• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN TITIK BENCHMARK

N/A
N/A
flyboys 81

Academic year: 2024

Membagikan "PENENTUAN TITIK BENCHMARK"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN TITIK BENCHMARK

Kelompok 10

1. Ahmad Ridho Sastra 2. Silvia Ardianti

3. Ismail

(2)

1. PENGERTIAN BENCHMARK

Benchmark adalah titik yang telah mempunyai koordinat fixed yang artinya menunjukkan posisi (X,Y) dan ketinggian (Z),, dan direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan. Benchmark memiliki fungsi penting pada kegiatan survey, yaitu sebagai titik ikat yang mereferensikan posisi obyek pada suatu sistem koordinat global.

Benchmark biasanya diletakkan di lokasi yang jelas terlihat

akan tetapi tidak berada di lokasi yang banyak terganggu.

(3)

Bentuk Monumen / Patok Benchmark di Lapangan

(4)

UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI DALAM

PENGELOLAAN SUATU AREA SITUASI, MAKA

KEBERADAAN BENCHMARK SANGAT BERMANFAAT UNTUK :

1. Untuk memastikan bahwa area situasi pengukuran berada dalam wilayah konsesi yang diijinkan oleh Pemerintah.

2. Mengintegrasikan area-area situasi pengukuran yang terpisah ke dalam satu sistem koordinat global.

3. Efektifitas dan efisiensi kegiatan penambangan.

(5)

2. PEMASANGAN BENCHMARK (BM)

1. Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan pemasangan patok

sebagai sarana penyimpan informasi koordinat hasil pengukuran.

2. Monument pengukuran jalan dan jembatan berupa bench mark (BM), patok CP (concrete point) dan patok kayu pengukuran.

3. Bench mark (BM) di pasang di sepanjang ruas jalan yang di ukur pada setiap interval jarak ± 1 KM.

4. Di setiap pemasangan BM harus disertai pemasangan patok CP sebagai pasangan untuk mendapatkan azimuth pada pekerjaan stake_out tahap pelaksanaan.

(6)

4. Pemasangan BM untuk jalan exsisting sebaiknya di pasang di kiri jalan dan CP di kanan jalan searah dengan jalur pengukuran dengan posisi saling tampak satu sama lain.

5. Pemasangan patok kayu di lakukan di setiap interval 50 m pada jalur yang lurus dan datar serta setiap 25 m pada jalur yang berbelok / perbukitan pada sisi jalan yang sama.

6. Pada daerah tertentu yang tidak bisa di pasang patok kayu bisa dig anti dengan pemasangan paku payung dengan di tandai cat sekitarnya dan di beri nomor sesuai urutannya.

7. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitarnya di beri tanda khusus.

(7)

KONTROL HORISONTAL

Spesifikasi Titik Kontrol (BM) utama (menurut standar Pilar GPS orde-1) adalah:

a. Ukuran BM adalah : (30 x 30 x 100) cm b. Ukuran sayap bawah : (80 x 80 x 10) cm

c. Bagian yang muncul di permukaan tanah 35 cm dan bagian yang ditanam 75 cm.

d. Rangka BM dibuat dari besi begel diameter 9 mm dan ring-rangka dari besi begel dengan diameter 6 mm.

e. BM dicor di tempat dengan perbandingan adukan semen:pasir:batu adalah 1:2:3.

f. Di bagian atas tengah BM dipasang Brass-tablet yang memuat tanda silang posisi horisontal dan nomor tugu penjelasan kepemilikan.

g. BM dicat warna biru

(8)

Spesifikasi BM bantu adalah sebagai berikut:

1. BM dibuat dari pralon dicor dengan diameter 10 cm dan panjang 100 cm.

2. Di bagian atas tengah BM dipasang baut bersilang.

3. Masing-masing BM diberi nomor.

4. BM dicor di tempat dengan perbandingan adukan semen:pasir:batu adalah 1:2:3.

5. Bagian yang muncul di permukaan tanah 30 cm dan yang ditanam 70 cm.

6. BM dicat warna biru

(9)

PEMANFAATAN BENCHMARK PADA PERKEBUNAN

Penentuan dan pengecekan koordinat batas kebun di lapangan, Selama ini penentuan batas kebun (Kadastral) dilakukan oleh BPN dengan GPS Geodetik menggunakan BM yang terletak di lokasi umum yang cukup jauh dari kebun, sehingga tingkat akurasinya mungkin akan jauh berkurang. Dengan adanya BM di kebun akan meminimalisir kesalahan dan meningkatkan akurasi dalam penentuan batas tersebut.

(10)

APLIKASI BM TERHADAP

PEMOTRETAN UDARA VERTIKAL

Kegiatan-kegiatanyya berupa : 1. Rencana Penerbangan

2. Pemasangan Premark (Tanda Kenal), ketentuannya :

Sebelum pemotretan udara dimulai harus dipasang Premark dalam bentuk Tugu dengan interval 6-8 km yang melingkupi daerah pemetaan atau

dengan interval 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) basis foto udara

sepanjang jalur terbang dan pada side lap di awal dan akhir yang tegak lurus jalur terbang serta ditempatkan minimal pada tugu yang

terdistribusi secara merata di tengah wilayah pemotretan udara.

Tugu dipasang Premark berbentuk palang dengan ukuran keseluruhan 4 m dan lebar lengan 0,60 m dan juga plastic berwarna putih atau orange.

Premark dipasang sama dengan ketinggian tanah, daerah terbuka, sehingga keadaan antara premark dan lingkungan menjadi kontras.

(11)

Deskripsi Tugu yang menjelaskan lokasi dilapangan dan nomor Tugu sebanyak 5 (lima) kali dengan posisi 4 (empat) mata angin dan 1 (satu) dari atas.

Apabila titik kontrol foto identifikasi tidak berada dalam jalur benchmark maka hubungan ke benchmark dapat

dilakukan dengan pengukuran sudut dan jarak antara,

sedangkan titik-titik tinggi digunakan jaringan tertutup sipat datar.

Tugu-tugu diukur berdasarkan pengamatan receiver GPS dan harus dipasang ditempat terbuka yang memungkinkan receiver GPS menerima langsung signal satelit GPS dengan ketinggian 15 derajat di atas horizon.

(12)

TITIK KONTROL TANAH

Titik kontrol tanah dalam bentuk Tugu (Benchmark) yang ukurannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku membentuk jaring segitiga meliputi daerah yang akan dipetakan, kegunaannya untuk control pemetaan dan perencanaan sebuah pembangunan pembangunan, spt : pembangunan irigasi, dll

DESAIN JARINGAN TITIK KONTROL

Pekerjaan desain jaringan meliputi kelengkapan receiver GPS dan rencana

jaringan baseline (jarak antara benchmark) sebagai berikut :

(13)

KELENGKAPAN RECEIVER GPS

 Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver GPS type Geodetik yang mampu mengamati data fase.

 Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1) namun

demikian penggunaan dual frekuensi (L1+L2) lebih diharapkan.

 Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan receiver GPS, tidak boleh diperpanjang melebihi standar pabrik.

 Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi pemantulan sinyal GPS mudah terjadi seperti di pantai, danau, tebing,

bangunan bertingkat atau antena harus dilengkapi dengan Ground plane untuk mereduksi pengaruh multipath.

 Komponen receiver GPS harus dari merk yang sama.

(14)

RENCANA JARINGAN

Rencana jaringan dibuat di atas peta rupa bumi skala 1 : 50.000 atau yang lebih besar harus menunjukkan kekuatan jaringan

sehingga syarat ketelitian dapat terpenuhi (strenge of figure).

Pembuatan Grid minimal 8 (delapan) titik terdistribusi secara

merata ditempatkan pada wilayah peta Ortofoto atau peta garis.

Jumlah baseline yang membentuk jaringan tertutup paling banyak 4 (empat) buah baseline, setiap stasiun dihubungkan dengan minimal 3 (tiga) buah baseline non-trival yang diperoleh dari minimal 2 (dua)

session pengamatan yang berbeda.

Tiap baseline sebaiknya terdistribusi secara seragam diseluruh jaringan daerah pemetaan yang ditunjukkan yang relatif sama.

(15)

Penulisan Nama, Benchmark, Grid

Nama-nama sungai, kampung, gunung dsb, ditulis pada peta dengan ukuran huruf tersebut adalah sbb : Kampung dengan ukuran 0,3 mm.

Sungai ukuran huruf seimbang dengan lebar sungai, aliran sungai

harus digambarkan dengan tanda panah. Nama ditulis dengan huruf besar tiap awal tulisan, contoh : Tanah Merah, bukan TANAH

MERAH.

Benchmark ditulis dengan ukurannya 2 mm, dapat dilihat bentuknya sbb:

(16)

Posisi benchmark harus dicek pada deskripsi lapangan dari titik tersebut untuk memastikan bahwa pengeplotan yang dilakukan sesuai dengan detail sekelilingnya, titik-titik tetap yang ada juga diplot dengan cara yang sama tetapi simbolnya berbentuk

segitiga.

Garis silang (grid) panjang 10 x 10 mm, dan pada sisi peta garis silangnya sepanjang 5 mm dan koordinat-koordinat garis silang ditulis di dalam atau di luar batas lembar peta bergantung dari keinginan pemilik pekerjaan, koordinat-koordinat tersebut

ditulis dengan selang 250 m sepanjang keempat sisi dari peta, angka harus ditulis dengan tinggi tulisan 2,5 mm.

Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang sejenis, peta-peta dilengkapi dengan keterangan (legenda)

situasi menurut standar yang berlaku berkenaan dengan ukuran garis, arsiran dan simbol yang diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan.

(17)

SKEMA TRIANGULASI UDARA

(18)

KETERANGAN SKEMA

 Diagram tersebut memperlihatkan suatu blok pemetaan seluas 25.000 ha dan tercakup pada foto udara dengan skala 1 : 10.000 dengan pertampalan (overlap) 60 % (muka dan belakang) dan 30 % pertampalan samping. Persyaratan blok PAT-M/PAT-B, termasuk kontrol di sekeliling perimeter, memakai foto udara yang mencakup luas sekitar 30.000 ha dalam 12 strip/jalur terbang di mana setiap jalur, masing-masing terdiri dari 17 model.

 Kontrol tinggi fotogrametri diperlukan pada setiap interval 4 (empat) panjang basis sepanjang masing-masing ujung setiap strip/jalur; jumlah keseluruhan titik-titik kontrol yang diperlihatkan adalah 65 buah. Hal ini berhubungan erat dengan kerapatan

benchmark (x,y,z). Jadi kontrol tersebut sudah siap ditempatkan untuk x,y dan z dan penempatan tinggi-tingginya harus diketahui dari foto identifikasi (jika tidak ada

premark).

(19)

Keempat titik sudut harus ditempatkan pada x,y dan z. Bagaimanapun juga penempatan kontrol horizontal mungkin bervariasi tetapi Direktorat Irigasi dalam hal ini hanya

memperlihatkan suatu contoh yang paling sedikitnya harus memenuhi syarat seperti pada diagram di atas; dengan penyebaran yang cukup seragam di seluruh blok, dengan titik berat pada sudut-sudut untuk menghindarkan terjadinya kesalahan besar.

Daerah pemetaan yang tidak teratur dan perhimpitannya bervariasi, begitu juga skala fotonya, akan selalu menyebabkan penyimpanganpenyimpangan dari keseimbangan ideal antara persyaratan-persyaratan teknik dan kontrol fotogrametris.

(20)
(21)

CONTOH FOTO UDARA PENGGUNAAN BENCHMARK

UNTUK IRIGASI

(22)

Terima Kasih atas

Perhatiannya 

Referensi

Dokumen terkait