• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada penelitisan ini metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pada penelitisan ini metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban. Pada penelitisan ini metodologi yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus.

3.1 Paradigma dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian dari paradigma kualitatif.

Paradigma kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statis atau kuantifikasi lainnya. Penelitian kualitatif didasarkan pada upaya membangun pandangan mereka yang diteliti rinci, dibentuk dengan kata-kata, gambaran holistik dan rumit. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2013:6)

(2)

Alasan pemilihan metode kualitatif sebagai penelitian ini adalah :

1. Sifat dari masalah yang diteliti untuk mengungkapkan masalah yang berkenaan dengan pemahaman pengalaman seseorang ketika menghadapi fenomena tertentu, disamping itu metode penelitian kualitatif merupakan suatu metode untuk mendapatkan wawasan sesuatu yang sebenarnya baru diketahui sepntas karena metode kualitatif dapat membuka rincian yang komplek tentang fenomena yang sulit diungkapkan oleh metode kuantitatif.

2. Selalu bersifat deskriptif. Hal ini menunjukkan bahwa data informasi yang dianalisis dan hasil analisisnya berbentuk deskripsi tentang fenomena, dengan kata lain data/informasi yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar bukan berbentuk angka-angka.

3. Hasil penelitian berisi kutipan-kutipan dari kumpulan data untuk memberikan ilustrasi dalam laporan. Data hasil penelitian mencakup catatan wawancara, catatan lapangan, foto-foto, rekaman, video, dokumen pribadi, dan rekaman lainnya.

Paradigma penelitian kualitatif pada penelitian ini berlandaskan aliran konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme, merupakan paradigma yang toleran, longgar serta tidak terlalu mementingkan tahap penelitian. Paradigma ini melahirkan metode penelitian kualitatif. Realitass memiliki sifat relatif, yang merupakan hasil dari konstruksi mental yang bermacam-macam dan tak dapat diindra. Realitas dibentuk oleh pengalaman dan konstruksi sosial yang berlaku. Selain itu, realitas juga berciri lokal dan spesifik dan bentuk serta isinya bergantung pada manusia atau kelompok

(3)

sosial yang memiliki konstruksi tersebut. Tidak ada unsur generalisasi dalam penciptaan realitas. Dan muncul istilah realitas majemuk yang merupakan simplifikasi dari banyaknya jumlah realitas yang tercipta.

Karakteristik penelitian konstruksivisme, antara lain :

a. Komunikasi tidak bergantung pada pengirim melainkan penerima (recipient- oriented). Ketika penerima memahami pesan yang disampaikan dan mengonstruksi pesan tersebut sesuai dengan rujukan yang dimiliki, maka terjadilah proses komunikasi.

b. Munculnya realitass majemuk menyebabkan tidak berlakunya generalisasi seperti pada dua paradigma sebelumnya.

c. Tidak membahas pengaruh, korelasi atau hubungan sebab akibat lainnya tetapi lebih kepada memahami dan merekonstruksi berbagai konstruksi yang sebelumnya sudah ada.

d. Peneliti merupakan istrumen pertama. Dalam memahami isu atau fenomena yang akan diteliti, nilai-nilai yang ada dalam diri peneliti pun diperbolehkan ikut campur dalam mewarnai hasil penelitian.

e. Langkah penelitian dilakukan dengan mengumpulkan berbagai realitas dan mengkategorikannya sesuai dengan kerangka penelitian.

f. Penelitian konstruktivisme syarat dengan niai. Sebagai instrumen utama dalam penelitian, peneliti berhak menentukan siapa yang akan menjadi responden – atau bisa juga disebut dengan informan- serta menentukan kerangka, konsep atau teori yang digunakan.

g. Pemilihan responden dalam kualitatif tidak merujuk pada satu rumus sampling tertentu. Peneliti menentukan sendiri siapa saja sekaligus jumlah orang yang akan menjadi penyedia informasi. Dua metode sampling yang bisa digunakan adalah purposive dan snowball sampling.

h. Dialektis, yang merupakan sifat variabel dan personal dari konstruksi sosial yang menunjukkan bahwa konstruksi individu hanya dapat diciptakan dan disempurnakan melalui interaksi antara dan di antara peneliti dengan responden (Denzin dan Lincoln, 2009). Metode observasi dan wawancara pun menjadi senjata andalan dalam teknik pengumpulan data.

i. Hermeneutis, subjektivisme yang merupakan ciri khas paradigma konstruktivisme memberi keleluasaan bagi peneliti untuk mendeskripsikan pemahaman peneliti akan potret realitas yang menjadi objek penelitian.

(Denzin dan Lincoln, 2009:115).

(4)

3.1.1 Pendekatan Studi Kasus

Salah satu jenis metode penelitian kualitatif adalah penelitian dengan pendekatan studi kasus (Case Study). Studi kasus merupakan penelitian yang terfokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara cermat sampai tuntas.

Kasus yang dimaksud bisa tunggal atau jamak. Pada penelitian ini menggunakan studi kasus desain kasus tunggal, peneliti mengumpulkan data terarah berdasarkan pertanyaan yang terlebih dahulu ditentukan.

Studi kasus memungkinkan peneliti mempertahankan karakteristik holistic dan bermakna dari peristiwa-peristiwa kehidupan nyata. Secara umum, studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. (Yin dalam Nurhadi, 2015:161)

Salah satu keistimewaan studi kasus yaitu menyajikan uraian yang menyeluruh dan mirip dengan apa yang dialami pembaca dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan ini seorang peneliti selanjutnya melakukan langkah-langkah, dalam pengumpulan data ini semua tentunya dilaksanakan setelah urusan penentuan kasus telah ditemukan. Untuk memperoleh pengetahuan secara mendalam, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang diteliti, tetapi juga dari semua pihak yang mengetahui dan mengenal kasus tersebut dengan baik. (Mulyana, 2008:201)

(5)

Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal holistic (holistic single case study) yaitu penelitian yang menempatkan sebuah kasus sebagai fokus dari penelitian, (Yin, 2002: 46). Pada penelitian studi kasus tunggal ini menyoroti perilaku individu/kelompok/peristiwa dengan masalah penting dan peneliti sendiri merupakan instrument dalam penelitian untuk memperoleh informasi menyeluruh secara detail pemahaman tentang bagaimana relationship marketing dalam mengembangkan objek wisata Geopark Ciletuh.

Yin (2002:46) menjelaskan bahwa terdapat 5 (lima) alasan untuk menggunakan hanya satu kasus di dalam penelitian studi kasus, yaitu :

1. Kasus yang dipilih mampu menjadi bukti dari teori yang telah dibangun dengan baik. Teori yang dibangun memiliki proposisi yang jelas, yang sesuai dengan kasus tunggal yang dipilih sehingga dapat dipergunakan untuk membuktikan kebenarannya.

2. Kasus yangdipilih merupakan kasus yang ekstrim atau unik. Kasus tersebut dapat berupaka keadaan, kejadian, program atau kegiatan yang jarang terjadi, dan bahkan mungkiin satu0satunya di dunia, sehingga layak untuk diteliti sebagai suatu kasus.

3. Kasus yang dipilih merupakan kasus tipikal atau perwakilan dari kasus lain yang sama. Pada dasarnya, terdapat banyak kasus yang sama dengan kasus yang dipilih, tetapi dengan maksud untuk lebih menghemat waktu, biaya, penelitian dapat dilakukan hanya pada satu kasus saja, yang dipandang mampu menjadi representative dari kasus lainnya.

4. Kasus yang dipilih merupakan kesempatan khusus bagi penelitinya.

Kesempatan tersebut merupakan jalan yang memungkinkan peneliti untuk dapat meneliti kasus tersebut. Tanpa adanya kesempatan tersebut, peneliti mungkin tidak bisa memiliki akses untuk melakukan penelitin terhadap kasus tersebut.

5. Kasus dipilih karena bersifat longitudinal, yaitu terjadi dalam dua atau lebih pada waktu yang berlainan. Kasus yang demikian sangat tepat untuk penelitian yang dimaksudkan untuk membuktikan terjadinya perubahan pada suatu kasus akibat berjalannya waktu.

Alasan digunakannya pendekatan studi kasus adalah untuk lebih memahami secara mendalam mengenai aktivitas, kebijakan yang dilakukan oleh PAPSI dalam

(6)

mengembangkan objek wisata Geopark Ciletuh, selain itu relationship marketing menjadi satu-satunya proses yang dilakukan PAPSI dalam mengembangkan objek wisata sehingga menghasilkan keunikan tersendiri bagi objek wisata tersebut.

Alasan memilih objek wisata Geopark Ciletuh dijadikan sebagai tempat penelitian, karena memiliki beberapa keunikan. Pertama, keunikan in terletak pada geopark, yaitu kelompok batuan yang berumur paling tua di Pulau Jawa, sangat langka, menarik untuk dilihat, eksotis untuk dipandang, baik dari segi komposisi batuannya maupun dari segi naturalnya. Kedua, keunikan terletak dar kawasan Ciletuh itu sendiri yang memiliki kekayaan alam berupa keragaman geologi (geology diversity), keragaman hayati (biological diversity), serta keragaman budaya (cultural diversity), dan sebagai tempat rekreasi terdapat beberapa curug (curug : Awang, Cimarinjung, Sodong, Puncak Manik, Dogdog, Tengah, dan Teluk Ciletuh) yang memiliki keunikan bervariatif, para pengunjung juga disuguhkan pada beberapa bebatuan tertua yang memiliki nilai historis nan eksotis. Namun, disamping beberapa keunikan di atas kawasan objek wisata tersebut masih kurang diminati oleh pengunjung, sehingga PAPSI membuat suatu program yaitu Relationship Marketing dalam mengembangkan objek wisata tersebut, sehingga dapat dikenal lebih luas oleh pengunjung atau wisatawan domestic maupun mancanegara, mendapat keuntungan terus-menerus baik dari mitra kerja lama yang loyal maupun wisatawan baru.

(7)

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian sering disebut juga sebagai informan penelitian. Bungin (2007:76) mengemukakan informan penelitian adalah subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami objek penelitian. Data-data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis :

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati, dicatat untuk pertama kali. Data ini berasal dari Key Informan dan Informan. Meleong (2013:157) mengemukakan data primer adalah kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai yang didapat melalui catatan tertulis atau melalui rekaman video (audio tape), pengambilan foto atau film.

Data primer pada penelitian ini, terdiri dari Key Informan yaitu PAPSI (Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi) sebagai penggerak objek wisata Geopark Ciletuh. Selanjutnya yang menjadi Informan tambahan adalah para wisatwan yang pernah berkunjung ke objek wisata Geopark Ciletuh baik perorangan, komunitas, maupun instansi.

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Jabatan

1. Endang Sutisna Ketua Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI)

2. Taufik Rodibillah Bagian Pemasaran Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) 3. Tendry Firmasnyah Wisatawan asal Bandung (Instansi)

(8)

4. Ricky Purnama Wisatawan asal Depok (Komunitas Pecinta Alam)

5. Selfi Aprilia Wisatawan asal Jakarta (Perorangan) Sumber : olahan peneliti

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain/melalui dokumen-dokumen yang ada (Sugiyo, 2008:129). Pada penelitian ini, data sekunder meliputi dokumen, arsip- arsip, catatan, gambar, tentang Geopark Ciletuh. Selain itu peneliti juga menggunakan buku literature, referensi penelitian sejenis, dan penulusuran melalui internet sebagai data sekunder.

3.3 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah dalam penelitian ini adalah Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) yang sekretariatnya berada di Desa Tamanjaya No.09 Kec. Ciemas Kab. Sukabumi Jawa Barat, tentang kegiatan “Relationship Marketing dalam Mengembangkan Objek Wisata”.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara atau proses sistematis dalam pengumpulan, pencatatan dan penyajian fakta untuk tujuan tertentu. Tujuan pengumpulan data sangat tergantung pada tujuan dan metodologi riset, khususnya metode analisis data. (Sumarno, 2004:50)

(9)

Pada penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan pada 27 s.d .29 Januari 2016 yang bertempat di secretariat PAPSI Jl. Tamanjaya No. 09 Kab. Sukabumi.

Adapun teknik pengumpulan data digunakan, antara lain : 1) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Maksud mengadakan wawancara, antara lain : mengkontruski mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepeduliaan dan lain-lain. (Lincoln & Guba dalam Moleong, 2013:186)

Dalam penelitian ini wawancara mendalam yang dilakukan peneliti bertujuan untuk menggali informasi mengenai relationship marketing yang dlakukan PAPSI dalam meningkatkan kunjungan wisatawan Geopark Ciletuh. Wawancara yang dilakukan bersifat luwes, disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi saat wawancara dengan ketua dan bagian pemasaran PAPSI, dan beberapa wisatawan yang pernah datang ke objek wisata Geopark Ciletuh.

2) Observasi

Teknik lain untuk mengumpulkan data, peneliti akan berperan sebagai pengamat penuh atau lengkap dari jarak relative dekat, yaitu sama sekali tidak berpartisispasi melainkan semata-mata hanya mengamati relationship marketing yang dilakukan oleh Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI).

(10)

3) Studi Kepustakaan

Peneliti menggunakana teknik pengumpulan data berdasarkan referensi buku- buku atau dokumentasi serta pokok-pokok pikiran yang terdapat dalam berbagai media dan relevan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti. Selain itu, referensi dari buku-buku, perpustakaan, dosen, penelitian-penelitian terdahulu, dan dokumentasi dari PAPSI.

Studi kepustakaan yang digunakan sebagai bahan pendukung analisis pada relationship marketing yang dilakukan PAPSI dalam mengembangkan objek wisata Geopark Ciletuh serta untuk lebih memahami persoalan yang terjadi dilapangan dan mendukung analisis temuan dari praktik wawancara tentang relationship marketing.

4) Dokumentasi

Pada dokumentasi ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui penelususran dokumen. Schatzman dan Strauss menegaskan bahwa dokumen merupakan bahan penting dalam penelitian kualitatif (Mulyana, 2008:195). Studi dokumentasi peneliti lakukan dengan cara menggali dan mencari dokumen-dokumen dari PAPSI berupa arsip, blog, artikel dan catatan yang berkaitan dengan penelitian.

Selain itu peneliti juga menelusuri informasi yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa dokumen resmi yang bersifat eksternal sesuai yang dikemukakan Meleong yaitu dokumen berisis bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga social, misalnya surat kabar, majalah, bulletin, pernyataan dan berita yang disampaikan melalui media massa. (Meleong, 2013:291)

(11)

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini, merupakan hasil dari wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data yang diperoleh kedalam sebuah kategori, menjabarkan data ke dalam unit-unit, menganalisa data yang penting, menyususn atau menyajikan data yang sesuai dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah dipahami. Peneliti menggunakan analisis data model interaktif dari Miles dan Hubernman. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus- menerus sampai tuntas. Adapun model interktif yang dimaksud, sebagai berikut :

Gambar 3.1

Model interaktif dari Miles & Hubernman

Dari gambar di atas, dapat dilihat masing-maisng kegiatan saling terkait dan merupakan rangkaian yang tidak berdiri sendiri. Penyajian data slain berasal dari hasil reduksi, perlu juga dilihat kembali dalam proses pengumpulan data untuk memastikan

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Penarikan Simpulan/verifikasi

(12)

bahwa tidak ada yang tertinggal. Dalam verifikasi, terdapat kesimpulan yang masih meragukan dan belum disepakati kebenaran maknanya, maka dapat dikembalikan pada proses pengumpulan data. Validasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan.

Berdasarkan pada model interaktif yang dikemukakan oleh Milles &

Huberman (1992:15-16), maka terdapat tiga langkah dalam analisis data kualitatif, sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan lapangan, (Milles & Huberman, 1992:15-16). Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis, menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang direduksi adalah seluruh data mengenai permasalahan penelitian.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan, (Milles & Huberman, 1992:17).

(13)

Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah dipahamai. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa yang terjadi.

Pada penelitian ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian.

3. Menarik Kesimpulan

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau verifkasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti, keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab-akibat atau proposisi.

Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu dilakukan reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau verifikasi dari kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.

(14)

3.6 Uji Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan salah satunya melalui triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. (Moleong, 2013:330)

Data yang telah berhasil digali dilapangan studi, dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian, harus diusahhakan bukan hanya untuk kedalaman dan kemantapannya tetapi juga bagi kemantapan dan kebenarannya. Triangulasi merupakan cara yang paling umum diguakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif.

Triangulasi (gabungan) merupakan kombinasi beberapa sudut pandang seringkali untuk menguatkan data, sebab lazimnya. Strategi ini diklaim memberikan gambaran yang lebih “lengkap”. Denzim (Daymon dan Holloway, 2008:153-154) menyatakannya. Bahwa triangulasi muncul dengan bentuk yang berbeda-beda, sebagai berikut :

 Triangulasi data ; jika menggunakan beragam sumber data, seperti mengumpulkan data dari kelompok, lokasi/latar, atau waktu yang berbeda- beda.

 Triangulais investor ; jika menggunakan beberapa kemungkinan penafsiran teoritis atau riset yang dilakukan, mengembangkan dan menguji proposisi yang berkompetesi satu sama lain.

 Triangulasi metodologis ; jika menggunakan dua metode atau lebih untuk riset yang sama.

(15)

Pada penelitian ini, untuk mendapatkan keabsahan data penelitian menggunakan triangulasi data yaitu menggunakan beragam sumber data, seperti mengumpulkan data dari PAPSI dengan lokasi/latar, atau waktu yang berbeda-beda, serta beberapa referensi yang berasal dari informan lain atau gambar, rekaman wawancara, dan catatan di lapangan.

Tujuan triangulasi bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang ditemukan dalam penelitiannya. Dengan menggunakan teknik triangulasi peneliti dapat merecheck temuanya dengan mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan, mengeceknya dengan berbagai sumber data, dan memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

3.7 Profil Lembaga

Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) adalah suatu organisasi yang bertujuan untuk menjaga dan melestarikan alam serta memunculkan potensi alam pakidulan Sukabumi khususnya Geopark Ciletuh yang memiliki kawasan morfologi yang unik. Selain itu, mengajak masyarakat atau anggota serta pemerintah secara terarah dan terpadu untuk memperdayakan kekayaan alam sebagai sumber daya manusia yang potensial dan berdaya guna yang akan memungkinkan tercapainya tujuan organisasi secara optimal dan berkelanjutan.

Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) didirikan sejak 30 Agustus 2013 namun baru diresmikan melalui akta pendirian organisasi dengan nomor : 02/04

(16)

Maret 2014 dengan notaris Marah Hasyir, SH. PAPSI berkedudukan di Provinsi Jawa Barat dengan alamat sekretariat: Jl. Raya Tamanjaya No.09 RT.001/RW.001 Desa Tamanjaya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Sifat organisasi dinamis, fleksibel, social, kemasyarakatan, kekeluargaan, professional serta independen.

Dengan adanya aktivitas yang dilakukan oleh PAPSI sebagai suatu organisasi maka objek wisata Geopark Ciletuh dapat berkembang dari segi fasilitas dan kenyamana wisatwan yang berkujung ke objek wisata tersebut sekaligus mempromosikannya ke wisatawan local maupun mancanegara. Selain itu, aktivitas PAPSI juga diharapkan dapat mengajak masyarakat atau anggota serta pemerintah secara terarah dan terpadu untuk memperdayakan kekayaan alam sebagai sumber daya

Dinamis

•Selalu bergerak melalui pembagian tugas/pekerjaan sesuai dengan sistem yang telah ditentukan serta sesuai pula dengan lingkup daripada organisasi

Fleksibel

• Mampu untuk beradaptasi dan bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan dengan berbagai individu atau kelompok.

Sosial Kemasyarakatan

•Sebagai motivator yang dinamis partisipasi sosial masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial

Profesional

•Melaksanakan kegiatan sosial yang terorganisir oleh para anggota yang berprofesi dituntut untuk profesional membentuk suatu organisasi dengan sistem kerja yang baik

Independen

•Program dan aktivitas organisasi bersifat independen dan bebas dari pengaruh kepentingan-kepentingan partai politik

(17)

manusia yang potensial dan berdaya guna yang akan memungkinkan tercapainya tujuan organisasi secara optimal dan berkelanjutan.

3.7.1 Gambaran Umum Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI)

Desa Tamanjaya merupakan salah dari sembilan Desa yang ada di Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi yang dijadikan Desa Geowisata, berbagai fasilitas untuk menunjang wisata sedang dibangun dan beberapa sudah tersedia seperti tempat parkir, penginapan, tempat istirahat, rumah makan. Tamanjaya merupakan sentral informasi kawasan wisata Ciletuh, untuk memasuki kawasan Ciletuh pertama kali dikunjungi adalah Desa Geowisata Tamanjaya karena Desa Tamanjaya merupakan gerbang utama untuk memasuki kawasan Ciletuh. Desa Tamanjaya sendiri selain terletak di Ibu Kota Kecamatan Ciemas merupakan kawasan pengembangan wisata dengan keragaman geologi, budaya, dan kearifan lokal lainnya. Jarak dari pusat pemerintahan adalah sebagai berikut :

Dari Ibu Kota Negara : 225 Km Dari Ibu Kota Provinsi : 216 Km Dari Ibu Kota Kabupaten : 60,5 Km Dari Ibu Kota Kecamatan : 0,5 Km

Dengan ketinggian rata-rata 400 m diatas permukaan laut Desa Tamanjaya secara geografis terbagi oleh dua wilayah daratan yaitu wilayah daratan dan wilayah daratan tinggi yang memiliki luas wilayah : 1.372,5 (Ha) terdiri dari tanah sawah seluas 300 Ha, tanah darat seluas 1.072,5 Ha. Dengan keadaan tersebut, Desa

(18)

Tamanjaya memiliki keadaan alam yang menarik dan aktivitas warga yang beragam, Desa Tamanjaya merupakan pusat ibu kota Kecamatan yang terdiri dari berbagai kalangan dan terdapat fasilitas umum seperti , puskesmas, sekolah-sekolah, pasar, dan pertokoan dengan Jumlah Penduduk 6.500 jiwa dengan mata pencaharian mayoritas adalah bertani, buruh, tani, TKW, berdagang dan PNS yang terdiri dari,

Laki-laki : 3.162 Jiwa Perempuan : 3.338 Jiwa

KK : 1.996 KK

Rumah : 1909 Rumah

Keragaman bumi yang dimiliki Tamanjaya menjadikan Desa ini menarik untuk dikunjungi, keragaman bumi yang utama di Tamanjaya adalah amfiteater raksasa yang masih alami merupakan lembah Ciletuh yang bisa diamati di Panenjoan. Selain panorama alam di Desa ini kita bisa mengunjungi Air Terjun yang terdapat tiga air terjun di aliran sungai Ciletuh, yaitu Curug Awang, Curug Tengah, dan Curug Puncakmanik. dan potensi wisata lainnya di kawasan Tamanjaya yang akan dikembangkan adalah wisata joging track petong adalah akses jalan yang digunakan masyarakat untuk mencapai daerah/kampung dengan berjalan kaki mendaki bukit atau menuruninya. Potensi sungai Ciletuh untuk wisata arum jeram, atau potensi wisata outdoor seperti flyingfox, climbing dll.

Selain itu di Tamanjaya kita bisa menyaksikan pagelaran pentas seni budaya salah satunya adalah seni pencak silat yang dikembangkan untuk kelestarian budaya pajampangan, dan juga pengrajin gula merah yang salah satu pendapatan penduduk di

(19)

Desa Tamanjaya karena di sini terdapat banyaknya pohon kelapa. Cimplung adalah nama salah satu kuliner khas Tamanjaya yang diolah pada saat pembuatan gula merah, yaitu pisang, singkong, atau daging kelapa yang dimasukan ke dalam olahan gula merah. Dan masih banyak lagi yang menarik untuk dikunjungi di Desa Geowisata Tamanjaya.

PAPSI merupakan Organisasi masyarakat yang mengembangkan wisata di Ciletuh ini yang mempunyai kantor sekretariat di Desa Tamanjaya menjadikan pusat informasi kawasan wisata Ciletuh, mengembangkan potensi masyarakat yang ada salah satunya dengan menjadikan rumah-rumah warga untuk dimanfaatkan menjadi penginapan atau home stay guna memfasilitasi pengunjung dalam perjalanan wisata ke Ciletuh, selain itu PAPSI juga menyediakan guide lokal dalam pengantaran ke berbagai objek wisata yang ada di Ciletuh ini.

Adapun beberapa objek wisata yang terletak di kawasan Ciletuh, antara lain :

POINT OF INTEREST

Daftar Wisata Keterangan

Panenjoan Wisata panorama amfiteater alami berukuran raksasa (Giant Amphitheatre)

Lembah Ciletuh berbentuk tapal kuda terbesar di Indonesia

Hamparan sawah, rumah-rumah warga dan perkampungan dikelilingi tebing yang ditutupi hutan lebat dan laut lepas Samudra Indonesia.

Curug Awang Air terjun dengan hamparan batu pasir yang datar dan tebing yang tegak sepanjang ±80 m

Di musim kemarau menikmati pemandangan air terjun dari atas hulu curug dan melihat pemandangan sawah terasering yang tersusun rapih

Bisa digunakan untuk panjat tebing

Pada musim hujan air meluap dan dan berwarna kuning mengisi sepanjang dinding batu pasir sehingga batuan tertutupi oleh air

(20)

menyerupai air terjun niagara

Melewati Perkebunan kelapa sawit, perkebunan kelapa, Huma

Pengrajin Gula Merah dan menyaksikan proses pembuatan gula merah

Mencicipi Cimplung yaitu makanan khas Menikmati segarnya air kelapa.

Curug Tengah Batuan yang mendasari air terjun ini berupa batu pasir dengan ketinggian ±5 m

Menuju curug melalui pematang sawah

Curug Puncakmanik Curug paling tinggi sekitar ±100 m

menyaksikan curug dari atas atau langsung menuju ke bawah.

masih alami dengan latar batu dinding curug yang mengkilat berwarna kehitaman

terdapat leuwi atau kubangan air terdapat jenis batuan lava bantal

Di hutan terdapat tanaman rafflesia fatma atau bunga bangkai berukuran kecil yang menyerupai rafflesia arnoldii

Pohon kiara, bungur, kepuh, sonokeling dan lain sebagainya

Terdapat Binatang seperti monyet, babi hutan, burung-burung dan macan tutul

Makam Mbah Durak dan Makam Mbah Bugis

Makam mbah Durak merupakan sebuah makam tokoh pembuka kawasan geopark ciletuh yang berlokasi di kp. Cikalong Desa Mekarsakti

Makam mbah Bugis merupakan salah satu tokoh pembuka kawasan geopark ciletuh dari Sulawesi yang makamnya bedekatan dengan makam Mbah Durak.

Curug Sodong Air terjun dengan dua jatuhan air yang memiliki cekungan (nyedong) seperti goa berada di Sungai Cikanteh memiliki pemandangan yang alami dan menakjubkan, merupakan salah satu air terjun yang berada di deretan tebing amfiteater Ciletuh. Dibawah air terjun terdapat pohon rindang untuk berteduh dengan hamparan batu sungai untuk menikmati suasana gemuruh air terjun dan percikan air membuat suasana jadi adem dan santai.

Sebenarnya dikawasan ini terdapat tiga curug yang saling berdekatan, yaitu Curug Sodong, Curug Ngelay dan Curug Cikanteh.

Curug Ngelay Curug Ngelay merupakan curug dengan debit air yang relatif kecil dan bisa disebut curug musiman, posisi Curug Ngelay berada pas di atas Curug Sodong

(21)

Curug Cikanteh Curug Cimarinjung merupakan hulu sungai dari Curug sodong, air terjun ini memiliki dua air terjun yaitu kecil dibawah dan besar di atas.

Untuk menuju ke air terjun tersebut kita berjalan kaki dari samping Curug Sodong dengan menaiki bukit sekitar 15 menit dari lokasi parkir.

Dari kejauhan pemandangan air terjun di kawasan ini sangat indah karena dari deretan tebing yang ditutupi hutan berwarna hijau terlihat tiga air terjun yang berdekatan.

Curug Cimarinjung Air terjun ini bisa dinikmati dari kejauhan ataupun dari dekat, air terjun yang berdekatan dengan pantai ini memiliki keunikan tersendiri, deretan tebing batu cadas lembah ciletuh diwarnai hijaunya pepohonan menjadikan tempat ini begitu alami ditambah dekatnya jarak antara curug dan pantai membuat kelebihan tersendiri untuk tempat ini, dari pantai kita sudah bisa melihat pemandangan air terjun Cimarinjung yang begitu besar.

Kitapun bisa mendekati air terjun ini dengan melewati sungai kecil dengan memasuki belahan batu seperti pintu gerbang untuk memasuki kawasan air terjun ini, dibawah air terjun memiliki dua bongkahan batu yang besar seperti sebagai penjaga kawasan Curug Cimarinjung.

Puncak Darma Puncak Darma berada di ketinggian 320 mdpl mempunyai daya tarik yang luar biasa karena menyuguhkan seluruh bentang alam Teluk Ciletuh dan lanskap kawasan Ciletuh. Dari tempat ini terlihat hamparan bentang alam Teluk Ciletuh, muara dari sungai Cimarinjung dan sungai Ciletuh di palangpang, laut lepas samudra hindia, pulau kecil, pegunungan, perkampungan warga dan hamparan sawah.

Selain itu, dari tempat ini pengunjung bisa menikmati terbenamnya matahari (sunset) atau pula menyaksikan terbitnya matahari (sunrise).

Pantai Palangpang Pantai palangpang merupakan pantai di kawasan Teluk Ciletuh yang dikelilingi tebing dan pemandangan air terjun. Akan tetapi pantai ini berwarna kuning karena pertemuan terdapat pertemuan dua sungai atau dihapitnya dua muara dari sungai Cimarinjung dan sungai Ciletuh

Dermaga Palangpang

Merupakan tempat aktivitas hilir mudiknya perahu nelayan setempat untuk mencari ikan dan aktivitas pelelangan ikan. Tidak jauh dari dermaga, terdapat pengrajin ikan asin atau ikan asin teri yang dijual ke jakarta.

Muara Sungai Ciletuh

Sepanjang muara terdapat kawasan mangrove, vila, burung yang berterbangan, dan beyawak. di sore hari, kita bisa menyaksikan

(22)

muara sungai Ciletuh dengan aktitas hilir mudiknya perahu nelayan yang akan berangkat mencari ikan ke laut lepas.

Pantai Cikadal Pantai yang berada di Desa Mandrajaya bersebelahan dengan pantai Palangpang di potong oleh muara Sungai Ciletuh, atau masyarakat menyebutnya pantai patireman yaitu pantai dekat dengan tambak udang.

Di pesisir pantai terdapat konservasi mangrove yang dikelola oleh komunitas lokal masyarakat setempat, dari pantai ini terlihat pulau Mandra dan Pulau Manuk, dan ketika air laut surut kita bisa berjalan kaki untuk sampai Pulau Mandra.

Pulau Mandra Pulau kecil yang tidak berpenghuni ini tutupi pohon, ilalang, dan rumput-rumput merupakan pulau dengan batuan pasir (graywacke) dengan luas sekitar 1 x 0,5 km² yang terdiri dari bentuk batuan yang unik karya alam, batuan ini diduga merupakan bagian bawah dari formasi Ciletuh atau formasi Bayah yang berumur eosen tengah – eosen akhir, mungkin juga sampai oligosen awal (bdn. Geologi)

Pulau Manuk Pulau manuk dinamai karena banyaknya burung (manuk) yang hinggap di atas pulau ini yang ditutupi ilalang, dengan luas sekitar 500 x 200 m² merupakan batu pasir graywacke yang menunjukan pelapisan yang hampir tegak yang ditutupi bereksi polimik (bereksi dengan aneka bahan penyusun), komponen bereksi ini berupa basal, gabro, batu gamping, sekis, kuarsit, dan rijang. Bereksi polimik ini diperkirakan bagian dari formasi Ciletuh bagian atas (bdn. Geologi).

Pulau Kunti Bentuk morfologisnya sangat unik berada di tepi laut, ditumbuhi sejenis beringin dan ilalang serta rumput liar

Batuan yang ada di pulau kunti sangat beragam atau batuan campuran

batu gamping numulites, batuan metamorfik (serpentinit, sekis), batuan ultrabasa (peridotit, gabro, lava bantal) dan batu pasir graywacke, batupasir kuarsa-konglemerat serta chert/rijang

Pantai Cibanteng Pantai yang berada dikawasan hutan Suaka Alam Cibanteng dan memiliki pasir putih serta dibelakangnya terdapat hutan yang masih hijau.

Formasi Batuan Disepanjang perjalanan di jalur ini menggunakan perahu kita disuguhi bentuk-bentuk batuan yang sangat unik dan eksotik seperti batu pagar, batu badak bercula, batu munding, batu kodok, batu punggung naga, dll. Batuan tersebut merupakan batu pasir yang terkikis oleh air

(23)

laut serta ombak yang mengakibatkan abrasi dan membentuk batuan yang unik.

Pantai

Cibatununggul

Sesuai dengan namanya, di pantai ini terdapat gundukan batu yang besar dan berwarna hitam, masyarakat biasanya menyebutnya batu nungul pantai dengan pasir putih dan terdapat batu karang.

Batu Batik Jenis batuannya batupasir

Batu punggung naga berwarna putih kemerahan Batu bermotif batik,

Pantai Cikepek Pantai dengan pasir putih dan hamparan batuan karang

Batu Belah Masyarakat sering menyebut Batu Belah karena di sekitar pantai terdapat gundukan batu besar terlihat seperti terbelah

Pantai Cikepuh Merupakan pantai yang berada di kawasan hutan Suaka Margasatwa Cikepuh yang memiliki binatang endemik yang saat ini sudah punah yaitu Banteng, disekitar pantai terdapat muara sungai Cikepuh dengan airnya yang bening. Pasir putih dan hamparan batuan kerak samudera, perahu dan beberapa rumah tinggal nelayan, hutan dan flora faunanya menjadikan tempat ini sangat bagus untuk dikunjungi.

Goa Sodong Parat Merupakan daerah batuan yang berbentu bukit dan ditengahnya terdapat goa yang menembus hingga ke bagian laut belakangnya, diatasnya terdapat pohon-pohon dan rumput yang hijau. Menurut ahli geologi goa tersebut terbentuk karena abrasi dan erosi dari ombak samudra yang keras sehingga membentuk goa yang menembus dinding batuan. Untuk mencapai lokasi tersebut dari pantai Cikepuh sekitar 45 menit dengan berjalan kaki menyusuri pantai.

Pantai Penyu Pantai penyu adalah pantai kawasan Citirem yang merupakan kawasan penangkaran penyu hijau yang dikelola oleh BKSDA, pasir putih yang luas dengan ombak yang besar, dikelilingi hutan rimba sambil menyaksikan anak-anak penyu atau tukik menjadi sangat layak untuk dikunjungi. Akan tetapi untuk sampai dilokasi tersebut sangat sulit, selain dengan menggunakan perahu akses bisa melalui jalan darat yaitu melalui jalan setapak melewati hutan Suaka Alam dari jaringao yang harus diantar oleh petugas BKSDA dan disertai surat izin.

Pulau Keris Daerah dengan batuan yang menyerupai motif keris

(24)

Pantai Ciburial Pantai kawasan Hutan Suaka Margasatwa dekelilingi batuan karang dengan airnya yang jernih terlihat karang-karang di dasarnya dengan deburan ombak samudra Indonesia yang terdapat muara sungai

Pantai Santigi Pantai kawasan Hutan Suaka Margasatwa merupakan kawasan tanaman Santigi yang banyak tumbuh diatas karang-karang

Ombak 7 Pantai pasir putih dengan ombak samudra Indonesia yang mempunyai banyak gelombang ombak

Tabel 3.2 Objek Wisata Ciletuh

Sumber : data PAPSI

Dalam mencapai tujuan paguyuban, Paguyuban Alam Pakidulan Sukabumi (PAPSI) menyelenggarakan berbagai usaha yang terkait dengan melindungi dan melestarikan alam dengan mengupayakan kesejahteraan masyarakat. Adapun usaha- usaha yang akan dilakukan sebagai berikut:

1. Melestarikan dan melindungi alam dan isi-isinya khususnya di Geopark Ciletuh umumnya alam pakidulan Kabupaten Sukabumi;

2. Melakukan penyuluhan pelestarian alam disegala bidang kehidupan sosial masyarakat;

3. Membangun, membina dan meningkatkan kesadaran anggota dan masyarakat agar berperan aktif dalam melestarikan alam;

4. Menumbuhkan dan membina kesadaran anggota dan masyarakat bagaimana pentingnya menjaga lingkungan, alam dan geologi serta budaya;

5. Memasyarakatkan budaya cinta alam dan bangga dengan potensi alam yang dimiliki alam pakidulan;

(25)

6. Menghimpun orang maupun kelompok yang peduli terhadap lingkungan dan pelestarian alam pakidulan;

7. Mengadakan kerjasama dengan lembaga pemerintah maupun swasta untuk ikut berperan secara aktif untuk melaksanakan segala kegiatan pelestarian alam dan pemanfaatan alam pakidulan;

8. Menyatakan dan menyampaikan Visi, Misi, Persepsi, Sosial, Budaya dan Potensi Wilayah alam pakidulan sukabumi;

9. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan potensi alam menjadi ekowisata yang meliputi peran pelaksana, pembinaan, pengawasan dan pengontrolan yang dilaksanakan secara kritis, analistis, konstruktif, konsepsional terhadap para pelaksana pemangku kebijakan pembangunan atau lembaga pemerintah;

10. Memberi bantuan-bantuan berupa jasa kepada seluruh anggota organisasi yang memerlukan;

11. Mengembangkan lembaga-lembaga kajian, riset, analistis, serta mampu melakukan tindakan investigasi;

12. Mampu melakukan pendampingan-pendampingan sebagai konsultan, tenaga ahli, pendampingan hukum dan kunsultasi-konsultasi sosial;

13. Berupaya Mampu Untuk Mendirikan, Menyampaikan dan menyelenggarakan Pusat-pusat Informasi alam pakidulan;

14. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan-pelatihan untuk memberdayakan usaha ekonomi kerakyatan;

(26)

15. Mampu Memimpin dan terlibat aktif didalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Sukabumi yang peduli terhadap alam dan potensi alam itu sendiri, sehingga masyarakat dapat memanfaatkannya demi kemajuan daerah;

16. Membina kerjasama dengan OKP, Ormas, LSM dll dalam membangun wisata alam pakidulan;

17. Melakukan usaha-usaha lainnya yang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan paguyuban satu dan lain, dalam arti kata yang seluas-luasnya.

3.7.2 Tujuan Organisasi (PAPSI)

Turut berperan serta aktif dalam upaya-upaya melindungi dan melestarikan alam. Serta menghimpun potensi alam pakidulan bersama-sama dengan mengembangkan dan menjadikannya wisata alam serta mempublikasikannya dengan mengupayakan kesejahteraan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapat data yang akurat dilakukan teknik triangulasi metode pengumpulan data, yaitu pengumpulan informasi yang sama dengan metode yang berbeda, dan pengumpulan

Analisis data melalui reduksi data dilakukan dengan cara memilih hal-hal yang pokok dan berfokus pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta pola dari data-data

Prosedur Penelitian Studi Kasus ini dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah membangkitkan perhatian tentang materi ritmik yang akan diajarkan. Hal ini sangat

Data primer yaitu data yang diperoleh dari melalui interaksi langsung terhadap permasalahan yang akan diteliti, baik dengan cara wawancara atau tanya jawab maupun

Di samping itu yang termasuk penting sebagai sumber data primer, penulis mendapatkan satu bundel kumpulan kliping berita, wawancara, dan tulisan beberapa pengamat

Subyek penelitian yang digunakan adalah mencit putih jantan galur.. Swiss yang sehat berusia 1-3 bulan dan memiliki berat badan antara

Wawancara Menurut Sugiyono 2015:72 dalam buku Memahami Penelitian Kualitatif menyatakan bahwa “wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan

Dokumentasi Dokumentasi adalah suatu cara mendapatkan data dengan mempelajari dan mencatat referensi yang ada di lokasi penelitian, dimana teknik dokumentasi digunakan untuk memperkuat