• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran group investigation

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran group investigation"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X DI SMA N 1 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

ARTIKEL ILMIAH

RATNA SURYA PRIANTO NIM. 12010051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

DI SMA N 1 KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA

Ratna Surya Prianto, Rina Widiana dan Annika Maizeli

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email: [email protected]

ABSTRACT

The low yield learning in biology class X SMA N 1 Koto Baru Dharmasraya, because the learning process is still dominated by the teacher. Learning resources that are used in the form of textbooks and worksheets, still less than the maximum for the media used as the material of the virus. Student interaction with teachers and fellow students in the learning process is still low. To overcome these problems, the teachers are required creative in choosing and using a model of learning and appropriate learning media, particularly on the material of the virus. This study aims to determine the application of the learning model of Group Investigation accompanied by media images on learning outcomes in biology class X SMA N 1 Koto Baru Dharmasraya. This research is a research experiment to study design Randommized-Posttest Only Control Group Design. The population in this study were all students of Class X SMAN 1 Koto Baru Dharmasraya enrolled in the academic year 2015/2016. Sampling using purposive sampling and grade obtained XMIA_2 as XMIA_3 as experimental class and control class. Analysis technique used is the t test. Based on the results of hypothesis testing using t-test is obtained T_hitung> T_tabel: 3.08> 1.66 then the hypothesis is accepted. Based on the analysis of data obtained experimental class, the assessment is (3.66) with honors SB, while controls are also located on the predicate B (3.20). Rate experimental class knowledge predicate B (3.04), while the control predicate B- (2.81).

Experimental class skills assessment is (3.74) with the title of A-, while the control class with honors A- (3.73). From the results of this study concluded that the application of the learning model of Group Investigation accompanied by media images can improve the results of class X student at SMAN 1 Koto Baru Dharmasraya.

Keywords: Learning Outcomes, Media Image, Group Investigatio

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran terjadi dua arah yaitu antara guru dan peserta didik, dimana seorang guru bertugas sebagai pendidik sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik. Aktivitas kehidupan manusia sehari- hari hampir tidak pernah lepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa, seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan hasil observasi pada bulan April 2016 dan wawancara dengan guru yang mengajar bidang studi biologi di SMA N 1 Koto Baru didapatkan informasi bahwa dalam proses pembelajaran guru telah menerapkan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik. Meskipun telah menerapkan pendekatan saintifik siswa masih cenderung pasif dalam proses pembelajaran. Pada saat dilaksanakan proses diskusi, masih ada sebagian siswa yang bersikap acuh, tanpa mempedulikan materi yang harus dikuasai oleh kelompoknya, serta lebih membebankan tugas kepada anggota kelompok yang aktif dan berprestasi. Selain

(3)

itu media yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran kurang bervariasi, dalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan buku paket dan lembar kerja siswa (LKS). Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa di bawah Kiteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Salah satu hasil belajar siswa yang dibawah KKM adalah pada materi virus.

Kesulitan siswa pada materi virus disebabkan pada materi ini siswa dituntut untuk dapat mengidentifikasi struktur virus, klasifikasi virus dan mengetahui perbedaan replikasi virus serta mengetahui peranan virus dalam kehidupan sehari-sehari baik virus yang menguntungkan maupun virus yang merugikan. Berdasarkan permasalahan tersebut sebaiknya dalam proses pembelajaran menggunakan model yang sesuai dengan materi virus, salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model pembelajaran Group Investigation.

Group Investigation merupakan model pembelajaran yang di dalamnya memberikan kesempatan siswa untuk berpartisipasi dalam memecahkan masalah. Model Group Investigation (GI) dapat dikombinasikan dengan berbagai media pembelajaran, salah satunya yaitu media gambar. Media gambar merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan, sehingga dapat dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis (Asnawir, 2002: 47). Media gambar juga sesuai untuk digunakan dengan materi virus, dengan menggunakan media gambar dapat membantu siswa agar lebih mudah mempelajari dan memahami materi.

Berdasarkan uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Disertai Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di SMA N 1 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai media gambar terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA N 1 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Model rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control

Post Test Only Design. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA N 1 Koto Baru Kabupaten Dharmasraya yang terdaftar pada tahun pelajaran 2016. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Purposive Sampling, sehingga diperoleh sampel kelas X MIA2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X MIA3 sebagai kelas kontrol.

Instrumen yang digunakan untuk melakukan penilaian sikap yaitu melalui penilaian observasi sikap, penilaian pengetahuan melalui tes tertulis dan penilaian keterampilan melalui penilaian produk.

Teknik analisis data pada tes akhir dilakukan uji hipotesis yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen, maka selanjutnya dilakukan uji t.

HASIL PENELITIAN 1. Penilaian Sikap

Penilaian sikap merupakan penilaian yang berkaitan dengan sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian terhadap aktifitas dan sikap siswa disaat pembelajaran dilaksanakan setiap kali pertemuan. Dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Penilaian Sikap 0

0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

4 3,56 3,63 3,56

3,32

3,14 3,14

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Nilai

Bertanggung Jawab Menghargai

Pendapat Teman Dalam Diskusi Kelompok Kecil

Disiplin

(4)

Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa penilaian sikap kelas eksperimen pada indikator menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok kecil adalah 3,56 (SB), indikator bertanggung jawab adalah 3,63 (SB) dan indikator disiplin adalah 3,56 (SB). Kelas kontrol pada indikator menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok kecil adalah 3,32 (B), indikator bertanggung jawab adalah 3,14 (B) dan indikator disiplin adalah 3,14 (B).

2. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pada penilaian pengetahuan dilakukan pada akhir penelitian. Rata-rata pada penilaian pada penilaian pengetahuan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Rata-Rata Nilai Penilaian Pengetahuan

Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 76,03 dengan nilai konversi 3,04 (B) sedangkan kelas kontrol adalah 70,44 dengan nilai konversi 2,81 (B-). Pada penilaian pengetahuan didapatkan hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen adalah L0 0,0243<Ltabel 0,161 sedangkan kelas kontrol yaitu L0 0,0675<Ltabel 0,151 maka data dari kedua kelas sampel berdistribusi normal, sedangkan hasil analisis uji homogenitas Fhitung 0,59<Ftabel 1,81 maka varian data dari kedua kelas sampel homogen. Kemudian dilakukan uji hipotesis yaitu menggunakan uji-t. Hasil uji-t pada penilaian pengetahuan didapatkan thitung 3,08>ttabel 1,66 dengan demikian hipotesis diterima.

3. Penilaian Keterampilan

Data hasil penilaian keterampilan dinilai dari keterampilan siswa dalam membuat laporan diskusi untuk kelas eksperimen dan resume untuk kelas control dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Grafik Penilaian Keterampilan Penilaian keterampilan pada kelas eksperimen dilihat pada indikator kelengkapan laporan diskusi adalah 3,36, indikator simpulan hasil diskusi 3,25 dan indikator kebersihan, kerapian dan kejelasan dalam penulisan 3,40. Penilaian keterampilan pada kelas kontrol indikator kelengkapan laporan resume adalah 3,41, indikator simpulan hasil resume 3,39 dan indikator kebersihan, kerapian dan kejelasan dalam penulisan 3,31.

PEMBAHASAN 1. Penialaian Sikap

a. Menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok kecil

Berdasarkan data yang diperoleh untuk aspek menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok pada kelas eksperimen adalah 3,56 sedangkan kelas kontrol adalah 3,32, dari kedua data terlihat bahwa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini disebabkan pada saat diskusi untuk kelas eksperimen siswa saling bertukar pendapat satu sama lain, berinteraksi untuk mencari dan memecahkan masalah dalam disitulah timbul rasa menghargai diantara mereka. Selain itu jika dilihat dari keaktifan mereka banyak yang aktif dalam memecahkan masalah sehingga dapat menumbuhkan sikap saling 0

10 20 30 40 50 60 70

80 76,03 70,44

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Nilai

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5

4 3,36 3,41 3,25 3,39 3,4 3,31

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata Nilai

Kelengkapan Laporan Diskusi/

Resume

Simpulan Laporan Diskusi/

Resume

Kebersihan , Kerapian Dan Kejelasan Dalam Penulisan

(5)

menghargai diantara mereka. Sejalan dengan pendapat Daryanto (2009: 63) menciptakan hubungan yang baik antara siswa dengan siswa sangat diperlukan agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.

Pada kelas kontrol untuk aspek menghargai pendapat teman dalam diskusi kelompok terlihat lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan pada kelas kontrol hanya beberapa orang siswa yang terlihat aktif, sehingga tidak dapat menumbuhkan sikap saling menghargai. Kebanyakan siswa hanya main- main meskipun guru telah memberikan tugas untuk diskusi tetapi mereka hanya membebankan tugas tersebut kepada teman yang dinggap lebih pintar, sehingga mereka menerima saja pendapat teman tersebut.

b. Bertanggung jawab

Kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran group investigation bertanggung jawab untuk menyelesaikan setiap tahapan yang sesuai dengan sintak group investigation. Selain itu pada kelas eksperimen produk yang mereka hasilkan berupa laporan diskusi yang dibuat secara bersama dan nilai yang mereka peroleh juga sama. Oleh sebab itu dapat menumbuhkan rasa bertanggung jawab pada masing-masing anggota kelompok untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam diskusi.

Pada kelas kontrol menerapkan pendekatan saintifik, pendekatan saintifik cukup bagus diterapkan untuk melakukan diskusi kelompok karena dapat membuat siswa lebih aktif. Hanya saja pada kelas kontrol produk yang mereka hasilkan berupa resume yang dibuat secara individu. Oleh sebab itu siswa tidak termotivasi untuk melakukan diskusi, sehingga tidak menumbuhkan rasa bertanggung jawab diantara anggota kelompok untuk memecahkan masalah dalam diskusi.

Sejalan dengan pendapat Sanjaya (2011: 246-247) keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap anggota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya.

Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya, untuk mencapai hal tersebut guru memberikan penilaian terhadap individu dan juga kelompok. Penilaian individu bisa

berbeda, akan tetapi penilaian kelompok harus sama.

c. Disiplin

Kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran group investigation menuntut siswa untuk dapat mempergunakan waktu semaksimal mungkin, sehingga siswa dituntut kedisiplinannya untuk menyelesaikan setiap tahapan group investigation. Jadi, pada kelas eksperimen siswa terlihat aktif dan antusias dalam diskusi, karena mereka takut tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan oleh guru. Selain itu pada kelas eksperimen siswa cukup tertib, hal ini terlihat ketika mereka mengikuti pelajaran suasana kelas terlihat kondusif dan tertib. Mereka keluar masuk kelas sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pada kelas kontrol yang menerapkan pendekatan saintifik mereka tidak dituntut untuk menyelesaikan tahapan seperti pada kelas eksperimen, sehingga pada saat diskusi ada beberapa siswa yang terlihat main-main dan membebankan tugas yang diberikan guru kepada teman yang dianggapnya lebih pintar. Pada kelas kontrol siswa cukup tertib tetapi ada beberapa orang siswa yang membuat keributan yang membuat siswa lain menjadi terganggu, mengakibatkan suasana kelas menjadi kurang kondusif.

Kedisiplinan pada kelas kontrol memang lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen karena masih ada siswa yang terlambat masuk dan kurang tertib dalam mengikuti pelajaran.

2. Penilaian Pengetahuan

Tingginya hasil belajar pada kelas eksperimen disebabkan pada kelas eksperimen menerapkan model pembelajaran Group Investigation. Dimana model pembelajaran ini siswa dituntut lebih aktif dan kreatif, dengan menerapkan model pembelajaran Gorup Investigation siswa diarahkan belajar mandiri dari pemilihan sub topik yang akan dibahas sampai mempresentasikan hasil diskusi. Sehingga siswa termotivasi dalam membuat pertanyaan dan mengumpulkan data dari beberapa sumber yang relevan untuk memecahkan masalah dalam kelompoknya.

(6)

Selain menerapkan model pembelajaran Group Investigation, pada kelas eksperimen juga menggunakan media gambar yang mana media gambar ini memudahkan siswa dalam proses pengamatan dan investigasi. Pada tahap investigasi siswa akan mengamati media gambar yang diberikan oleh guru, sehingga semua anggota kelompok mempunyai tugas yang sama, yaitu sama-sama mencari solusi dari permasalahan yang mereka temukan dalam kelompok. Itulah sebabnya pada kelas eksperimen siswa lebih aktif dibandingkan kelas kontrol. Sejalan dengan pendapat Arsyad (2014: 21) bahwa lambang visual atau media gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami, mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar dan memperkuat ingatan.

Rendahnya hasil belajar pada kelas kontrol, disebabkan pada saat diskusi ada sebagian siswa yang tidak menghiraukan tugas yang yang harus diselesaikan dalam kelomponya dan pada saat diskusi hanya sebagian siswa yang terlihat aktif sedangkan yang lainnya membebankan tugas yang diberikan oleh guru kepada teman yang dianggapnya lebih pintar.

Meskipun pada kelas kontrol menerapkan pendekatan saintifik tetapi produk yang dihasilkan mereka kerjakan secara individu, sehingga mereka kurang termotivasi ketika diskusi, hal ini menyebabkan beberapa siswa tidak serius dalam mengikuti pelajaran hasil yang mereka peroleh juga tidak maksimal, karena tidak banyak materi yang dipahami oleh siswa.

3. Penialaian Keterampilan

a. Kelengkapan laporan diskusi/resume Rendahnya nilai kelengkapan laporan diskusi pada kelas eksperimen disebabkan mereka kesulitan dalam merangkum pembahasan berdasarkan sub topik yang mereka pelajari. Karena mereka merangkum materi dari beberapa sumber buku dan menyatukannya dalam sebuah laporan diskusi. Hal ini menyebabkan laporan diskusi yang mereka buat menjadi tidak sesuai dengan komponen yang diharapkan.

Karena buku yang mereka gunakan tiak semua materi dapat mereka pahami, oleh sebab itu pada indikator ini kelas eksperimen lebih rendah dibandingkan kelas kontrol.

Berbeda dengan kelas kontrol pada indikator ini mereka hanya menggunakan satu sumber buku, meskipun ada beberapa siswa yang pintar memiliki lebih dari satu sumber buku, sehingga pada kelas kontrol tidak mengalami kesulitan dalam membuat resume. Kebanyakan dalam satu kelompok hanya mengunakan satu sumber buku, resume yang mereka buat juga sesuai dengan kriteria yang diingkan, karena mereka hanya memahami materi dari satu sumber buku, meskipun ada beberapa siswa yang menggunakan lebih dari satu sumber buku tapi itu tidak menjadi mempengaruhi resume mereka. Itulah sebabnya nilai kelengkapan resume pada kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan pada kelas eksperimen.

Menurut Susanto (2013: 6) seberapa besar siswa mampu menerima, sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat dan yang dialami, atau yang ia rasakan dapat mempengaruhi hasil yang diperoleh.

b. Simpulan hasil diskusi/resume

Pada kelas eksperimen mereka menyatukan pendapat yang berbeda dalam satu laporan, selain itu mereka membuat simpulan laporan diskusi dari beberapa sumber buku, nilai yang mereka peroleh juga secara bersama bukan per individu. Jika nilai laporan mereka rendah maka nilai seluruh anggota kelompok juga rendah. Pada kelas kontrol mereka membuat resume secara individu, selain itu mereka membuat simpulan hanya dengan satu sumber buku saja sehingga mereka tidak perlu memikirkan simpulan yang berbeda-beda dari sumber buku lain.

Tingginya nilai simpulan resume pada kelas kontrol disebabkan materi yang mereka bahas untuk semua kelompok sama, sehingga mereka tidak perlu merangkum atau membuat resume dari sumber yang lain.

Selain itu siswa yang malas membuat resume atau merangkum dari sumber buku, mereka hanya melihat resume dari teman satu kelompoknya yang dianggap lebih pintar sehingga penilaian pada aspek ini kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Sejalan dengan pendapat Susanto (2013: 8) untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep guru melakukan evaluasi produk.

(7)

Melalui produk dapat diselidiki seberapa jauh suatu tujuan pembelajaran tercapai.

c. Kerapian, Kebersihan dan Kejelasan dalam Penulisan

Pada aspek kebersihan, kerapian dan kejelasan kelas kontrol lebih rendah dibandingkan kelas eksperimen, meskipun pada aspek lainnya kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas eksperimen. Karena pada kelas kontrol ada beberapa siswa yang membuat resume hanya asal-asalan saja dan tidak memperhatikan resume yang mereka buat. Meskipun materi yang dibahas untuk semua kelompok sama, selain itu mereka juga dapat melihat resume teman yang lain karena materi yang dibahas sama, tetapi untuk aspek ini tidak mereka perhatikan sehingga pada indikator ini kelas kontrol lebih rendah.

Pada kelas eksperimen untuk aspek ini lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, meskipun mereka merangkum dari beberapa sumber buku dan membahas materi yang berbeda untuk setiap kelompok tetapi mereka tetap memperhatikan aspek-aspek yang akan dinilai. Mereka membuat laporan diskusi tidak hanya asal selesai, tetapi juga mereka perhatikan kriteria yang akan dinilai.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Group

Investigation (GI) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar pada aspek sikap, pengetahuan dan keterapilan siswa kelas X di SMA N 1 Koto Baru Tahun Pelajaran 2016/2017.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut.

1. Penerapan model pembelajaran Group Investigation (GI) disertai media gambar dapat dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya, penulis menyarankan untuk menerapkan model pembelajaran ini pada materi yang berbeda dan tingkat sekolah yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran.

Jakarta: Rajawali Press

Asnawir dan Basyirudin, U. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran

Inovatif. Medan: Media Persada Sanjaya, W. 2011. Strategi Pembelajaran

Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Kencana Prenada Media: Jakarta Susanto, A. 2013. Teori Belajar

Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada media Group

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya faktor- faktor yang memengaruhi implementasi e-government (sentuh tanahku) dalam meningkatkan kualitas informasi pelayanan sertifikat tanah Kantor Pertanahan

Satu hal yang membuat buku ini unik dan berbeda dari buku-buku lain adalah buku ini tidak hanya menceritakan sejarah dari berbagai wabah penyakit yang pernah terjadi di dunia, tetapi