Penerapan Model Kolaboratif Jigsaw Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah 06 Medan T.P 2017/2018. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa telah terjadi peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam pada materi pembahasan Etika Sosial dalam Islam dengan menggunakan model Collaborative Jigsaw untuk siswa kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan T.P 2017/2018. 59 Gambar 4.3 Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada tes siklus II..63 Gambar 4.4 Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa dari tes I sampai tes siklus II.
- Latar belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Batasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
Apakah terdapat perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan setelah menggunakan model kooperatif puzzle. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan setelah menggunakan model kooperatif puzzle. Untuk mengetahui bagaimana perubahan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan setelah menggunakan model kooperatif puzzle.
Hasil Belajar
- Pengertian Hasil Belajar
- Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
- Penilaian Hasil Belajar
- Klasifikasi Hasil Belajar
Bagi siswa, untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman mata pelajaran agama Islam, untuk meningkatkan minat belajar siswa. Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi subjek penilaian adalah hasil belajar siswa.7 Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku.
Model Kooperatif
- Pengertian Model Kooperatif
- Karakteristik Model Kooperatif
- Prinsip-Prinsip Model Kooperatif
- Prosedur Model Kooperatif
- Tujuan Model Kooperatif
- Narasi Kesimpulan
Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi dalam kelompok kecil untuk berinteraksi satu sama lain. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan siswa secara berkelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Model Jigsaw
- Pengertian Model Jigsaw
- Langkah-Langkah Model Jigsaw
- Keunggulan dan Kelemahan Model Jigsaw
- Narasi Kesimpulan
Pengetahuan yang diperoleh siswa bersifat spesifik dan mendalam, terutama berkaitan dengan topik pembelajaran yang harus dikuasainya. Tugas guru adalah memantau siswa agar model kooperatif tipe puzzle ini berjalan dengan lancar dan memberikan masukan kepada siswa jika siswa masih belum mengetahui sesuatu. Dengan model puzzle ini pengetahuan yang diperoleh bersifat spesifik dan mendalam, melatih kemampuan siswa berpikir kritis dan memotivasi siswa untuk berani melangkah di depan kelas. Hanya saja model puzzle ini memerlukan proses dan waktu yang relatif lama, pengetahuan yang diperoleh siswa tidak merata, karena tidak semua siswa fokus pada materi yang diberikan, disini tugas guru terus memantau jalannya pembelajaran sesuai model puzzle ini.
Pendidikan Agama Islam
- Pengertian Pendidikan Agama Islam
- Dasar Ideal Pendidikan Agama Islam
- Tujuan Pendidikan Agama Islam
- Tanggung Jawab Pendidikan Agama Islam
- Narasi Kesimpulan
Setiap mukmin yang beriman kepada Al-Quran mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab suci tersebut. Tanggung jawab tersebut merupakan dorongan yang wajar untuk dilaksanakan, karena anak memerlukan makanan, minuman dan perawatan agar dapat hidup lestari. Berdasarkan hubungan dan tanggung jawab orang tua terhadap anak, maka tanggung jawab pendidikan pada prinsipnya tidak dapat dialihkan kepada orang lain, karena misalnya guru dan tokoh masyarakat hanya ikut memikul tanggung jawab pendidikan.33.
Tanggung jawab pendidikan agama Islam tidak hanya terletak pada keluarga atau sekolah, namun masyarakat juga mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan anak, khususnya pendidikan agama Islam. Masyarakat juga mempunyai tanggung jawab terhadap pendidikan, untuk memberikan arahan terhadap pendidikan anak, terutama tokoh masyarakat atau pengusaha yang ada di dalamnya. Tanggung jawab pendidikan pada dasarnya merupakan tanggung jawab moral setiap orang dewasa, baik secara individu maupun kelompok sosial.
Seluruh anggota masyarakat memikul tanggung jawab untuk memerintahkan apa yang baik dan melarang apa yang munkar. Terlebih lagi, siapa pun yang memiliki syarat-syarat tanggung jawab tersebut tidak hanya bertanggung jawab atas perbuatan dan perbaikan dirinya sendiri, tetapi juga bertanggung jawab atas perbuatan orang-orang yang berada di bawah komandonya, kendalinya, tanggungannya dan demi kemajuan masyarakat.38. Tanggung jawab pengajaran agama Islam adalah tanggung jawab keluarga, tanggung jawab sekolah, tanggung jawab masyarakat.
Jelas bahwa tanggung jawab Pendidikan Agama Islam tidak hanya menjadi tanggung jawab keluarga, namun guru dan masyarakat juga berperan penting di dalamnya, guna membantu pengembangan diri.
Kerangka Fikir
Oleh karena itu, pendidikan Islam bertujuan untuk membentuk pola kepribadian manusia yang utuh melalui pelatihan kejiwaan, kecerdasan otak, penalaran, perasaan dan panca indra. Pendidikan ini harus melayani pertumbuhan manusia dalam segala aspek, spiritual, intelektual, imajinatif, jasmani dan ilmiah, secara individu dan kelompok. Jadi, jika dirangkum secara jelas, pendidikan Islam bertujuan agar setiap umat Islam mempunyai kepribadian seperti Nabi Muhammad SAW, yaitu melalui uswatun hasanah yang diajarkan.
Untuk itu perlu digunakan model kolaborasi puzzle dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
Hipotesis Tindakan
- Pendekatan dan Metode Penelitian
- Model Penelitian
- Perencanaan Tindakan
- Pelaksanaan Tindakan
- Pengamatan Tindakan
- Refleksi
- Latar dan Subjek Penelitian
- Populasi dan Sample
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif, meskipun data yang dikumpulkan dapat bersifat kuantitatif, dimana uraiannya diuraikan dalam bentuk kata-kata, peneliti adalah instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Penelitian tindakan kelas hendaknya dilaksanakan di ruang kelas yang sehari-harinya diajar oleh guru yang berbeda, meskipun masih berada di sekolah yang sama. Ada beberapa ahli yang memaparkan model penelitian tindakan dengan bagan yang berbeda-beda, namun secara umum terdapat empat tahapan umum.
Setelah RPP selesai dilaksanakan, di akhir tindakan siswa diberikan tes siklus I untuk melihat pencapaian siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 06 Medan, lokasi penelitian tindakan kelas ini adalah kelas VIII_I yang berjumlah 42 siswa, terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 28 siswa perempuan. Subyek penelitian ini adalah guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan dan siswa kelas tersebut pada tahun pelajaran 2017/2018.
Observasi, Sugiono menyatakan bahwa observasi dalam arti sempit adalah proses penelitian mengamati situasi dan keadaan,47 atau observasi yaitu penelitian yang melakukan pengamatan langsung terhadap objek dan kegiatan dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII_I SMP Muhammadiyah 06 Medan dengan menggunakan metode observasi. dari model teka-teki kooperatif. Tes yaitu peneliti sebagai guru Pendidikan Agama Islam akan memberikan tes sebelum dan sesudah kepada siswa di dalam kelas. Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dan pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik persentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan petunjuk di atas, menurut KKM, untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah penelitian terdapat kesempurnaan belajar individual bagi siswa yang mencapai nilai ≥ 75% dan kesempurnaan ≥ 85% bagi siswa yang mencapai nilai ≥ 75%.
Gambaran Umum Sekolah
- Identifikasi Sekolah
- Identitas Kepala Sekolah
- Data Guru
- Visi dan Misi Sekolah SMP Muhammadiyah 06 Medan
- Data fasilitas Sekolah
Membentuk umat Islam yang bertaqwa kepada Allah SWT dan berguna kepada masyarakat, agama dan negara.
Hasil Penelitian
- Deskripsi Kondisi Awal
- Deskripsi Siklus I
- Deskripsi Siklus II
Berdasarkan data yang diperoleh pada tes awal dapat disimpulkan bahwa tingkat ketuntasan belajar siswa masih rendah. Dalam setiap pembelajaran peneliti berperan sebagai guru dan pengamat di kelas dibantu oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Muhammadiyah 06 Medan dengan menggunakan model kolaborasi puzzle. Hal ini terlihat dari kurang aktifnya siswa dalam proses pembelajaran, sedangkan hasil belajar siswa menunjukkan sebagian besar siswa mampu mencapai ketuntasan belajar klasikal dan tidak memenuhi kriteria.
Oleh karena itu, peneliti harus melanjutkan penelitian dengan memaksimalkan pembelajaran model Kooperatif Jigsaw pada siklus berikutnya. Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian belum tercapai dan sebaiknya dilanjutkan pada siklus II…adanya yang kurang sempurna pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Pada siklus II hal ini sudah sesuai dengan apa yang dirancang dan diinginkan peneliti, karena ketuntasan klasikal telah mencapai 85%.
Dari hasil siklus II yang dirancang peneliti ini dan setelah dilakukan koreksi tes awal terhadap 42 siswa kelas tersebut, muncul hasil sebagai berikut, terdapat 36 siswa (85,72%) yang telah mencapai ≥ 75 (sebagai syarat mengikuti ujian). ketuntasan belajar (KKM) dengan nilai tertinggi 100 dan 6 orang siswa (14,28%) yang tidak mencapai ≥ 75 dengan nilai terendah 70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan yang baik pada hasil belajar siswa setelah menggunakan model Koperasi Jigsaw. Dari hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus II aktivitas pembelajaran menggunakan model Cooperative Jigsaw mengalami peningkatan.
Hal ini terlihat dari hasil tes awal, tes tindakan siklus I dan tes tindakan siklus II. dari siklus tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada jalinan BAB Islam.
Paparan Seluruh Hasil Penelitian
Ternyata setelah kampanye di I. dan II. siswa mengingat lebih lama dan lebih mudah memahaminya karena menjalani kegiatan pembelajaran dengan diskusi dalam kelompok kecil. Awal pengenalan model Kooperatif Jigsaw sangat janggal, banyak siswa yang belum memahami cara kerjanya, namun setelah menyelesaikan siklus II siswa sudah mampu memahami pembelajaran model Kooperatif Jigsaw. Hal ini terlihat ketika melakukan presentasi di kelas di hadapan siswa lain pada saat memberikan informasi, sehingga tidak ada lagi rasa canggung atau ragu-ragu, sehingga siswa lain yang mendengarkan lebih mudah memahaminya.
Guru selalu memberikan motivasi yang kuat kepada siswa untuk bertanya jika belum memahami materi yang diajarkan, sehingga siswa menjadi bersemangat untuk mengerjakan soal dan dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kolaboratif Jigsaw efektif digunakan sebagai pendekatan model pembelajaran alternatif, karena dengan diperkenalkannya model ini siswa menjadi lebih aktif dan dapat mengembangkan minat belajar.
Kesimpulan
Saran
Guru adalah seperti ibu bapa kita di sekolah, kita harus menghormati guru sebagaimana kita harus taat dan patuh kepada ibu bapa. Islam mengajar umatnya supaya sentiasa menghormati sesiapa yang lebih tua dan juga menyayangi yang lebih muda. Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak ada seorang pun dari umatku yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan tidak mengasihi yang lebih muda." (HR. Ahmad).
Kasih sayang kepada yang lebih muda boleh diwujudkan melalui perlindungan, asuhan dan bimbingan. Rasulullah saw bersabda: “Orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan tidak mengasihi yang lebih muda bukanlah dari kalangan umatku” (HR. Ahmad). Jika kita mentaati Allah maka kita juga harus mentaati ibu bapa, Allah swt menghendaki setiap muslim berbakti kepada kedua ibu bapa kerana.
Berikut adalah ayat al-Quran yang mengandungi perintah Allah (swt) tentang perintah berbakti kepada kedua ibu bapa. Jika kedua orang tua itu tiada, maka pakcik dan makcik itu menggantikan tempat mereka, kerana menurut sabda Rasulullah saw. Kanak-kanak yang belum mampu berdiri sendiri dan tidak mempunyai ibu bapa lagi, maka mereka dahagakan kasih sayang dan perlindungan ibu bapa adalah definisi umum.
Tuliskan dan jelaskan hadits yang berisi perintah untuk menghormati orang yang lebih tua dan mencintai yang lebih muda. Makan dulu baru sholat jika lapar sekali, yang terpenting saat itu adalah utamakan sholat. Bukan kelompok kami yang tidak mencintai yang lebih muda atau tidak menghormati yang lebih tua.”