• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan metode pembelajaran two stay two

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan metode pembelajaran two stay two"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu peserta didik mencapai tujuan pendidikan. Guru juga harus memiliki kemampuan untuk memahami siswa dengan minat, bakat, kemampuan, potensi dan keunikan yang berbeda untuk membantu mereka yang mengalami kesulitan belajar. Sejarah kebudayaan Islam dapat diartikan sebagai kajian tentang kisah hidup Nabi Muhammad SAW, para sahabatnya dan para imam pembimbing yang dikisahkan kepada para santri sebagai contoh perilaku ideal manusia yang paling utama, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial 9 Materi sejarah it memang penting untuk pembangunan kepribadian suatu bangsa, namun pada kenyataannya sering tidak disadari, sehingga mata pelajaran sejarah kurang diminati oleh siswa dan hanya dianggap sebagai mata pelajaran pelengkap.

Melihat fenomena tersebut, maka perlu dibangun suatu sistem pembelajaran yang melibatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran sejarah. Metode ini dapat digunakan di semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.

Sasaran Tindakan

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Guru yang menerapkan metode pembelajaran two stay two stray pada mata pelajaran SKI dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar di kelas IV MIN 1 Lombok Barat dengan menggunakan metode two stay two roving learning. Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa dapat dilihat lebih detail pada lampiran 5 dan 6. 2) Data uji hasil belajar siswa.

Hasil observasi aktivitas guru dan siswa secara rinci dapat dilihat pada lampiran 11 dan 12. 2) Data tes hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan hasil belajar siswa dan aktivitas guru serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II meningkat.

Manfaat dan Hasil Penelitian

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Tentang Metode Two Stay Two Stray

Kajian Tentang Aktivitas Belajar

Lembar observasi aktivitas belajar siswa memuat aspek-aspek aktivitas belajar siswa yang disusun oleh peneliti pada tahap perencanaan penelitian. Aspek aktivitas belajar siswa yang tercantum dalam lembar observasi adalah aspek afektif aktivitas belajar siswa. Untuk mengetahui aktivitas guru dan aktivitas siswa di dalam kelas, lembar data observasi dianalisis dengan melihat deskriptor yang terdapat pada setiap indikator yang terlampir pada lampiran.

Setelah menghitung aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa, persentase aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa diberikan kriteria penilaian sebagai berikut: 41. Pada tahap observasi, yang peneliti lakukan adalah mengamati atau mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses belajar. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh pada siklus 1, aktivitas guru mencapai 69% dengan kategori baik, sedangkan aktivitas siswa mencapai 50% dengan kategori baik.

Jumlah deskriptor yang muncul pada lembar observasi aktivitas guru adalah 11 deskriptor, sedangkan jumlah deskriptor yang muncul pada lembar observasi aktivitas siswa adalah 30. Pada tahap refleksi, peneliti dan guru menelaah hasil belajar siswa dan hasil observasi. aktivitas guru dan aktivitas siswa pada Siklus 1 untuk menentukan perbaikan langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada Siklus II. Hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus II menunjukkan bahwa proses pembelajaran berjalan dengan baik, sejalan dengan peningkatan dan hasil refleksi yang dicapai pada siklus sebelumnya.

Persentase aktivitas guru mencapai 93% dengan kategori sangat baik, dan persentase aktivitas siswa mencapai 80%. kategori sangat baik. Ketuntasan pembelajaran klasikal mencapai 90%, sedangkan hasil observasi aktivitas guru sebanyak 93% dan aktivitas siswa mencapai hasil 80% dengan kategori sangat baik. Tercapainya ketuntasan belajar pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan metode two stand two miss tidak hanya dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, tetapi juga meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SKI MIN. 1 Lombok Barat.

Kajian Tentang Mata Pelajaran SKI

METODE PENELITIAN

  • Setting Penelitian
  • Sasaran Penelitian
  • Rencana Tindakan
  • Jenis Instrumen dan Penggunaanya
  • Analisis Data dan Refleksi

35 Haizorun Putri, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran SKI Menggunakan Model Pembelajaran Advanced Organizer Kelas IV MI Nurul Qur’an Pagutan, (Disertasi, UIN Mataram, Mataram, 2018), hlm. 42 Haizorun Putri, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran SKI dengan menggunakan Model Pembelajaran Advance Organizer kelas IV MI Nurul Qur'an Pagutan, (Disertasi, UIN Msataram, Mataram, 2018), hal 37.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi setting penelitian

Mulanya MIN Duman diangkat MI Assullamy pada tahun 1968, di bawah naungan Yayasan Assullamy izin operasional Yayasan Assullamy dengan akta no. 468, pada tahun 1981 berganti nama menjadi Assullamy Foundation. Setelah mendapat tanggapan dari Kementerian Agama RI terkait pengajuan permohonan tersebut, pengurus Yayasan Assullamy menyodorkan beberapa surat untuk melengkapi permohonan tersebut, sehingga pada tahun 1994 MIN Duman mulai mempersiapkan operasionalnya. Dalam hal aset yang ada berupa bangunan, tanah, sarana dan prasarana akan diserahkan kepada pemerintah (luas tanah 13,66 hektar), maka pada tanggal 25 November 1995 telah dikeluarkan izin operasi MI Duman Negara. Selesai. resmi dirilis.

Kemudian MI Negeri Duman diberi nama “MIN Duman” karena pada saat berdirinya Desa Langko belum berkembang karena masih dalam wilayah Desa Duman. Duman menjadi MIN 1 Lombok Barat berangkat pada tanggal 17 November 2017 dengan kepala madrasah Lalu Wirsa S.Pd. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Langko dan Desa Giri Madiya, sebelah barat dengan Desa Duman, sebelah selatan dengan Desa Sigerongan tepatnya Dusun Mbungpas dan sebelah timur dengan Dusun Longserang Timur atau Desa Berembeng.

Sarana dan prasarana menunjang keberhasilan kegiatan belajar mengajar di madrasah tentunya sarana dan prasarana beserta alat-alatnya. lainnya harus diketahui untuk melengkapi gambaran MIN 1 Lombok Barat. Dilihat dari jumlah kondisi sarana dan prasarana di atas, terlihat bahwa jumlah space/ruangan sudah mencukupi, demikian pula alat peraga lainnya juga mencukupi. Melihat daftar kondisi siswa MIN 1 Lombok Barat di atas, penulis dapat memahami bahwa ada 336 siswa MIN 1 Lombok Barat yang terdiri dari kelas 1-6 dengan masing-masing kelas 2 sejajar (A dan B).

HasilPenelitian

Pertemuan pertama diawali dengan realisasi proses pembelajaran oleh guru sesuai dengan Rencana Pembelajaran (PPP) yang disusun oleh peneliti. Guru kemudian menjelaskan bahwa 2 anggota dari setiap kelompok keluar dari kelompoknya dan mengunjungi kelompok lain. Setelah para tamu menerima informasi dari 2 anggota yang tersisa, para tamu dipersilakan untuk kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan temuan mereka serta membandingkan dan mendiskusikan hasil pekerjaan mereka.

Setelah proses pembelajaran berakhir, penilaian pembelajaran dilakukan dengan memberikan soal berbentuk pilihan ganda yang terdiri dari 10 soal. Tahap pelaksanaan penelitian pada siklus II sama dengan tahap pelaksanaan penelitian pada siklus I yang diawali dengan tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. A. Proses pembelajaran diawali dengan salam, memperhatikan siswa, kemudian memberikan motivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Setelah pembelajaran kelompok selesai, guru mendiskusikan dan menyelaraskan jawaban dari masing-masing kelompok dan mengarahkan siswa ke bentuk formal. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan penghargaan kepada masing-masing kelompok agar siswa termotivasi untuk belajar lebih giat lagi ketika sedang dalam proses pembelajaran. Pada pertemuan kedua, proses pembelajaran diawali dengan salam dan memberikan motivasi serta menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Pada siklus II pertemuan pertama, siswa terlihat lebih antusias mengikuti proses pembelajaran karena proses pembelajaran terasa sangat menyenangkan dengan menggunakan metode two stay two stray, siswa juga terlihat serius menyimak dan menyimak apa yang dikatakan temannya. Pertemuan kedua ini dapat dikatakan cukup singkat, karena pertemuan kedua pada siklus II guru akan langsung melakukan evaluasi terkait materi yang dipelajari pada pertemuan pertama siklus II dan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran two stay two stray. metode dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Pada siklus II hasil yang diperoleh mencapai hasil yang diharapkan peneliti, bahkan mencapai hasil yang memuaskan.

Pembahasan

Mengenai hasil observasi pada Siklus II, baik observasi aktivitas guru maupun aktivitas siswa sudah baik dibandingkan dengan Siklus I, karena guru melakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus sebelumnya, sehingga siswa tampak bersemangat untuk mengikuti kelas yang disajikan. Sedangkan hasil observasi pada Siklus II mencapai skor rata-rata 4 dengan kategori sangat aktif, hal ini menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik pada setiap siklusnya. Berdasarkan hasil analisis data pada setiap siklus terlihat hasil yang mengalami perubahan dari siklus ke siklus Pada saat pelaksanaan pembelajaran dan analisis data pada siklus I nilai rata-rata kelas IV MIN 1 Lombok Barat nilai rata-rata mencapai 60%. .

Hasil pada siklus pertama ini sebaiknya diperbaiki pada siklus berikutnya agar hasilnya lebih baik lagi sehingga aktivitas dan skor belajar siswa dapat meningkat. Sedangkan hasil analisis siklus II nilai rata-rata kelas IV MIN 1 Lombok Barat mencapai nilai rata-rata 72%. Metode two stay two stray merupakan model pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk berbagi hasil dan informasi dengan kelompok lain.

Hal ini juga diungkapkan oleh wali kelas IV yang juga mengajar SKI dan mengatakan bahwa metode two stay two stray memudahkan guru dalam mengajar dan memudahkan siswa dalam mempelajari SKI pada Hijrah Nabi Muhammad ke Kota Thiaf dilihat , tidak hanya aktivitas belajar siswa yang meningkat, tetapi nilai siswa juga dapat meningkat. 52. Dengan dilaksanakannya perbaikan proses pembelajaran pada siklus II, nilai rata-rata siswa pada siklus II rata-rata 72%. Dari hasil penelitian sesuai dengan penelitian tindakan kelas (KAR), peneliti dapat menyimpulkan bahwa penerapan metode dua tinggal dua jalan dapat meningkatkan aktivitas belajar mengajar siswa pada pembelajaran SKI di kelas IV MIN 1 Lombok Barat.

Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan terkait temuan penelitian ini, diharapkan guru yang mengajar SKI mencoba menggunakan metode to stay two stray untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar siswa sehingga penelitian ini dapat dimanfaatkan secara maksimal. Peneliti juga menyadari masih banyak kekurangan dalam melakukan penelitian ini, dan bagi mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mencoba menggunakan metode pembelajaran two stay two stray dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan tentunya dalam lingkungan yang berbeda. nilai siswa. . Komang Sudarman, Pengaruh Model Kooperatif Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar IPA, Jurnal Forum PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Vol 2 No.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Haizorun Putri, “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Skiing Menggunakan Model Pembelajaran Advanced Organizer Kelas IV MI Nurul Qur'an Pagutan, Skripsi, UIN Mataram, Mataram, 2018.

Gambar

Gambar 2.1 Dinamika Perpindahan Anggota Kelompok Pembelajaran Two Stay  Two Stray, 13

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut, maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu menerapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray untuk meningkatkan minat belajar dan hasil