HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN KEHAMILAN TRIMESTER III DI PUSKESMAS
BOJONGPICUNG KABUPATEN CIANJUR TAHUN 2023
Yulida Susanti1, Santi Deliani 2, Suparni 3, Yeti Hernawati 4, Naili Rahmawati 5
1 Program Studi Kebidanan, STIkes Dharma Husada (penulis) email: [email protected]
2 Program Studi Kebidanan, STIkes Dharma Husada (pembimbing) email: [email protected]
3 Program Studi Kebidanan, STIkes Dharma Husada (pembimbing) email: [email protected]
4 Program Studi Kebidanan, STIkes Dharma Husada (penguji) email: [email protected]
5 Program Studi Kebidanan, STIkes Dharma Husada (penguji) email: [email protected]
Abstract
Compliance with Antenatal Care (ANC) visits is a visit made by pregnant women to health services since the signs of pregnancy up to the third trimester. Antenatal Care (ANC) visits are carried out at least 6 times during pregnancy. The purpose of this study was to determine the relationship between pregnant women's knowledge about danger signs of pregnancy and adherence to third trimester pregnancy visits at the Bojongpicung Health Center in 2023.The research design used is a quantitative research type using a cross-sectional approach where the independent and dependent variables are assessed at the same time.The results showed that a small proportion (21.88%) of pregnant women at the UPTD Puskesmas Bojongpicung in 2023 had less knowledge, a small proportion of respondents (20.83%) pregnant women in the third trimester at the Bojongpicung Health Center in 2023 did not carry out 3 examinations (2 examinations pregnancy by a midwife and 1 time by a doctor) and there is a relationship between knowledge of pregnant women and adherence to pregnancy visits at the Bojongpicung Health Center Trimester III, Cianjur Regency in 2023 obtained value = 0.000 < 0.05.
Keywords: ANC visit compliance, Knowledge
Abstrak
Kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC) merupakan kunjungan yang dilakukan ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan sejak tanda – tanda kehamilan sampai pada trimester III. kunjungan Antenatal Care (ANC) minimal dilakukan 6 kali selama kehamilan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Kehamilan Trimester III Di Puskesmas Bojongpicung tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan yaitu Jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variable independent dan dependent dinilai dalam waktu yang bersamaan. Hasil penelitian menunjukan Sebagian kecil (21,88%) Ibu hamil di UPTD Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 berpengetahuan kurang, sebagian kecil dari responden (20,83%) Ibu hamil trismester III di Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 tidak melakukan 3 kali pemeriksaan (2 kali pemeriksaan kehamilan oleh Bidan dan 1 kali oleh Dokter) dan Terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan kehamilan Trimester III dengan value = 0,000 < 0,05.
Kata Kunci : Kepatuhan kunjungan ANC, Pengetahuan
I. PENDAHULUAN
Program kesehatan ibu dan bayi merupakan salah satu prioritas Kementerian Kesehatan dan keberhasilan program KIA menjadi salah satu indikator utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2015- 2025. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia membuat pemerintah menempatkan upaya penurunan AKI sebagai program prioritas dalam pembangunan kesehatan (World Health Organization (WHO), 2022). Salah satu faktor Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu rendahnya kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC).
Kepatuhan melakukan ANC adalah kunjungan yang dilakukan ibu hamil ke tempat pelayanan kesehatan sejak tanda – tanda kehamilan sampai pada trimester III.
Adapun pengukuran kepatuhan pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) yaitu, dua kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14- 28), tiga kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Nur, 2022). World Health Organization juga menegaskan bahwa kunjungan antenatal care minimal dilakukan 6 kali selama kehamilan (World Health Organization (WHO), 2022)
Studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Bojongpicung menunjukan rendahnya kunjungan Antenatal Care (ANC) pada bulan Januari-April diketahui jumlah ibu hamil trimester III sebanyak 97 orang, sedangkan yang melakukan pemeriksaan sebanyak 56 orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1 Kunjungan ANC di Puskesmas Bojongpicung
Bulan Ibu Hamil
Kunjungan ANC I II III
Januari 19 4 6 9
Februari 14 6 4 4
Maret 10 5 4 1
April 13 3 7 3
Total 56 18 21 17
Berdasarkan tabel diatas diketahui hanya 17 ibu hamil trimester III yang
melakukan 3 kali kunjungan. Hasil wawancara terhadap beberapa ibu hamil trimester III mengenai tingkat pengetahuan tanda bahaya didapatkan banyak yang tidak mengetahui banyak tentang tanda bahaya kehamilan, tidak mengetahui macam macam tanda bahaya kehamilan dan dampak apa yang akan terjadi pada kehamilan jika tanda bahaya itu akan terjadi. Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu bidan mengatakan bahwa pernah dilakukan penkes tanda bahaya kehamilan tetapi hanya diberikan kepada ibu hamil yang memang beresiko.
Morbiditas dan mortalitas ibu hamil dapat dicegah apabila ibu hamil dan keluarganya mampu mengenali tanda bahaya kehamilan dan mencoba untuk mencari pertolongan kesehatan. Tanda bahaya kehamilan yang dapat muncul antara lain perdarahan vagina, edema pada wajah dan tangan, demam tinggi, ruptur membran, penurunan pergerakan janin, dan muntah persisten (Eva & Serin, 2019). Menurut Fandiar dan Titin (2021) tindakan yang tepat dapat menghindarkan ibu hamil dari penyebab kematian maternal yang dapat dicegah. Tindakan dalam bentuk perawatan kehamilan yang dapat dilakukan dapat berupa kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC) yaitu faktor pengetahuan. Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan agar manusia dapat berbuat sesuatu berdasarkan keyakinan, saran dan motivasi (Lubis, 2021).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat terlihat rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan sehingga perlu diketahui kepatuhan kunjungan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Bojongpicung. Sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia maka maka Ibu hamil yang melakukan ANC dapat dikatakan patuh dengan anjuran kementrian kesehatan.
Penelitan bertujuan untuk mengetahui
Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Kehamilan Trimester III Di Puskesmas Bojongpicung tahun 2023.
II. TINJAUAN PUSTAKA 1. Kajian Teoritik
a. Tanda bahaya kehamilan
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda gejala yang menggambarkan adanya bahaya yang terjadi pada saat kehamilan atau pada saat periode kehamilan.
Dapat berakibat fatal jika tidak terdeteksi dini karena akan membahayakan kondisi kehamilan maupun kematian sang ibu. Tanda- tanda bahaya pada kehamilan yang terjadi pada seorang ibu hamil merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2020).
b. Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan Kunjungan pemeriksaan kehamilan merupakan cara kontak anatara ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi pelayanan standar untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan
(Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2020) Dalam standar pelayanan kebidanan, setiap wanita hamil memerlukan minimal enam kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu :
a. Dua kali kunjungan selama trimester pertama (sebelum 14 minggu)
b. Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14-28)
c. Tiga kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 – 36 dan sesudah minggu ke 36) (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, 2023).
Selama melakukan
kunjungan untuk pemeriksaan kehamilan, ibu hamil akan mendapatkan serangkaian pelayanan yang terkait dengat upaya memastikan ada tidaknya kehamilan dan penelusuran berbagai kemungkinan adanya penyulit atau gangguan kesehatan selama kehamilan yang mungkin akan menggangu kualitas kehamilan.
Identifikasi kehamilan diperoleh melalui adanya perubahan anatomic dan fisiologik kehamilan dan dilakukannya uji hormonal dengan berbagai metode jika diperlukan (Sarwono, 2014).
c. Kepatuhan Antenatal Care (ANC) Menurut Barbara (2017) kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana. Sedangkan Sarafino (dalam Cahyanti, 2021) mendefinisikan kepatuhan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya.
Antenatal Care (ANC) adalah asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sejak konfirmasi konsepsi hingga awal persalinan untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibumaupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya dengan ibu, mendekteksi komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan (Saifuddin, 2016).
Kepatuhan Antenatal Care (ANC) merupakan ketaatan dalam melakukan kunjungan kepelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan saran dari petugas kesehatan dengan standar yang sudah di
tetapkan yaitu minimal 6 kali dalam
masa kehamilan (Cahyanti, 2021).
d. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Proses penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Soekidjo, 2014).
Pengetahuan merupakan faktor yang sangat penting untuk terbentuknya perilaku seseorang, karena pengetahuan merupakan salah satu unsur yang diperlukan agar manusia dapat berbuat sesuatu berdasarkan keyakinan, saran dan motivasi (Lubis, 2021).
2. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau conceptual framework merupakan kumpulan dari konsep dan gagasan yang digunakan sebagai kerangka pikir mendasari pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. (Johan & Rita, 2018).
Gambar 1. Kerangka Konsep
III. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional dimana variable independent dan dependent dinilai dalam waktu yang bersamaan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara menganalisis data melalui uji hipotesis.
Pendekatan cross sectional merupakan jenis penelitian yang memfokuskan waktu pengukuran atau observasi data variable
independent dan variable dependent secara bersamaan tanpa adanya tindak lanjut saat post pengukuran data (Nursalam, 2015).
Melalui desain pendekatan cross sectional ini dapat diketahui dan dijelaskan mengenai ada atau tidaknya hubungan antar variable dalam penelitian.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di Wilayah Kerja Puskesmas Bojongpicung
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil (21,88%) Ibu hamil di UPTD Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 berpengetahuan kurang. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding dengan penelitian Katarina dan Megalina (2020) di Puskesmas Banjar Serasan Kota Pontianak, menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden yaitu 30 responden yang memiliki pengetahuan kurang (60%) yaitu 28 responden yang tidak patuh dalam kunjungan kehamilan (56%) dan sangat sedikit dari responden yaitu 2 responden yang patuh (4%).
Hasil penelitian lebih tinggi dibanding hasil penelitian Erwin (2020) di Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi bahwa Tingkat pengetahuan ibu dari 36 responden sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup tentang tanda bahaya kehamilan yaitu sebanyak 25 orang (69,45%) sementara sebagian kecil responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu 7 orang (19,44%).
Pengetahuan yang rendah mengenai tanda bahaya kehamilan mengindikasikan bahwa kepedulian dan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Bojongpicung masih rendah. Pengetahuan mengenai tanda bahaya dalam kehamilan sangat diperlukan oleh masyarakat khususnya ibu hamil agar mampu melakukan deteksi jika ditemukan tanda bahaya atau faktor resiko yang ada dalam kehamilannya.
Penanganan yang cepat dan tepat
mungkin dapat dilakukan, sehingga akan
mengurangi keterlambatan pengambilan keputusan dan dalam penanganan di tingkat rujukan, hal tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam menurunkan AKI dan AKB. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2020)
Menurut pendapat peneliti, pengetahuan responden yang baik menunjukkan bahwa responden telah melakukan pengamatan terhadap suatu obyek melalui panca inderanya dan akhirnya mereka jadi tahu. Informasi tentang tanda bahaya kehamilan akan memberikan pengetahuan baru pada ibu hamil tentang kesehatan ibu dan janinnya. Pengetahuan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Penelitian yang dilakukan dari hasil dari seluruh responden yang telah menjawab kuesioner dalam bentuk pertanyaan, responden yang banyak menjawab salah yaitu salah satu penyebab tanda bahaya kehamilan yaitu bengkak di kaki dan keluar darah dari jalan lahir, ini merupakan kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan. Begitu juga dengan hasil dari responden yang paling banyak di jawab benar oleh responden yaitu terkait mual di pagi hari. Hal ini merupakan yang paling sering didengar dan dibicarakan sehingga responden mudah ingat bahwa itu merupakan hal normal dan tidak perlu cemas.
Hal ini sesuai dengan teori Soekidjo (2016) bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu seseorang yang telah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan seeorang terhadap objek memiliki tingkat pemahaman yang berbeda. Sangat penting ibu hamil mengetahui tentang tanda-tanda bahaya kehamilan agar bisa mendeteksi secara dini adanya tanda- tanda bahaya kehamilan dengan secara rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan yang baik apabila tidak ditunjang dengan sikap yang positif yang diperlihatkan akan mempengaruhi seseorang untuk berperilaku, perilaku adalah pengetahuan, sikap dan tindakan (Soekidjo, 2016).
Sikap dan praktek yang tidak didasari oleh pengetahuan yang adekuat tidak akan bertahan lama pada kehidupan seseorang, sedangkan pengetahuan yang adekuat jika tidak diimbangi oleh sikap dan praktek yang ber kesinambungan tidak akan mempunyai makna yang berarti bagi kehidupan. Pengetahuan dan sikap merupakan penunjang dalam melakukan perilaku sehat salah satunya upaya meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya kehamilan.
Oleh karena itu upaya meningkatkan pengetahuan terkait tanda bahaya kehamilan perlu dliakukan oleh bidan agar memberikan informasi atau penyuluhan ketika berkunjung atau melakukan pemeriksaan.
2. Gambaran Kepatuhan Kunjungan pada Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Bojongpicung
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian kecil dari responden (20,83%) Ibu hamil trismester III di Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 tidak melakukan 3 kali pemeriksaan (2 kali pemeriksaan kehamilan oleh Bidan dan 1 kali oleh Dokter) sesuai standar pemeriksaan. Hasil penelitian ini lebih rendah dibanding penelitian Erwin (2020) di Puskesmas Geneng Kabupaten Ngawi menunjukkan bahwa dari 36 responden sebagian besar patuh melakukan ANC yaitu sebanyak 25 orang (69,44%) sementara yang tidak patuh dalam melakukan ANC yaitu 11 orang (30,56%).
Salah satu faktor penyebabnya karena sebagian besar responden yang patuh sudah pernah mendapat informasi tentang tanda bahaya kehamilan
sementara sisanya belum pernah
mendapatkan informasi tersebut sehingga cenderung berperilaku tidak patuh.
Perilaku ini sesuai dengan konsep dari Soekidjo (2016) bila pengalaman atau informasi yang kurang terhadap suatu objek maka dapat memberi kesan yang kurang dalam membentuk sikap atau perilaku.
Menurut Wahyuningsih (2018) tujuan kunjungan kehamilan yaitu memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayinya, mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh normal, mempersiapkan ibu menghadapi masa nifas secara normal dan pemberian ASI eksklusif, menganalisa secara dini adanya ketidaknormalan dan komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu dan bayi.
Kepatuhan kunjungan kehamilan diperoleh melalui perhitungan kunjungan kehamilan. Ibu hamil dikategorikan patuh apabila ibu hamil melakukan kunjungan kehamilan minimal 2 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 3 kali pada trimester III sebaliknya ibu hamil dikatakan tidak patuh apabila ibu tidak melakukan kunjungan kehamilan minimal 2 kali pada trimester I (0 sampai 14 minggu), 1 kali pada trimester II (14 sampai 28 minggu) dan 3 kali pada trimester III (28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36) (Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2023).
Tindakan yang harus dilakukan untuk ibu hamil yang tidak patuh yaitu memberikan motivasi terhadap ibu untuk melakukan kunjungan kehamilan, serta memberikan motivasi kepada keluarga untuk membantu memberikan dukungan kepada ibu agar ibu rutin dalam melakukan kunjungan kehamilan.
Selain itu Puskesmas Bojongpicung berupaya melakukan kegiatan Mobile ANC dan Kelas Ibu Hamil. Sasaran Mobile ANC adalah seluruh ibu hamil di
wilayah kerja puskesmas Bojongpicung yang tidak terakses layanan ANC terpadu di Puskesmas.
Adapun pelayanan yang diberikan dalam kegitan Mobile ANC yaitu pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Tekanan Darah, penilaian status gizi, skrining status imunisasi TT, tes laboratorium (pemeriksaan Hemoglobin, golongan darah dan protein) dan Pemeriksaan Triple Eliminasi (Sifilis, Hepatitis B dan HIV), tata laksana kasus resiko, pemberian biskuit ibu hamil dan tablet zat besi, serta konseling kehamilan.
Mobile ANC dilaksanakan sekaligus dengan kelas ibu hamil. Para ibu hamil dapat mengikuti tahap demi tahap kelas bumil mulai dari pengisian pretest, pemberian informasi kehamilan oleh bidan Desa hingga pengerjaan postest.
Terlaksanya Mobile ANC dan Kelas Ibu Hamil mendapatkan pelayanan terpadu sehingga ibu sehat dan bayi lahir selamat.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kepatuhan Kunjungan Kehamilan Trimester III Di Puskesmas Bojongpicung
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan kehamilan Trimester III di Puskesmas Bojongpicung Kabupaten Cianjur tahun 2023 diperoleh value = 0,000 yang artinya value < α (0,05) sehingga hipotesis nol ditolak. Dengan demikian maka ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan kehamilan Trimester III di Puskesmas Bojongpicung Kabupaten Cianjur tahun 2023. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Erwin (2020) dan Katarina dan Megalina (2020) menunjukkan nilai p < α = 0,05 yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan kunjungan kehamilan.
Pengetahuan memiliki peranan yang besar dalam perilaku seseorang terutama pada perawatan kehamilan.
Pada setiap kunjungan ANC (Antenatal
Care), ibu hamil akan mendapatkan
informasi tentang kehamilannya salah satunya tentang tanda bahaya kehamilan yang bisa terjadi pada tiap trimester.
Informasi yang sudah diperoleh mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki ibu hamil dan akan menumbuhkan kesadaran tentang perawatan dan pemeriksaan kehamilan (Febriana dan Innez, 2022).
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden yang mempunyai pengetahuan cukup dan patuh dalam melakukan ANC sebanyak 23 orang (88,5%). Hal ini disebabkan karena tingkat pengetahuan berkorelasi positif dengan perilaku kepatuhan seseorang. Ini sesuai dengan penjelasan dari Erwin (2020) bahwa tingkat pengetahuan yang baik pada ibu hamil akan menimbulkan kecenderungan untuk patuh dalam melakukan pemeriksaan kehamilan.
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Febriana dan Innez (2022) yang menjelaskan bahwa pendidikan yang menghasilkan pengetahuan adalah usaha secara sadar dan aktif sehingga seseorang mampu menjelaskan dan memahami materi yang diketahui sehingga dengan mudah dapat menginterpretasikannya secara benar dalam bentuk perilaku.
Adanya sebagian kecil (19%) responden dengan tingkat pengetahuan kurang namun patuh bisa dipengaruhi oleh faktor motivasi baik internal maupun eksternal untuk mempertahankan kehamilan yang sehat. Selaras dengan pernyataan dari World Health Organization (WHO) bahwa tingginya motivasi seseorang akan mempengaruhi tingkat kepatuhan dalam menjalankan terapi pengobatan. Responden dengan pengetahuan kurang dan tidak patuh sebanyak 4 orang (19%) disebabkan karena rendahnya pengetahuan akan membuat seseorang cenderung tidak patuh terhadap perilaku kunjungan ANC.
Mereka tidak mengetahui dan memahami seberapa pentingnya arti kepatuhan terhadap suatu hal dan bagaimana dampak ketidakpatuhan.
Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Soekidjo (2014) bahwa pengetahuan yang rendah menyebabkan seseorang kurang paham tentang informasi yang diberikan yang berdampak pada perilaku kepatuhan. Sedangkan Cahyanti (2021) menjelaskan selain faktor pengetahuan terdapat pula faktor usia, pendidikan, sikap, paritas, dukungan suami dan ekonomi keluarga yang berdampak pada kepatuhan Ibu hamil melaksanakan ANC.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Dengan Kepatuhan Kunjungan Kehamilan Trimester III Di Puskesmas Bojongpicung Kabupaten Cianjur Tahun 2023, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sebagian kecil (21,88%) Ibu hamil di UPTD Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 berpengetahuan kurang.
2. Sebagian kecil dari responden (20,83%) Ibu hamil trismester III di Puskesmas Bojongpicung Tahun 2023 tidak melakukan 3 kali pemeriksaan ANC (2 kali pemeriksaan kehamilan oleh Bidan dan 1 kali oleh Dokter).
3. Terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan kunjungan kehamilan Trimester III di Puskesmas Bojongpicung Kabupaten Cianjur tahun 2023 diperoleh value = 0,000.
Berdasarkan Kesimpulan penelitian diatas maka saran dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi UPTD Puskesmas Bojongpicung
Puskesmas Bojongpicung selalu berupaya melakukan kegiatan Mobile ANC dan Kelas Ibu Hamil untuk melakukan pemeriksaan seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Bojongpicung yang tidak terakses layanan ANC terpadu di Puskesmas serta meningkatkan pemberian informasi atau penyuluhan tentang tanda bahaya kehamilan pada ibu hamil guna
meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan terhadap pentingnya kepatuhan kunjungan ANC.
2. Bagi Ibu Hamil
Lebih meningkatkan kepatuhan pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) yaitu, dua kali kunjungan selama trimester pertama, satu kali kunjungan selama trimester kedua dan tiga kali kunjungan selama trimester ketiga. Selain itu selalu mengikuti kegiatan Mobile ANC dan Kelas Ibu Hamil agar dapat dilakukan pemeriksaan kehamilan Antenatal Care (ANC) dan menambah pengetahuan, kesadaran dan wawasan mengenai pentingnya merawat dan menjaga kehamilan khususnya terkait kepatuhan kunjungan ANC dan terhindar dari faktor resiko kehamilan.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti faktor- faktor lain seperti usia, pendidikan, sikap, paritas, dukungan suami dan ekonomi keluarga selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi kepatuhan kunjungan ANC.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Astuti, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan Buku Ajar Kebidanan Antenatal Care. Yogyakarta: Erlangga [2]. Badan Pusat Statistik (BPS), 2022.
Angka Kematian Ibu. 2020. Available form: https://www.bps.go.id
[3]. Badriah, L. D. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan.
Bandung. Multazam.
[4]. Beti, Nurhayati (2019). Reduksi Ketidaknyamanan Kehamilan Trimester III Melalui Senam Yoga. Binawan Student Journal (BSJ), Volume 1, nomor 3, 167- 171
[5]. Cahyanti. (2021). Faktor - faktor yang berhubungan dengan kunjungan antenatal care (anc) ibu hamil di era pandemi covid-19 di wilayah kerja puskesmas
Jember Kidul Kabupaten Jember tahun 2021. Jurnal etheses.uin-malang.
[6]. Dinas Kesehatan Cianjur, 2022. Profil Kesehatan Kabupaten Cianjur 2020.
Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur.
[7]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2020. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta.
[8]. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI), 2023. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta:
depkes RI dan JICA
[9]. Hidayah, Prima & Puji Wahyuningsih, Heni. 2018. Hubungan tingkat resiko kehamilan dengan kejadian komplikasi persalinan di RSUD penambehan senopati bantul. Jurnal kesehatan vokasional.volume 3, No.1. Diakses pada tanggal 30 Mei 2023
[10]. Israyati, Nur. (2022). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Anemia
Dengan Pengaturan Menu
Seimbangtinggi Protein Di Pmb Hasna Dewi F.S Kota Pekanbaru. Jurnal Kebidanan Terkini (Current Midwifery Journal), 2(1), 146–152.
[11]. Kementrian Kesehatan RI. 2022. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta
[12]. Lubis. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap dan Perilaku terhadap Pencegahan Infeksi Covid-19 Pada Mahasiswa Semester 6 Fakultas Kedokteran USU. Skripsi.
http://repositori.usu.ac.id/handle/1234567 89/31033
[13]. Muchlis ,Sinaga. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Bidan dengan Pelaksanaan Program 10 T dalam Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas Hamparan Perak. Jurnal Mutiara Ners, 2 (2), 244-253.
http://114.7.97.221/index.php/NERS/artic le/view/887
[14]. Niven, Neil. 2012. Psikologi Kesehatan : Pengantar untuk perawat dan tenaga kesehatan profesional lain. Jakarta: EGC.
[15]. Nirwana, Eva & Widya, Serin, 2019.
Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Puskesmas Bestari Medan Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kebidanan IMELDA Vol. 5, No. 2.
[16]. Notoatmodjo, Soekidjo, 2014, Promosi
Kesehatan dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
[17]. Notoatmodjo, Soekidjo. 2016. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.
[18]. Nur Isdiaty, Fandiar & Ungsianik, Titin. 2021. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan Dan Perilaku Perawatan Kehamilan Pada Ibu Hamil Trimester III.
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, hal 18-24 pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203
[19]. Prawirohardjo, Sarwono. 2014. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka
[20]. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung:
CV Alfabeta.
[21]. World Health Organization (WHO), 2016. Antenatal Care For A Positive Pregnancy Experience.
[22]. World Health Organization (WHO), 2022. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. World Health Statistics.