• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA POWER POINT TERHADAP

HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMAN 6 PADANG

Meri Aryta, Nursyahra, Diana Susanti

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]

ABSTRACT

The background of this research is the students low achievement biology at SMAN 6 Padang, the average work in biodyversity. It is caused by some factors there are the students are not motivated enough in studying Biology, less of groupwork and respontibilities in discussion, less of using media in teaching learning process and the teacher divided the group homogenously. The purpose of research to know effect of model cooperative learning of Group Investigation (GI) with media power point the result of student learning class X at SMAN 6 Padang.

Sample of technique is purposive sampling until as experiment class is class X MIPA 3 and control class is X MIPA 4. Based on data analysis in the realm of efective in get average student learning outcomes experimental class 83,12 and control students78,29. Data analysis done with uji t obtained thitung 3,19 dan ttabel

1,67, H1 be accepted. For the cognitive domain of the experimental class 81,84 and control class 66,46. Data analysis performed with uji t obtained thitung 2,09 and ttabel 1,67,that is H1 be accepted. In the psycomotor domain we get the average experimental class 81,89 and an average control class 70,70. Data analysis performed with uji t obtained thitung 5,04 and ttabel 1,67 ,that is H1 be accepted.based on the research that has been done can be concluded that the model study group investigation can improve student learning outcomes in the realm of effective,cognitive and psychomotor class students X SMAN 6 Padang.

Keywords : Group Investigation, Keanekaragan Hayati, Afektif, Kognitif, Psikomotor

PENDAHULUAN

Biologi merupakan salah satu cabang IPA yang berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami makhluk hidup secara sistematis.

Materi biologi bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga

merupakan suatu proses menemukan.

oleh karena itu, pembelajaran biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam disekitarnya, sehingga mampu mengaktifkan siswa untuk belajar dan mengembangkan berbagai kemampuan siswa. Selain siswa,

(2)

2 guru mempempunyai tugas untuk membimbing dan memberikan fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Guru juga mempunyai tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi didalam kelas untuk membantu proses perkembangan siswa serta diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat melibatkan siswa secara aktif, baik fisik maupun mental sehingga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Warsono (2012:12) bahwa pembelajaran aktif didefenisikan sebagai metode pengajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran aktif mengkondisikan agar siswa selalu mengkondisikan pengalaman belajar yang bermakna dan senantiasa berfikir tentang apa yang dapat dilakukan selama pembelajaran

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh penulis di SMAN 6 Padang pada tanggal 15 Desember 2016 diperoleh informasi bahwa SMAN 6 Padang merupakan salah satu SMA Negeri di

Kota Padang yang menerapkan kurikulum 2013. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak terlepas dari berbagai faktor salah satunya adalah guru dan siswa.

kreativitas guru merupakan faktor penting yang berpengaruh besar, bahkan sangat menentukan berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Akan tetapi dari hasil observasi yang lakukan penulis masih ditemukan siswa yang kurang termotivasi dalam belajar.

Dalam proses pembelajaran siswa kurang perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru dan siswa kurang respon terhadap pertanyaan yang diajukan oleh guru. Padahal guru sudah menggunakan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

Dalam pembelajaran guru sering menggunakan metode diskusi dan tanya jawab agar siswanya dapat berbagi ilmu dengan teman sekelompoknya serta kerjasama maupun interaksi antara siswa dalam pembelajaran tetap terjalin sehingga pembelajaran tidak hanya bersumber dari guru. Akan tetapi,

(3)

3 kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa siswa yang bersikap acuh tak acuh terhadap kelompoknya dan tidak peduli terhadap materi yang harus dikuasai oleh kelompoknya.

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media power point terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 6 Padang.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized Control Group Postest Only Design.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni 2017 Tahun Ajaran 2017/2018 di kelas X SMA Negeri 6 Padang, Kacamatan Padang Selatan.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 6 Padang yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018.

Jenis instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini mencakup Tiga Ranah

yaitu Ranah Kognitif Instrumen yang digunakan dalam penelitian ranah kognitif yaitu dalam bentuk tertulis berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dengan lima pilihan yang disediakan. Agar instrumen menjadi alat ukur yang baik, maka perlu dilakukan uji instrumen, validitas tes, indeks kesukaran, daya pembeda soal dan reabilitas. Untuk lebih jelasnya instrumen dibuat berdasarkan kisi- kisi soal uji coba.

Afektif Instrument penilaian ranah sikap adalah berupa lembar observasi yang bertujuan untuk melihat sikap dan minat siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi pada ranah sikap dilakukan setiap pertemuan yang dinilai oleh 1 orang observer.

Ranah Psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Penilaian psikomotor dilakukan berdasarkan pada produk kreatif yang dihasilkan oleh siswa.

(4)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada dua kelas sampel yaitu kelas X MIPA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIPA 4 sebagai kelas kontrol. Dari kedua kelas tersebut diperoleh data hasil belajar siswa meliputi tiga ranah yaitu ranah afektif, kognitif, dan psikomotor.

Berdasarkan analisis data pada ,ranah efektif didapatkan rata-rata hasil belajar siswa kelas eksperimen 83,12 dan siswa kelas kontrol 78,29.

Analisis data yang dilakukan dengan uji t didapatkan thitung 3,19 dan ttabel

1,67, H1 diterima. Untuk ranah kognitif kelas eksperimen 81,84 dan kelas kontrol 66,46. Analisis data

yang dilakukan dengan uji t didapatkan thitung 2,09 dan ttabel 1,67, artinya H0 ditolak dan H1 diterima .pada ranah psikomotor didapatkan kelas eksperimen rata- rata 81,89 dan kelas kontrol rata-rata 70,70.

Analisis data yang dilakukan dengan uji t didapatkan thitung 5,04dan ttabel 1,67, H1 diterima.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh pada saat penelitian, maka di dapatkan nilai rata-rata untuk masing-masing Ranah. Rata- rata seperti yang terlihat pada Gambar 1, rata-rata ranah afektif pada Gambar 2 ranah kognitif dan ranah psikomotor pada Gambar 3.

Gambar 1 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif

65 70 75 80 85

Berkerja sama Bertanggung jawab

Berkomunikasi 83.17

77.78

80.67

78.29 78.9

71.89

Nilai Rata-Rata

Indikator

Ekperimen

Kontrol

(5)

5

Gambar 2. Hasil Belajar Siswa pada Ranah Kognitif

Gambar 3. Hasil Belajar Siswa pada Ranah Psikomotor

0 10 20 30 40 50 60 70 80

90 81.84 66.64

Nilai Rata-rata

Eksperimen Kontrol

Kelas sampel

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Isi Laporan Kebersihan Laporan 81.28 85.94

69.87 71.35

Nilai Rata-rata

Indikator

Eksperimen Kontrol

(6)

6 Ranah Afektif

Siswa sudah membuat dan mengumpulkan hasil analisis tepat waktu untuk Penilaian ranah afektif dilakukan dengan cara observasi sikap yang dinilai oleh observer setiap kali pertemuan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan nilai rata-rata kelas eksperimen (79,77) (B) dan rata-rata nilai sikap pada kelas kontrol (68,40) (C).

Pada ranah afektif ada tiga indikator pengamatan yang dinilai yaitu bekerjasama, bertanggung jawab, dan berkomunikasi. Nilai yang diperoleh pada indikator bekerjasama kelas eksperimen adalah 83,12 (B) dan pada kelas kontrol adalah 78,29 (B). Hal ini terlihat bahwa nilai indikator bekerjasama kedua kelas sampel sudah baik, semua siswa pada kelas eksperimen sudah saling bertukar informasi didalam kelompoknya dalam membuat laporan dan pada kelas kontrol membuat resume. Menurut Rohani (2010:29) relasi dan kerjasama dalam kelompok yang demokratis yakni setiap individu berperan serta secara aktif dan ikut

bekerjasama. Hasil penilaian indikator bertanggung jawab kelas eksperimen memiliki rata-rata 77,78 (B) dan pada kelas kontrol 78,90 (B) Hal ini terlihat bahwa nilai indikator bertanggung jawab kedua kelas sampel sudah baik, semua kelas eskperimen sedangkan untuk kelas kontrol semua siswa sudah membuat dan mengumpulkan resume tepat waktu. Namun penilaian indikator bertanggung jawab kelas kontrol lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Perbedaannya tersebut tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan karena pada kelas eksperimen semua

siswa dituntut untuk

menginvestigation buku sumber dengan anggota kelompoknya. Siswa bertanggung jawab dalam berdiskusi dan menganalisa gambar yang telah diberikan oleh guru, sedangkan pada kelas kontrol siswa hanya membuat catatan. Membuat resume merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar, sehingga siswa tidak harus berfikir terlebih dahulu.

Hasil penilaian indikator berkomunikasi kelas eksperimen memiliki rata-rata 80,67 (baik) dan pada kelas kontrol 71 ,89 (baik).

(7)

7 Pada penilaian indikator berkomunikasi ini siswa sudah mampu berkomunikasi dengan pada saat proses pembelajaran dan menampilkan hasil diskusinya didepan kelas, akan tetapi pada kelas kontrol terlihat bahwa siswa masih ada sebagian yang berkomunikasi dengan baik dan kurang bertanya jawab ketika menampilkan hasil diskusinya didepan kelas. Misalnya dari 32 siswa hanya 5 orang yang bertaya dan memberikan pendapat.

Selain itu ada beberapa siswa yang malu-malu dalam bertanya dan memilih diam, kemudian ketika guru bertanya siswa tidak memberikan respon kepada guru. Tingginya indikator berkomunikasi pada kelas eksperimen disebabkan karena siswa dituntut aktif serta memberikan pendapat mengenai materi pembelajaran yang dipelajari. Pada kelas eksperimen siswa dituntut untuk menyampaikan hasil analisisnya didepan kelas, sehingga dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.

Hal ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam berkomunikasi dengan guru ataupun dengan teman-

temannya di kelas. Sedangkan pada kelas kontrol kebanyakan siswa hanya diam dan sangat jarang siswa yang memberikan pendapat dalam proses pembelajaran.

Berkomunikasi dengan baik adalah salah satu tuntutan bagi siswa agar mereka dapat belajar dengan baik saat proses pembelajaran, dengan berkomunikasi siswa bisa melakukan tanya jawab serta interaksi dengan guru yang mengajar dan teman-teman di kelasnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sanjaya (2012: 15) bahwa pembelajaran adalah proses kerjasama dan komunikasi antara siswa dengan guru atau lingkungannya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMAN 6 Padang dapat diketahui bahwa hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen dengan menggunakan pengaruh penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hal ini terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen sedikit lebih tinggi dari

(8)

8 kelas kontrol, uji hipotesis yang digunakan adalah uji-t. Sehingga pada ranah kognitif didapatkan Thitung= 5,35 >Ttabel=1,67.

Tingginya nilai rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen kemungkinan disebabkan oleh siswa tertarik dengan model grup investigation yang diterapkan, dan siswa juga belajar dirumah sebelum melaksanakan tes akhir.

Pada kelas eksperimen dengan menerapkan model group investigation siswa lebih dituntut untuk menginvestigasi materi yang akan dipelajarinya dengan anggota kelompoknya. Penggunaan pawer point pada proses pembelajaran ini juga sangat mempengaruhi dalam proses pembelajaran berlangsung.

Akibatnya terjadi komunikasi antar sesama kelompok, menurut Majid (2014:284) bahwa “keberhasilan kegiatan pembelajaran sangat tergantung kepada efektifitas proses komunikasi yang terjadi dalam pembelajaran”. Hal tersebut mudah diingat oleh siswa karena dalam menginvestigation siswa saling bertukar pikiran antar sesama anggota kelompoknya.

Pada kelas kontrol rata-rata nilai siswa lebih rendah dari kelas eksperimen. Pada kelas kontrol hanya menggunakan metode diskusi dan tanya jawab, sehingga disaat guru menyuruh siswa mendiskusikan materi yang sedang dipelajari kebanyakan siswa melihat punya temannya tanpa berusaha mencari sendiri dan hanya sebagian saja yang ikut serta dalam mendiskusikan materi yang diperintahkan guru. Di samping itu siswa kurang bersemangat dalam belajar dan cenderung menerima informasi dari guru saja sehingga interaksi antara guru dan siswa kurang. Pada saat guru bertanya, hanya beberapa siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru dan pada umumnya siswa yang sama. Menurut Lufri (2007:1) untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu adanya interaksi edukatif, artinya interaksi ini antara guru dengan anak didik dan antara anak didik sesamanya serta antara anak didik dengan lingkungannya.

(9)

9 Ranah Psikomotor

Psikomotor yang dinilai pada kelas eksperimen dan kontrol adalah kelengkapan laporan diskusi.

Penilaian ranah psikomotor kelas eksperimen laporannya adalah laporan hasil investigation materi yang ada pada pawert point dan mendiskusinya berdasarkan tujuan pembelajaran sedangkan pada kelas kontrol laporannya dalam kelompok diskusi.Nilai rata-rata ranah psikomotor kelas eksperimen 81,89 dan pada kelas kontrol 70,70 Hal ini terjadi karena dalam membuat laporan mereka menyatukan pendapat yang berbeda dalam satu laporan dari tugas yang difikirkan siswa secara mandiri sehingga siswa mudah memahami materi dan menginvestigasi gambar-gambar yang bersangkutan dengan materi.

Menurut Latisma (2011: 192) peserta didik yang memiliki minat belajar dan sikap positif terhadap mata pelajaran akan merasa senang mempelajari pelajaran tersebut, sehingga akan mencapai hasil belajar yang memuaskan.

Pada kelas eksperimen untuk indikator kelengkapan laporan

diskusi memperoleh nilai hal ini terjadi karena siswa mampu membuat laporan diskusi dengan lengkap karena siswa saling menyatukan pendapatnya. Pada kelas kontrol untuk indikator kelengkapan laporan diskusi nilai 69,87 Hal ini disebabkan karena siswa tidak memahami materi pelajaran sehingga resume yang dibuat oleh siswa asal- asalan dan isi laporan banyak yang tidak mewakili tujuan pembelajaran.

Hasil penilaian indikator kerapian laporan kelas ekperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol (Gambar 4). Tingginya nilai kerapian laporan pada kelas eksperimen disebabkan karena dengan adanya media gambar yang berisikan gambar bersangkutan dengan materi yang dipelajari, siswa lebih terarah dalam mengerjakan laporan sehingga kebanyakan laporan siswa rapi dan bersih. Rendahnya nilai kerapian laporan kelas kontrol disebabkan karena siswa dalam membuat resume tidak memperhatikan penulisan yang baik sehingga penulisan laporan banyak yang tidak rapi dan sulit dibaca. Menurut Suyono (2009: 23) teknik penulisan dikatakan baik

(10)

10 apabila suatu tulisan itu mudah dipahami, sesuai dengan topik yang dibicarakan dan ditata dengan rapi.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran group investigation dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif, kognitif dan psikomotor siswa kelas X SMA N 6 Padang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Dasar- dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Aunnurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Dimayati dan Mudijono. 2013.

Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:

Rinika Cipta.

Hariyanto dan Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan:

Media Persada.

Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan.

Padang : UNP Press.

Lie, anita. 2010. Coorperative Learning. Jakarta: PT. Gramedia.

Lufri. 2005. Metodologi Penelitian.

Bandung: UNP Press.

Lufri. 2007. a. Kiat Memahami Metodologi dan Melakukan Penelitian. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Padang.

_____2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press.

Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Majid, abdul. 2015. Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Inters Media.

Permendikbud. 2015. Panduan Penilaian Untuk Sekolah Menengah Atas. Tidak diterbitkan. Direktorat Jendral Pendidikan.

Rahmawati, Selly dan Sunarti. 2014.

Penilaian Dalam Kurikulum 2013, Yogyakarta: Andi.

Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran. Jakarta:

Rajagrapindo Persada.

(11)

11 Sanjaya, W. 2006. Startegi

Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana.

Slavin. 2005. Coorperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta

Prenada Media Group

Referensi

Dokumen terkait

Hal : 106-112 Proseding Seminar Nasional Pendidikan Biologi Tahun 2019 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION GI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA