• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan model pembelajaran tipe group investigation

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan model pembelajaran tipe group investigation"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DISERTAI MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR

BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMP N 12 SIJUNJUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Roziela, Gustina Indriati, Liza Yulia Sari

Program Studi Pendidikan Biologi Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Email:Ziella11@ymail.com

ABSTRACT

The learning process is influenced by several internal and external factors. internal factors such as teachers and students, the learning process is still focused on the teacher, lack of interest of students in learning biology, students are less active in the learning process, students' lack of courage in issuing ideas and opinions. This problem adversely affects the learning outcomes biology class VIII SMP N 12 Sijunjung. This study aims to determine the application of the learning model type Group Investigation (GI) on learning outcomes biology students in the class VIII SMP N 12 Sijunjung. This research is an experimental research by using device Randomized Control Group Posttest-Only Design. The population in this study were all eighth grade students of SMP N 12 Sijunjung enrolled in the academic year 2016/2017.Sampling with purposive sampling technique .The instrument used was a written test in the form of objective matter. Data were analyzed using t-test with a level of 0.05. The results of data analysis of cognitive the experimental class and the control class 68.21 57.09 with a price of 1.85 t while ttabel 1.68. This means that t> t table so the hypothesis is accepted. Based on the analysis. Rate affective in the experimental class with a predicate of 3.29 (B +), while the control class is at 2.86 predicate (C).

Rate psychomotor experimental class with a predicate of 3.54 (A-) and the control class predicate of 3.05 (B). From the results of this study concluded that the application of the learning model type Group Investigation (GI) Accompanied Media Images can improve learning outcomes biology class VIII SMP N I2 Sijunjung in the academic year 2016/2017.

Keywords: Learning outcomes, Media images, Group Investigation .

A. PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada su atu lingkungan belajar.

Pembelajaran berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik, menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang sesuatu, menjadi siswa yang memiliki pengetahuan.

Dalam proses pembelajaran itu dikembangkan melalui pola pembelajaran yang menggambarkan kedudukan serta peran pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru sebagai sumber belajar, penentu metode belajar, dan juga penilai kemajuan belajar meminta para pendidik untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri.

Guru mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran, karena guru harus bisa memilih model, strategi dan media yang tepat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

Dalam hal ini, guru bisa menggunakan model pembelajaran dan media belajar yang bervariasi yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Model pembelajaran artinya pola atau contoh pembelajaran yang sudah didesain dengan menggunakan pendekatan atau metode atau strategi ,serta dilengkapi dengan langkah-langkah dan perangkat pembelajaran sedangkan strategi pembelajaran adalah cara atau pola umum kegiatan guru,anak didik dalam mewujudkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan atau sasaran yang ditentukan.

Belajar merupakan keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri sehingga siswa perlu memiliki peran yang sangat aktif dalam mengikuti proses belajar. Agar proses belajar

1

(2)

menjadi aktif, siswa harus rajin dalam mengerjakan tugas, memecahkan masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif harus gesit, menyenangkan, bersemangat dan penuh gairah. Untuk bisa memahami pelajaran dengan baik, kita perlu mendengarkan, melihat, dan banyak bertanya apa yang tidak diketahui dalam pelajaran tersebut. Belajar yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa.

Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila didalam dirinya telah terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di kelas VIII SMP N 12 Sijunjung yang dilakukan pada bulan April 2016, didapatkan informasi bahwa rendahnya hasil belajar biologi siswa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya, pembelajaran masih terpusat kepada guru (teacher center). Selain itu dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok.

Siswa terlihat pasif, hal ini dapat dilihat ketika diskusi kelompok banyak siswa yang tidak mau memberikan tanggapan. Saat guru menjelaskan materi pelajaran tidak semua siswa yang memperhatikan, lalu pada saat guru melakukan proses tanya jawab tidak semua siswa yang menjawab hanya siswa yang sama, sedangkan siswa yang lain hanya diam karena mereka masih merasa malu untuk berpendapat, dan saat diskusi berlangsung guru membagi kelompok hanya berdasarkan tempat duduknya saja.

Untuk mengatasi masalah di atas, upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah peggunaan berbagai model pembelajaran.

Diantaranya model pembelajaran kooperatif.

Menurut Rusman (2012), pembelajaran kooperatif adalah salah satu variasi dari metode pengajaran dimana siswa berkerja dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen sehingga mereka saling membantu antara satu dengan yang lainnya untuk mempelajari suatu pokok bahasan. Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi.

Menurut Istarani (2004), Model pembelajaran group investigation merupakan model kerja kelompok yang diterapkan guru

dalam kelas dimana dimulai dengan pembagian kelompok. Selanjutnya guru beserta anak didik memilih topik tertentu sesuai pemasalahan yang dapat dikembangkan dari topik itu. Sesuai topik dan permasalahannya yang sudah disepakati, peserta didik beserta guru menentukan model penelitian yang dikembangkan untuk memecahkan masalah. Setiap kelompok bekerja berdasarkan model investigasi yang telah mereka rumuskan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat penerapan model pembelajaran Tipe Group Investigation (GI) di Seratai Media Gambar terhadap hasil belajar biologi siswa.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 12 Sijunjung bulan Oktober tahun 2016/2017.

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rancangan penelitian pada penelitian ini yaitu Randomized Control- Group Posttest Only Design. Pada penelitian ini siswa akan di kelompokan menjadi dua kelas sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelaran Group Investigation (GI) Di Seratai Media Gambar, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah dan diskusi.

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 12 Sijunjung yang terdaftar pada tahun 2016/2017.Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling

Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini mencakup ranah afektif, kognitif dan Psikomotor. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah uji-t.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 12 Sijunjung. Pada kedua kelas sampel maka diperoleh data tentang hasil belajar siswa untuk ranah afektif, kognitif dan psikomotor. Ketuntasan hasil belajar untuk ranah afektif, kognitif, dan psikomotor dapat dilihat pada gambar dan penjelasan sebagai berikut.

1. Ranah Afektif

(3)

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.

diamati terdiri dari 3 yaitu menghargai pendapat teman, bertanggung jawab dan santun berkomunikasi, pada kelas eksperimen untuk indikator menghargai pendapat teman pada saat proses diskusi didapatkan nilai rata rata 3,3 dengan predikat B+, untuk indikator bertanggung jawab didapatkan nilai rata 3,4 dengan predikat B+, sedangkan untuk indikator berkomunikasi didapatkan nilai rata rata 3,1 dengan predikat B+, sedangkan pad kelas kontrol untuk indikator menghargai pendapat teman pada saat proses diskusi didapatkan nilai rata-rata 2,7 dengan predikat C untuk indikator bertanggung jawab didapatkan nilai rata-rata 3,1 dengan predikat B+ sedangkan untuk indikator berkomunikasi dengan teman pada saat proses diskusi didapatkan nilai rata-rata 2,9 dengan predikat C terlihat bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yang mana data hasil penilaian afektif yang telah dilakukan dapat diliha Gambar 2.

Gambar 1. Rata-Rata Nilai Modus Afektif Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar di atas data penelitian yang dianalisis adalah rata

modus pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana nilai rata

kelas eksperimen= 3,29 dan kelas kontrol=

0 1 2 3

4 3,3

2,71

A

A=Menghargai pendapat teman

B= Bertanggung Jawab C=Santun berkomunikasi

Nilai rata-rata Afektif

Indikator

Penilaian afektif dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Indikator yang diamati terdiri dari 3 yaitu menghargai pendapat teman, bertanggung jawab dan santun berkomunikasi, pada kelas eksperimen untuk indikator menghargai pendapat teman proses diskusi didapatkan nilai rata- rata 3,3 dengan predikat B+, untuk indikator bertanggung jawab didapatkan nilai rata-rata 3,4 dengan predikat B+, sedangkan untuk indikator berkomunikasi didapatkan nilai rata- rata 3,1 dengan predikat B+, sedangkan pada kelas kontrol untuk indikator menghargai pendapat teman pada saat proses diskusi rata 2,7 dengan predikat C untuk indikator bertanggung jawab rata 3,1 dengan predikat B+ sedangkan untuk indikator berkomunikasi dengan teman pada saat proses diskusi rata 2,9 dengan predikat C terlihat bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yang mana data hasil penilaian afektif yang telah dilakukan dapat dilihat pada

Rata Nilai Modus Afektif Pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Berdasarkan gambar di atas data penelitian yang dianalisis adalah rata-rata nilai modus pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen= 3,29 dan kelas kontrol=

2,86. Uji normalitas pada masing kelas didapat L0 < L

berdistribusi normal. Uji homogenitas didapat Fh < Ft dimana Fh = 0,40 dan F

berarti data kedua sampel homogen dan uji hipotesis didapat thitung >ttabel

2,04 sedangkan ttabel = 1,68 maka dengan hipotesis diterima.

2. Ranah Kognitif

Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes akhir pada materi sistem peredaran darah. Tes hasil belajar berupa tes tertulis dalam bentuk objektif. Jumlah soal tes akhir yang diberikan pada siswa adalah sebanyak 44 soal.

Berdasarkan hasil belajar biologi pada ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe

Investigation (GI) disertai media gambar meningkat dari pada kelas kontrol dimana didapatkan nilai rata-rata ranah kognitif pada kelas eksperimen adalah 68,21 dengan predikat B- sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 57,09 dengan predikat C+ . Data hasil penilaian pada ranah kognitif dapat dilihat pada Gambar 2

Gambar 2.Rata-rata penilaian kognitif pada kelas ekseprimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan gambar di atas data penelitian yang dianalisis adalah nilai rata tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana nilai rata

kelas eksperimen= 68,21 dan 57,09. Uji normalitas pada masing kelas didapat L0 < L

berdistribusi normal. Uji homogenitas didapat Fh < Ft dimana Fh = 0,76 dan F

3,43,1 3,1 2,95 Eksperimen Kontrol

50 55 60 65 70

Ranah kognitif 68,21

C B

enghargai pendapat awab

ikasi

Indikator Nilai Rata-rata Kognitif

2,86. Uji normalitas pada masing-masing

< Ltabel maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas didapat

= 0,40 dan Ft = 2,12 yang berarti data kedua sampel homogen dan uji

tabel dimana thitung =

= 1,68 maka dengan

Penilaian ranah kognitif diperoleh dari tes akhir pada materi sistem peredaran darah. Tes hasil belajar berupa tes tertulis dalam bentuk objektif. Jumlah soal tes akhir yang diberikan pada siswa adalah sebanyak 44 soal.

Berdasarkan hasil belajar biologi pada ranah kognitif kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group (GI) disertai media gambar meningkat dari pada kelas kontrol dimana rata ranah kognitif pada eksperimen adalah 68,21 dengan sedangkan untuk kelas kontrol rata 57,09 dengan . Data hasil penilaian pada ranah itif dapat dilihat pada Gambar 2.

penilaian kognitif pada kelas ekseprimen dan kelas

Berdasarkan gambar di atas data penelitian yang dianalisis adalah nilai rata-rata tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana nilai rata-rata siswa pada kelas eksperimen= 68,21 dan kelas kontrol=

57,09. Uji normalitas pada masing-masing

< Ltabel maka data berdistribusi normal. Uji homogenitas didapat

= 0,76 dan Ft = 2,19 yang Ranah kognitif

68,21

57.09

Eksperimen kontrol

(4)

berarti data kedua sampel homogen dan uji hipotesis didapat thitung >t

1,85 sedangkan ttabel = 1,68 maka dengan hipotesis diterima.

3. Ranah Psikomotor

Berdasarkan hasil belajar biologi pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) disertai

gambar lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi dimana indikator yang diamati terdiri dari 3 yaitu kelengkapan laporan diskusi, simpulaan hasil dan kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan. Pada kela eksperimen untuk indikator kelengkapan laporan investigasi didapatkan nilai rata 3,8 dengan predikat A, untuk indikator simpulan hasil diskusi didapatkan nilai rata rata 3,8 dengan predikat A dan untuk indikator kerapian, kebersihan dan kejelasan da penulisan didapatkan nilai rata

dengan predikat B- sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan nilai rata

predikat B dan untuk indikator kelengkapan laporan diskusi, untuk simpulan hasil diskusi didapatkan nilai rata-rata 3 dengan predikat B, dan untuk kebersihan dan kejelasan dalam penulisan didapatkan nilai rata

dengan predikat C+. Hal ini terlihat bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yang mana data hasil penilaian psikomotor yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

3,8 3

A

A = Kelengkapan lapora B = Simpulan Hasil

C= Kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan

Nilai Rata-rata Kognitif

Indikator

berarti data kedua sampel homogen dan uji

>ttabel dimana thitung =

= 1,68 maka dengan Ranah Psikomotor

Berdasarkan hasil belajar biologi pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran Kooperatif Tipe (GI) disertai media gambar lebih tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi dimana indikator yang diamati terdiri dari 3 yaitu kelengkapan laporan diskusi, simpulaan hasil dan kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan. Pada kelas eksperimen untuk indikator kelengkapan laporan investigasi didapatkan nilai rata-rata 3,8 dengan predikat A, untuk indikator simpulan hasil diskusi didapatkan nilai rata- rata 3,8 dengan predikat A dan untuk indikator kerapian, kebersihan dan kejelasan dalam penulisan didapatkan nilai rata- rata 2,6 sedangkan untuk kelas kontrol didapatkan nilai rata-rata 3 dengan predikat B dan untuk indikator kelengkapan laporan diskusi, untuk simpulan hasil diskusi rata 3 dengan predikat B, dan untuk kebersihan dan kejelasan dalam didapatkan nilai rata- rata 2,38 dengan predikat C+. Hal ini terlihat bahwa hasil belajar biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol, yang mana data hasil penilaian psikomotor yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 3. Rata-rata penilaian psikomotor pada kelas ekseprimen dan kelas kontrol.

Berdasarkan gambar 3

hasil belajar biologi pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Investigasi (GI) disertai media gambar tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah dan diskusi, dimana rata kompetensi keterampilan kelas eksperimen berpredikat (3,54) A- sedangkan kelas kontrol memilki predikat (3,05) B+

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat hasil belajar pada kedua kelas sampel, baik penilaian pada ranah afektif, kognitif maupun psikomotor.

1. Ranah afektif

Penilaian ranah afektif pada kelas eksperimen berada pada predikat 3,29 (B+) dan pada kelas kontrol berada pada predikat 2,86 (C-) data penelitian pada ranah afektif pada kelas eksperimen diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada 3 kali pertemuan. Saat proses pembelajaran siswa ikut berperan aktif, hal ini terlihat dari adanya tanggung jawab siswa terhadap tugasnya, adanya keinginan siswa untuk menghargai pendapat temannya dalam proses pembelajran seperti saat kelompok lain menampilkan hasil investigasinyan dan santunnya saat bekomunikasi.

Penilaian ranah afektif kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Tingginya nilai rata-rata afektif kelas eksperimen dapat dilihat dari rasa tanggung jawab siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memecahkan sendiri masalah yang sudah didapatkan dari gambar yang diberikan, membuat siswa harus bertanggung jawab untuk menyelesaiakan tugasnya. Hal ini sesuai dari dengan yang dikemukakan oleh Istarani (2014 : 86 dimana kelebihan model pembelajaran Investigation (GI) yaitu dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab sebab ia diberi tugas 3,8

2,6 3

2,38 Eksperimen Kontrol

B C

n

Kerapian, kebersihan dan kejelasan Indikator

rata penilaian psikomotor pada kelas ekseprimen dan kelas

Berdasarkan gambar 3 terlihat bahwa hasil belajar biologi pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group (GI) disertai media gambar tinggi dari pada kelas kontrol yang menggunakan diskusi, dimana rata-rata kompetensi keterampilan kelas eksperimen sedangkan kelas kontrol memilki predikat (3,05) B+.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat hasil belajar pada baik penilaian pada ranah afektif, kognitif maupun psikomotor.

Penilaian ranah afektif pada kelas eksperimen berada pada predikat 3,29 (B+) dan pada kelas kontrol berada pada predikat ) data penelitian pada ranah afektif eksperimen diperoleh melalui pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu pada 3 kali pertemuan. Saat proses pembelajaran siswa ikut berperan aktif, hal ini terlihat dari adanya tanggung jawab siswa terhadap tugasnya, adanya keinginan uk menghargai pendapat temannya dalam proses pembelajran seperti saat kelompok lain menampilkan hasil investigasinyan dan santunnya saat Penilaian ranah afektif kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Tingginya fektif kelas eksperimen dapat dilihat dari rasa tanggung jawab siswa, karena siswa diberi kesempatan untuk memecahkan sendiri masalah yang sudah didapatkan dari gambar yang diberikan, membuat siswa harus bertanggung jawab untuk menyelesaiakan l ini sesuai dari dengan yang dikemukakan oleh Istarani (2014 : 86-87) dimana kelebihan model pembelajaran Group (GI) yaitu dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab sebab ia diberi tugas

(5)

untuk diselesaikan dalam kelompok.

Sedangkan rendahnya penilaian afektif pada kelas kontrol karena pada saat diskusi kelompok sebagian siswa berdiskusi dan kurangnya rasa tanggung jawab atas kelompoknya. Kebanyakan siswa hanya mengandalkan teman kelompok yang lebih pintar dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, sehingga proses pembelajaran tidak terlaksana dengan baik.

Hal ini sesuai dengan dengan pendapat Scool Gardon dalam Lie (2010;34) bahwa keberhasilan suatu kelompok juga tergantung pada kesedian para anggota untuk saling mendengar dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

Pada indikator menghargai pendapat teman saat proses pembelajran untuk kelas eksperimen pada umumnya siswa sudah bisa menghargai pendapat temannya seperti mendengar dan menanggapi pendapat pendapat temannya pada saat proses pembelajaran hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam mengeluarkan ide-ide dan gagasan baru melalui penemuan yang dikemukakan . hal ini disebabkan karena siswa sudah terbiasa untuk mendengarkan dan menanggapi apa yang dikemukakan temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Hal ini sesuai dengan kelebihan model pembelajaran Group Investigation (GI) yaitu melatih siswa untuk mengeluarkan ide-ide dan gagasan baru melalui penemuan yang ditemukannya. Sedangkan pada kelas kontrol hanya sebagian siswa yang menghargai pendapat temannya , hal ini dapat disebabkan pada saat proses pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang mengganggu temannya kekika belajar, sehingga konsentrasi dan minat belajar belajar siswa menjadi terganggu. Hal ini sesuai dengan pendapat Latisna (2011:

192) orang yang tidak memiliki minat pada mata pelajaran tertentu sulit diharapkan akan mencapai keberhasilan belajar secara maksimal.

Pada indikator santun berkomunikasi pada saat proses pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol pada umumnya siswa sudah memiliki bahasa komunikasi yang baik dengan teman-temannya. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran berlangsung sudah banyak siswa yang sudah mulai mencoba menggunakan bahasa komunikasi yang baik yang bisa membuat temannya memahami apa yang disampaikan sehingga

proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2013:2) yaitu belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seorang anak untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri interaksi dengan lingkungan.

2. Ranah Kognitif

Penilaian ranah kognitif diperoleh dari hasil tes akhir yang dilakukan dilakukan pada hari terakhir penelitian, dengan soal berupa pilihan ganda yang berjumlah 44 butir soal.

Setelah penelitian dilakukan di SMP N 12 Sijunjung. Didapat nilai pada ranah kognitif siswa kelas eksperimen yaitu 68,21. Siswa yang mencapai nilai KKM dikelas eksperimen sebanyak 8 orang dengan persentase ketuntasan 42,10%, sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 11 orang dengan persentase 57,89%. Nilai rata- rata siswa pada kelas kontrol yaitu 57,09.

Siswa yang mencapai KKM sebanyak 3 orang dengan persentase ketuntasan 15%

sedangkan nilai siswa yang berada di bawah KKM sebanyak 17 orang dengan persentase ketuntasan 85%. Jika dilihat dari uraian di atas lebih banyak kelas eksperimen yang tuntas dibandingkan kelas kontrol, walaupun belum mencapai 60% siswa yang tuntas.

Menurut Djamarah Dan Zain (2010:107) bahwa “ Tingkat keberhasilan belajar mengajar dikatakan kurang apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60 % dikuasai oleh siswa. Hal ini berarti proses pembelajaran belum berjalan secara maksimal.

Penelitian ini belum menunjukan hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Mininimal (KKM). Namun hal tersebut bukan berarti penerapan model pembelajaran Group Investigation disertai Media Gambar tidak baik digunakan dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Tipe Group Investigation, ketika tahapan menginvestigasi siswa seharusnya menginvestigasi gambar yang diberikan guru tetapi siswa hanya mencari buku sumber untuk memecahkan masalah dari gambar yang diberikan tersebut. Rendahnya hasil belajar siswa di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) disebabkan oleh siswa baru mengenal model pembelajaran kooperatif tipe Group

(6)

investigation, selain itu saat melaksanakan pembelajaran juga terkendala dengan waktu.

Jika waktu tidak efisien maka investigasi siswa terhadap topik yang dipilih tidak akan dengan maksimal yang nantinya akan berdampak kepada pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Hasil belajar pada kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan diskusi lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar.

Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena pada kelas kontrol proses pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan diskusi, disini guru menjelaskan materi dan kemudian memberikan tugas kepada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan tugas yang diberikan dan disiskusikan dalam kelompoknya masing- masing, sehingga siswa merasa bosan karena hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh gurunya. Beberapa kelompok hanya mengandalkan temannya yang pintar untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru sedangkan siswa yang lainnya tidak serius mengikuti proses pembelajaran dan hanya mengobrol pada saat diskusi berlangsung..

Menurut Lufri (2007;32) penggunaan metode ceramah memiliki beberapa kekurangan seperti kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme, membosankan bagi anak didik, sukar mendeteksi atau mengontrol pemahaman belajar siswa, siswa menjadi pasif dan guru cenderung otoriter, membuat anak didik tergantung kepada guru dan dapat melelahkan fisik dan pikiran siswa sehingga memberi pengaruh negatif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Lufri, (2007:34) diskusi akan terasa kaku bila persoalan yang akan didiskusikan tidak dikuasai, didominasi oleh peserta didik yang aktif berbicara sehingga pembelajaran kurang menarik bagi peserta didik yang pasif saat pembelajaran. Selain itu dengan menggunakan metode ceramah siswa sering lupa dengan yang di sampaikan oleh guru tersebut dan anak hanya menerima apa yang disampaikan guru.

Penelitian ini sebelumnya sudah dilakukan oleh Mardani (2015) dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Disertai Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Di

Sman 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian tersebut dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai Power Point dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN I Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.

Pada setiap pembelajaran diakhir pertemuan dilakukan kuis gunanya untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Pada kelas eksperimen didapatkan rata-rata nilai kuis untuk pertemuan pertama 49,47 , pertemuan kedua 71,43 dan pertemua ketiga 64,76 dan untuk kelas kontrol didapatkan rata-rata nilai kuis yaitu untuk pertemuan pertama 60,95, untuk pertemuan kedua 46, dan untuk pertemuan ketiga yaitu 37,14. Rendahnya hasil kuis tersebut menunjukan bahwa siswa kurang serius dalam mengikuti pelajaran sehingga nilai kuis siswa tersebut rendah.

3. Ranah Psikomotor

Penilaian ranah psikomotor pada kelas eksperimen berada pada predikat 3,54 (A-) dan pada penilaian kompetensi keterampilan pada kelas kontol berada pada predikat 3,05 (B). Aspek yang diamati dari penilaian kompetensi ketampilan yaitu kelengkapan laporan diskusi, simpulan hasil diskusi, dan kerapian, kebersihan serta kejelasan dalam penulisan. Menurut Anwar (2009:87) penilaian keterampilan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keterampilan (skill) yang dimiliki siswa setelah mereka memahami proses pembelajran yang kognitif dan afektif, penilaian kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen berupa laporan hasil investigasi siswa dan pada kelas kontrol berupa laporan hasil diskusi siswa saat diskusi.

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan didapatkan hasil pada ranah psikomotor pada kelas eksperimen diperoleh skor rata-rata (3,54) dengan predikat A- meningkatnya penilaian psikomotor pada kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar dikarenakan penilaian pada ranah psikomotor untuk kelas eksperimen siswa diberi tanggung jawab untuk memecahkan suatu permasalahan dengan diberikannya media gambar dan bahan ajar yang telah diberikan oleh guru. Pada saat memecahkan masalah inilah nanti siswa

(7)

belajar mandiri serta dapat memahami sendiri materi pembelajaran. Menurut Lufri (2007 : 37:-38) pengetahuan yang diperoleh siswa dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama dan menugaskan kepada siswa sesuatu dengan tujuan menetapkan, memperkaya materi dapat menemukan suatu pengetahuan, dan sikap yang relevan. Sehingga siswa sudah mulai terbiasa untuk membuat hasil laporan investigasi sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru pada saa t proses diskusi, hal ini terlihat dari hasil simpulan diskusi pada kelas eksperimen untuk masing-masing pertemuan sudah lengkap dan pada umumnya laporan ditulis dengan rapi, bersih dan tulisannya jelas.

Penilaian ranah psikomotor pada kelas kontrol lebih rendah jika dibandingkan dengan penilaian kompetensi keterampilan pada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena kurangnya tanggung jawab siswa dalam kelompok untuk mengerjakan laporan diskusi, yang mana dapat dilihat pada lembaran hasil diskusi kelompok masih banyak laporan yang belum lengkap serta untuk kerapian, kebersihan serta kejelasan dalam penulisan .

Dilihat dari ketiga indikator penilaian dapat disimpulkan bahwa indikator penilaian sikap dapat mempengaruhi kompetensi penilaian pengetahuan dan keterampilan.

Karena apabila dalam proses pembelajaran penilaian sikap dewasa dapat merespon pembelajaran, maka siswa akan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran sehingga didapatkan hasil yang memuaskan. Menurut Kunandar (2013 :251) penilaian psikomotor adalah penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi keterampilan dari peserta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi dan naturalisasi.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) disertai media gambar dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa pada ranah kognitif tetapi tidak dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada ranah afektif dan ranah Psikomotor siswa pada kelas VIII SMP N 12 Sijunjung tahun pelajaran 2016/2017 .

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang : UNP Press.

Djamarah, S. Bahri dan Zain Aswan (2010).

Strategi Belajar Mengajar. Rev.ed.

Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. 2014. Model Pembelajaran Inovatif.

Media Persada: Medan.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : Grafindo Persada

Latisna. 2011. Evaluasi Pendidikan . UNP Press

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi.

Padang : UNP.

Mardani. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (Gi) Disertai Power Point Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Di Sman 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman.Skripsi. Padang . STKIP PGRI Sumatera Barat.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakatra : Rineka Cipta.

Referensi

Dokumen terkait

A data capture sheet was developed for collecting information on the date and time of the crime, police station involved, age of the victim, health care facility where evidence was