• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dari penelitian ini menjelaskan pada katogori dominan, audiens memaknai bahwa adanya video di instagram menjadi media sosial baru untuk menyalurkan ekspresi dan kreativitas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hasil dari penelitian ini menjelaskan pada katogori dominan, audiens memaknai bahwa adanya video di instagram menjadi media sosial baru untuk menyalurkan ekspresi dan kreativitas"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KERANGKA KONSEPTUAL 2.1 Kajian Terdahulu

Guna menjaga keaslian penelitian yang dilakukan, peneliti melakukan tinjauan terhadap kajian terdahulu berupa penelitian yang ada sebelum penelitian ini. Mengkaji penelitian sebelumnya dapat membantu peneliti untuk merumuskan asumi-asumsi dasar sehingga dapat mengembangkan penelitian ini. Berikut merupakan penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian ini : 1. Pemaknaan Mahasiswa Terhadap Video di Instagram Sebagai Media

Ekspresi dan Kreativitas, Oleh Maharani Rizka Rakhmawati, Universitas Muhammadiyah Malang, 2015

Penelitian ini membahas tentang pemaknaan followers akun Malangvidgram yang berstatus mahasiswa terhadap video instagram sebagai media ekspresi dan kreativitas. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan studi resepsi. Hasil dari penelitian ini menjelaskan pada katogori dominan, audiens memaknai bahwa adanya video di instagram menjadi media sosial baru untuk menyalurkan ekspresi dan kreativitas. Pada kategori negosiasi, audiens menerima adanya video di instagram jika video yang dibuat memiliki tujuan jelas. Audiens menerima makna yang dihasilkan dengan mengkompromosikan makna yangdimaksud oleh peneliti, kategori oposisi, audiens memaknai video di instagram hanya sebagai hiburan.

(2)

2. Representasi Wanita Dalam Sampul Album Raisa (Analisi Semiotika Roland Barthes Terhadap Sampul Album Raisa Andriana “Raisa” dan

“Heart to Heart”) Oleh R.A Granita Dwisthi Ismujihastuti dan Adi Bayu Mahadian, Universitas Telkom, 2015.

Penelitian ini membahas tentang penanda dan petanda yang merepresentasikan tentang wanita dalam sampul album Selft-Titled “Raisa” dan “Heart to Heart”.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika dan menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Hasil dari penelitian ini dalam pemaknaan bertingkat melalui teori semiotika Barthes, yaitu melalui pemaknaan denotatif, konotatif dan mitos dalam kedua sampul album raisa, teridentifikasi penanda dan petanda yang merepresentasikan wanita yang berkembang dalam budaya masyarakat di Indonesia.

3. Pesan Sosial Dalam Foto Jurnalistik (Analisis Semiotika Dalam Buku

‘Jakarta Estetika Banal’ Bab I, III, V dan VII) Oleh Jaka Priyo Nuswantara, Universitas Semarang, 2014.

Penelitian ini membahas mengenai makna denotasi dan konotasi, serta pesan sosial dalam buku „Aesthetics Jakarta Banal‟, bab I, III, V dan VII. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika. Hasil dari penelitian ini analisis teks menunjukkan kehidupan sosial masyarakat yang berdiam diri di kota Jakarta dengan konsep ringan dan natural untuk dilihat.

4. Semiotika Pesan Instagram Ani Yudhoyono Dalam Perspektif Etika Komunikasi, Oleh KMK Putri, AA Unde, M Nadjib, Universitas Hasanudin Makasar, 2015.

(3)

Penelitian ini membahas mengenai analisis pesan instagram Ani Yudhoyono serta interaksi komunikasi antara Ani Yudhoyono dan viewers. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode semiotika. Hasil dari penelitian ini menemukan makna denotatif dan konotatif yang terkandung pada interaksi komunikasi antara Ani Yudhoyono dan viewers beliau pada konten kontroversial akun instagram beliau.

5. Fenomena Mobile Photography Dalam Media Sosial Instagram Sebagai Ajang Life Style, oleh Dhena Varadina, Universitas Pasundan, 2016.

Penelitian ini membahas mengenai fenomena mobile photography dalam media sosial instagram dapat menjadi ajang life style bagi penggunanya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.

Hasil dari penelitian ini adalah mengungkap tentang mobile photography dalam media sosial instagram menjadi kebutuhan dalam keseharian mahasiswa, seperti dalam hal kreativitas, lahan bisnis, ide minat dan menjadikan sebuah aktifitas, kebutuhan informasi, serta mobile photography membentuk life style yang dianggap menjadi tolak ukur eksistensi diri dan menjadi ketergantungan oleh penggunanya.

(4)

Tabel 2.1 Kajian Terdahulu PENELITI Maharani Rizka

Rakhmawati

R.A Granita Dwisthi

Ismujihastuti dan Adi Bayu Mahadian

Jaka Priyo Nuswantara

KMK Putri, AA Unde, M Nadjib

Dhena Varadina Rimba Tectona

JUDUL Pemaknaan Mahasiswa Terhadap Video di Instagram Sebagai Media Ekspresi dan Kreativitas.

Representasi Wanita Dalam Sampul Album Raisa (Analisi Semiotika Roland Barthes Terhadap

Sampul Album

Pesan Sosial Dalam Foto Jurnalistik (Analisis Semiotika

Dalam Buku

„Jakarta Estetika Banal‟ Bab I,

Semiotika Pesan Instagram Ani Yudhoyono Dalam Perspektif Etika

Komunikasi.

Fenomena Mobile Photography Dalam Media Sosial Instagram Sebagai Ajang Life Style.

Penyaluran Kreativitas Fotografi

Melalui Media Sosial Instagram (Analisis

Semiotika Karya Foto di Akun

(5)

Raisa Andriana

“Raisa” dan

“Heart to

Heart”).

III, V dan VII). Instagram

Nesnumoto).

INSTITUSI/T AHUN

Universitas Muhammadiyah Malang, 2015

Universitas Telkom, 2015

Universitas Semarang, 2014.

Universitas Hasanudin Makasar, 2015.

Universitas Pasundan, 2016.

Universitas Bsi/

2019.

METODE PENELITIAN

Kualitatif. Kualitatif. Kualitatif. Kualitatif. Kualitatif. Kualitatif.

HASIL Menjelaskan pada katogori dominan,

audiens memaknai

Pemaknaan bertingkat melalui teori semiotika

Barthes, yaitu

Analisis teks menunjukkan kehidupan sosial masyarakat yang berdiam diri di

Menemukan makna denotatif dan konotatif yang terkandung pada interaksi

Mengungkap tentang mobile photography dalam media sosial instagram

Menemukan makna denotatif dan konotatif yang terkandung dalam karya

(6)

bahwa adanya

video di

instagram

menjadi media sosial baru untuk

menyalurkan ekspresi dan kreativitas.

melalui pemaknaan denotatif,

konotatif dan mitos dalam kedua sampul album raisa, teridentifikasi penanda dan petanda yang merepresentasik an wanita yang berkembang dalam budaya

kota Jakarta dengan konsep ringan dan natural untuk dilihat.

komunikasi antara Ani Yudhoyono dan viewers beliau pada konten

kontroversial akun instagram beliau.

menjadi kebutuhan dalam keseharian mahasiswa, seperti dalam hal kreativitas, lahan bisnis, ide

minat dan

menjadikan sebuah aktifitas, kebutuhan informasi, serta mobile

fotografi di akun instagram

Nesnumoto.

(7)

masyarakat di Indonesia.

photography membentuk life style yang dianggap

menjadi tolak ukur eksistensi diri dan menjadi ketergantungan oleh

penggunanya.

PERSAMAAN Objek yang dibahas sama yaitu mengenai sebuah makna.

Penggunaan metode dan studi penelitian yang serupa.

Pembahasan mengenai analisis semiotika.

Pembahasan mengenai analisis semiotika.

Media untuk penelitian sama yaitu media sosial instagram.

Pembahasan penelitian mengenai semiotika

(8)

makna.

PERBEDAAN Studi yang digunakan berbeda sehingga hasilnya berbeda.

Subjek

penelitian yang berbeda.

Perbedaan subjek foto yang diteliti.

Fokus penelitian yang berbeda yaitu membahas sebuah pesan instagram sebagai alat berinteraksi.

Subjek

penelitian yang berbeda yaitu pembahasan mengenai fenomena mobile

photography.

(9)

2.2 Kajian Literatur 2.2.1 Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mengerti dan mempengaruhi di antara keduanya. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “cummunicatus” atau communicatio atau communicare yang berarti berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan demikian kata komunikasi menurut kamus bahasa mengacu pada suatu upaya yang bertujuan untuk mencapai kebersamaan.

Menurut Carl Hovland, Janis dan Kelley komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk perilau khalayak. Definisi Hovland cs, memberikan penekanan bahwa tujuan komunikasi adalah mengubah atau membentuk perilaku. (Riswandi, 2009:1)

Sedangkan menurut Bernard Berelson dan Gary A.Steiner komunikasi adalah suatu proses penyimpanan informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan lain- lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka dan lainnya. Bernard Berelson dan Steiner menekankan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian, yaitu informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lainnya.

Menurut Harold Lasswell komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa mengatakan apa dengan saluran apa, kepada siapa, dan dengan akibat apa atau hasil apa. Definisi Lasswell, secara eksplisit dan kronologis menjelaskan tentang lima komponen yang terlibat dalam komunikasi, yaitu:

(10)

1. Siapa (pelaku komunikasi pertama yang mempunyai inisiatif atau sumber).

2. Mengatakan apa (isi informasi yang disampaikan).

3. Kepada siapa (pelaku komunikasi lainnya yang dijadikan sasaran penerima).

4. Melalui saluran apa (alat/saluran penyampaian informasi).

5. Dengan akibat/hasil apa (hasil yang terjadi pada diri penerima).

(Riswandi, 2009:2-3)

Dari berbagai definisi ilmu komunikasi di atas, komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian informasi yang memiliki tuuan untuk mengubah atau membentuk perilaku. Hal ini menunjukan bahwa, ilmu komunikasi sebagai bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner.

Kajian komunikasi sangat erat kaitannya dengan penelitian ini.

Komunikasi dalam penelitian ini berfungsi sebagai kajian utama yang akan diteliti, seperti pembahasan mengenai komunikasi melalui sebuah karya foto di wedding photography Nesnumoto.

2.2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah sebuah proses media massa mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari melalui pesan-pesan yang berisi informasi tentang cara kita atau orang lain memandang, memahami dan membangun realitas dari sebuah dunia nyata.

Bittner menyebutkan, “mass communication is massage communicated through mass medium to a larg number of people”, yaitu bahwa komunikasi massa adalah pesanyang dikomunikasikan melauli media massa pada sejumlah besar orang.

(11)

Selain itu Gerbner mendefinisikan, bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinu serta paling luas dimiliki orang dalam masnyarakat industri. Jadi komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yaitu komunikasi yang dilakukan oleh media, dan komunikasi yang ditujukan kepada massa atau khalayak. (Romli, 2016:1-2)

Sementara menurut Dennis McQuail komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikastor-komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan-pesan secara luas dan secara terus menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak-khalayak yang besar dan berbeda-beda dengan melalui berbagai cara (Tamburaka, 2013:109).

Keterkaitan komunikasi massa dalam penelitian ini terletak pada pembahasan mengenai penyaluran kreativitas yang di lakukan di media sosial, yang berarti hal tersebut termasuk dalam kajian komunikasi pemasaran.

1. Karakteristik komunikasi massa

1) Ciri komunikasi yang pertama adalah komunikator terlembaga.

Sebagaimana sudah dijelaskan sesuai dengan definisi yang dikemukakan, bahwa komunikasi massa itu menggunakan media massa, baik cetak maupun elektronik. Apabila pesan itu akan disampaikan melalui surat kabar, maka prosesnya adalah sebagai berikut; komunikator menyusuna pesan dalam bentuk artikel, selanjutnya pesan tersebut diperiksa oleh penanggungjawab redaksi untuk mengetahui apakah tulisan itu sudah sesuai lalu disalurkan kepada khalayak.

(12)

2) Komunikasi melalui media massa pada dasarnya ditujujkan kepada khalayak yang luas, heterogen, anonim, tersebar, dan tidak mengenal batas geografis dan kultural.

3) Bentuk kegiatan melalui media massa bersifat umum, dalam artian perorangan atau pribadi. Isi pesan yang disampaikan menyangkut kepentingan orang banyak, tidak menyangkut kepentingan pribadi.

4) Pola penyampaian pesan media massa berjalan secara cepat dan mampu menjangkau khalayak luas, bahkan mungkin tidak terbatas baik secara geografis mupun kultural. Karena karakteristik demikian, media massa disebut sebagai message multiplier, artinya cepat dan mampu menjangkau khalayak luas.

5) Penyampaian pesan melalui media massa cenderung berjalan satu arah.

Memiliki feedback dari khalayak berulang secara tertunda. Umpan balik khalayak atas isi pesan suatu media massa dapat berupa tindakan meneruskan atau berhenti membaca koran, mendengar radio dan menonton televisi. Sedangkan umpan balik yang ditujukan kepada media massa antara lain dengan mempermasalahkan kebenaran atau keakuratan suatu isi berita tersebut.

6) Kegiatan komunikasi melalui media massa dilakukan secara terencana, terjadwal dan terorganisasi. Komunikator pada media massa bekerja melalui aturan organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Identitas yang dibawakan bukan semata-mata identitas pribadi, tetapi justru yang ditonjolkan adalah identitas organisasi dan kelompok.

(13)

7) Penyampaian pesan melalui media massa dilakukan secara berkala.

Artinya pesan-pesan media massa itu disebarkan kepada khalayak tidak bersifat temporer atau sewaktu-waktu, melainkan secara tetap, misalnya setiap hari, setiap minggu bahkan setiap bulan.

8) Isi pesan yang disampaikan melalui media massa mencakup berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial budaya dan keamanan, baik yang bersifat informatif, edukatif maupun hiburan.

9) Media massa mengutamakan unsur isi dari pada hubungan. Dalam komunikasi massa, unsur isi memainkan peranan penting. Misalnya pesan yang akan disampaikan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem dan aturan/teori tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

10) Media massa menimbulakan keserempakan. Kelebihan komunikasi massa dibandingkan dengan komunikassi lainnya adalah komunikan yang menjadi sasaran pesan yang heterogen, luas dan anonim tersebut secara serempak pada waktu yang bersamaan menerima pesan yang sama pula.

11) Ciri komunikasi massa lainnya yang merupakan kelemahannya adalah kemampuan alat indra terbatas. Dalam komunikasi massa, kemampuan respon alat indra bergantung pada jenis media massa yang tersedia.

Misalnya pada media cetak umumnya pembaca hanya dapat melihat, pada radio khalayak hanya dapat mendengar dan pada televisi dan film khalayak menggunakan alat indra mata dan telinga. (Riswandi, 2009:105-108)

(14)

2. Dampak Komunikasi Massa

Menurut Steven H. Chaffe ada 4 dampak kehadiran media massa sebagai objek/fisik sebagai berikut:

1) Dampak Ekonimis

Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yaitu menggerakan usaha dalam berbagai sektor seperti produksi, distribusi dan konsumsi jasa media massa.

2) Dampak Sosial

Dampak sosial berkaitan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial sebagai akibat kehadiran media massa.

3) Dampak pada Penjadwalan Kegiatan

Kehadiran media massa ternyata dapat mengubah jadwal kegiatan sehari- hari khalayak. Misalnya pada waktu magrib, setelah shalat biasanya anak- anak lanjut mengaji, tetapi setelah satu stasiun televisi menyajikan acara film kartun mereka lebih memilih menonton dari pada mengaji.

4) Media Massa sebagai Penyalur Perasaan

Seringkali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu seperti kesepian, marah, kecewa, bosan dan sebagainya.

5) Dampak Menumbuh Perasaan Tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak enak pada diri seseorang, tetapi juga dapat menimnbulkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhadap media tertentu. (Riswandi, 2009:111-113)

(15)

2.2.3 Media Sosial

Media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, social network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Beberapa situs media sosial yang populer saat ini antara lain: facebook, twitter, youtube dan instagram.

Menurut Van Dijk media sosial adalah platform media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi orang-orang dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial dapat dilihat sebagai fasilitator online yang menguatkan hubungan antara pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial. (Febriana, 2018:11)

Media sosial atau yang dikenal juga dengan jejaring sosial merupakan bagian dari media baru. Media baru merupakan media yang menawarkan digitalisasi, konvergensi, interaksi dan pengembangan jaringan terkait pembuatan pesan dan penyampaian pesan. Kemampuan menawarkan suatu interaksi inilah yang merupakan konsep sentral dari pemahaman tentang media baru. (Tamburaka, 2013:380) Sebutan media baru ini merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik media yang berbeda dari yang telah ada selama ini.

Media seperti televisi, radio, malajah, koran digolongkan menjadi media lama, dan media internet atau media sosial yang mengandung muatan interaktif digolongkan sebagai media baru. Sehingga pengistilahan ini bukanlah berarti

(16)

media lama menjadi hilang digantikan media baru, namun merupakan pengistilahan untuk menggambarkan karakteristik yang muncul saja. (Errika, 2011:70-71)

Dalam penelitian ini media sosial menjadi tempat dimana permasalah penelitian akan dikaji. Hal ini karena dalam penelitian, media sosial merupakan tempat bagi objek penelitian untuk membentuk sebuah makna dari karya fotografi.

2.2.4 Instagram

Instagram tersusun dari dua kata yaitu “insta” serba cepat atau mudah dan

gram” diambil dari kata “telegram” yang maknanya dikaitkan dengan media pengiriman informasi yang sangat cepat. Instagram juga dapa diartikan sebagai sebuah aplikasi jejearing sosial untuk berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik instagram sendiri. Setiap pengguna istagram akan memiliki sebuah akun. Pada akun tersebut ada sebuah laman yang menampilkan gambar dan video yang diunggah oleh pengguna. Tiap postingan yang diunggah dapat diberi komentar atau tanda “love” oleh pengguna lain. fitur lain dari instagram adalah “follow” yang memungkinkan pengguna untuk mengikuti pengguna lain. (Kirana, 2017:2-3)

Berdiri pada tahun 2010 di perusahaan Burbn, Inc., sebuah teknologi starup yang hanya berfokus kepada pengembangan aplikasi untuk telepon genggam. Pada awalnya Burbn, Inc. sendiri memiliki fokus yang terlalu banyak di dalam HTML5 mobile, namun pemilik perusahaan ini memutuskan untuk lebih

(17)

fokus pada satu hal saja. Versi yang diciptakan pertama oleh Burbn Inc. masih belum sempurna, namun akhirnya mereka hanya memfokuskan pada bagian foto, komentar dan juga kemampuan untuk menyukai foto.

Menurut Landsverk instagram sebagai media sosial berbagi foto memiliki dasar-dasar dalam penggunaannya yaitu meliputi:

1. Feeds

Fitur ini pengguna dapat melihat postingan yang diunggah oleh pengguna lain yang sudah diikuti.

2. Populer tab

Pengguna dapat melihat foto yang di unggah orang lain tanpa harus mengikuti dan pada fitur ini pengguna dapat melihat foto yang paling banyak di like setiap waktunya. Jika ingin melihat sesuatu hal yang lebih spesifik tulisan pada kolok username dan hastaghs.

3. News and update

Dengan fitur ini pengguna dapat berinteraksi dengan teman yang diikuti melalui foto yang diunggah dengan like, comment dan memunculkan notifikasi pada instagram kita yang menimbulkan informasi pengguna isntagram.

4. Like dan comment

Like dan comment pada instagram adalah sebuah apresiasi dan penghargaan tersendiri bagi pengguna instagram. jika pengguna tertarik pada suatu foto maka bisa memberikan like dan memberikan comment jika ingin berinteraksi.

(18)

5. Your profile

Profile dapat dilihat pada square icon, pada profile tersimpan arsip foto yang pernah diunggah pengguna.

6. Posting

Posting adalah bahasa ketika akan mengunggah foto. Foto yang akan diunggah dapat diberi layer agar terlihat menarik menggunakan fitur yang disediakan instagram. (Utari, 2017:9-10)

Kajian instagram merupakan pembahasan yang utama, karena dalam penelitian ini objek penelitian membentuk sebuah makna karya foto melalui media sosial instagram.

2.2.5 Fotografi

Kata fotografi diambil dari bahasa Yunani, yaitu “fotos” yang berarti sinar atau cahaya, dan “grafos” yang berarti gambar. Pengertian fotografi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film. Sehingga dapat dikaitkan bahwa fotografi itu merupakan aktivitas menggambar dengan cahaya. Suatu proses atau metode untuk menghasilkan gambar atau foto dari suatu objek dengan merekam pantulan cahaya yang mengenai objek tersebut pada media yang peka cahaya. Sedangkan alat yang digunakan untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

Istilah fotografi pertama kali digunakan oleh Sir John Herschel, melalui sebuah lensa yang dapat menghasilkan bayangan nyata yang tertangkap oleh film.

Fotografi merupakan alat visual efektif yang dapat menampilkan gambar suatu

(19)

objek secara kongkret dan akurat, selain itu juga dapat mengatasi ruang dan waktu yang dapat disimpan selama berpuluh-puluh tahun. (Tamburaka, 2013:107)

Seperti halnya pesan dalam konten media lain, pada dasarnya fotografi adalah aktivitas komunikasi dan foto itu sendiri merupakam konten media komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi antara fotografer dan orang yang melihat hasil karya. Sering sekali didalam sebuah pameran atau eksibisiditampilkan berbagai foto yang dianggap memiliki nilai seni yang cukup tinggi, sehingga foto bukan hanya sekedar gambar objek saja, tetapi lebih dari itu terdapat nilai pesan yang ingin disamapaikan oleh pembuatnya.

Dalam penelitian ini fotografi merupakan subjek penelitian yang akan dikaji melalui proses menganalisis makna dari sebuah karya fotografi yang dihasilkan oleh wedding photography Nesnumoto.

2.2.6 Kreativitas

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang beranfaat, benar, tepat dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang merupakan pedoman, petunjuk atau panduan yang tidak lengkap akan menuntun kita untuk mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan paling tinggi bagi manusia. Suryana menyatakan bahwa kreativitas adalah berpikir sesuatu yang baru. Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide- ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dalam menghadapi peluang.

(20)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata kreatif berarti memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk menciptakan. Kata kreatif diartikan kemampuan untuk menciptakan. Menurut Munandar Semiawan ciri prilaku individu yang kreatif adalah memiliki daya imajinatif yang kuat, mempunyai inisiatif, mempunyai minat yang luas, bebas dalam berfikir (tidak kaku), bersifat ingin tahu, selalu mencari pengalaman baru, percaya pada diri sendiri, penuh semangat, berani mengambil resiko dan berani dalam pendapat dan keyakinan.

(Hadiyati, 2011:10)

Kajian kreativitas dalam penelitian ini terdapat pada fokus yang akan diteliti yaitu tentang kreativitas pengaturan karya fotografi yang terdapat di instagram wedding photography Nesnumoto.

2.3 KAJIAN TEORI 2.3.1 Semiotika

Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semeion yang berarti tanda.

Semiotika berakar dari studi klasik dan skolastik atas seni logika, retorika dan poetika. Menurut Charles S. Pierce semiotik di identifikasikan sebagai hubungan segitiga antara tanda, pengguna dan realitas eksternal sebagai sebuah model yang diperlukan untuk mempelajari makna. Pierce menjelaskan tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili sesuatu di dalam beberapa hal atau kapasitas tertentu. Menurutnya, tanda menuju kepada seseorang, artinya menciptakan di dalam benak orang tersebut tanda yang sepadan atau mingkin juga tanda yang lebih sempurna.

(21)

Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda, objek dan interpretant. Menurut Pierce tanda terdiri dari simbol (tanda yang muncul dari kesepakatan), ikon (tanda yang muncul dari perwakilan fisik) dan indeks (tanda yang muncul dari hubunagn sebab-akibat). Sedangkan acuan tanda ini disebut objek. Objek atau acuan tanda adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Interpretent atau pengguna tanda adalah konsep mental dari pengguna tanda, pengguna tanda bisa merupakan pembicara atau pendengar, penulis atau pembaca, pelukis atau penikmat lukisan. (Fiske, 2012:70-71)

Ferdinand De Saussure menjelasakan bahwa semiotika merupakan sebuah ilmu yang menelaah keberadaan tanda-tanda dalam sebuah masyarakat dapat dikukuhkan. Ilmu itu merupakan bagian dari psikologi sosial yang merupakan bagian dari psikologi umum, yang selanjutunya akan disebut dengan semiologi.

Semiologi menunjukan apa yang membentuk tanda-tanda, hukum apa yang mengatur tanda-tanda. Menurut Saussure tanda dapat dipahami sebagai kajian sudut pandang yang terbagi atas dua unsur, yakni penanda (signifier) dan penanda (signifed). (Fiske, 2012:73)

Semiotika adalah teori dan analisis berbagai tanda dan pemaknaan.

Menurut Umberto Eco semiotik sampai saat ini membedakan dua jenis semiotika yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi. Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satunya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu pengiriman, penerimaan kode, pesan saluran komunikasi dan acuan. (Ismujihastuti et al., 2015:997)

(22)

Batasan yang lebih jelas dikemukakan oleh Preminger, semiotik adalah ilmu tentang tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial atau masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotik mempelajari sistem-sistem, aturan-aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Preminger memberi batasan semiotika adalah ilmu tentang tanda- tanda. Ilmu ini menganggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Semiotika itu mempelajari sistem-sistem, aturan- aturan, konvensi-konvensi yang memungkinkan tanda-tanda tersebut mempunyai arti. Semiotik sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang disebutdengan tanda.

Dengan demikian semiotika mempelajari hakekat tentang keberadaan suatu tanda.

(Zamroni, 2009:91-92)

Teori semiotika dalam penelitian ini berfungsi sebagai teori unutk mengkaji mengenai makna yang terbentuk di mata masyarakat melalui tanda- tanda yang hadir dalam sebuah karya. Karya fotografi pada umumnya diproduksi sehingga mengandung makna-makna yang biasanya dapat dilihat melalui aspek- aspek yang terdapat dalam karya foto tersebut.

2.3.2 Semiotika Roland Barthes

Teori semiotika Barthes hampir secara harfiah diturunkan dari teori bahasa menurut Saussure. Pemahaman dalam semiotika Roland Barthes tidak hanya berdasarkan apa yang terlihat secara kasat mata saja, namun juga melalui apa yang tersirat dari simbol atau tanda yang ada. Roland Barthes menjelaskan mengenai makna yang terdapat dalam foto melalui tanda. Istilah semiologi menurut Barthes

(23)

pada dasarnya mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity) memakai hal-hal (things), memaknai (to signify) dalam hal ini tidak dapat di campur adukkan dengan mengkomunikasikan (to communicate).

Dalam teorinya, Roland Barthes menggunakan tiga hal yang menjadi inti dalam penelitiannya, yaitu makna denotatif, konotatif dan mitos. Sistem pemaknaan kedua ini oleh Barthes disebut konotatif, sedangkan pemaknaan tataran pertama disebut denotatif. Denotatif mengungkap makna yang terpampang secara nyata dan kasat mata. Sedangkan konotasi mengungkap makna tersembunyi dibalik tanda-tanda atau simbol yang tersirat dari sebuah hal. Jadi hanya tersirat, bukan secara kasat mata dalam bentuk nyata. (Ismujihastuti et al., 2015)

Pada tahapan denotasi menjelaskan relasi antara penanda (signifier) dan petanda (signified) di dalam tanda dan antara tanda dengan objek yang diwakili (its referent) dalam realitas eksternalnya. Barthes menyebut denotasi merujuk pada apa yang didiyakinkan akal sehat orang banyak (common-sense), makna yang teramati dari sebuah tanda. (Fiske, 2012:140)

Konotasi merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menjelaskan salah satu tanda dari tiga cara kerja tanda di tahapan kedua signifikasi tanda.

Konotasi menjelaskan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pengguna dan nilai-nilai dalam budaya mereka. Hal ini terjadi ketika makna bergerak ke arah pemikiran subjektif atau setidaknya intersubjektif dimana ketika interpretasi dipengaruhi sama kuatnya antara penafsiran dan objek atau tanda sendiri. (Fiske, 2012:141)

(24)

Gambar 2.1 Model Analisis Roland Barthes

Barthes juga melihat aspek lain dari penanda yaitu mitos yang menandai suatu masyarakat. Menurut barthes mitos adalah sebuah sistem komunikasi yang demikian dia adalah pesan. Mitos kemudian tak dapat menjadikan sebuah objek, sebuah konsep atau ide karena mitos adalah sebuah mode penanda bentuk. Mitos sebagai sebuah bentuk tidak dibatasi objek pesannya. (Putra, 2014:55-56)

Barthes berpendapat mitos merupakan sebuah budaya cara berfikir tentang sesuatu, cara mengonseptualisasi atau memahami hal tersebut. Barthes melihat mitos sebagai mata rantai dari konsep-konsep yang berelasi. Mitos adalah sebuah cerita di mana suatu kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas dan alam. (Fiske, 2012:143-144)

Penelitian ini menggambarkan tentang penggalian makna dari sebuah karya fotografi, maka dapat dikaitkan dengan teori semiotika Roland Barthes karena dari setiap foto memiliki makna yang terkandung didalamnya. Sebuah karya fotografi mengandung makna yang sebenarnya (denotatif) yang biasanya dapat dilihat langsung, namun ternyata juga memiliki makna yang tersembunyi (konotatif) seperti penggunaan angle, pose, warna, dan lain-lain.

(25)

2.3.3 Semiotika Fotografi

Semiotika adalah suatu ilmu tentang tanda yang diharpakan dapat digunakan sebagai dasar pengembangan teori tentang gambar. Dalam gambar atau foto, pesan denotasi adalah pesan yang disampaikan melalui gambar secara keseluruhan. Makna denotasi adalah makna yang tampak. Roland Barthes dalam bukunya Camera Lucida mempertanyakan apakah sebuah foto bisa berbicara tentang sesuatu yang lain, sesuatu yang berbeda di luar dirinya dari apa yang ditampakkannya. Barthes tidak yakin bahwa keberadaan sebuah foto mempunyai kemampuan dalam dirinya sendiri. Dengan kata lain foto tidak dapa berdiri sendiri tanpa adanya suatu upaya sipembuat untuk memberi makna melalui setting dan pemilihan objek dan berbagai teknik yang digunakan oleh si pembuatnya.

(Tamburaka, 2013:108)

Barthes menjelaskan faktor penting dalam konotasi adalah penanda dalam tataran pertama. Penanda tatanan pertama merupakan tanda konotasi. Bartehes menegaskan bahwa setidaknya pada foto, perbedaan antara konotasi dan denotasi menjadi jelas. Denotasi merupakan reproduksi mekanis di atas film tentang objek yang ditangkap kamera. Konotasi adalah bagian manusiawi dari proses. Proses ini mencakup seleksi atas apa yang masuk dalam bingkai (frame), fokus, rana, sudut pandang kamera (angle), mutu film dan sebagainya. Denotasi adalah apa yang difoto, sedangkan konotasi adalah apa yang difotonya. (Giu, 2009:94)

Barthes menjelaskan dalam salah satu essaiynya The Photographic Massage, konotasi dalam foto timbul melalui enam prosedur yang dikategorikan menjadi dua. Pertama, rekayasa secara langsung dapat mempengaruhi realitas itu sendiri. Rekayasa ini meliputi: trick effect, pose dan pemilihan objek. Kedua,

(26)

rekayasa yang masuk dalam wilayah estetis, yang terdiri dari: photogenia, aestheticsm dan syntax.

Prosedur yang pertama, trick effect (memanipulasi foto) adalah tidakan memanipulasi foto secara artifisial. Kedua, pose adalah posisi, ekspresi, sikap dan gaya subjek foto. Ketiga, object adalah penentuan point of interest dalam sebuah foto. Keempat, photogenia adalah teknik pemotretan dalam pengambilan gambar seperti lighing, eksposure dan printing. Warna, teknik bluring, painting atau efek gerak juga termasuk dalam photogenia. Kelima, aestheticsm yaitu format gambar atau estetika komposisi gambar secara keseluruhan dan dapat menimbulkan makna konotasi. Keenam, syntax adalah rangkaian cerita dari isi foto yang biasanya berada pada caption dalam sebuah foto dan dapat membatasi serta menimbulkan makna konotasi. (Setyadi, 2006:219-220)

Barthes menjelaskan bahwa membaca gambar sebagai suatu simbol (yang transparan) adalah melepaskan realitasnya sebagai suatu gambar, jiga ideologi mitos itu jelas, maka ia tidak harus tampak sepenuhnya alami. Mitos menurut Barthes juga merupakan bentuk-bentuk budaya populer, akan tetapi semuanya itu menurut Barthes jauh lebih dari sekedar itu. Barthes menyebutkan bahwa mitos merupakan urutan kedua dari sistem semiologis di man atanda-tanda dalam urutan pertama pada sistem itu adalah kombinasi antara petanda dan penanda, jadi penanda dalam sistem kedua.(Gora, 2016:165)

(27)

2.4 KERANGKA PEMIKIRAN

PENYALURAN KREATIVITAS FOTOGRAFI MELALUI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (ANALISIS SEMIOTIKA

KARYA FOTO DI AKUN INSTAGRAM NESNUMOTO)

PARADIGMA KONSTRUKTIVIS

STUDI SEMIOTIKA

TEORI SEMIOTIKA ROLAND BARTHES

1. UNTUK MENGETAHUI MAKNA DENOTATIF DALAM SALAH SATU FOTO YANG ADA DI INSTAGRAM NESNUMOTO.

2. UNTUK MENGETAHUI MAKNA KONOTASI DALAM SALAH SATU FOTO YANG ADA DI INSTAGRAM NESNUMOTO.

3. UNTUK MENGERAHUI CARA MENYALURKAN

KREATIVITAS MELALUI MENDIA SOSIAL INSTAGRAM.

1. BAGAIMANA MAKNA DENOTASI DALAM KARYA FOTOGRAFI DI INSTAGRAM NESNUMOTO?

2. BAGAIMANA MAKNA KONOTASI DALAM KARYA FOTOGRAFI DI INSTAGRAM NESNUMOTO?

3. BAGAIMANA CARA MENYALURKAN KREATIVITAS FOTOGRAFI MELALUI MENDIA SOSIAL INSTAGRAM?

(28)

Penelitian ini akan mengambil judul “Penyaluran Kreativitas Melalui Media Sosial Instagram Pada Fotografer di Nesnumoto”. Penelitian ini akan menggambarkan bagaimana cara menyalurkan kreativitas fotografi melalui media sosial instagram. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktifis karena dalam penelitian ini, peneliti hanya akan mengkonstruksi atau menggambarkan realitas yang didapat di lapangan. Studi yang digunakan adalah studi semiotika karena bertujuan untuk menganalisa tanda- tanda dalam karya seorang fotografer sebagai kode-kode nonverbal yang memiliki makna. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika Roland Barthes. Alasan peneliti menggunakan teori tersebut karena ingin mengkaji makna yang terkandung dalam sebuah karya fotografi yang ada di akun istagram Nesnumoto.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian inni menunjukkan bahwa strategi komunikasi pemasaran menggunakan media sosial Instagram dengan mengadakan kegiatan melalui Instagram, pemanfaatan testimony dari