukan terhadap program, kegiatan atau kejadian yang telah berlangsung atau telah terjadi. Adanya hubungan sebab akibat didasarkan atas kajian teoretis, bahwa sesuatu variable disebabkan atau dilatarbelakangi oleh variabel tertentu atau mengakibatkan variabel tertentu.

Umpamanya pelatihan meningkatkan pengetahuan atau kemampuan para peserta, gizi yang cukup pada waktu ibu hamil menyebabkan bayi sehat, koperasi yang sehat dapat meningkatkan kesejahteraan para anggota anggotanya.

Penelitian ex post facto mirip dengan penelitian eksperimental, tetapi tidak ada pengontrolan variabel, dan biasanya juga tidak ada pretest. Penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, dengan menggunakan kelompok pembanding. Kelompok pembanding dipilih yang memiliki karakteristik yang sama tetapi melakukan kegiatan, program, atau mengalami kejadian yang berbeda. Umpamanya sejumlah keluarga yang tingkat sosial-ekonominya sama, sebagian keluarga pada waktu ibunya hamil sangat memprihatinkan kecukupan dan keseimbangan gizi makanan, sebagian keluarga lainnya kurang memperhatikan gizi makanan. Apabila anak-anak dari keluarga yang memperhatikan gizi lebih sehat dari yang tidak memperhatikan gizi, maa diperkirakan penyebabnya adalah masalah gizi.

(51)

38

11. Penelitian Tindakan

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian yang diarahkan pada mengadakan pemecahan masalah atau perbaikan. Guru-guru mengadakan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi dalam kelas, kepala sekolah mengadakan perbaikan terhadap manajemen di sekolahnya. Penelitian ini difokuskan kepada perbaikan proses maupun peningkatan hasil kegiatan. Penelitian tindakan juga biasa dilakukan dengan meminta bantuan seorang konsultan atau pakar dari luar.

Penelitian tindakan demikian diklasifikasikan sebagai penelitian tindakan kolaboratif atau collaborative action research. Penelitian tindakan kolaboratif selain diarahkan kepada perbaikan proses dan hasil juga bertujuan me

Gambar

Tabel 2. 1 Metode-metode Penelitian
Tabel 3. 1 Data rekapitulasi alumni Jurusan Pendidikan Fisika angkatan 2013 dan  2014
Tabel 4. 2 Data hasil analisis kualitas skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika  angkatan 2013 dan 2014
Tabel 4. 1 Data rekapitulasi skripsi mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika  Angkatan 2013 dan 2014
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian jenis kuantitatif ini dilakukan kepada 70 orang mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2015/2016 dengan teknik pengambilan sampel purposive

Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara minat mahasiswa dan motivasi keluarga dalam memilih jurusan pendidikan fisika terhadap adaptasi belajar mahasiswa

Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif dapat dikemukakan bahwa tingkat Minat Baca Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas tarbiyah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Realitas penggunaan bahasa Indonesia baku pada mahasiswa angkatan angkatan 2016/2017 Prodi PGMI yaitu masih banyak mahasiswa yang

Implikasi dari penelitian ini adalah: 1) Sebaiknya pendidikan yang ada di Universitas maupun yang terdapat di Jurusan agar lebih ditingkatkan lagi seperti

iv UIN Alauddin Makassar, setelah dengan seksama meneliti dan mengoreksi skripsi yang bersangkutan dengan judul “Pengaruh Kontrol Diri terhadap Manajemen Waktu dan

Jenis penelitian ini tergolong deskriptif dengan pendekatan penelitian yang digunakan adalah: kuantitatif, adapun data yang diperoleh dari ketua Jurusan dan

Dari data yang telah dihimpun, bahwa dari 110 alumni Jurusan Pendidikan Fisika Angkatan 2006 & 2007 yang menjadi responden sebanyak 76 alumni dan dari data tersebut