• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran discovery learning

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran discovery learning"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS X SMAN 1

PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN

ARTIKEL

FITRIA PUTRI HANDAYANI NIM. 09010050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATRA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

MODEL APPLICATION DISCOVERY LEARNING LEARNING LEARNING OUTCOMES OF BIOLOGY CLASS X SMAN 1 BEHEADING PROBLEM OF

COASTAL SOUTH DISTRICT

Fitria Putri Handayani, Siska Nerita, dan Elza Safitri

Biology Education Studies Program, STKIP PGRI West Sumatra Email : fitriaputri.handayani@gmail.com

ABSTRACT

The low learning outcomes biology student at SMAN 1 Problem beheaded South Coastal District, caused by several factors, including less active students in the learning process and the learning process is centered on the biology teachers that lack of effort in the learning process. The purpose of this study was to determine the results of Study Biology Class X SMAN 1 South Coastal District Pancuang Problem with Application Discovery Learning Learning Model. This type of research is experimental. The study design randomized control group only design with a population of students of class X of SMAN 1 Problem beheaded South Coastal District which consists of 7 classes. The sampling technique is done by purposive sampling so that the class as a class experiment X4 and X5 as the control class. Biology student learning outcomes gained an average of experimental class learning outcomes (79.13), higher than the control class (54.66). From the data analysis is obtained t (17.86) while ttable (1.67). Because thitung>

ttabel then the hypothesis is accepted.

Keywords: Learning Model, Discovery Learning PENDAHULUAN

Biologi adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Siswa banyak manganggap biologi adalah mata pelajaran hafalan. Siswa menghafal konsep dan teori tetapi tidak memberi makna dalam kesehariannya. Biologi bukanlah pelajaran yang bersifat hafalan melainkan proses. Artinya, pelajaran biologi yang terpenting ialah memahami konsep dan prinsip serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis yang telah lakukan terhadap guru biologi SMAN 1 Pancung Soal Bulan Maret 2015 dengan ibu Yulia Indrayati S.Pd, Masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain,dalam proses pembelajaran hasil biologi siswa masih rendah pada materi virus, siswa kurang fokus sehingga banyak yang membahas selain materi pembelajaran,siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, proses pembelajaran masih terpusat pada guru, kurangnya usaha siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. siswa cendrung pasif dan kurang berpartisipasi untuk mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan dalam proses pembelajaran.

Nilai rata-rata siswa di SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir selatan yang masih banyak dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM). Seperti yang terlihat pada nilai rata-rata ulangan harian biologi materi virus

semester 1 tahun 2014/2015 siswa kelas X SMAN 1 pancung soal yaitu sebagai berikut:

pada kelas X1 (61,37), X2 (61,14), X3 (49,63), X4

(60,53), X5 (59,74), X6 (59,90), X7 (63,78) KKM yang tetapkan di SMAN 1 pancung soal adalah 76 (tujuh puluh enam).

Mengatasi permasalahan dalam pencapaian hasil belajar siswa, dibutuhkan beberapa model pembelajaran yang bisa diterapkan oleh guru, guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah diterapkan. Guru perlu menggunakan model-model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dan termotivasi saat proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk melibat siswa bisa aktif dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning.

Menurut (Suprijono 2009:41) Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Hasil Belajar Biologi Kelas X SMAN 1 Pancuang Soal Kabupaten Pesisir Selatan dengan Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas

(4)

X SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan”. Sehubungan dengan itu maka dilakukan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas X SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016 di SMAN 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Rancangan yang digunakan adalah Randomized Control – Group Posttest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN I Pancung Soal pada semester 1 yang terdaftar tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 7 kelas. Jumlah siswa kelas X SMAN I Pancung Soal

Sesuai dengan jenis penelitian, maka diperlukan kelas sampel penelitian, yaitu kelas eskperimen dan kelas kontrol. Penentuan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling yaitu pengambilan kelas sampel berdasarkan pertimbangan tertentu yaitu dengan mengambil rentang nilai yang terdekat.

Instrumen penelitian merupakan alat pengumpul data yang digunakan dalam suatu penelitian. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Sebelum instrumen digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu instrument di uji cobakan pada siswa bukan sampel dengan tujuan mendapatkan soal yang baik. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mendapatkan reabilitas tes, daya beda dan indeks kesukaran.

Analisis data bertujuan untuk meng uji hipotesis yang diajukan apakah diterima atau ditolak. Di dalam penelitian ini analisa data digunakan untuk melihat informasi tentang hasil belajar biologi siswa yang dinilai dari tes akhir dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning.

Selanjutnya menentukan uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis.

Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas variansi terhadap kelas sampel, untuk melihatapakah sampel berdistribusi normal atau tidak serta apakah kedua kelompok data mempunyai variansi yang homogen atau tidak.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: uji Normalitas (X) dianalisis dengan uji Homogenitas (F) kemudian dilakukan uji Hipotesis (H) merujuk pada Sudjana (2005).

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada kelas X4 sebagai kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dan kelas X5

sebagai kelas kontrol dengan menggunakan metode ceramah di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan maka diperoleh data hasil belajar biologi siswa sebagai berikut:

Gambar 1. Hasil Peneliian Kelas Eksperimen dan Kontrol

Keterangan :

Eksperimen : Pembelajaran dengan model Discovery learning Kontrol : Pembelajaran dengan metode ceramah

30 40 50 60 70 80 90

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Column2 Column1 Kognitif 79,13

54,66

(5)

Pada gambar di atas diperoleh bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning lebih tinggi dari kelas kontrol. Rata- rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dari kelas kontrol, yaitu dengan nilai pada kelas eksperimen 79,13 sedangkan pada kelas kontrol 54,66. Ini berarti terjadi bahwa hasil belajar kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Discovery learning lebih baik, bila dibandingkan dengan metode ceramah.

Hasil uji normalitas dan uji homogenitas menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan varians homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan menggunakan uji t pada taraf kepercayaan 95% α = 0,05 di dapat harga ttabel = 1,67, dan harga thitung 17,86 dengan demikian, thitung lebih besar dari ttabel, berarti hipotesis diterima.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata nilai 79,13, dan kelas kontrol dengan rata-rata 54,6. Persentasi ketuntasan nilai siswa pada kelas eksperimen dari 36 siswa didapatkan 25 siswa yang mencapai KKM dengan Persentase 69,44%, dan 11 siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 30,55%. Pada kelas kontrol dari 34 siswa yang didapatkan 2 siswa yang mencapai KKM dengan persentase 5,90%, 32 siswa yang tidak mencapai KKM dengan persentase 94,11%. Dimana Kriteria Ketutasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran biologi di SMAN 1 Pancung Soal adalah 76. Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar biologi kelas eksperimen di atas Kriteria Ketutasan Minimal (KKM). Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah dan Zain (2010:

107) mengatakan bahwa ”Tingkatan keberhasilan tersebut dikatakan baik / maksimal apabila bahan pembelajaran yang diajarkan hanya 60%-75% saja dikuasai siswa.

Berdasarkan hasil belajar sebelum diterapkan model pembelajaran Discovery Learning hasil belajar dibawah KKM, setelah diterapkan model pembelajaran Discovery Learning terjadi peningkatan hasil belajar yaitu di atas KKM. Terjadinya perningkatan hasil belajar disebabkan oleh pada saat proses pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan masalah pada gambar Serta membuat pertanyaan di lembar diskusi siswa (LDS) dan memecahkan masalah tersebut dengan menjawab sendiri pertanyaan yang telah dibuat dengan cara membaca buku yang mereka miliki. Secara beransur ansur

siswa paham terhadap materi yang dipelajari.

Bukan seperti pelajaran sebelumnya proses pembelajaran terpusat pada guru saja.

Pertanyaan ini didukung oleh kemendikbud (2013:6) guru mengembangkan suasana belajar yang memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan, menerapkan ide-ide, dan secara sadar menggunakan strategi sendiri untuk belajar. Guru mengembangkan kesempatan belajar bagi siswa yang bisa berangsur-angsur membawa mereka kepemahaman yang lebih tinggi yang semula dilakukan dengan bantuan guru tetapi semakin lama dapat menimbulkan kemandirian bagi siswa.

Pada saat proses pembelajaran dengan diterapkan model pembelajaran Discovery Learning guru mengalami kesulitan dalam mengontrol siswa dan mengola kelas saat kerja kelompok karna jumlah siswa yang terlalu banyak dimana jumlah siswa pada kelas eksperimen terdiri dari 36 siswa. Selain itu masih ada siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi masalah dan mengungkapkan hubungan antar konsep-konsep di dalam LDS.

Pernyataan didukung oleh kemendikbud (2013:14) model Discovery Learning memiliki kelemahan yang sering ditemukan antara lain, 1) Secara klasikal siswa memiliki kecerdasan/kecakapan awal yang lebih dengan keterampilan berbicara dan menulis yang baik.

Siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan untuk mengabstraksi, berpikir atau mengungkapkan hubungan antar konsep- konsep. 2) Jumlah siswa tidak terlalu banyak (ideanya maksimal 32), karena untuk mengelola jumlah siswa yang banyak membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau pemecahan masalah lainnya, 3) Penilaian materi dengan kompetensi dominan padaaspek pemahaman, 4) Fasilitas memadai seperti media, alat dan sumber belajar.

Model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah hal ini terlihat bahwa pada saat belajar terdapat aktivitas yang kegiatannya berterpusat pada siswa, pada situasi proses belajar yang baru siswa melakukan pengamatan terhadap gambar yang ada di LDS dan menemukan suatu konsep dalam belajar, jika mereka menemukan dan mengalaminya sendiri akan jauh lebih lama mengingat materi dan lebih baik pemahamannya, karena pemahamannya yang lebih inilah membeuat siswa memecah masalah dengan lebih baik.

Proses pembelajaran dengan menggunakan model Discovery Learning siswa didorong untuk menemukan sendiri konsep- konsep yang diberikan atau disajikan oleh guru.

(6)

Hal ini dapat dilihat pada saat penelitian pada kelas eksperimen yaitu setiap siswa diberikan LDS sebelum pembelajaran di mulai siswa diminta untuk memperhatikan dan mengamati gambar yang ada di LDS. Saat siswa di suruh tampil siswa akan menjadi guru untuk kawan- kawannya mempresentasikan ke depan kelas, siswa lebih semangat untuk tampil dan mereka juga tidak takut untuk mengeluarkan pendapatnya, siswa yang tidak aktif selama ini menjadi mau untuk tampil ke depan kelas sehingga proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru, terlihat adanya keaktifan siswa di sini. Siswa juga tidak takut untuk menjawab pertanyaan dari kelompok lain dari presentasi temannya.

Pada kelas kontrol nilai rata-rata siswa di bawah nilai rata-rata kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, karena pada kelas kontrol menggunakan metode yang biasa digunakan disekolah tersebut yaitu menggunakan metode ceramah. Pernyataan didukung oleh (Lufri 2007) metode ini memiliki kelemahan yang sering ditemukan di antara lain, membuat anak didik tergantung pada gurunya. Terlihat pada kelas kontrol hanya beberapa orang siswa yang aktif dalam proses belajar mengajar. Sebagian siswa hanya mencatat dan takut untuk bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami. Hal ini telihat pada kelas kontrol hanya siswa yang pandai saja yang mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, dan sebagian siswa hanya mengandalkan temannya yang pintar saja. Hal ini lah yang menyebabkan nilai rata-rata pada kelas kontrol di bawah rata- rata kelas eksperimen, metode ceramah yang memiliki kelemahan yaitu siswa hanya cenderung mendengarkan guru saja atau guru yang lebih aktif dari pada siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Discovery learning dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1 Pancung Soal.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh beberapa saran yang dapat diberikan penulis berdasarkan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning penulis menyarankan sebagai berikut :

1. Bagi guru biologi khususnya dan guru pada mata pelajaran lain umunya disarankan

dapat menggunakan metode pembelajarn Discovery learning pada materi lain.

2. Pada peneliti selanjutnya disarankan lebih efektif dalam penggunaan waktu menggunakan metode pembelajaran Discovery learning.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, S. (2010) Strategi Belajar Mengajar.

Rellf. Ed. Jakarta : Rineka Cipta

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2013. Model pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Siswa.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2014. Model pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Siswa.

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang : UNP Press

Sudjana. 2005. Metode Statistika.Bandung:

Tarsito.

Suprijono. 2009. Cooperative Learning.

Surabaya : Wordpress

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pelaksanaan penelitian menerapkan model Project Based Learning berbasis Flipped Classroom kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional kelas kontrol, siswa mengisi

Rata-rata nilai kognitif biologi siswa pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning lebih baik jika dibandingkan dari hasil belajar biologi siswa pada