• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN ISPS CODE GUNA MENJAMIN KEAMANAN PELAYARAN DI ATAS KAPAL MV. DRY TRANSPORT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN ISPS CODE GUNA MENJAMIN KEAMANAN PELAYARAN DI ATAS KAPAL MV. DRY TRANSPORT "

Copied!
36
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

RUMUSAN MASALAH

BATASAN MASALAH

TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT PENELITIAN

SISTEMATIKA PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA

LANDASAN TEORI

  • PENGERTIAN - PENGERTIAN
  • TEORI - TEORI

Intinya, Kode ini menggunakan pendekatan manajemen risiko untuk menjamin keselamatan kapal dan fasilitas pelabuhan, dan penilaian risiko harus dilakukan dalam setiap kasus untuk menentukan langkah-langkah keamanan yang tepat. Tujuan dari kode ini adalah untuk memberikan kerangka kerja standar dan konsisten untuk penilaian risiko yang memungkinkan pemerintah mengkompensasi perubahan ancaman dengan mengubah nilai kerentanan kapal dan fasilitas pelabuhan dengan menentukan tingkat keamanan yang tepat dan langkah-langkah keamanan yang tepat. Menurut ISPS Code, petugas keamanan kapal harus mendapatkan pelatihan, latihan dan praktik yang berkaitan dengan keamanan kapal.

Personil di atas kapal yang mempunyai tugas dan tanggung jawab keamanan tertentu harus memahami tanggung jawabnya terhadap keamanan kapal sebagaimana diatur dalam dokumen SSP dan harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai untuk melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. Rencana keamanan kapal (Ship Security Plan) merupakan rencana keamanan yang dikembangkan dari hasil penilaian keamanan untuk menjamin penerapan tindakan pengamanan di atas kapal yang dirancang dapat dilaksanakan untuk melindungi manusia, muatan, alat angkut muatan, gudang stok kapal. dari risiko gangguan keamanan kecelakaan. Berarti seseorang yang berada di atas kapal, bertanggung jawab kepada nakhoda, yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai petugas yang bertanggung jawab atas keamanan kapal, termasuk pelaksanaan dan pemeliharaan rencana keamanan kapal serta berkoordinasi dengan petugas keamanan perusahaan dan petugas keamanan fasilitas pelabuhan.

Company Security Officer (CSO) adalah orang yang ditunjuk oleh Perusahaan untuk memastikan bahwa penilaian keamanan kapal telah dilakukan, dikembangkan, diajukan untuk disetujui dan kemudian dilaksanakan dan dipelihara, serta berkoordinasi dengan petugas keamanan dan pelabuhan. keselamatan kapal. Penilaian Keamanan Kapal dilakukan untuk mengidentifikasi kelemahan/kekurangan yang mungkin muncul pada bagian keamanan kapal dan kemungkinan untuk mengurangi kekurangan/kekurangan keamanan terkait. Perancangan Keamanan Kapal (SSP) dapat dilakukan oleh Perwira Keamanan Kapal (SSO) dan/atau petugas yang ditunjuk oleh Nakhoda. Berdasarkan Kode Keselamatan Kapal Internasional dan Fasilitas Pelabuhan BP3IP JAKARTA Kementerian Perhubungan, semua rencana keselamatan kapal harus demikian.

Melakukan peninjauan atau audit secara berkala terhadap rencana keamanan kapal dan melakukan perubahan terhadap rencana tersebut sesuai dengan pengalaman atau perubahan keadaan; dan Tuan. Menurut Kode Internasional Keamanan Kapal dan Fasilitas Pelabuhan di (Departemen Perhubungan BP3IP JAKARTA, Rencana Keamanan Kapal harus menetapkan tindakan pengaturan. Kapal berkoordinasi dengan fasilitas pelabuhan menetapkan dan memelihara area aman dan demi keamanan, pengawasan dan boleh dilakukan kegiatan penggeledahan di daerah tersebut, bagasi (termasuk barang yang dibawa), barang pribadi, kendaraan beserta isinya c. Kapal berkoordinasi dengan fasilitas pelabuhan kapal harus menjamin dilakukannya pemeriksaan terhadap kendaraan yang akan dimuat. kapal pengangkut, ro-ro dan kapal penumpang lainnya harus diperiksa sebelum memuat sesuai dengan frekuensi pemeriksaan yang disyaratkan dalam rencana keselamatan kapal d.

Security Level 1 (SL-1) atau Security Alert Level 1 adalah normal, dimana tingkat keamanan kapal atau fasilitas pelabuhan berfungsi normal. b) Tingkat 2 = Ancaman. Security Level 2 (SL-2) atau Security Alert Level 2 adalah tingkat keamanan yang berlaku selama terdapat peningkatan risiko terjadinya insiden keamanan. c) Tingkat 3 = terjadi. Security Level 3 (SL-3) atau Alert Security Level 3 adalah tingkat keamanan yang berlaku pada saat terdapat peluang atau risiko terjadinya insiden keamanan dalam waktu dekat.

Sedangkan tingkat keamanannya dapat berubah dari tingkat keamanan 1, keamanan tingkat 2, hingga keamanan tingkat 3. Dari pengertian di atas maka desain keselamatan kapal adalah suatu desain yang dirancang untuk menjamin keselamatan kapal. Tujuan dari latihan ini adalah untuk memastikan bahwa personel kapal mahir dalam semua tugas keamanan yang ditugaskan di semua tingkat keamanan dan untuk mengidentifikasi kekurangan terkait keamanan yang perlu diatasi.

KERANGKA PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

  • JENIS PENELITIAN
  • LOKASI PENELITIAN
  • SUMBER DATA
  • METODE PENGUMPULAN DATA
  • TEKNIK ANALISIS DATA

Data kualitatif berbentuk kata, kalimat, gambar dan bentuk lainnya yang mempunyai banyak perbedaan dibandingkan dengan data kuantitatif. Merupakan data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden sampel sesuai dengan target audiensnya dan dianggap mewakili keseluruhan populasi dalam penelitian ini masing-masing (Sugiyono, 2017). Data primer tersebut peneliti peroleh melalui observasi terhadap setiap pengunjung yang datang ke kapal, serta wawancara dengan juru mudi yang bertugas yang mengetahui langsung kejadian alien tersebut menaiki kapal.

Sugiyono (2017) mengatakan data sekunder adalah data yang tidak berkaitan langsung dengan masalah penelitian dan tidak dijadikan acuan utama dalam menganalisis dan membentuk kesimpulan penelitian. Data sekunder ini meliputi data SOP perusahaan mengenai peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dan dilaksanakan oleh awak kapal di kapal MV. Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian ilmu pengetahuan alam karena penelitian berlangsung pada kondisi alam (lingkungan alam); disebut juga dengan metode etnografi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian di bidang antropologi budaya; Disebut metode kualitatif karena data yang dikumpulkan dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.”

Untuk memperoleh data lapangan yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, penulis menggunakan teknik sebagai berikut. Menurut Sugiyono (2017), dokumentasi adalah kumpulan fakta dan data yang disimpan dalam bentuk teks atau benda. Menurut Musfiqon, data kualitatif berbentuk kata, kalimat, gambar dan bentuk lain yang mempunyai banyak perbedaan dibandingkan dengan data kuantitatif.

Analisis kualitatif dilakukan dengan tujuan peneliti mendapatkan makna data untuk menjawab permasalahan penelitian (Sugiyono, 2017). Oleh karena itu, dalam analisis kualitatif, data yang dikumpulkan harus disistematisasikan, distrukturkan, disemantikkan dan disintesiskan sehingga mempunyai makna yang komprehensif. Dalam penelitian kualitatif, data dapat disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya.

Cara penyajian data yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif. Dalam hal ini peneliti akan menyajikan data dalam bentuk teks, untuk memperjelas hasil penelitian dapat dibantu dengan menyertakan tabel atau gambar. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin bisa menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, namun bisa juga tidak, karena seperti yang telah dikatakan bahwa permasalahan dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

  • PENYAJIAN DATA
  • ANALISIS DATA

PEMBAHASAN

PENUTUP

KESIMPULAN

SARAN

Referensi

Dokumen terkait