• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH PONDOK PESANTREN DDI LIL-BANAT DALAM UPAYAH

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN DAKWAH PONDOK PESANTREN DDI LIL-BANAT DALAM UPAYAH "

Copied!
96
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan penelitian

Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengelolaan yang dilakukan oleh Rumah Islam Lil-Banat Kota Parepare dalam meningkatkan kualitas dakwah. 11Johansyah, “Implementasi Fungsi Manajemen di Pondok Pesantren Al-Mukhsinin Rokan Hilir” (Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif Qasim Pekanbaru, 2013), hal 35. Implementasi manajemen dakwah di MTS Lil -Ponpes Banat Parepare sangat membutuhkan manajemen atau manajemen yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa guru di Pondok Pesantren Lil-Banat Kota Parepare yaitu dengan memotivasi. 78Abdul Latif, (umur 30), Kepala Pesantren Lil-Banat, “Wawancara”, 25 Februari 2020. 79Wawancara dengan Abdul Latif, (umur 30), Kepala Pesantren Lil-Banat, Kota Parepare, 25 Februari , 2020 .

Faktor penghambat internal dapat dilihat pada sisi internal Ponpes DDI Lil-Banat Kota Parepare. Keberadaan Ponpes DDI Lil-Banat juga menemui beberapa kendala yang datang dari luar pesantren. Banyak masyarakat yang masih belum memahami latar belakang berdirinya Ponpes DDI Lil-Banat Kota Parepare.

JUDUL: PENERAPAN FITUR MANAJEMEN PESANTREN LIL-BANAT PAREPARE DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS KERUSAKAN.

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Terdahulu

Tinjauan Teoritis

Perencanaan berkaitan dengan dakwah, yaitu perencanaan dakwah adalah proses menetapkan tujuan dan menetapkan strategi untuk mencapai dakwah di dunia dan menyusun rencana kegiatan kerja organisasi dakwah agar pesan-pesan dakwah wah tersampaikan. oleh pelaku dapat diterima dan kegiatan dakwah dapat berlangsung tanpa kendala. 15Siagian, Sondang P., Filsafat Administrasi, (Jakarta: Haji Masagung, t.th), h. Dengan fungsi mobilisasi ini, tiga fungsi manajemen dakwah lainnya akan menjadi efektif.

Tinjauan konseptual

Dengan demikian, pengertian manajemen pondok pesantren adalah rangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan segala usaha dalam pengelolaan dan penggunaan sumber daya manusia, majelis dan sarana prasarana untuk mencapai tujuan pondok pesantren yang didirikan dan direncanakan pada tahun cara yang efektif. dan efisien. Beberapa di antaranya menyebut Syekh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal dengan Syekh Maghribi, dari Gujarat, India, sebagai pendiri/pendiri pesantren pertama di Jawa. Asrama Islam merupakan salah satu lembaga di antara lembaga iqomahtuddin lainnya yang memiliki dua fungsi utama yaitu fungsi kegiatan, pengajaran, pemahaman dan pendalaman ajaran agama Islam dan fungsi kedua adalah menyampaikan dan mendakwahkan ajaran Islam di masyarakat.

Dalam bahasa Arab, “kata asrama Islam adalah “Funduq” yang berarti tempat tinggal atau asrama, Prof. Pesantren pada hakekatnya berfungsi sebagai lembaga yang bertujuan mendidik umat Islam untuk memperoleh dan menguasai ilmu agama secara mendalam serta menghayati dan mengamalkannya dengan ikhlas. Dengan demikian, pengertian manajemen pondok pesantren adalah rangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengendalikan segala usaha dalam pengelolaan dan penggunaan sumber daya manusia, majelis dan sarana prasarana untuk mencapai tujuan pondok pesantren yang telah ditetapkan dan direncanakan. secara efektif dan efisien.

Kerangka Pikir

Metode penelitian mengulas cara-cara melakukan penelitian 46 Metode penelitian adalah cabang ilmu yang membahas atau mempersoalkan cara-cara penelitian yang meliputi kegiatan mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis untuk menyusun laporan berdasarkan fakta atau gejala ilmiah yang ada.

Jenis Penelitian

Lokasi dan Waktu Penelitian

Fokus Penelitian

Jenis Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, dimana peneliti akan berusaha mencari informasi atau data tentang kejadian di lapangan atau tempat penelitian, memahami dan menginterpretasikan data tersebut, kemudian mengolah data tersebut untuk menarik kesimpulan tentang hasil tersebut. dari penelitian. akhir studi ini. Data primer adalah data yang peneliti peroleh dari orang pertama, dari sumber asli yang belum diolah dan dideskripsikan oleh orang lain.48 Dalam penelitian ini data primer adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah pengurus, staf, guru dan pengawas pondok pesantren DDI Lil-Banat di kota Parepare sendiri. Data sekunder adalah data informasi yang diperoleh dari orang lain, baik berupa catatan seperti artikel, buku, tesis, buletin dan jurnal, yang bersifat dokumentasi.

Data sekunder umumnya berupa laporan sejarah yang terkumpul dalam arsip (data dokumenter) yang tidak dapat dipublikasikan.49 Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh baik secara tidak langsung maupun melalui mediasi media (diperoleh atau direkam pihak lain). .

Teknik Pengumpulan Data

Teknik library research digunakan oleh peneliti dengan cara mengumpulkan beberapa literatur berupa buku dan karya tulis ilmiah yang berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas. Dalam hal ini peneliti akan mengkaji dan menyelidiki serta mengutip berbagai teori atau pendapat yang sesuai dan berkaitan dengan judul dan masalah yang akan dibahas dalam penelitian. Kutipan langsung adalah mengutip isi tekstual buku atau sumber yang dibaca tanpa mengubah sifat dan isi redaksional dari aslinya. Teknik penelitian lapangan dilakukan oleh peneliti langsung untuk melakukan penelitian dan memperoleh data konkrit terkait pembahasan ini.

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara (pengumpulan data) kepada responden dan jawaban dari responden direkam atau direkam dengan tape recorder 51 Wawancara adalah cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya 52 Dalam wawancara , pernyataan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasanya komunikasi ini berlangsung secara tatap muka atau melalui telepon. Hubungan dalam wawancara biasanya bersifat sementara, yaitu. mereka bertahan untuk jangka waktu tertentu dan kemudian berakhir. wawancara adalah mereka yang dimintai keterangan (sumber data) bagi informan.Pewawancara harus mampu menciptakan suasana akrab agar informan rela memberikan informasi yang kita inginkan. Melakukan wawancara mendalam adalah suatu proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan antara dua orang atau lebih secara tatap muka untuk menyimak secara langsung keterangan atau informasi secara mendalam dan terperinci. Dokumentasi adalah proses pengumpulan data yang diperoleh melalui dokumen berupa buku, catatan, arsip, surat, majalah, surat kabar, jurnal, laporan penelitian dan lain-lain. Dokumen adalah rekaman peristiwa masa lalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya monumental dari seseorang Studi dokumentasi merupakan pelengkap penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.56 Dokumentasi adalah sesuatu yang menjadi bukti nyata bahwa penulis benar-benar telah melakukan penelitian. terkait dengan apa yang sedang diteliti di lapangan. .

Teknik Analisis Data

Hal ini terlihat dari animo masyarakat yang menyekolahkan anaknya di DDI Pesantren Ujung Lara di kota Parepare setiap tahun ajaran baru. Menjalankan fungsi manajemen Pesantren Mts Ddi Lil-Banat Parepare dalam upaya peningkatan kualitas dakwah Parepare dalam upaya peningkatan kualitas dakwah. Ponpes DDI Ujung Lara merencanakan beberapa hal yang ingin dicapai santri seperti yang tertuang dalam visi Ponpes DDI Ujung Lara sebagai berikut:

Abdul Latif selaku direktur Asrama DDI Ujung Lare Kota Parepare bahwa perencanaan yang dilakukan oleh Asrama DDI Ujung Lare berupa program jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Berdasarkan hasil wawancara di atas, penulis dapat mendeskripsikan bahwa perencanaan yang ada di Pondok Pesantren DDI Ujung Lare Kota Parepare terdiri dari program kerja jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Dari dua pernyataan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa perencanaan yang ada di Pondok Pesantren Lil-Banat kota Parepare sebenarnya sudah mengetahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan dan diperlukan di Pesantren tersebut.

Dengan sarana dan prasarana yang baik dan baik maka program dan kegiatan khususnya di Ponpes DDI Lil-Banat Kota Parepare dapat berjalan dengan baik. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang latar belakang berdirinya Pondok Pesantren DDI Lil-Banat di kota Parepare sehingga masyarakat memandang Pesantren sebagai orang lain.

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penerapan Fungsi Manajemen Pondok Pesantren Mts

Manajemen dakwah sangat diperlukan di Pesantren MTS Lil-Banat Parepare untuk mencetak kader-kader baru di kalangan santri dan juga sebagai sarana pembelajaran agama sebagai bekal untuk dibentuk di masyarakat dengan bekal perilaku yang baik beragama. Dalam hal ini dilakukan dengan membuat program. 67 Dokumentasi, Pondok Pesantren DDI Ujung Lare, Kota Parepare, 25 Februari 2020. Pengelolaan dakwah yang baik di bawah asuhan wali seperti penerimaan santri baru, kegiatan keagamaan dan kegiatan lainnya. Bukti manajemen dakwah Pesantren MTS Lil-Banat Parepare dalam mencapai tujuan dengan melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan dan pengawasan.

Penerapan fungsi manajemen di pondok pesantren diperlukan untuk mengelola pondok pesantren untuk mencapai tujuan yang efektif dan efisien dalam pelaksanaan manajemen dakwah di pondok pesantren Al-Hikmah Pedurungan Semarang. Berdasarkan visi yang ingin dicapai oleh Ponpes DDI Ujung Lare, maka dapat disimpulkan bahwa Ponpes DDI Ujung Lare akan melahirkan generasi-generasi yang ahli dalam beragama dan cinta tanah air dalam arti taat pada perintah dan hukum Islam. Struktur organisasi Ponpes DDI Ujung Lare Kota Parepare tahun 2019/2020 yang menunjukkan adanya hubungan antara pengurus, ustadz/ustadzah, pengurus hingga santri, di lembaga ini terjalin kerjasama dan hubungan kerja yang baik sehingga mendukung tercapainya tujuan pembelajaran sebagai berikut : 75.

Mengetahui Faktor Penghambat Pondok Pesantren

Di pondok pesantren, manajemen berperan besar bagi santri dalam mengatur setiap kegiatan dan di luar kegiatan santri. Hal inilah yang membuat para pengasuh dan pengurus pondok pesantren memberikan motivasi dan memberikan pengetahuan tentang latar belakang berdirinya pondok pesantren, tokoh masyarakat, dan juga dapat memberikan program pendidikan agama Islam dengan cara yang baik dan unik sehingga siswa merasa ingin tahu dan ingin belajar. Penerapan fungsi manajemen pondok pesantren adalah mengatur agar segala sesuatu yang berkaitan dengan pondok pesantren dapat berjalan secara maksimal dalam mendukung terciptanya tujuan pondok pesantren itu sendiri.

Semoga Pondok Pesantren Lil-Banat tidak pernah puas dengan kesuksesan yang sudah ada dan bisa lebih mengembangkan dan mensukseskan (mengoperasikan) yang sudah ada sehingga Pesantren Lil-Banat menjadi pesantren yang sesungguhnya sebagai lembaga dakwah seperti yang diharapkan . 2013, “Penerapan Fungsi Manajemen di Pondok Pesantren Al-Mukhsinin Rokan Hilir” Program Magister Manajemen Pendidikan Islam, Pascasarjana UIN Syarif Qasim Pekanbaru: Pekanbaru. 2013, “Ponpes Al-Ishlah dalam Pengembangan Dakwah di Desa Kananga Menes Pandeglang Banten”, Sarjana Ilmu Komunikasi Nawawi, Hadari.

Kesimpulan

Saran

Terdapat faktor penghambat berjalannya manajemen dakwah dalam kegiatan dakwah. Faktor penghambatnya adalah kurangnya sarana dan prasarana, dan para santri tidak menguasai bahasa Indonesia saat berdakwah.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil diantaranya adalah ekstrak methanol jahe merah (Z.oficinalevar.rubrum)