• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan Metode Profile Matching Pada Pemilihan Ketua Ekstrakurikuler Badminton SMA Negeri 1 Cilamaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "View of Penerapan Metode Profile Matching Pada Pemilihan Ketua Ekstrakurikuler Badminton SMA Negeri 1 Cilamaya"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

175

Penerapan Metode Profile Matching Pada Pemilihan Ketua Ekstrakurikuler Badminton SMA Negeri 1

Cilamaya

Application of Profile Matching Method In The Selection of Badminton Extracurricular Chairman of SMA Negeri 1 Cilamaya

Dias Raihan Azahri1,Apriade Voutama2

1,2Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Singaperbangsa Karawang E-mail: 1[email protected], 2[email protected]

Abstrak

Pembentukan karakter siswa di tingkat SMP dan SMA sangatlah penting dalam meningkatkan mutu atau lingkungan sekolah serta membantu dalam pembentukan karakter siswa. Dalam menentukan ketua ekstrakurikuler sangat diperlukan beberapa aspek penilaian karakter ataupun keterampilan yang dimiliki oleh para calon ketua, bukan tanpa alasan, penilaian itu bertujuan agar dapat mengayomi dan akan menjadi panutan bagi anggota-anggota yang lain. Sering kali dalam pemilihan ketua ekstrakurikuler dilakukan secara sepihak yang dilakukan oleh pembina, sehingga sering menjadi perdebatan di kalangan anggota tentang hal ini. Dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam pemilihan ketua ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya dengan menerapkan metode Profile Matching. Dalam penelitian ini kriteria yang telah ditentukan yaitu skill, loyalitas, kepemimpinan, disiplin dan prestasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengisi nilai angket dengan skala 1 = Sangat Kurang, 2 = Kurang, 3 = Cukup, 4 = Baik dan 5 = Sangat Baik. Berdasarkan hasil akhir dari penelitian ini nilai tertinggi diperoleh dengan nilai 4.9. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa adanya pengaruh penentuan pemilihan ketua ekstrakurikuler menggunakan metode Profile matching sesuai dengan kriteria yang sudah ada.

Kata kunci: profile matching, ekstrakurikuler, pendidikan karakter, pemilihan ketua.

Abstract

Building character among junior and senior high school students is crucial for enhancing the quality of the school environment and aiding in the development of student character. When selecting extracurricular chairpersons, it is essential to assess various aspects of their character and skills. This assessment aims to ensure that they can serve as role models for other members. Often, the selection of extracurricular chairpersons is done unilaterally by the coach, leading to debates among the members.This research aims to assist in the selection of badminton extracurricular leaders at SMA Negeri 1 Cilamaya by employing the Profile Matching method. The predetermined criteria for this study include skill, loyalty, leadership, discipline, and achievement. A questionnaire was used to collect data, with responses rated on a scale from 1 (Very Poor) to 5 (Very Good). The final results of the study revealed the highest score to be 4.9. Therefore, it can be concluded that there is an influence in selecting extracurricular leaders using the Profile Matching method based on the established criteria.

Keywords: profile matching, extracurricular activities, character education, chairman selection.

(2)

176

1. PENDAHULUAN

Pembentukan karakter sangatlah penting untuk generasi muda Indonesia karena generasi muda lah yang meneruskan tongkat estafet dalam pembangunan bangsa Indonesia. Sebagai generasi muda penerus bangsa para generasi muda dapat memberikan contoh prilaku yang baik.

Mereka tidak hanya dituntut untuk cerdas, akan tetapi mereka juga ditutuntut agar mampu bertanggung jawab, jujur, adil dan cerdas secara intelektual serta cerdas dalam moral. Pada dasarnya pendidikan karakter tidak hanya diberikan kepada generasi muda saja, akan tetapi pendidikan karakter harus diberikan kepada seluruh warga negara indonesia demi terciptanya warga negara indonesia yang mempunyai karakter yang baik sesuai dengan nilai-nilai pancasila [1].

Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu sarana sebagai pengembangan diri pribadi bagi siswa. Tujuan diadakannya ekstrakurikuler adalah untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan, minat dan bakat serta potensi yang dimilki oleh peserta didik ataupun tenaga kependidikan [2]. Karena ekstrakurikuler adalah sebuah kegiatan yang tidak tercantum dalam kurikulum yang artinya ekstrakurikuler adalah sebuah kegiatan tambahan diluar struktur program akademik [3]. Kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya sebagai kegiatan rutinitas siswa, yang dilaksanakan sebatas serimonial dan untuk bahan laporan pengunaan anggaran sekolah, akan tetapi kegiatan ekstrakurikuler harus dilakukan dengan manajemen yang baik untuk pencapaian pengembangan karakter siswa [4].

Pemilihan pemimpin dalam organisasi sangatlah penting untuk menentukan arah dan tujuan serta guna melanjutkan tongkat estafet kepengurusan. Begitu juga pada pemilihan ketua ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya yang menjadi salah satu hal penting dalam menentukan keberhasilan kegiatan ekstrakurikuler tersebut [5]. Seorang ketua yang berkualitas juga berperan sebagai contoh peran model bagi anggota ekstrakurikuler. Dengan menunjukkan integritas, etika kerja yang tinggi, kedisiplinan, dan sikap positif, mereka membantu membentuk nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam kelompok dan mendorong pertumbuhan personal anggota [6]. Namun, dalam praktiknya, pemilihan ketua ekstrakurikuler seringkali menjadi sulit karena terlalu banyak kandidat yang memiliki kualifikasi yang baik dan proses pemilihan yang tidak transparan yang dilakukan oleh pembina. Karena hal itu proses pemilihan ketua yang tidak objektif dapat menimbulkan ketidakpuasan dari para anggota yang lain sehingga menimbulkan spekulasi dan dugaan yang tidak sehat terkait dengan motif pemilihan.

Dalam melakukan perhitungan untuk keputusan pemilihan calon ketua ekstrakurikuler badminton, diperlukan perhitungan menggunakan Microsoft Excel untuk melakukan perhitungan guna mempermudah proses analisis yang akurat sehingga dapat mendukung proses evaluasi calon secara objektif dan efektif [7]. Pengambilan sebuah keputusan bisa diartikan sebagai kegiatan memilih alternatif yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada [8]. Salah satu metode yang sering digunakan dan telah terbukti dapat menyelesaikan masalah yang serupa dalam pengambilan keputusan adalah metode Profile Matching. Keunikan metode ini terletak pada asumsinya bahwa terdapat tingkat variabel prediktor yang dianggap sebagai nilai ideal yang harus dimiliki oleh anggota ekstrakurikuler badminton, daripada hanya memenuhi atau melebihi tingkat minimal yang ditentukan [9]. Metode ini dapat diterapkan dengan cara membandingkan nilai kompetensi dari masing-masing individu dengan nilai standar yang telah ditentukan sebelumnya sehingga dapat ditentukan nilai selisih (GAP) sehingga dapat diketahui nilai selisih dari masing-masing kompetensi individu [9].

Beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh [10][11]. Hasil dari penelitiannya tersebut mereka menunjukkan bahwa metode profile Matching dapat membantu perusahaan memilih keputusan dalam menentukan kandidat terbaik dan dengan lebih objektif serta efisien. Namun, belum ada penelitian yang secara khusus membahas tentang penerapan metode profile matching pada pemilihan ketua ekstrakurikuler di sekolah. Oleh karena itu,

(3)

177

penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerapan metode profile matching pada pemilihan ketua ekstrakurikuler Badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang mengembangkan sistem pendukung keputusan dengan menggunakan metode profile matching pada pemilihan ketua ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya.

Data ini didapatkan melalui penyebaran kuisioner dan wawancara dengan pembina ekstrakurikuler badminton. Hasil dari kuisioner dan wawancara akan mendapatkan data siswa yang tergabung dalam ekstrakurikuler tesebut dan juga memperoleh informasi bobot nilai dari aspek penilaian yang telah ditentukan [12]. Pada tahap penelitian ini mencakup beberapa kegiatan pelaksanaan dari awal hingga akhir. Tahapan-tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Berikut adalah uraian pada tahapan penelitian:

1. Studi Penelitian

Pada tahap ini penulis melakukan studi literatur dan studi lapangan. Pada studi literatur penulis mencari referensi yang berhubungan dengan metode profile matching. Sedangkan pada studi lapangan penullis melihat dan mempelajari secara langsung objek yang akan diteliti yaitu ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya.

2. Perumusan Masalah

Pada perumusan masalah ini penulis akan mengidentifikasi, memahami dan merumuskan masalah yang akan diselesaikan. Dalam proses ini penulis akan melibatkan beberapa langkah yaitu sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah

c. Merumuskan pertanyaan penelitian d. Menetapkan tujuan

Hasil dari tahapan diatas akan menghasilkan permasalahan yang jelas yang terjadi di ekstrakurikuler badminton SMA Negeri 1 Cilamaya.

(4)

178 3. Pengumpulan Data

Yaitu penulis mengumpulkan data data dengan beberapa metode yaitu wawancara dan juga memberikan kuisioner kepada pembina ekstrakurikuler badminton SMA Negeri 1 Cilamaya agar mendapatkan data-data anggota yang diperlukan.

4. Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang telah diambil maka akan dilanjutkan dengan perhitungan data dengan menggunakan metode profile matching yang akan dibantu dengan aplikasi pengolahan data yang dilakukan menggunakan Microsoft Excel

5. Analisis

Pada tahap ini penulis akan melakukan analisis dari hasil pengolahan data. Tujuan dari analisis data ini adalah untuk melakukan keputusan dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya yang berdasarkan bukti.

6. Kesimpulan dan Saran

Penulis akan memberikan kesimpulan tentang penelitian yang telah dilakukan serta penulis akan menuliskan hasilnya dan juga memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.

2.2 Metode Penelitian

Pada tahap pengumpulan data-data yang dibutuhkan sebagai bahan yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah diperoleh ditahap sebelumnya, penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan metode wawancara, metode studi pustaka dan kuisioner.

1. Metode Wawancara

Penulis melakukan sesi tanya jawab kepada pembina ekstrakuriluler badminton. Penulis akan meminta nama siswa yang memenuhi kriteria untuk menjadi ketua ekstrakurikuler badminton SMA Negeri 1 Cilamaya.

2. Metode Studi Pustaka

Pengumpulan data dengan membaca serta mempelajari dokumen, jurnal, dan buku-buku yang berkaitan dengan objek penelitian guna mendapatkan teori yang dapat digunakan sebagai landasan teori dan kerangka pemikiran dalam penelitian serta mencari metodologi yang sesuai dengan yang terjadi dilapangan.

3. Kuisioner

Memberikan kuisioner melalui Microsoft Excel kepada pembina ekstrakurikuler badminton untuk menilai siswa yang memenuhi kriteria. Tujuan dari kuisioner ini adalah untuk mendapatkan nilai dari kriteria yang telah ditentukan. Nilai kriteria yang dibutuhkan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Nilai Kriteria

Nilai Kriteria

1. Sangat Kurang 2. Kurang 3. Cukup Baik 4. Baik 5. Sangat baik

Nilai kriteria inilah yang akan didapatkan melalui kuisioner yang diberikan kepada pembina ekstrakurikuler badminton yang nantinya nilai tersebut akan digunakan untuk proses perhitungan.

(5)

179 4. Metode Profile Matching

Secara bahasa metode profile matching adalah pencocokan profil. Profile matcing merupakan sebuah proses perbandingan dan penilaian subyek dengan tujuan mendapatkan nilai yang ideal dari subyek tersebut dengan kriteria yang ada [13]. Proses profile matching memiliki peran yang signifikan dalam manajemen sumber daya manusia (SDM) di mana terlebih dahulu ditetapkan kompetensi yang diperlukan oleh suatu posisi. Tingkat deskripsi profil persyaratan untuk setiap posisi ditentukan dengan skala dari 1 hingga 5. Semakin tinggi tingkatnya, semakin tinggi prioritas profil tersebut terhadap suatu posisi. Aspek atau kriteria yang dibutuhkan untuk menjadi ketua ekstrakurikuler badminton dapat dilihat pada Tabel 2

Tabel 2. Kriteria No Kriteria Nilai

Standar Kode faktor

1 Skill 4 A1 CF

2 Loyalitas 4 A2 CF

3 Kepemimpinan 4 A3 CF

4 Disiplin 3 A4 SF

5 Prestasi 3 A5 SF

Keterangan : CF : Core Factor SF : Secondary Factor

Pada metode profile matching nilai standar membantu mengukur tingkat kesesuaian individu dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga memungkinkan untuk mengidentifikasi perbedaan antara profil kompetensi aktual individu dengan profil kompetensi yang diinginkan [14]. Hal ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai tingkat kemampuan individu dan membantu dalam pengambilan keputusan terkait pengembangan kompetensi, rekrutmen, penempatan, atau evaluasi kinerja [15].

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Setelah penulis melakukan penelitian maka hasil yang didapat oleh penulis dalam penelitian penentuan ketua ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya, maka pengujian dilakukanlah dengan menggunakan metode yang telah ditentukan sebelumnya yaitu dengan menggunakan metode profile matching seuai dengan tahapan-tahapan dalam proses pengambilan keputusan. Berikut adalah tahapannya:

A. Pendataan Anggota

Dalam penelitian ini Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel dari anggota kelas X yang merupakan objek utama dari penelitian ini. Metode pengambilan populasi yang digunakan adalah jumlah anggota yang masih aktif dan memiliki kriteria-kriteria yang dibutuhkan berjumlah 33 siswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 57 siswa. Data anggota yang memiliki kriteria yang sesuai dengan aspek penilaian yang telah tercantum pada Tabel 2 Data-data anggota ekstrakurikuler badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya dapat dilihat pada Tabel 3.

(6)

180

Tabel 3. Data Anggota Kelas X

No Nama Kelas X

1 Abdul Aziz IPA 1

2 Naila Syilfiyani IPA 1 3 Selly Nabhilah Z IPA 1 4 Zahra Khoirunisa IPA 1

5 Dali IPA 2

6 Eva IPA 2

7 Putri Alexa IPA 2

8 Aprilia Iskandar IPA 3

9 Luna Fransiska IPA 3

10 Naya Adnila IPA 3

11 Nengsih IPA 3

12 Hani Nurapipah IPA 4

13 M.Aldi Alhafidz IPA 4 14 Ratih Margaretha IPA 4

15 Winda Vania IPA 4

16 Nadya Perhania IPA 4

17 Rangga Arga S IPA 4

18 Dede Encup IPA 5

19 Intana Dewi IPA 5

20 Izni Aura Lestari IPA 5

21 Lusi Aeni IPA 5

22 Siti Hamiroh IPA 5

23 Siti Masitoh IPA 5

24 Fauziah Hasanah P IPA 6 25 Cyntia Rosmelia R IPA 6

26 Khesya Tiara IPA 6

27 Marsya Bela IPA 6

28 M.Sahrul Permana IPA 6

29 Tasiah IPA 6

30 Berliana Safitri IPS 1

31 Ranu IPS 2

32 Antoni IPS 3

33 Aulia Bela Azzahra IPS 5

B. Menghitung Nilai Gap

Nilai Gap adalah perbedaan atau selisih nilai dari keadaan yang diinginkan (Nilai Standar). Gap ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur kualitas, keefektifan, atau keberhasilan suatu proses atau hasil yang diinginkan. Dalam analisis gap, upaya dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami penyebab atau faktor yang berkontribusi terhadap perbedaan tersebut, dengan tujuan untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan antara nilai aktual dan nilai yang diharapkan. Rumus untuk mencari nilaiGap dapat dilihat pada rumus (1).

= − (1)

(7)

181

Tabel 4. Hasil Perhitungan Gap

No Nama Kriteria

A1 A2 A3 A4 A5

1 Abdul A 5 5 3 3 3

2 Naila S 3 2 2 1 3

3 Selly N Z 3 1 1 1 1

4 Zahra K 2 1 1 1 1

5 Dali 1 1 1 1 1

6 Eva 3 5 3 5 3

7 Putri A 3 2 2 2 3

8 Aprilia I 5 5 5 5 3

9 Luna F 3 3 3 3 1

10 Naya A 5 5 3 5 3

11 Nengsih 3 3 2 1 1

12 Hani N 4 3 3 4 2

13 M.Aldi A 5 5 3 3 3

14 Ratih M 3 5 2 5 2

15 Winda V 5 5 5 5 2

16 Nadya P 3 2 2 2 2

17 Rangga A 2 2 2 2 2

18 Dede E 5 5 5 3 3

19 Intana D 3 3 3 3 2

20 Izni A L 2 2 1 1 1

21 Lusi A 2 1 2 1 1

22 Siti H 4 3 3 3 2

23 Siti M 4 3 3 3 2

24 Fauziah H P 5 5 5 5 3 25 Cyntia R R 3 3 3 2 2

26 Khesya T 3 2 2 3 2

27 Marsya B 5 5 5 3 3

28 M.Sahrul P 3 2 2 2 2

29 Tasiah 2 2 2 3 2

30 Berliana S 4 4 5 3 3

31 Ranu 5 5 5 4 3

32 Antoni 2 2 2 2 2

33 Aulia B A 4 3 3 3 3 Nilai Standar 4 4 4 3 3

1 Abdul A 1 1 -1 0 0

2 Naila S -1 -2 -2 -2 0 3 Selly N Z -1 -3 -3 -2 -2 4 Zahra K -2 -3 -3 -2 -2

5 Dali -3 -3 -3 -2 -2

6 Eva -1 1 -1 2 0

7 Putri A -1 -2 -2 -1 0

8 Aprilia I 1 1 1 2 0

9 Luna F -1 -1 -1 0 -2

10 Naya A 1 1 -1 2 0

11 Nengsih -1 -1 -2 -2 -2

12 Hani N 0 -1 -1 1 -1

13 M.Aldi A 1 1 -1 0 0

(8)

182

14 Ratih M -1 1 -2 2 -1

15 Winda V 1 1 1 2 -1

16 Nadya P -1 -2 -2 -1 -1 17 Rangga A -2 -2 -2 -1 -1

18 Dede E 1 1 1 0 0

19 Intana D -1 -1 -1 0 -1 20 Izni A L -2 -2 -3 -2 -2 21 Lusi A -2 -3 -2 -2 -2

22 Siti H 0 -1 -1 0 -1

23 Siti M 0 -1 -1 0 -1

24 Fauziah H P 1 1 1 2 0 25 Cyntia R R -1 -1 -1 -1 -1 26 Khesya T -1 -2 -2 0 -1

27 Marsya B 1 1 1 0 0

28 M.Sahrul P -1 -2 -2 -1 -1 29 Tasiah -2 -2 -2 0 -1 30 Berliana S 0 0 1 0 0

31 Ranu 1 1 1 1 0

32 Antoni -2 -2 -2 -1 -1 33 Aulia B A 0 -1 -1 0 0

C. Bobot Nilai Gap

Setelah dihasilkan gap dari masing-masing kriteria, langkah selanjutnya adalah menentukan bobot nilai gap, bobot nilai gap dalam metode profile matching adalah faktor numerik yang digunakan untuk mengukur prioritas relatif dari perbedaan antara nilai aktual dan nilai yang diharapkan. Bobot ini membantu menekankan tingkat kepentingan setiap perbedaan dalam menentukan kesesuaian calon dengan kriteria yang ditetapkan.

Bobot nilai gap telah ditetapkan sesuai dengan Tabel 5.

Tabel 5. Bobot Nilai Gap No Selisih

Gap

Bobot

Nilai Keterangan

1 0 5 Tidak ada selisih/kompetensi sesuai dengan kebutuhan 2 1 4,5 Kompetensi individu kelebihan 1 tingkat/level

3 -1 4 Kompetensi individu kurang 1 tingkat/level 4 2 3,5 Kompetensi individu kelebihan 2 tingkat/level 5 -2 3 Kompetensi individu kurang 2 tingkat/level 6 3 2,5 Kompetensi individu kelebihan 3 tingkat/level 7 -3 2 Kompetensi individu kurang 3 tingkat/level 8 4 1,5 Kompetensi individu kelebihan 4 tingkat/level 9 -4 1 Kompetensi individu kurang 4 tingkat/level

Setelah menemukan nilai Gap maka hasilnya dikonversi menjadi Bobot nilai Gap, Maka hasilnya adalah tabel 6.

(9)

183

Tabel 6. Hasil Bobot Nilai Gap.

No Nama Kriteria

A1 A2 A3 A4 A5

1 Abdul A 4,5 4,5 4 5 5

2 Naila S 4 3 3 3 5

3 Selly N Z 4 2 2 3 3

4 Zahra K 3 2 2 3 3

5 Dali 2 2 2 3 3

6 Eva 4 4,5 4 3,5 5

7 Putri A 4 3 3 4 5

8 Aprilia I 4,5 4,5 4,5 3,5 5

9 Luna F 4 4 4 5 3

10 Naya A 4,5 4,5 4 3,5 5

11 Nengsih 4 4 3 3 3

12 Hani N 5 4 4 4,5 4

13 M.Aldi A 4,5 4,5 4 5 5

14 Ratih M 4 4,5 3 3,5 4

15 Winda V 4,5 4,5 4,5 3,5 4

16 Nadya P 4 3 3 4 4

17 Rangga A 3 3 3 4 4

18 Dede E 4,5 4,5 4,5 5 5

19 Intana D 4 4 4 5 4

20 Izni A L 3 3 2 3 3

21 Lusi A 3 2 3 3 3

22 Siti H 5 4 4 5 4

23 Siti M 5 4 4 5 4

24 Fauziah HP 4,5 4,5 4,5 3,5 5

25 Cyntia R R 4 4 4 4 4

26 Khesya T 4 3 3 5 4

27 Marsya B 4,5 4,5 4,5 5 5

28 M.Sahrul P 4 3 3 4 4

29 Tasiah 3 3 3 5 4

30 Berliana S 5 5 4,5 5 5

31 Ranu 4,5 4,5 4,5 4,5 5

32 Antoni 3 3 3 4 4

33 Aulia B A 5 4 4 5 5

D. Menghitung Nilai Core Factor Dan Secundar Factor

Nilai core factor dan secondary factor merupakan komponen atau faktor yang digunakan dalam metode profile matching untuk mengevaluasi dan membandingkan kesesuaian calon dengan kriteria yang ditetapkan. Core factor merupakan kriteria yang memiliki dampak signifikan terhadap keberhasilan atau kualitas seseorang dalam peran atau posisi yang sedang dipertimbangkan. Nilai core factor digunakan untuk menilai sejauh mana calon memenuhi persyaratan inti yang diperlukan untuk posisi tersebut.

Secondary factor merupakan kriteria yang dapat memberikan nilai tambahan atau memberikan keuntungan ekstra jika terpenuhi, tetapi tidak memiliki tingkat kepentingan yang sama dengan core factor. Pada dasarnya, nilai core factor menjadi fokus utama dalam penilaian dan memberikan kontribusi besar terhadap keputusan akhir.

Pada tabel 2 telah dibagi terkait core factor adalah kriteria skill, loyalitas dan kepemimpinan. Sedangkan untuk secondary factor ada 2 kriteria penilaiannya yaitu disiplin dan prestasi.

(10)

184 Rumus:

=

(2)

Keterangan:

NCF : Nilai rata-rata Core Factor NC : Jumlah Total nilai Core factor IC : Jumlah item core factor

=

(3)

Keterangan:

NSF : Nilai rata-rata Secondary Factor NS : Jumlah Total nilai Secondary factor IS : Jumlah item Secondary factor

Tabel 7. Nilai Core Factor dan Secondary Factor

No Nama CF SF

1 Abdul A 4,3 5

2 Naila S 3,3 4

3 Selly N Z 2,7 3

4 Zahra K 2,3 3

5 Dali 2 3

6 Eva 4,2 4,25

7 Putri A 3,3 4,5

8 Aprilia I 4,5 4,25

9 Luna F 4 4

10 Naya A 4,3 4,25

11 Nengsih 3,7 3

12 Hani N 4,3 4,25

13 M.Aldi A 4,3 5

14 Ratih M 3,8 3,75

15 Winda V 4,5 3,75

16 Nadya P 3,3 4

17 Rangga A 3 4

18 Dede E 4,5 5

19 Intana D 4 4,5

20 Izni A L 2,7 3

21 Lusi A 2,7 3

22 Siti H 4,3 4,5

23 Siti M 4,3 4,5

24 Fauziah H P 4,5 4,25

25 Cyntia R R 4 4

26 Khesya T 3,3 4,5

27 Marsya B 4,5 5

28 M.Sahrul P 3,3 4

29 Tasiah 3 4,5

30 Berliana S 4,8 5

31 Ranu 4,5 4,75

32 Antoni 3 4

33 Aulia B A 4,3 5

(11)

185 E. Menghitung Nilai Total (Nt)

Setelah menghitung core factor dan secondary factor langkah selanjutnya adalah menghitung nilai total yang merupakan persentase dari core factor sebanyak 60% dan secondary factor sebanyak 40%. Perhitungan dilakukan dengan rumus (4).

= % + % (4)

Keterangan:

X : Persentase core factor Y : persentase secondary factor NT : Nilai Total

NCF : Nilai rata-rata core factor NSF : Nilai rata-rata secondary factor

Pada tabel 8 menunjukkan hasil perhitungan nilai total dari perhitungan menggunakan rumus (4).

Tabel 8. Hasil Perhitungan Nilai Total

No Nama Nilai Total

1 Abdul A 4,6

2 Naila S 3,6

3 Selly N Z 2,8

4 Zahra K 2,6

5 Dali 2,4

6 Eva 4,2

7 Putri A 3,8

8 Aprilia I 4,4

9 Luna F 4

10 Naya A 4,3

11 Nengsih 3,4

12 Hani N 4,3

13 M.Aldi A 4,6

14 Ratih M 3,8

15 Winda V 4,2

16 Nadya P 3,6

17 Rangga A 3,4

18 Dede E 4,7

19 Intana D 4,2

20 Izni A L 2,8

21 Lusi A 2,8

22 Siti H 4,4

23 Siti M 4,4

24 Fauziah H P 4,4

25 Cyntia R R 4

26 Khesya T 3,8

27 Marsya B 4,7

28 M.Sahrul P 3,6

29 Tasiah 3,6

30 Berliana S 4,9

31 Ranu 4,6

32 Antoni 3,4

33 Aulia B A 4,6

(12)

186

Setelah calon kandidat ketua ekstrakurikuler badminton menerima nilai akhir seperti yang terlihat dalam tabel, rangking calon dapat ditentukan berdasarkan nilai akhir tertinggi. Semakin tinggi nilai akhirnya, semakin besar kesempatan untuk menjadi ketua ekstrakurikuler. Dari tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa Berliana S memperoleh nilai akhir tertinggi, yaitu 4,9.

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas terdapat beberapa permasalahan yang terjadi di ekstrakurikuler badminton SMA Negeri 1 Cilamaya. Permasalahan tersebut dikarenakan banyak calon yang memiliki kualifikasi yang baik dan proses pemilihan yang kurang terbuka yang dilakukan oleh pembina. Situasi ini dapat menyebabkan ketidakpuasan di antara anggota lainnya dan menimbulkan spekulasi serta dugaan yang tidak sehat terkait dengan alasan di balik pemilihan yang kurang objektif. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu pembina ekstrakurikuler badminton untuk mendapatkan kandidat ketua ekstrakutikuler badminton secara objektif.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa anggota yang mendapatkan nilai tertinggi maka dia yang dipilih untuk menjadi ketua ekstrakurikuler badminton. Penilaian ini dilakukan secara objektif yaitu dengan menentukan beberapa kriteria untuk memenuhi syarat sebagai ketua. Kriteria yang harus dipenuhi adalah skill, loyalitas, kepemimpinan, disiplin dan prestasi. Kriteria tersebut dibutuhkan untuk menerapkan metode profile matching dengan memberikan kuisioner kepada pembina dan hasilnya akan dihitung, sehingga hasil yang didapatkan akan akurat. Hasil penelitian ini ditunjukan dengan adanya rangking tertinggi yaitu 4,9 yaitu pada Berliana S, maka Berliana S adalah anggota yang terpilih sebagai ketua ekstrakurikuler Badminton di SMA Negeri 1 Cilamaya.

4.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis maka penulis memberikan saran kepada penelitian berikutnya bahwa dalam pemilihan ketua ekstrakurikuler yang berkukalitas sesuai dengan kriteria dalam konteks pengembanan ekstrakurikuler di sekolah. Alasannya adalah bahwa Ketua ekstrakurikuler yang berkualitas memiliki potensi untuk memengaruhi kualitas kepemimpinan dalam kelompok tersebut. Seorang ketua yang berkualitas mampu memimpin dengan teladan yang baik, memberikan arahan yang jelas, dan menginspirasi anggota ekstrakurikuler untuk mencapai tujuan bersama. Ketua ekstrakurikuler yang berkualitas mampu memotivasi dan melibatkan anggota dalam kegiatan ekstrakurikuler. Mereka mampu menciptakan lingkungan yang inklusif, memperhatikan kebutuhan dan aspirasi anggota, serta memberikan dukungan dan penghargaan yang sesuai. Hal ini akan meningkatkan keterlibatan anggota dan meningkatkan produktivitas kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

[1] B. Uliah, Nazmi, Rifai and S. Dalis, “Sistem Penunjang Keputusan Untuk Penentuan Ketua Ekstrakurikuler Menggunakan Metode Profile Matching,” J. Tek. Komput. AMIK BSI, Vol. 7, No. 2, pp. 194–199, 2021, doi: 10.31294/jtk.v4i2.

[2] H. M. Noor Yanti, Rabiatul Adawiah, “Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Rangka Pengembangan Nilai-nilai Karakter Siswa Untuk Menjadi Warga Negara yang Baik di SMA Korpri Banjarmasin,” J. Pendidik. Kewarganegaraan, Vol. 6, No. 11, pp.

963–970, 2016, [Online]. Available:

https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/pkn/article/view/746

(13)

187

[3] W. Wafroturrohmah and E. Sulistiyawati, “Manfaat Kegiatan Ekstra Kurikuler Dalam Pengembangan Kompetensi Sosial Siswa SMA,” Manaj. Pendidik., Vol. 13, No. 2, pp.

147–155, 2019, doi: 10.23917/jmp.v13i2.7482.

[4] R. Taufik, “Manajemen Kegiatan Ekstrakurikuler Berbasis Pengembangan Karakter Siswa,” Manajer Pendidik., Vol. 9, No. 4, pp. 494–504, 2015, [Online]. Available:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132313281/semornas fik uny (Faidillah 1).pdf

[5] B. Nurseptia, A. Voutama, N. Haeryana, and J. HSRonggo Waluyo, “Penerapan Algoritma K-Means Untuk Mengelompokkan Kabupaten/Kota Dalam Upaya Pemetaan Lapangan Pekerjaan Baru,” J. Teknol. Informasi), Vol. 6, No. 2, pp. 181–186, 2022.

[6] M. F. Andriansyah, D. Yusup, and A. Voutama, “Menggunakan Metode Naïve Bayes Berbasis Website Web-Based Expert System of Covid-19 Early Detection Using Naïve Bayes Method,” J. Inf. Technol. Comput. Sci., Vol. 4, No. 2, pp. 446–455, 2021.

[7] E. Novalia, J. Na’am, G. W. Nurcahyo, and A. Voutama, “Website Implementation with The Monte Carlo Method As a Media for Predicting Sales of Cashier Applications,”

Systematics, Vol. 2, No. 3, pp. 118–131, 2020.

[8] M. Badrul, “Penerapan Metode Profile Matching Untuk Menunjang Keputusan Seleksi Pegawai Baru,” PROSISKO J. Pengemb. Ris. dan Obs. Sist. Komput., Vol. 8, No. 1, pp.

75–82, 2021, doi: 10.30656/prosisko.v8i1.2815.

[9] P. M. Kusumantara, A. R. Pamuji, and D. A. Putri, “Metode Profile Matching pada Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Profesi Desainer Grafis di Organisasi Konsorsium Content Maker XYZ,” J. Teknol. Inf. dan Komun., Vol. 14, No. 1, pp. 39–44, 2019.

[10] D. Adhar, “Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Jabatan Karyawan pada PT . Ayn Dengan Metode Profile Matching,” J. Tek. Inform. dan Sist. Inf., Vol. 1, No. 1, pp.

16–29, 2014, [Online]. Available: http://jurnal.mdp.ac.id/index.php/jatisi/article/view/18

[11] M. Angeline and F. Astuti, “Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Terbaik Menggunakan Metode Profile Matching,” J. Ilm. SMART, Vol. II, No. 2, pp. 45–51, 2018.

[12] A. A. Tri Susilo, “Penerapan Metode Profile Matching pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Ketua Program Studi (STUDI Kasus: Program Studi Teknik Informatika STMIK Musi Rawas),” JUITA J. Inform., Vol. 5, No. 2, p. 87, 2018, doi:

10.30595/juita.v5i2.1939.

[13] Z. Gustiana, M. Arif Rahman, B. Bustami, and H. Ahmadian, “Penerapan Metode Profile Matching Dalam Rekomendasi Pemilihan Laptop Terbaik,” Djtechno J. Teknol.

Inf., Vol. 3, No. 2, pp. 276–281, 2022, doi: 10.46576/djtechno.v3i2.2744.

[14] E. Novalia and A. Voutama, “Black Box Testing Dengan Teknik Equivalence Partitions pada Aplikasi Android M-Magazine Mading Sekolah,” Syntax J. Inform., Vol. 11, No.

01, pp. 23–35, 2022, doi: 10.35706/syji.v11i01.6413.

[15] D. W. Ardras, A. Voutama, S. Informasi, I. Komputer, U. S. Karawang, and T. Timur,

“Analisis Sentimen Anti Lgbt di Indonesia Melalui Media Sosial,” Vol. 15, No. 1, pp.

23–28, 2023, doi: 10.30736/jt.v15i1.926.

Referensi

Dokumen terkait

[28] investigated the characteristics of concrete with chemically bonded used foundry sand in concrete with characteristic compressive strength of 20 MPa having natural river sand