vi
PENERAPAN METODE 5S (SEIRI, SEITON, SEISO, SEIKETSU, SHITSUKE) DAN GOOD MANUFACTURING PRACTICES (GMP) PADA USAHA MIKRO KECIL DAN
MENENGAH KERUPUK BAWANG M.AWI
Nama : Reza Adi Pranata
NIM : 12181061
Dosen Pembimbing Utama : Abdul Alimul Karim, S.T., M.T.
Dosen Pendamping : Sigit Rahmat Rizalmi, S.T., M.Sc., CSCA
ABSTRAK
Industri pangan di Indonesia semakin berkembang setiap tahunnya.
Perkembangan industri pangan tentu berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Home industry M.AWI adalah UMKM yang bergerak dalam bidang pembuatan kerupuk bawang yang memulai menjalankan usahanya sejak 1985. Dalam menjalankan usahanya, home industry M.AWI perlu dilakukannya evaluasi terkait standarisasi Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) demi terwujudnya good manufacturing practices yang sesuai dengan ketetapan yang dikeluarkan oleh BPOM dalam peraturan BPOM nomor 11 tahun 2014.
Sehingga penelitian ini memiliki tujuan untuk melakukan identifikasi terhadap permasalahan dengan menggunakan prinsip 5S dan GMP. Untuk melakukan implementasi perbaikan pada hasil identifikasi permasalah 5S dan GMP. Dan untuk mengevaluasi hasil perbaikan yang dilakukan pada prinsip 5S dan GMP. Kuesioner dan observasi secara langsung merupukan metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini. Hasil dari penelitian ini diidentifikasi banyak ditemukan permasalah yang tidak sesuai dengan prinsip 5S dan GMP. Penerapan dilakukan sesuai dengan prinsip 5S sehingga tidak terjadi penumpukan barang yang tidak dipakai, lingkungan menjadi lebih bersih, Serta mulai munculnya pembiasan 5S di lingkungan pekerja. Pada penerapan GMP telah dilakukan perbaikan. Dari 31 item ketidaksesuaian sebanyak 21 (67,8%) telah diperbaiki dan 10 Item tidak bisa diperbaiki karena alasan tersendiri. Pada hasil uji independent sample t-test memiliki nilai sebesar 0,00 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga memiliki arti bahwa antara sebelum dan sesudah dilakukannya penerapan terdapat perbedaaan yang signifikan. Hasil uji laboratorium BPOM setelah dilakukannya penerapan menunjukkan tidak adanya indikasi pencemaran logam berat timbal (Pb) pada produk kerupuk yang dihasilkan. Karena keterbatasan waktu penelitian diharapkan pada penelitian berikutnya lebih menekankan sosialisasi budaya kerja 5S dan himbauan untuk menaati peraturan yang berlaku.
Kata Kunci: 5S, Good manufacturing practice, Kerupuk Bawang