• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL BERMAIN PERAN (ROLE PLAYING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS "

Copied!
168
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Guru tidak menggunakan berbagai metode lain yang membuat siswa merasa jenuh dan bosan sehingga cenderung berbicara sendiri. Kreativitas guru kurang menarik perhatian siswa, karena pembelajaran berpusat pada guru, sehingga siswa sangat lamban dalam menangkap pembelajaran, siswa tidak mau mengungkapkan ide atau gagasan baru, sehingga siswa malu saat bertanya. pertanyaan dan mengekspresikan diri.

Batasan Masalah

Prestasi akademik siswa yang masih rendah tercermin dari banyaknya siswa yang belum menyelesaikan KKM di SD Negeri 2 Kotagajah.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan ingin melihat peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia dengan menggunakan model role play. Serta peneliti ingin mengetahui lebih jauh tentang pemanfaatan permainan peran (role play) dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Kotagajah. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran bermain peran.

Pembelajaran dengan menerapkan metode bermain peran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Tema 7 Peristiwa Dalam Kehidupan Kita subtema 2 difokuskan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD Negeri 2 Kotagajah Lampung Tengah. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi hasil belajar siswa yang menerapkan model role play. Data aktivitas yang akan dikumpulkan dalam penelitian adalah hasil belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model role play.

Pembelajaran melalui model bermain peran (Role-playing) ini dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 2 Kotagajah Lampung Tengah. Rata-rata nilai belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dari semua siklus meningkat pada Siklus I dan Siklus II.

LANDASAN TEORI

Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar diwujudkan sebagai perubahan tingkah laku siswa yang dapat diamati dan diukur berupa perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan sebagai peningkatan dan perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, yang ditekankan pada hasil belajar adalah bahwa perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasi tidak secara langsung mempengaruhi besarnya usaha. diinvestasikan. yang dikeluarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pendapat lain mengklasifikasikan hasil belajar atau perubahan tingkah laku dalam pembelajaran mencakup seluruh aspek pribadi siswa yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.8 Berdasarkan hasil tersebut, hasil belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang dicapai individu sebagai tujuan hidupnya. sedang belajar. Pengukuran hasil belajar dalam penelitian ini diukur melalui penilaian formatif yang disimbolkan dalam bentuk angka 1 sampai dengan 100. Berdasarkan angka yang telah dicapai siswa tersebut dapat ditentukan apakah siswa tersebut telah menyelesaikan studinya atau belum.

Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Proses pembelajaran dapat dikatakan tuntas jika mencapai 80%. siswa telah mencapai pembelajaran KKM tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan subtema 2 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Faktor eksternal, yaitu faktor yang timbul di luar diri anak itu sendiri, seperti cara orang tua membesarkan, suasana rumah, keuangan keluarga. Sedangkan pendapat lain menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor internal dan faktor eksternal.

Sedangkan faktor eksternalnya adalah guru, lingkungan teman sebaya, kurikulum sekolah, sarana dan prasarana Dari beberapa pendapat di atas dapat dipahami bahwa ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kriteria Hasil Belajar

Bermain Peran (Role Playing)

  • Pengertian Bermain Peran (Role Playing)
  • Langkah-langkah Bermain Peran (Role Playing)
  • Kelebihan dan Kekurangan Bermain Peran (Role Playing)

Berdasarkan uraian di atas, role play merupakan suatu metode pengajaran yang mengajarkan siswa untuk dapat memainkan suatu peran tertentu sehingga siswa secara langsung dapat memahami dan memahami isi drama tersebut. Selain itu, siswa dilatih untuk mengalami drama dengan lebih peka, mampu mencari unsur-unsur cerita di dalamnya, dan siswa dilatih memecahkan masalah sederhana jika ada masalah dalam cerita tersebut. Dari uraian di atas, dengan menggunakan langkah-langkah tersebut pembelajaran bermain peran akan dilakukan secara sistematis, sehingga proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik.

Kelebihan dan kekurangan bermain peran 1) Kelebihan metode bermain peran 1) Kelebihan metode bermain peran. Hal tersebut dapat menjadikan pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan, terutama dengan dunia kerja.. i) Siswa bebas mengambil keputusan dan mengekspresikan diri secara penuh. j) Dapat meninggalkan kesan dengan daya ingat yang kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Jadi, dengan menerapkan metode bermain peran, siswa dapat menemukan unsur-unsur yang terkandung dalam cerita tersebut dan dapat dengan baik memecahkan masalah yang ada dalam cerita tersebut. 2) Kelemahan metode bermain peran.

Berdasarkan uraian di atas, walaupun metode role playing memiliki kelemahan, namun peneliti dapat mengantisipasi hal tersebut, salah satu caranya adalah dengan memberikan cerita yang mudah dipahami oleh siswa, menghalalkan waktu untuk mempelajari teks drama beberapa hari sebelum kegiatan belajar mengajar, Peneliti harus selalu memberikan penjelasan, petunjuk dan bimbingan selama.

Kurikulum K13

  • Pengertian Kurikulum K13
  • Landasan Pengembangan Kurikulum K13

Oleh karena itu, efektivitas program pendidikan karakter dan peningkatan kompetensi dalam kurikulum 2013 memerlukan kerjasama dan komunikasi antara sekolah, orang tua, masyarakat dan pemerintah, baik dalam perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi dan pengendalian.

Tematik

  • Prinsip Tematik
  • Ciri-Ciri Pembelajaran Tematik
  • Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Proses pembelajaran yang tuntas harus menempatkan siswa sebagai pusat kegiatan dan harus dapat memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar ini dituangkan dalam kegiatan pembelajaran yang menggali dan mengembangkan fenomena alam di sekitar siswa. Atas dasar ini, guru harus menciptakan kondisi yang kondusif dan memfasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna. c) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.

Mengingat tema yang dikaji berasal dari beberapa mata pelajaran dan saling terkait, maka batasan mata pelajaran tidak begitu jelas. Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran. f) Hasil belajar dapat berkembang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa 23. Pembelajaran tematik selain memiliki beberapa kelebihan seperti yang telah dijelaskan di atas, juga memiliki beberapa kekurangan.

Tema 7 Peristiwa dalam Kehidupan

Bahasa Indonesia

Teks Narasi

Hipotesis Penelitian

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas ini adalah SD Negeri 2 Kotagajah Kecamatan Kotagajah Lampung Tengah tahun ajaran 2018/2019. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Observasi dilakukan oleh guru sebagai peneliti dan observer sebagai rekan kerja dengan bantuan alat berupa lembar observasi.

Penilaian keberhasilan tindakan dilakukan melalui tes formatif yang juga harus mengukur tingkat kemampuan pemecahan masalah setiap siswa. Data observasi dapat digunakan untuk mengungkapkan kelemahan dan kelebihan dalam menerapkan pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Berdasarkan data observasi dan evaluasi, analisis data dilakukan sebagai bahan kajian dalam kegiatan refleksi.

Selain itu, pada tahap ini guru yang juga seorang peneliti dapat melakukan refleksi diri berdasarkan hasil observasi dan diskusi dengan teman sejawat. Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I, siklus II dilaksanakan jika proses pembelajaran pada siklus I kurang memuaskan.

Teknik Pengumpulan Data

Setelah itu, guru menyiapkan skenario “Peristiwa sebelum dan sesudah pembacaan teks proklamasi” yang akan ditampilkan. Di akhir pertemuan dilakukan posttest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran (Role Play). Kemudian guru menyiapkan skenario “Peristiwa sebelum dan sesudah membacakan teks proklamasi” yang akan ditampilkan.

Pada siklus I persentase ketuntasan hasil belajar siswa mencapai angka 48% dan pada siklus II mencapai angka 80%. Penggunaan model ini dapat membantu guru meningkatkan hasil belajar siswa dengan ketuntasan belajar 80% siswa mendapat nilai ≥70. Guru memanggil siswa yang ditugaskan untuk memainkan drama “Acara Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia”.

Memecah informasi penting dari teks naratif sejarah menggunakan aspek apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Guru memanggil siswa yang akan ditugaskan untuk memainkan drama “Peristiwa sebelum dan sesudah pembacaan pengumuman”.

Tabel 3.2  Kisi-kisi soal siklus 1
Tabel 3.2 Kisi-kisi soal siklus 1

Gambar

Tabel 3.2  Kisi-kisi soal siklus 1
Tabel 3.3  Kisi-kisi soal siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian tindakan yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode bermain dapat meningkatkan prestasi lari jarak pendek pada

Pada penelitian ini hipotesis yang diajukan yaitu ada keefektifan bimbingan kelompok teknik role playing dalam meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa