Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol.6,No.7,Juli 2021
IMPLEMENTASI KONSEP FINITE STATE AUTOMATA PADA APLIKASI PENJUAL BUAH OTOMATIS
Faiz Rizal Adli, Bambang Dimas Saputra, Martin Vizaldi Universitas Ahmad Dahlan
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Produk alami sebagai makanan konvensional telah menjadi komoditas yang mendunia.
Saat ini, transaksi produk alami masih umum dilakukan di pasar tradisional, minimarket, hingga menggunakan gerobak serbaguna dan portabel. Penawaran produk alami dapat ditingkatkan dengan mengembangkan mesin distribusi otomatis yang lebih modern.
Untuk memahami konsep dasarnya, rencana pengembangan mesin distribusi ini akan memanfaatkan strategi automata berbasis keadaan terbatas yang diterapkan pada desain mekanisme mesin tersebut. Dengan rancangan automata berbasis keadaan terbatas ini, mesin distribusi yang dirancang mampu menerima input, memilih kombinasi berbagai jenis produk alami sesuai permintaan, dan menghasilkan keluaran yang sesuai. Mesin ini juga dilengkapi dengan opsi metode pembayaran, termasuk strategi pembayaran cicilan, guna memudahkan transaksi. Diharapkan, penggunaan mesin distribusi otomatis ini dapat meningkatkan nilai produk alami dengan menghadirkan sistem robotisasi yang mendukung proses pembelian, pengemasan, serta menjaga kebersihan produk, sehingga mampu menarik lebih banyak pembeli.
Kata kunci: Mesin distribusi otomatis;Automata berbasis keadaan terbatas;Produk alami;Strategi pembayaran cicilan;Robotisasi pembelian
Abstract
Natural products as conventional food have become a global commodity. Currently, transactions involving natural products are still commonly conducted in traditional markets, minimarkets, and even using multifunctional and portable carts. The offering of natural products can be enhanced by developing a more modern automated
distribution machine. To understand the basic concept, the development plan for this distribution machine will utilize a finite-state automata strategy applied to the machine's mechanism design. With this finite-state automata-based design, the distribution
machine is capable of receiving inputs, selecting combinations of various types of natural products based on demand, and producing the desired outputs. The machine is also equipped with payment options, including installment payment strategies, to facilitate transactions. It is expected that the use of this automated distribution machine will enhance the value of natural products by introducing a robotic system that supports purchasing, packaging, and maintaining product hygiene, thereby attracting more buyers.
Keywords: Automated distribution machine;Finite-state automata;Natural products;Installment payment strategy;Robotic purchasing
Pendahuluan
Segmen agraris memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk Indonesia. Seiring dengan pesatnya perkembangan penduduk Indonesia, semakin beragam pula bahan pangan yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas hidup mereka (Hidayatullah, 2018). Salah satu bahan pangan tersebut adalah pengembangan produk alami. Tanaman buahadalah tanaman yang dikembangkan terutama untuk menghasilkan produk alami untuk dimakan, untuk memasok sumber vitamin atau protein, untuk dimanfaatkan sebagai penguat gizi (Hidayatullah, 2018).Tanaman buah adalah tanaman yang dibudidayakan terutama untuk menghasilkan produk alami untuk dimakan, untuk menyediakan sumber vitamin atau protein, untuk dimanfaatkan sebagai penguat gizi, atau untuk memenuhi kebutuhan lainnya. Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Pohon produk alami adalah tanaman yang ditanam dengan sengaja dan merupakan kebutuhan dasar manusia yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan sehari-hari. Produk alami merupakan produk hijau yang memiliki peran penting bagi individu di seluruh Indonesia (Ziraluo &
Duha, 2020).
Produk alami sebagai makanan konvensional telah menjadi makanan di seluruh dunia, tetapi penjualannya masih secara adatdi pasar, minimarket, dan saat ini masih menggunakan gerobak serbaguna. Peningkatan inovasi data telah mengubahcara hidup sebagian besar individu, khususnya di Indonesia, dari yang konvensional menjadi canggih. Kemajuan yang berbedayang mengarah pada pemanfaatan perangkat yang membuat pekerjaan menjadi lebih efektif, mudah, aman, cepat, dan nyaman.nyaman.
Pemanfaatan inovasi dalam divisi mekanik, khususnya mesin-mesin terprogram, mengarah pada perubahan latihan manual menjadi terprogram. Terprogram, terutama untuk mempercepat pembuatan barang yang berkualitas (Fergie JoandaKaunang, 2019).
Luasnya bidang inovasi data tidak dapat dilepaskan dari kejelasan dan penyusunan dan penyusunan yang sesuai dengan penerapan hipotesis dialek dan automata yang mendasari kemajuan inovasi data.inovasi komputasi. Limited State Automata (FSA) adalah satu- satunya demonstrasi komputasi dengan memori yang sangat terbatas (Nugraha et al., 2019).
Limited State Automata adalah komponen informatika yang berkapasitas seperti komputer canggih. Ini mengakui input, menghasilkan hasil, dapat memiliki kapasitas singkat, dan juga dapat membentuk pilihan dalam mengubah input menjadi output.masukan menjadi hasil. Automata sendiri dapat berupa kerangka kerja yang terdiri dari sejumlah state yang terbatas, di mana setiap state berbicara dengan data tentang input sebelumnya, dan setiap state berbicara dengan data yang hampir sama dengan input sebelumnya.Hipotesis automata dapat menjadi hipotesis mesin teoritis, dan berkaitan erat dengan hipotesis dialek formal (Erni et al., 2020; Ma'arif & Fauziah, 2018).
FSA juga memiliki sekumpulan state yang terbatas, state pengantar, dan pekerjaan bergerak untuk mengubah state, serta subset dari state untuk menerima hasil (Johanes et al., 2017). State untuk menerima hasil sebagai hasil (Yohanes et al., 2017).
Limited Automata, juga dikenal sebagai NDFA, adalah salah satu yang paling populer
mesin yang paling populer dalam Teori Bahasa dan Automata, dipilih karena mudah diterapkan dan sesuai dengan logika manusia, juga alat yang sangat berguna untuk mengenali dan menangkap pola dalam informasi dan graf berarah yang berfungsi untuk menggambarkan cara kerja suatu objek. Untuk menggambarkan bagaimana suatu objek bekerja. FSA juga didefinisikan sebagai suatu peragaan matematika yang dapat menerima masukan dan menghasilkan hasil yang memiliki jumlah state yang terbatas dan dapat berpindah dari satu state ke state yang lain berdasarkan masukan dan fungsi transisi (Wirman dkk, 2011). Berdasarkan input dan fungsi transisi (Wirasbawa et al., 2019) (Maulana, Ahmad Saufi; Azizah, Nur Hanifah; Kirana, 2020).
Mesin Penyalur Mesin Penyalur (VM) dapat berupa mesin transaksi yang akan mengeluarkan produk atau barang setelah pembeli memasukkan sejumlah uang tunai ke dalam kotak mesin yang tersedia (Sujana et al., 2019). Mesin Penyalur Barang (VM) adalah mesin yang akan mengeluarkan barang setelah pembeli memasukkan sejumlah uang tunai ke dalam kotak mesin yang tersedia (Sujana et al., 2019). VM dapat berupa mesin transaksi makanan atau minuman yang bekerja secara mandiri. VM adalah aplikasi dari bidang Dialect Hypothesis dan Automata yang dapat menawarkan barang atau kebutuhan manusia secara alami. Kerangka kerja penawaran dengan VM tidak membutuhkan seorang direktur, pembeli dapat memilih sendiri barang yang dibutuhkan (Wicaksono et al., 2019). Selain itu, VM juga menjadi salah satu perangkat yang canggih untuk menampilkan barang di dalamnya (Sujana et al., 2019). VM dapat berupa mesin yang dapat membagi-bagikan produk seperti makanan ringan, minuman, rokok, tiketbarang pembeli, bahkan emas. Cara kerja mesin penyebar ini seperti penjual asli, mesin akan membagikan barang yang kita butuhkan setelah kita membayarnya. Mesin ini akan memberikan barang yang kita butuhkan setelah kita membayarnya dengan menyematkan sejumlah uang kertas atau cicilan lain yang sesuai dengan permintaan mesin penyebar (Sachs et al., 2014). Setuju dengan permintaan mesin penyebar (Sujana et al., 2018).
Peningkatan mesin distribusi di Indonesia masih sangat luar biasa muda. Mesin- mesin yang dapat menerima pembayaran cicilan uang elektronik, seperti e-money, streak, dan kartu-kartu elektronik lainnya, akan semakin lazim dan diterima oleh masyarakat luas. Kartu-kartu tersebut akan semakin dikenal dan semakin diakui oleh masyarakat.
Kehadiran mesin pendistribusian pasti akanakan terus berkembang lagi dengan banyaknya variasi atau pilihan jenis produk yang diberikan dan bermacam-macam, baik uang kertas maupun uang logam.uang kertas dan uang logam. Sebuah mesin pendistribusian harus dapat menyiapkan pertukaran transaksi yang benar berdasarkan pilihan yang diberikan oleh klien dan dapat mengatasi permasalahan yang ada di dalam VM, pada saat itu penerapan konsep FSA pada VM akan digunakan untuk menampilkan VM. Konsep FSA pada VM akan digunakan untuk menunjukkan penanganan pertukaran secara konsekuen (Suharsih & Atqiya, 2019).
Penelitian ini membuat aplikasi rekreasi VM yang dapat menyiapkan pertukaran penawaran produk alami dengan biayasepuluh ribu rupiah per produk alam. Aplikasi ini membutuhkan masukan berupa pilihan strategi cicilan dengan imbal hasil (tunai dan non- tunai), dan input jenis produk alam yang dipilih, dengan hasil sepuluh jenis produk alam (Apel, Semangka, Mangga, Pisang, Jeruk, Ular mitos, dan lain-lain). Produk alami (Apel, Semangka, Mangga, Pisang, Jeruk, Ular Mistis, Pir, Anggur, Stroberi, dan Melon) yang
sesuai dengan pilihan pengguna.Klien akan mendapatkan struk dan uang kembalian (jika ada). Uang yang digunakan dapat dilihat pada VM yang telah tercatat. Selain itu, aplikasi ini juga menyediakan alternatif pembayaran dengan 2 strategi (tunai dan non-tunai) sehingga tidak terlalu merepotkan klien dalam membayar. Klien dalam membayar dan juga dapat memberikan perubahan jika uang tunai yang seharusnya lebih besar dari harga hasil alam yang didapatkan
Metode Penelitian
Dalam sebuah penelitian, diperlukan tahapan-tahapan yang terstruktur dengan baik agar pelaksanaan penelitian dapat berjalan dengan baik. mencapai tujuan yang diharapkan
Gambar 1.0
a. Otomata Keadaan Terbatas
Pada tahap ini, penulis menjelaskan desain diagram transisi dalam diagram DFA.
b. Desain Sistem VM Buah
Pada tahap perancangan sistem, penulis menggunakan UML (Unified Modeling Language) untuk merancang sistem. Perancangan ini mencakup diagram use case dan diagram aktivitas.
c. Desain VM Buah
Tahap terakhir adalah perancangan VM, di mana penulis menjelaskan rancangan antarmuka pada aplikasi simulasi VM buah.
Hasil dan Pembahasan
1. Otomata Keadaan Terbatas
Finite State Automata (FSA) adalah model yang mampu menerima input dan menghasilkan output dengan jumlah state terbatas. Model ini dapat berpindah dari satu state ke state lainnya berdasarkan input dan fungsi transisi (Aziz, Faruq; Said, Fadillah;
Sudrajat, 2021). Diagram state yang digunakan pada pembahasan ini adalah FSA dengan konsep Non-Deterministic Finite Automata (NFA). Konsep ini memungkinkan sistem berpindah ke beberapa state secara simultan ketika suatu state diberikan input tertentu.
Fine State Automata VM Fruit
Fruit VM System Design
Fruit VM Design
NFA didefinisikan menggunakan lima tuple dengan rumus berikut:
M = (Q, Σ, δ, S, F)
Adapun keterangan dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
T: Atur status
Σ: Kumpulan simbol Masukan δ: Fungsi transisi S: Keadaan awal
Δ: Himpunan simbol keluaran F: Keadaan akhir
Dapat diartikan sebagai berikut:
• Q: {Q0, Q1, Q2, Q3, Q4, Q5, Q6, Q7, Q8, Q9, Q10, Q11, Q12, Q13}
• Σ: {a, b, c, d, e, f, g, h, i, j, k, l, m}
• J: {Q0}
• F: {Q13}
Dengan informasi berikut:
• Q0: Keadaan awal
• Q1: Apel
• Q2: Bau Semangka
• Q3: Bau Mangga
• Q4: Buah Pisang
• Q5: Buah Jeruk
• Q6: Buah Naga
• Q7: Buah Pir
• Q8: Buah Anggur
• Q9: Aroma Stroberi
• Q10: Buah Melon
• Q11: Pembayaran Tunai
• Q12: Pembayaran non tunai (uang elektronik)
• Q13: Tanda Terima Keluar (Status akhir) Simbol yang digunakan:
• a: Pilih buah Apel
• b: Pilih buah Semangka
• c: Pilih buah Mangga
• d: Pilih buah Pisang
• e: Pilih buah Jeruk
• f: Pilih buah Naga
• g: Pilih buah Pir
• h: Pilih buah Anggur
• i: Pilih buah Stroberi
• j: Pilih buah Melon
• k: Pilih pembayaran tunai
• l: Pilih pembayaran non tunai (e-money)
• m: Konfirmasi selesai
Gambar 2.0
Pada Gambar 2, diagram keadaan menerima masukan berupa keadaan yang akan ditangani bersama dengan angka nol dan satu. Angka nol yangberarti state diagram berlanjut ke state berikutnya, sedangkan menerima input yang bernilai satu berarti mesin telahmenyelesaikan tugasnya (mengeluarkan struk dan buah) dan akan kembali ke state awal. Diagram state jugamemiliki beberapa masukan khusus untuk pembayaran tunai dan non tunai, sedangkan untuk state tujuan, Masukan ditunjukkan dengan huruf kecil dari status yang akan diperhatikan. Mesin akan bekerja jika input cocok dengandengan keadaan yang akan ditangani. Dalam keadaan perkenalan, klien akan diminta untuk memilih jenis produk alami yang mereka butuhkan.Sebagai contoh, jika klien memilih sebuah apel, pada saat itu keadaan awal Q0 akan berubah menjadi Q1. Setelah produk alami dipilih, makaakan muncul pilihan strategi tambah cicilan dan cicilan, jika klien memilih strategi cicilan uang,pada saat itu state Q1 akan masuk ke state Q11, jika memilih cicilan non tunai pada saat itu state Q1 akan masuk ke state Q12,setelah itu struk pembelian beras akan keluar bersamaan dengan produk alami di Q13.
2. Desain Sistem VM Buah
Kerangka kerja ini direncanakan dengan menggunakan UML (Bound together Modeling Dialect) yang terdiri dari grafik kasus penggunaan dan grafik pergerakan.
3. Diagram Kasus Penggunaan
Memanfaatkan bagan kasus digunakan untuk menggambarkan aktivitas kerangka kerja dari sudut pandang pengguna, sebagai penggambaran utilitarian dari kerangka kerja dan bentuk dasarnya, secara lahiriah mengklarifikasi siapa yang menggunakan kerangka kerja dan bagaimana mereka terhubung. Aplikasi rekreasi mesin pendistribusian dalam pemikiran ini digunakan oleh klien. Bagan kasus penggunaan untuk klien dapat dilihat pada Gambar 3
Gambar 3.0
Pada Gambar 3, pengguna dapat memilih jenis buah dan memilih metode pembayaran tunai atau non-tunai.
Gambar 4.0
Gambar 4 : menunjukkan Tindakan pada produk alami VM.
Langkah utama yang dilakukan oleh klien VM cushion adalah menampilkan tampilan awal jenis produk alami dan stok produk alami. Proses ini dilakukan dengan memilih jenis produk alami yang diinginkan, setelah itu VM akan menampilkan penentuan jenis produk alami serta jumlah keseluruhan yang harus dibayar yang akan muncul di layar. VM akan memperlihatkan jenis produk alami yang dipilih dan menampilkan jumlah keseluruhan yang harus dibayar pada layar. Klien juga dapat memilih metode pembayaran yang diinginkan, baik secara tunai maupun non-tunai.
Apabila klien memilih metode pembayaran tunai, klien dapat memasukkan uang tunai.
Jika jumlah uang tunai yang dimasukkan tidak sesuai dengan jumlah yang harus dibayar, klien harus mengulangi proses pembayaran tunai dengan memasukkan uang kembali. Jika jumlah uang tunai yang dimasukkan lebih besar dari jumlah yang harus dibayar, sistem akan mengeluarkan kembalian dan tanda terima, kemudian klien dapat mengambil produk alami.
Sebaliknya, jika klien memilih metode pembayaran non-tunai, sistem VM akan mengaktifkan fungsi pembacaan uang elektronik. Klien dapat menempelkan kartu uang elektronik ke tempat yang disediakan. Setelah itu, sistem akan memeriksa pembayaran secara otomatis melalui kartu uang elektronik, dan jika transaksi berhasil, truk akan mengeluarkan produk alami yang dipilih. Pada tahap ini, klien dapat mengambil produk alami yang telah dibeli.
4. Desain Mesin Penjual Otomatis
Perancangan antar muka untuk aplikasi simulasi VN buah yang akan dibuat adalah seperti pada Gambar 5.
Gambar 5.0
Penanganan utama yang dilakukan oleh VN produk alami yang tampak pada Gambar 5 adalah menunjukkan berbagai macam produk alami yang dapat diakses di VM dengan biaya normal 10 ribu per produk alami. Jika klien memilih strategi cicilan uang, maka pada saat itu put to embed cash akan aktif dengan lampu penanda di mana uang ditemukan, dan klien dapat langsung memasukkan jenis uang yang diterima oleh mesin.
Bagaimanapun, jika uang yang dimasukkan kurang dari keseluruhan yang harus dibayar, pada saat itu klien harus memasukkan kembali uang tunai hingga jumlahnya diganti, dan jika angsuran melebihi keseluruhan, pada saat itu Mesias secara alami akan mengembalikan uang kembalian dan verifikasi kuitansi pembelian produk alami, pada saat itu mesin akan mengeluarkan buah sebagai gantinya. Selanjutnya, jika klien memilih strategi cicilan non-tunai, keran e-money akan menyala sehingga klien dapat menempelkan kartu e-money di tempat yang telah disediakan dan mesin akan mempelajari cicilan penuh dan setelah itu struk akan keluar dan mengeluarkan produk alami di tempat yang telah disediakan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perancangan FSA yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan non-deterministic finite state automata pada mesin penjual buah ini memberikan manfaat bagi pengguna dalam mengoptimalkan waktu belanja buah. Selain itu, mesin ini juga berperan dalam mengurangi potensi penyebaran virus karena mampu menghindari kerumunan yang biasanya terjadi di pasar tradisional. Mesin penjual buah ini dilengkapi dengan dua metode pembayaran, yaitu tunai dan non-tunai menggunakan e-money, sehingga memudahkan pengguna dalam memilih cara pembayaran sesuai kebutuhan. Adapun saran untuk penelitian berikutnya adalah pengembangan lebih lanjut pada mesin, penambahan opsi pembayaran non-tunai lainnya, serta penyediaan fitur saldo e-money.
Bibliografi
Aziz, F., Katanya, F., & Sudrajat, A. (2021). Penerapan konsep finite state automata dalam proses pendaftaran kelas kursus bahasa Inggris pada tempat kursus. Matik Bahasa Indonesia, 12(2), 93–98.
Erni, E., Titiani, F., Putri, S. A., & Gata, W. (2020). Penerapan konsep finite state automata pada aplikasi simulasi vending machine jamu tradisional. Jurnal Informatika Bahasa Indonesia, 7(2), 141–147. https://doi.org/10.31294/ji.v7i2.8151
Ezhilarasu, P., & Krishnaraj, N. (2015). Aplikasi automata terbatas dalam analisis leksikal dan sebagai tiket mesin penjual otomatis – ulasan. 6(5), 267–270.
Kaunang, F. J. (2019). Implementasi finite state automata pada mesin pembuat es krim otomatis. Jurnal TeIKA Bahasa Indonesia, 9(2), 129–137.
Hidayatullah, M. (2018). Penentuan daerah kepentingan penyebaran timah primer menggunakan metode geomagnet di Desa Nyelanding Kabupaten Bangka Selatan.
Universitas Bangka Belitung, 1–4.
Ma’arif, R. A., & Fauziah, F. (2018). Implementasi finite state automata (FSA) dalam proses pengisian kartu rencana studi. JOINTECS (Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer), 3(3), 115–120. https://doi.org/10.31328/jointecs.v3i3.816
Maezar, A., Aji, B., Riyanto, V., Wijaya, G., & Rudianto, B. (2018). Rancang bangun sistem informasi penjualan produk percetakan berbasis web dengan pemodelan UML.
8(1), 56–61.
Maulana, A. S., Azizah, N. H., & Kirana, K. C. (2020). Implementasi finite state automata (FSA) dengan simulasi vending machine pada aplikasi Android. Jurnal Pendidikan Elektro Bahasa Indonesia, 3(2), 110–120.
https://doi.org/10.21831/jee.v3i2.28332
Nugraha, R. A., Mulyani, A., & Gata, W. (2020). Desain vending machine rujak buah dengan finite state otomata. 5(September), 198–207.
Suharsih, R., & Atqiya, F. (2019). Penerapan konsep finite state automata (FSA) pada aplikasi simulasi mesin penjual yoghurt Walagri. Intisari: Jurnal Pendidikan
Multimedia Bahasa Indonesia, 1(2), 71–78.
https://doi.org/10.17509/edsence.v1i2.21778
Sujana, D., Hanipah, A., Agustina, E. D., S., S., & Aulia, Y. (2019). Analisis mesin penjual otomatis menggunakan metode finite state automata (FSA) di gedung lama Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang. Unistek Bahasa Indonesia, 6(1), 19–20.
https://doi.org/10.33592/unistek.v6i1.169
Sujana, D., Sari, K. M., & Ulum, N. M. (2018). Analisa sistem dan implementasi pada vending machine red boks di gedung A UNIS Tangerang dengan menggunakan metode finite state automata (FSA). 6(2), 67–70.
W., R. A., Tolle, H., & Setyawati, O. (2016). Pengembangan aplikasi text-to-speech bahasa Indonesia menggunakan metode finite state automata berbasis Android. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi (JNTETI) Bahasa Indonesia, 5(1).
https://doi.org/10.22146/jnteti.v5i1.179
Wicaksono, T. H., Amrizal, F. D., & Mumtahana, H. A. (2019). Pemodelan vending machine dengan metode FSA (finite state automata). DoubleClick: Jurnal Komputer dan Teknologi Informasi Bahasa Indonesia, 2(2), 66–69.
Wijaya, G., & Sari, M. (2015). Perancangan sistem informasi pengajuan kredit berbasis web pada PT. BPR Kredit Mandiri Indonesia Cabang Bekasi. IJSE – Jurnal Rekayasa Perangkat Lunak Indonesia Bahasa Indonesia, 3(2), 98–104.
Wirasbawa, N. D., Benedict, L., Santoso, B. G., Farhan, F., & Kusnadi, A. (2019).
Penerapan konsep non-definite finite automata untuk pembuatan sereal menggunakan mesin jual otomatis dengan dua sistem pembayaran. November, 440–448.
https://doi.org/10.30998/simponi.v0i0.375
Yohanes, B. W., Robert, T., & Nugroho, S. (2017). Sistem penerjemah bahasa Jawa- Aksara Jawa berbasis otomata keadaan terhingga. Jurnal Nasional Teknik Elektro Dan Teknologi Informasi (JNTETI) Bahasa Indonesia, 6(2).
https://doi.org/10.22146/jnteti.v6i2.306
Ziraluo, Y. P. B., & Duha, M. (2020). Studi keanekaragaman tanaman penghasil buah di Nias Pulau. Al Intaj: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Bahasa Indonesia, 6(2), 159.
Copyright holder:
Faiz Rizal Adli, Bambang Dimas Saputra, Martin Vizaldi (2025) First publication right:
Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia This article is licensed under: