PENENTUAN TITIK BENCHMARK
PENENTUAN TITIK BENCHMARK
Kelompok 10
Kelompok 10
1. Ahmad Ridho Sastra
1. Ahmad Ridho Sastra
2. Silvia Ardianti
2. Silvia Ardianti
3.Ismail
B
B
e
e
n
n
c
c
h
h
m
m
a
a
r
r
k
k
a
a
d
d
a
a
l
l
a
a
h
h
t
t
i
i
t
t
i
i
k
k
y
y
a
a
n
n
g
g
t
t
e
e
l
l
a
a
h
h
m
m
e
e
m
m
p
p
u
u
n
n
y
y
a
a
i
i
k
k
o
o
o
o
r
r
d
d
i
i
n
n
a
a
t
t
f
f
i
i
x
x
e
e
d
d
y
y
a
a
n
n
g
g
a
a
r
r
t
t
i
i
n
n
y
y
a
a
m
m
e
e
n
n
u
u
n
n
j
j
u
u
k
k
k
k
a
a
n
n
p
p
o
o
s
s
i
i
s
s
i
i
(
(
X
X
,
,
Y
Y
)
)
d
d
a
a
n
n
k
k
e
e
t
t
i
i
n
n
g
g
g
g
i
i
a
a
n
n
(
(
Z
Z
)
)
,
,
,
,
d
d
a
a
n
n
d
d
i
i
r
r
e
e
p
p
r
r
e
e
s
s
e
e
n
n
t
t
a
a
s
s
i
i
k
k
a
a
n
n
d
d
a
a
l
l
a
a
m
m
b
b
e
e
n
n
t
t
u
u
k
k
m
m
o
o
n
n
u
u
m
m
e
e
n
n
/
/
p
p
a
a
t
t
o
o
k
k
d
d
i
i
l
l
a
a
p
p
a
a
n
n
g
g
a
a
n
n
.
.
B
B
e
e
n
n
c
c
h
h
m
m
a
a
r
r
k
k
m
m
e
e
m
m
i
i
l
l
i
i
k
k
i
i
f
f
u
u
n
n
g
g
s
s
i
i
p
p
e
e
n
n
t
t
i
i
n
n
g
g
p
p
a
a
d
d
a
a
k
k
e
e
g
g
i
i
a
a
t
t
a
a
n
n
s
s
u
u
r
r
v
v
e
e
y
y
,
,
y
y
a
a
i
i
t
t
u
u
s
s
e
e
b
b
a
a
g
g
a
a
i
i
t
t
i
i
t
t
i
i
k
k
i
i
k
k
a
a
t
t
y
y
a
a
n
n
g
g
m
m
e
e
r
r
e
e
f
f
e
e
r
r
e
e
n
n
s
s
i
i
k
k
a
a
n
n
p
p
o
o
s
s
i
i
s
s
i
i
o
o
b
b
y
y
e
e
k
k
p
p
a
a
d
d
a
a
s
s
u
u
a
a
t
t
u
u
s
s
i
i
s
s
t
t
e
e
m
m
ko
ko
o
o
rd
rd
in
in
at
at
gl
gl
ob
ob
al
al
.
.
B
B
e
e
n
n
c
c
h
h
m
m
a
a
r
r
k
k
b
b
i
i
a
a
s
s
a
a
n
n
y
y
a
a
d
d
i
i
l
l
e
e
t
t
a
a
k
k
k
k
a
a
n
n
d
d
i
i
l
l
o
o
k
k
a
a
s
s
i
i
y
y
a
a
n
n
g
g
j
j
e
e
l
l
a
a
s
s
t
t
e
e
r
r
l
l
i
i
h
h
a
a
t
t
a
a
k
k
a
a
n
n
t
t
e
e
t
t
a
a
p
p
i
i
t
t
i
i
d
d
a
a
k
k
b
b
e
e
r
r
a
a
d
d
a
a
d
d
i
i
l
l
o
o
k
k
a
a
s
s
i
i
y
y
a
a
n
n
g
g
b
b
a
a
n
n
y
y
a
a
k
k
t
t
e
e
r
r
g
g
a
a
n
n
g
g
g
g
u
u
.
.
PEN
UNTUK MENDUKUNG EFISIENSI DALAM
PENGELOLAAN SUATU AREA SITUASI, MAKA
KEBERADAAN BENCHMARK SANGAT BERMANFAAT
UNTUK :
1. Untuk memastikan bahwa area situasi pengukuran berada dalam wilayah
konsesi yang diijinkan oleh Pemerintah.
2. Mengintegrasikan area-area situasi pengukuran yang terpisah ke dalam
satu sistem koordinat global.
2. PEMASANGAN BENCHMARK
(BM)
1. Sebelum dilakukan pengukuran, dilakukan pemasangan patok sebagai sarana penyimpan informasi koordinat hasil pengukuran. 2. Monument pengukuran jalan dan jembatan berupa bench mark (BM),
patok CP (concrete point) dan patok kayu pengukuran.
3. Bench mark (BM) di pasang di sepanjang ruas jalan yang di ukur pada setiap interval jarak ± 1 KM.
4. Di setiap pemasangan BM harus disertai pemasangan patok CP sebagai pasangan untuk mendapatkan azimuth pada pekerjaan stake_out tahap pelaksanaan.
4. Pemasangan BM untuk jalan exsisting sebaiknya di pasang di kiri jalan dan CP di kanan jalan searah dengan jalur pengukuran dengan posisi saling tampak satu sama lain.
5. Pemasangan patok kayu di lakukan di setiap interval 50 m pada jalur yang lurus dan datar serta setiap 25 m pada jalur yang berbelok / perbukitan pada sisi jalan yang sama.
6. Pada daerah tertentu yang tidak bisa di pasang patok kayu bisa dig anti dengan pemasangan paku payung dengan di tandai cat sekitarnya dan di beri nomor sesuai urutannya.
7. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitarnya di beri tanda khusus.
KONTROL HORISONTAL
Spesifikasi Titik Kontrol (BM) utama (menurut standar Pilar GPS orde-1) adalah:
a. Ukuran BM adalah : (30 x 30 x 100) cm b. Ukuran sayap bawah : (80 x 80 x 10) cm
c. Bagian yang muncul di permukaan tanah 35 cm dan bagian yang ditanam 75 cm.
d. Rangka BM dibuat dari besi begel diameter 9 mm dan ring-rangka dari besi begel dengan diameter 6 mm.
e. BM dicor di tempat dengan perbandingan adukan semen:pasir:batu adalah 1:2:3.
f. Di bagian atas tengah BM dipasang Brass-tablet yang memuat tanda silang posisi horisontal dan nomor tugu penjelasan kepemilikan.
Spesifikasi BM bantu adalah sebagai berikut:
1. BM dibuat dari pralon dicor dengan diameter 10 cm
dan panjang 100 cm.
2. Di bagian atas tengah BM dipasang baut bersilang.
3. Masing-masing BM diberi nomor.
4. BM dicor di tempat dengan perbandingan adukan
semen:pasir:batu adalah 1:2:3.
5. Bagian yang muncul di permukaan tanah 30 cm dan
yang ditanam 70 cm.
PEMANFAATAN BENCHMARK
PADA PERKEBUNAN
Penentuan dan pengecekan koordinat batas kebun di lapangan, Selama ini penentuan batas kebun (Kadastral) dilakukan oleh BPN dengan
GPS Geodetik menggunakan BM yang terletak di
lokasi umum yang cukup jauh dari kebun, sehingga tingkat akurasinya mungkin akan jauh berkurang. Dengan adanya BM di kebun akan
meminimalisir kesalahan dan meningkatkan
Kegiatan-kegiatanyya berupa : 1. Rencana Penerbangan
2. Pemasangan Premark (Tanda Kenal), ketentuannya :
Sebelum pemotretan udara dimulai harus dipasang Premark dalam bentuk
Tugu dengan interval 6-8 km yang melingkupi daerah pemetaan atau dengan interval 4 (empat) sampai dengan 6 (enam) basis foto udara sepanjang jalur terbang dan pada side lap di awal dan akhir yang tegak lurus jalur terbang serta ditempatkan minimal pada tugu yang
terdistribusi secara merata di tengah wilayah pemotretan udara.
Tugu dipasang Premark berbentuk palang dengan ukuran keseluruhan 4
m dan lebar lengan 0,60 m dan juga plastic berwarna putih atau orange.
Premark dipasang sama dengan ketinggian tanah, daerah terbuka,
sehingga keadaan antara premark dan lingkungan menjadi kontras.
PLIK SI BM TERH D
Deskripsi Tugu yang menjelaskan lokasi dilapangan dan
nomor Tugu sebanyak 5 (lima) kali dengan posisi 4 (empat)
mata angin dan 1 (satu) dari atas.
Apabila titik kontrol foto identifikasi tidak berada dalam
jalur benchmark maka hubungan ke benchmark dapat
dilakukan dengan pengukuran sudut dan jarak antara,
sedangkan titik-titik tinggi digunakan jaringan tertutup sipat
datar.
Tugu-tugu diukur berdasarkan pengamatan receiver GPS
dan harus dipasang ditempat terbuka yang memungkinkan
receiver GPS menerima langsung signal satelit GPS dengan
ketinggian 15 derajat di atas horizon.
Titik kontrol tanah dalam bentuk Tugu (Benchmark) yang ukurannya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku membentuk jaring segitiga meliputi
daerah yang akan dipetakan, kegunaannya untuk control pemetaan dan
perencanaan sebuah pembangunan pembangunan, spt : pembangunan
irigasi, dll
Pekerjaan desain jaringan meliputi kelengkapan receiver GPS dan rencana
jaringan baseline (jarak antara benchmark) sebagai berikut :
TITIK KONTROL T N
Seluruh pengamatan harus mempergunakan receiver GPS type
Geodetik yang mampu mengamati data fase.
Receiver GPS yang digunakan single frekuensi (L1) namun
demikian penggunaan dual frekuensi (L1+L2) lebih diharapkan.
Kemampuan antena sesuai dengan kemampuan receiver GPS,
tidak boleh diperpanjang melebihi standar pabrik.
Hindari pengamatan receiver GPS dilokasi-lokasi pemantulan
sinyal GPS mudah terjadi seperti di pantai, danau, tebing,
bangunan bertingkat atau antena harus dilengkapi dengan
Ground plane untuk mereduksi pengaruh multipath.
Komponen receiver GPS harus dari merk yang sama.
KELENGK P N RECEIVER GPS
Rencana jaringan dibuat di atas peta rupa bumi skala 1 : 50.000
atau yang lebih besar harus menunjukkan kekuatan jaringan
sehingga syarat ketelitian dapat terpenuhi (strenge of figure).
Pembuatan Grid minimal 8 (delapan) titik terdistribusi secara
merata ditempatkan pada wilayah peta Ortofoto atau peta garis.
Jumlah baseline yang membentuk jaringan tertutup paling banyak 4
(empat) buah baseline, setiap stasiun dihubungkan dengan minimal 3
(tiga) buah baseline non-trival yang diperoleh dari minimal 2 (dua)
session pengamatan yang berbeda.
Tiap baseline sebaiknya terdistribusi secara seragam diseluruh
jaringan daerah pemetaan yang ditunjukkan yang relatif sama.
RENC N J RING
Nama-nama sungai, kampung, gunung dsb, ditulis pada peta dengan
ukuran huruf tersebut adalah sbb : Kampung dengan ukuran 0,3 mm. Sungai ukuran huruf seimbang dengan lebar sungai, aliran sungai
harus digambarkan dengan tanda panah. Nama ditulis dengan huruf besar tiap awal tulisan, contoh : Tanah Merah, bukan TANAH
MERAH.
Benchmark ditulis dengan ukurannya 2 mm, dapat dilihat bentuknya
sbb:
Posisi benchmark harus dicek pada deskripsi lapangan dari titik
tersebut untuk memastikan bahwa pengeplotan yang dilakukan
sesuai dengan detail sekelilingnya, titik-titik tetap yang ada juga
diplot dengan cara yang sama tetapi simbolnya berbentuk
segitiga.
Garis silang (grid) panjang 10 x 10 mm, dan pada sisi peta garis
silangnya sepanjang 5 mm dan koordinat-koordinat garis silang
ditulis di dalam atau di luar batas lembar peta bergantung dari
keinginan pemilik pekerjaan, koordinat-koordinat tersebut
ditulis dengan selang 250 m sepanjang keempat sisi dari peta,
angka harus ditulis dengan tinggi tulisan 2,5 mm.
Kertas yang akan dipakai adalah transparan stabil atau yang
sejenis, peta-peta dilengkapi dengan keterangan (legenda)
situasi menurut standar yang berlaku berkenaan dengan ukuran
garis, arsiran dan simbol yang diserahkan kepada pihak pemilik
KETERANGAN SKEMA
Diagram tersebut memperlihatkan suatu blok pemetaan seluas 25.000 ha dan tercakup
pada foto udara dengan skala 1 : 10.000 dengan pertampalan (overlap) 60 % (muka
dan belakang) dan 30 % pertampalan samping. Persyaratan blok PAT-M/PAT-B, termasuk
kontrol di sekeliling perimeter, memakai foto udara yang mencakup luas sekitar 30.000
ha dalam 12 strip/jalur terbang di mana setiap jalur, masing-masing terdiri dari 17
model.
Kontrol tinggi fotogrametri diperlukan pada setiap interval 4 (empat) panjang basis
sepanjang masing-masing ujung setiap strip/jalur; jumlah keseluruhan titik-titik kontrol
yang diperlihatkan adalah 65 buah. Hal ini berhubungan erat dengan kerapatan
benchmark (x,y,z). Jadi kontrol tersebut sudah siap ditempatkan untuk x,y dan z dan
penempatan tinggi-tingginya harus diketahui dari foto identifikasi (jika tidak ada
premark).
Keempat titik sudut harus ditempatkan pada x,y dan z. Bagaimanapun juga penempatan
kontrol horizontal mungkin bervariasi tetapi Direktorat Irigasi dalam hal ini hanya
memperlihatkan suatu contoh yang paling sedikitnya harus memenuhi syarat seperti
pada diagram di atas; dengan penyebaran yang cukup seragam di seluruh blok, dengan
titik berat pada sudut-sudut untuk menghindarkan terjadinya kesalahan besar.