• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konseling Kognitif Islami untuk Meningkatkan Regulasi Diri Narapidana di Lapas Kelas II A Purwokerto - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Konseling Kognitif Islami untuk Meningkatkan Regulasi Diri Narapidana di Lapas Kelas II A Purwokerto - Repository UIN Profesor Kiai Haji Saifuddin Zuhri"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kebingungan yang dialami napi tentang peran yang akan dimainkannya nanti setelah keluar dari lapas terkait dengan self-regulation napi. Sebagai narapidana, individu secara alami mengatur diri mereka sendiri secara keseluruhan, termasuk apa yang menyebabkan mereka akhirnya harus dipenjara. Oleh karena itu, pengaturan diri yang tepat diperlukan untuk memungkinkan narapidana kembali ke masyarakat.

Dengan kata lain, pengaturan diri yang baik merupakan sarana untuk mengendalikan sikap dan perilaku seseorang. Untuk meningkatkan self-regulation narapidana, sangat dibutuhkan bimbingan dari pengawas, yang dalam hal ini adalah bimbingan sosial. Model konseling kognitif Islami yang akan peneliti gunakan untuk meningkatkan self-regulation narapidana diasumsikan karena sebagian besar narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto beragama Islam.

Maka dengan model konseling kognitif Islami yang memasukkan ajaran nilai-nilai agama Islam, diharapkan akan lebih mudah mengubah keyakinan dan perilaku yang selama ini tidak sesuai. Berdasarkan beberapa keunggulan model bimbingan kognitif yang peneliti modifikasi dengan pendekatan Islami, peneliti berhipotesis bahwa pendekatan bimbingan ini mampu meningkatkan self-regulation narapidana.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Telaah Pustaka

Penelitian Duana dengan judul penelitian “Group Cognitive Behavioral Therapy Untuk Kecemasan Sosial Pada Wanita Muda Obesitas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecemasan, sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA (Yacoob: 2013). Penelitian H Hidayat, dengan judul penelitian “Model Konseling Kelompok untuk Meningkatkan Self-Regulation Lansia di Panti Jompo”.

Berdasarkan penjelasan tersebut, sebagian besar penelitian yang ada meneliti tentang regulasi pembelajaran, sehingga peneliti menyimpulkan bahwa belum ada penelitian sebelumnya yang menghubungkan hubungan antara konseling kognitif Islam dengan regulasi diri narapidana.

Kerangka Teori

Dalam hal ini terapi kognitif digunakan untuk mengidentifikasi dan memperbaiki gejala perilaku maladaptif (menyimpang), dengan kata lain terapi kognitif mengajarkan klien untuk berpikir lebih realistis dan sesuai dengan sifat religiusnya, sehingga menghilangkan atau mengurangi berbagai gejala atau perilaku yang berbeda. . Konseling kognitif Islami merupakan suatu bentuk konseling yang bertujuan untuk membantu klien mengatasi permasalahannya dengan cara mengidentifikasi dan mengubah pemikiran disfungsional, irasional dengan pemikiran fungsional dan rasional yang sesuai dengan ajaran agama Islam, yaitu selalu menaati semua ajaran Al-Qur'an. dan Al-Hadits. Karena tujuan konseling kognitif Islami adalah mengubah pola pikir irasional klien menjadi rasional dan sesuai dengan nilai-nilai Islam yaitu Al Quran dan Al Hadits.

Dalam kaitannya dengan bimbingan karir akademik, individu (klien) akan memperoleh berbagai macam pengetahuan, keterampilan, sikap kerja yang sangat diperlukan dalam kehidupan saat ini, serta sarana untuk mempersiapkan, memilih, . menentukan, memasuki dunia kerja sesuai dengan kebutuhan atau cita-cita dan potensi, keterampilan dan nilai-nilai yang dianutnya. Pengamatan dalam penelitian ilmiah harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar hasil pengamatan sesuai dengan kenyataan yang menjadi tujuan penelitian (Zainal Amiruddin: 2004). Dalam hal ini peneliti melakukan observasi di lapangan yaitu Lapas Kelas II A Purwokerto yang diyakininya sesuai dengan judul yang peneliti ajukan.

Studi kasus negatif dilakukan dengan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding. Daya tampung atau kapasitas Lapas Purwokerto adalah 111 orang sesuai dengan International Human Rights Standards yaitu 5,4 m untuk 1 orang (SE DIRJENPAS No.E.PS.01.06-16 tanggal 23 Oktober 1996).

Sistematika Laporan Penelitian

LANDASAN TEORI

Regulasi Diri

  • Pengertian Regulasi Diri
  • Faktor yang Mempengaruhi Regulasi Diri
  • Bentuk Regulasi Diri
  • Aspek Regulasi Diri

Konseling Kognitif

  • Pengertian konseling Kognitif
  • Aspek-aspek kognitif
  • Lamdasan Operasional
  • Landasan Filosofi Islam
  • Landasan Ilmiah
  • Pengembangan Bidang Konseling Islam

Pada dasarnya tujuan layanan konseling Islami secara umum adalah membantu individu menyadari bahwa dirinya adalah manusia seutuhnya yang mampu mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Preservatif, yaitu membantu individu mempertahankan situasi dan kondisi yang telah menjadi baik, agar tidak lagi menimbulkan masalah bagi dirinya. Manusia pada dasarnya diberikan Tuhan dengan berbagai potensi yang harus dikembangkan secara optimal untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

Dengan harapan agar “individu klien dapat terbebas dari gangguan psiko-neurologis (fobia, kecemasan, frustasi, konflik batin, tekanan mental (stres)” sehingga memiliki sumber daya dan keterampilan hidup yang mampu berkembang bersama dan berkembang dari dunia menuju akhirat di pangkuan dan ridho Tuhan. Sesuai dengan konsep PBI dijelaskan bahwa bimbingan karir merupakan upaya untuk membantu individu memilih, mempersiapkan, menyesuaikan diri dan menyiapkan diri dalam suatu job description yang sesuai dengan kegunaannya. potensial dan memperoleh kebahagiaan darinya (Sukardi: 1984).

Proses ini dapat diikuti sebagai kiat untuk meningkatkan kualitas diri dengan pengetahuan dan keterampilan yang lebih mendalam untuk membangun persepsi dan mengubah sikap dan perilaku yang berkualitas dan profesional, lebih bermartabat di dunia dan di akhirat. Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah dan panggillah penolongmu[99], Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.

METODE PENELITIAN

  • Jenis Penelitian
  • Kehadiran Peneliti
  • Lokasi Penelitian
  • Sumber Data
    • Data Primer
    • Data Sekunder
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Observasi
    • Metode Wawancara
    • Metode Dokumentasi
  • Teknik Analisis Data
  • Pengecekan Keabsahan data
  • Tahap-tahap Penelitian
    • Struktur Organisasi
    • Penghuni Lapas kelas II A Purwokerto
  • Pembinaan Narapidana
    • Program Pembinaan
    • Pembinaan Kepribadian
  • Penerapan Konseling Kognitif Islami Untuk Meningkatkan
    • Pembiasaan Observasi Diri
    • Proses Penilaian
    • Merespon Reaksi Diri
    • Meningkatkan Motivasi Diri
    • Pembiasaan Perilaku yang Sehat

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong: 2002). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara dengan: pengelola lapas, petugas lapas dan narapidana itu sendiri. Dalam penelitian ini dokumen yang dikumpulkan berupa buku catatan dan penelitian yang berkaitan dengan pembahasan.

Dalam perkembangannya, Lembaga Pemasyarakatan Purwokerto mengalami dua tahapan, semula berubah dari Kelas IIB pada tahun 2004 menjadi Kelas IIA sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi Kabupaten Banyumas serta untuk memenuhi overcapacity dari jumlah narapidana yang terus bertambah. Lapas Purwokerto memiliki luas tanah 6250 M² dan luas bangunan 549,76 M² dan kini telah bersertifikat HGB no. Lapas Kelas II A di Purwokerto terbagi menjadi tiga area, yaitu area depan yang terdiri dari pintu gerbang utama sebagai pintu masuk dan gedung perkantoran bagi para pengurus Lapas, termasuk di dalamnya adalah kantor Kepala Lapas, Bagian Tata Usaha Kamtib (keamanan dan komando) dan KPLP (Kepala Pengamanan Pemasyarakatan), Sub Bagian Tata Usaha, Mushola, Poliklinik Narapidana, Gudang Alat Penerangan dan Gudang Jatah Makan Narapidana.

Per 30 April 2016, jumlah pegawai Lapas Purwokerto sebanyak 98 orang, terdiri dari 82 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Ini diperkenalkan karena Lapas Kelas II A di Purwokert saat ini hanya menampung narapidana dan tahanan Muslim dan Kristen. Selain pembinaan tersebut, seluruh narapidana juga diberikan waktu membaca di perpustakaan panti yang tersedia setiap hari kerja.

Pendekatan kognitif dilakukan oleh peneliti dengan tujuan mencapai kesepakatan dengan klien tentang kemajuan tujuan yang berkaitan dengan pengaturan diri klien. Individu yang mengatur diri sendiri adalah individu yang merencanakan, mengatur, mengukur diri sendiri, dan menginstruksikan dirinya sendiri sesuai kebutuhan selama proses perilakunya. Pengaturan diri adalah kemampuan dimana individu aktif secara sadar mengendalikan proses kognitif, motivasi (keyakinan, nilai, dan kondisi emosional) dan perilaku untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dilaksanakan.

Proses pembinaan narapidana di Lapas Purwokerto rutin dilakukan setiap hari dengan kerjasama berbagai pihak antara lain IAIN Purwokerto, UM Purwokerto, Kemenag Banyumas, Pondok Pesantren Ubay bin Kaab, Yayasan Al Irsyad Purwokerto. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya narapidana yang lebih siap menghadapi masa depan ketika sudah bebas dibandingkan dengan mereka yang belum siap mendalami ilmu agama. Pelaksanaan konseling dengan pendekatan agama cukup efektif untuk mengungkap dan memotivasi narapidana untuk meningkatkan self-regulation.

Hubungan Dukungan Sosial, Konsep Diri Akademik dengan Pembelajaran Berbasis Regulasi Diri pada Siswa Kelas XII SMA 'P'. Hubungan Student Centered Learning dan Internal Locus of Control dengan Self Regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

PENUTUP

Kesimpulan

Konseling kognitif Islami merupakan proses konseling dimana konselor dengan pendekatan kognitif dapat memberikan perhatian khusus pada proses berpikir individu seperti kemampuan berpikir kritis dan kreatif, sehingga nantinya dapat merubah pikiran klien berdasarkan nilai-nilai Islam. Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin baik Self-Regulated maka semakin baik pula hasil yang dapat dicapai.

Saran

Self-regulation and personality: How interventions increase regulatory success and how depletion moderates the effect of traits on behavior. Being successful in a creative profession: The role of innovative cognitive style, self-regulation, and self-efficacy. An analysis of anger, anxiety, and self-esteem factors in relation to crime seriousness in male offenders.

Membandingkan efektivitas terapi seni terhadap depresi dan locus of control narapidana pria dan wanita. Musnamar, Thahari, Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta: Metodologi Penelitian Kualitatif Pers UII, Bandung: PT Rosda Karya, 2002.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa pembahasan terkait dengan masalah yang penulis kemukakan dalam penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai berikut: Dalam bukunya Abdul Qadir Syaibah Al-Hamd yang bejudul