138
PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE (TTW) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MEMBANGUN KETERAMPILAN KOLABORATIF SISWA
Akhmad Nabhan1, Chairil Faif Pasani2, Sumartono3
1,2,3Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia E-mail: [email protected], [email protected], [email protected].
DOI: 10.20527/edumat.v7i2.7376
Abstrak: Salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki siswa adalah keterampilan kolaboratif atau kerjasama. Keterampilan kolaboratif merupakan bentuk partisipasi aktif antara dua orang atau lebih dalam menyelesaikan suatu masalah.
Keterampilan ini bisa dibangun melalui pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write. Penelitiannya bertujuan untuk : (1) membangun keterampilan kolaboratif dan memperbaiki hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan penerapan model TTW, (2) mengetahui ada atau tidaknya hubungan keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil evaluasi siswa.
Penelitiannya menggunakan metode quasi eksperiment (eksperimen semu).
Penelitiannya berdesain Equivalent time series. Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIIID SMPN 24 Banjarmasin yang sebanyak 29 orang siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Data tentang keterampilan kolaboratif diuji menggunakan uji normalitas. Sedangkan, untuk hubungan keterampilan kolaboratif dengan hasil evaluasi siswa memakai tes hubungan (korelasi) sederhana dan tes regresi sederhana. Hasil penelitiannya diketahui bahwa: (1) Penerapan model TTW bisa membangun keterampilan kolaboratif dan membuat hasil evaluasi siswa menjadi lebih baik pada pembelajaran matematika, (2) diperoleh hubungan yang cukup kuat antara keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil evaluasi siswa.
Kata Kunci: Model Think Talk Write (TTW), Keterampilan Kolaboratif, Hasil Belajar
Abstract: One of the 21st century skills that students must possess is collaborative skills. Collaborative skills are a form of active participation between two or more people in solving a problem. These skills can be developed through learning mathematics using the Think Talk Write (TTW) learning model. This research aims to: (1) build collaborative skills and improve student’s learning achievement in mathematics learning by implementing the TTW model, (2) knowing whether or not there is a relationship between students' collaborative skills and student’s learning achievement. This research uses the quasi-experimental method. The research design is Equivalent time series. The sample used was 29 grade VIIID students at SMPN 24 Banjarmasin. Data collection techniques used observation and tests.
Collaborative skills data are tested using the normality test. Meanwhile, the correlation between collaborative skills and student’s learning achievement were tested using a simple correlation test and a simple regression test. The results of this research are: (1) The implementation of the TTW model can build collaborative skills
and make the student’s learning achievement better in mathematics, (2) a fairly strong correlation is obtained between students' collaborative skills and student’s learning achievement.
Keywords: Think Talk Write (TTW) Model, Collaborative Skills, Learning Outcomes
PENDAHULUAN
Di pembelajaran abad 21 pendi- dikan tidak hanya mengacu pada literasi lama, tetapi juga mengacu pada literasi.
Penguatan tersebut harus terjadi pada guru sebagai agen perubahan dan revitalisasi kurikulum yang berbasis pada literasi penguatan. Peran guru dimiliki harusnya berkompetensi digital. Guru membangun generasi berkompetensi, berkarakter, mam- pu memiliki Keterampilan literasi baru dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Pendi- dikan adalah proses yang digunakan oleh guru sebagai penentu kecerdasan intelek- tual, kecerdasan spiritual, dan kecerdesan emosional pada peserta didik. Namun, harus diperkuat juga dengan keterampilan mem- baca dan menulis (literasi) abad 21.
Keterampilan abad 21 itu disebut dengan istilah 4K yaitu, aspek kreatif, pemikiran kritis, komunikatif, dan kolaboratif. Sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan yang dimulai ketika dini hingga perguruan tinggi sudah seharusnya dapat membangun dan menumbuhkan keterampilan-keterampilan tersebut.
Berdasarkan hasil pengalaman PPL di SMPN 24 Banjarmasin. Masih kurangnya pembelajaran yang membangun Keteram- pilan kolaboratif siswa. Ini bisa dilihat ketika pembelajaran secara berkelompok di kelas.
Masih banyak siswa yang tidak saling bekerja sama atau berkolaborasi satu sama lain. Siswa yang berkemampuan tinggilah yang selalu mengerjakan setiap masalah di dalam soal, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah tidak bisa berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Sehingga siswa
kurang berpartisipasi dan berminat dalam pembelajaran berlangsung yang meng- akibatkan hasil belajar siswa mengalami penurunan. Saat pelaksanaan ulangan tengah semester rata – rata hasil belajar siswa masih banyak berada dibawah ketun- tasan belajar minimal. Ketuntasan belajar siswa minimal 70,00. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa rata – rata hasil belajar siswa rendah. Maka dari itu, perlunya metode pembelajaran yang strategis dan tepat agar masalah-masalah tersebut ter- atasi. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti melaksanakan penelitian yang berjudul “Penerapan Model Think Talk Write (TTW) pada Pembelajaran Mate- matika untuk Membangun Keterampilan Kolaboratif Siswa”
Berdasarkan uraian tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk (1) membangun keterampilan kolaboratif siswa kelas VIII D SMP Negeri 24 Banjarmasin dengan penerapan model Think Talk Write (TTW) dalam pembelajaran matematika, (2) memperbaiki hasil belajar siswa dalam penerapan model (TTW), dan (3) menge- tahui apakah terdapat korelasi keterampilan Kolaboratif siswa dengan hasil evaluasi menggunakan model pembelajaran TTW.
Model Think Talk Write (TTW) terdapat langkah-langkah yaitu sebagai berikut: (1) Guru membagi Lembar Diskusi Siswa (LDS) yang memuat masalah- masalah sehingga siswa secara individu membuat hasil pemikirannya untuk dibawa ke forum diskusi kelompok (think), (2) Siswa saling berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu kelompoknya untuk membahas
hasil dan isi catatan (talk), (3) Selanjutnya Guru berperan sebagai mediator dalam pembelajaran dan siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan sebagai hasil keteram- pilan kolaborasi (write).
Pheeraphan (2013) mengatakan bahwa keterampilan kolaborasi merupakan salah satu kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, menjadikan seseorang tersebut mampu bertanggung jawab atas pekerjaannya. Kolaborasi merupakan bentuk partisipasi aktif antara dua orang atau lebih dalam menyelesaikan suatu masalah. Selain itu, dalam sebuah kelompok hak dan kewa- jiban setiap anggota adalah sama, tidak ada yang lebih ataupun kurang (Magolda, 2010).
Namun ada yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu kolaborasi, seperti meng- hargai satu sama lain, tidak menjatuhkan teman, tidak berkata kotor, serta memiliki rasa tanggung jawab (Durksen, Klasen, &
Daniels, 2017).
METODE
Penelitian ini dilaksanakan menggu- nakan kuasi eksperimen atau eksperimen semu. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah time series design dengan tujuh kali pertemuan. Populasi pene- litian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Banjarmasin tahun pelajaran 2019 dengan total 724 orang yang terdiri 7 kelas.
Sampel yang digunakan adalah siswa kelas VIII D dengan jumlah siswanya sebanyak 29 orang. Purposive sampling digunakan untuk menetapkan sampel pada penelitian ini dengan alasan rekomendasi dari guru mata pelajaran di sekolah tersebut. Indikator kete- rampilan kolaboratif didapat dari beberapa ahli yaitu (Greenstein, 2012), (Szewkis, Nussbawm, & Rosen, 2011), (Mosensen &
Fox, 2011), dan (Sorensen, 2014). Adapun tabel yang menunjukkan indikator keteram- pilan kolaboratif yang digunakan pada pene- litian ini tercantum pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1 Pernyataan dan Indikator Keterampilan Kolaboratif
No Pernyataan Indikator Pernyataan Operasional
1 Berkonstribusi secara aktif dalam kelompok
(Greenstein, 2012)
1). Peserta didik berpartisipasi aktif, berkonstibusi, bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas bersama.
1.1 Menyampaikan gagasan dalam kelompok.
2). Peserta didik memiliki keterampilan untuk
memprioritaskan dan memajukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi.
1.2 Mendengarkan gagasan teman.
2 Bekerja dengan kolega dengan berbagai tipe orang(Szewkis, Nussbawm, &
Rosen, 2011)
1). Peserta didik mampu bekerja sama dengan siapa saja baik sesama anggota kelompok maupun tidak.
2.1 Menanggapi presentasi kelompok lain.
No Pernyataan Indikator Pernyataan Operasional 3 Bertanggung jawab
dalam menyelesaikan tugas (Mosensen
&Fox, 2011)
1). Peserta didik menyelesaikan tugas secara bersama-sama dengan anggota kelompok.
3.1 Menyelesaikan LKPD bersama teman satu kelompok.
2). Peserta didik menyelesaikan
tugas tepat waktu. 3.2 Menyelesaikan LKPD tepat waktu.
4 Manajemen terhadap tugas kelompok (Szewkis, Nussbawm, &
Rosen, 2011)
1). Peserta didik mampu berbagi peran dalam menyelesaikan tugas kelompok.
4.1 Bekerja sesuai tugasnya dalam kelompok.
5 Bekerjasama, menerima saran, dan keputusan bersama (Sorensen, 2014)
1). Peserta didik menghormati dan
menghargai pendapat orang lain. 5.1 Menerima gagasan teman satu kelompok.
6 Beradaptasi dengan berbagai peran dalam kelompok
(Greenstein, 2012)
1). Peserta didik memiliki kemampuan untuk dapat berperan sebagai apapun dalam menyelesaikan tugas kelompok.
6.1 Menerima Pembagian tugas dalam
kelompoknya.
2). Peserta didik memiliki kemampuan untuk
menyelesaikan konflik apabila terjadi perdebatan selama menyelesaikan tugas bersama dengan menjadi seseorang yang bersifat netral.
6.2 Menjaga ketertiban saat diskusi kelompok.
3). Peserta didik memiliki kemampuan dalam
mengidentifikasi kelemahan dari tim dan berusaha menyelesaikan kelemahan tersebut.
6.3 Mengakui jawaban kelompok lain.
Sistem penilaian observasi yang digunakan adalah skor penilaian dari 1-4 dengan kategori sangat kurang sampai sangat baik. Nilai keterampilan kolaboratif siswa dapat dikalkulasikan dengan aturan yaitu sebagai berikut:
Dalam penentuan kategori keteram- pilan pada nilai tersebut yang telah dikalku- lasikan maka dapat dijadikan pedoman pada Tabel 2 berikut (Modifikasi, Widoyoko, 2014).
Tabel 2 Kategori Keterampilan Kolaboratif
Hasil klasifikasi nilai keterampilan kolaboratif serta hasil belajar siswa dapat dipersentasikan dengan rumus berikut (Sudijono, 2014).
Dengan:
P = nilai persentase
= frekuensi yang akan dicari persentasenya
N = banyaknya suatu individu ataupun kelompok
Kriteria hasil belajar siswa dapat ditentukan dengan rata-rata proses kalkulasi yaitu sebagai berikut(Sugiyono, 2007)
̅ ∑
∑
̅ = nilai rata-rata∑ = jumlah hasil perkalian data dengan frekuensi masing-masing
∑ = jumlah sampel.
Nilai hasil tersebut akan diinter- pretasikan menggunakan pengkategorian pada tabel 3 berikut (Kemendikbud, 2017).
Tabel 3 Interpretasi Hasil Belajar Siswa
No Nilai Predikat Keterangan
1 85-100 A Sangat baik
2 74-84 B Baik
3 60 -73 C Cukup
4 D Kurang
Teknik analisis data yang disajikan adalah mean, presentase, uji prasyarat (uji asumsi klasik dan normalitas), uji korelasi sederhana, dan uji regresi sederhana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan pada penelitian ini berupa pembelajaran yang dilakukan sebanyak 7 kali tatap muka dan waktu dalam kegiatan ini
dialokasikan selama 2 × 40 menit. Evaluasi hasil belajar dilaksanaka setiap akhir per- temuan. Proses pembelajaran dimulai dengan pembacaan do’a dan apersepsi dengan mengingat materi yang telah dipe- lajari sebelumnya. Motivasi digunakan untuk memberikan manfaat dari materi yang akan diajarkan. Memasuki kegiatan inti siswa diberikan suatu masalah pada LKPD untuk
No Interval Skor Kategori
1 80 < X 100 Sangat Baik
2 70 < X ≤ 80 Baik
3 60 < X ≤ 70 Cukup
4 40 < X ≤ 60 Kurang
5 0 < X ≤ 40 Sangat Kurang
mereka kerjakan terlebih dahulu. Setelah itu guru mengarahkan siswa untuk membentuk 5 kelompok yang mana 1 kelompok terdiri dari 5 sampai 7 orang dengan pemilihan secara heterogen. Setelah pengelompokkan siswa saling berinteraksi dan berdiskusi terkait menyelesaikan masalah yang terda- pat pada LKPD tersebut. Hasil diskusi siswa akan ditulis pada kertas yang disediakan dan nantinya akan diwakilkan setiap kelompok untuk maju di depan kelas menulis pada papan tulis dan mengemukakan hasil atau mempresentasikan hasil diskusi tersebut.
Siswa diminta untuk memperhatikan selama kegiatan tersebut. Setiap siswa harus
mengemukakan pendapat mereka dan secara bersama-sama untuk menyelesaikan masalah apabila terjadi kesalahan dalam hasil diskusi tersebut. Kemudian menyim- pulkan pembelajaran secara bersama-sama dan diakhiri dengan pemberian soal evaluasi hasil belajar siswa secara individu untuk mengetahui kemampuan siswa.
Kegiatan tatap muka ini menggu- nakan model Think Talk Write dan didapat data hasil observasi yang dilakukakan observer sebanyak 7 pertemuan. (1) Data hasil tersebut merupakan keterampilan kola- boratif siswa yang diperoleh sebagai berikut.
Gambar 1 Grafik Nilai Keterampilan Kolaboratif Siswa Dilihat pada gambar di atas bahwa
kategori baik dan sangat baik keterampilan kolaboratif selalu mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Dari pertemuan per- tama hingga pertemuan kedua didominasi oleh kategori cukup, pada pertemuan ketiga hingga pada pertemuan keenam didominasi
oleh kategori baik dan selalu meningkat.
Sehingga diperoleh bahwa dengan memakai model Think Talk Write dapat membangun keterampilan kolaboratif murid kelas VIIID SMP Negeri 24 Banjarmasin.
(2) Data Hasil Belajar Siswa.
Gambar 2 Grafik Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Nilai rata-rata hasil belajar siswa
pada pertemuan pertama 68,07 berada pada kategori cukup, pada pertemuan kedua 72,26 berada pada kategori baik, pada perte- muan ketiga 79,66 berada pada kategori baik, pada pertemuan keempat 83,89 berada pada kategori baik, pada pertemuan kelima 93,45 berada pada kategori sangat baik pada pertemuan keenam 86,29 berada pada kategori sangat baik serta pada pertemuan ketujuh 89,06 berada pada kategori sangat baik. Jika dilihat dari rata-rata belajar siswa
tersebut, kategorinya mengalami pening- katan dari pertemuan pertama sampai perte- muan ke lima. Namun terjadi penurunan tetapi yang tidak signifikan pada pertemuan keenam dikarenakan perbedaan materi yang diajarkan oleh peneliti tetapi mengalami pe- ningkatan di pertemuan ke tujuh Meskipun, terjadi penurunan pada pertemuan keenam tetapi penerapan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat memperbaiki hasil belajar siswa kelas VIII D SMP Negeri 24 Banjarmasin.
(3) Hasil yang menunjukkan adanya hubungan dari keterampilan kolaboratif dan hasil belajar siswa Tabel 4 Korelasi Keterampilan Kolaboratif
HasilBelajar Kolaboratif
HasilBelajar Pearson Correlation 1 ,595**
Sig. (2-tailed) ,001
Sum of Squares and Cross-
products 1792,290 1134,613
Covariance 64,010 40,522
N 29 29
Kolaboratif Pearson Correlation ,595** 1
Sig. (2-tailed) ,001
Sum of Squares and Cross-
products 1134,613 2031,034
Covariance 40,522 72,537
N 29 29
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Pada Tabel 4 menyajikan hasil koe- fisien korelasi menggunakan Pearson Pro- duct Moment antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai yang diperoleh untuk keterampilan kolaboratif sebanyak 0,595 maknanya terdapat hu- bungan positif dengan kategori cukup kuat antara keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil evualuasi siswa. Hubungan yang positif berarti hubungan variabel bebas
(kolaboratif siswa) denganvariabel terikat (hasil evaluasi siswa) searah, maksudnya adalah semakin naik nilai Kolaboratif siswa maka hasil belajar juga semakin naik.
Pada Tabel 26 juga dapat dilihat nilai sig variabel keterampilan kolaboratif dengan hasil belajar 0,001 < 0,05 maka H0
ditolak dan H1 diterima sehingga keputusan- nya terdapat hubungan antara keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil belajar.
Tabel 5 Model Summary
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 ,595a ,354 ,330 6,550 ,354 14,773 1 27 ,001
a. Predictors: (Constant), Kolaboratif b. Dependent Variable: HasilBelajar
Pada analisis regresi, terlihat pada tabel Model Summary didapat koefisen Determinan (Rsquare) adalah 0,354, hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa
dipengaruhi sebesar 35,4% oleh keteram- pilan kolaboratif siswa, sedangkan sisanya 64,6% dipengaruhi oleh sebab-sebab lain.
Tabel 6 Coefficient
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 39,907 10,981 3,634 ,001
Kolaboratif ,559 ,145 ,595 3,844 ,001 1,000 1,000
a. Dependent Variable: HasilBelajar
Merujuk pada tabel diatas, diper- olehlah nilaibeta nol sebesar 39,907 dan nilai beta satu sebesar 0,559. Jadi, persamaan regresi antara keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil evaluasi siswa dapat disusun sebagai berikut:
Keterangan:
X= Keterampilan kolaboratif Y= Hasil Belajar Siswa
Dari persaman tersebut dapat diartikan bahwa nilai hasil belajar siswa
sebesar 39,907. Setiap kenaikan satu pada keterampilan kolaboratif ( ). Jadi, akan mengalami peningkatan sebesar 0,559 pada nilai hasil evaluasinya.
Keterampilan Kolaboratif
Berdasarkan nilai keterampilan kolaboratif siswa diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran sebanyak tujuh kali dengan menggunakan model Think Talk Write terdapat peningkatan nilai keterampilan
kolaboratif siswa yang mana terjadi pening- katan kategori dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketujuh. Apabila dikaitkan dengan peningkatan kemampuan siswa maka penerapan model Think Talk Write mampu membangun keterampilan kolabo- ratif dan dapat ditanamkan pada siswa seperti pada kegiatan pembelajaran di kelas VIII D SMP Negeri 24 Banjarmasin.
Pada model pembelajaran Think Talk Write, keterampilan kolaboratif diop- timalkan di dalam proses pembelajaran disaat siswa melakukan diskusi kelompok.
Pada saat bertukar pendapat, menanggapi dan memberikan ide dalam kelompok.
Sehingga siswa bisa mengambil keputusan bersama dan mampu mempertanggung- jawabkan hasil pendapat tersebut temuan ini sejalan dengan temuan Erida (2011) yang menyatakan bahwa siswa dapat bertukar pendapat satu sama lain sehingga akan memperoleh titik temu untuk menemukan solusi bersama dalam menyelesaikan per- masalahan yang ada dengan menyatukan pendapat.
Hasil Belajar
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pertemuan (tatap muka) pertama sam- pai pertemuan (tatap muka) ketujuh, meng- alami peningkatan kategori. Namun, memiliki penurunan di pertemuan keenam serta pada pertemuan ketujuh. Penurunan terse- but terjadi dikarenakan perbedaan materi yang diajarkan. Pada pembelajaran di kelas VIII D SMP Negeri 24 Banjarmasin dengan model Think Talk Write, dalam pembuatan soal atau pengajuan soal siswa lebih ter- motivasi dan lebih aktif dalam pembelajaran baik itu dalam hal menanya ataupun diskusi sehingga hal ini juga mampu membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dengan model Think Talk Write, mendorong siswa untuk melakukan kerjasama tim dalam
menyelesaikan masalah pada LKPD.
Menurut Kunandar (2015) hasil belajar adalah kompetisi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Hamalik (Kunandar, 2015) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik.” Dalam hal ini, model yang digunakan pada proses belajar mengajar adalah Think Talk Write yang berpengaruh dalam membangun keteram- pilan kolaboratif siswa sehingga hasil belajar siswa juga membaik dan meningkat.
Hubungan Keterampilan Kolaboratif dan Hasil Belajar
Orang yang mempunyai keteram- pilan kolaboratif cenderung akan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan baik di kelas karena mampu bertukar pendapat, menang- gapi setiap permasalahan dengan baik, memiliki banyakpenyelesaian dari berbagai masalah, aktif dalam diskusi dan bertang- gungjawab dengan hasil yang dikemukakan ini sejalan dengan pendapat dari Pheeraphan (2013) yang mengatakan bah- wa keterampilan kolaborasi merupakan salah satu kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, menjadikan seseorang tersebut mampu bertanggung jawab atas pekerjaannya. Selain itu, kolaborasi merupa- kan bentuk partisipasi aktif antara dua orang atau lebih dalam menyelesaikan suatu masalah dan dalam sebuah kelompok hak dan kewajiban setiap anggota adalah sama, tidak ada yang lebih ataupun kurang (Magolda, 2010).
Hubungan yang telah dujikan menggunakan SPSS didapat hasil yaitu nilai sig variabel keterampilan kolaboratif dengan hasil belajar 0,001 < 0,05 maka H0 tidak diterima dan H1 diterima sehingga
keputusannya terdapat hubungan antara keterampilan kolaboratif siswa dengan hasil belajar.
Berdasarkan uji regresi juga didapat keterkaitan antara keterampilan kolaboratif dan hasil belajar yaitu sebesar 39,907 yang mana setiap kenaikan satu pada keteram- pilan kolaboratif ( ) maka akan terjadi peningkatan sebesar 0,559 pada nilai hasil belajarnya.
PENUTUP
Merujuk pada hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
(1) Penerapan model Think Talk Write dalam pembelajaran matematika dapat membangun keterampilan kolaboratif siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Banjar- masin dengan peningkatan kategori setiap pertemuannya.
(2) Hasil evaluasi siswa kelas VIIID SMPN 24 Banjarmasin menggunakan model Think Talk Write cenderung naik dengan kategori baik.
(3) Terdapat hubungan dengan kategori cukup kuat antara keterampilan kolabo- ratif dengan hasil evaluasi siswa kelas VIII SMP Negeri 24 Banjarmasin
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti dapat memberi- kan saran sebagai berikut:
(1) Bagi siswa, menggunakan penerapan model Think Talk Write dapat lebih dilatih lagi keterampilannya terutama Keteram- pilan Kolaboratif supaya prestasi belajar- nya mengalami peningkatan.
(2) Bagi Kepala sekolah yaitu sekiranya hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pem- belajaran matematika dan pembelajaran lainnya yang diterapkan disekolah.
(3) Bagi peneliti lain yaitu dapat memperbaiki penelitian ini agar dapat digunakan
sebagai acuan untuk melakukan penelitian dengan model pembelajaran yang sama tetapi tempat dan materi pelajaran yang berbeda.
DAFTAR RUJUKAN
Annisa, A. I. (2018). Pengembangan Instru- men Penilaian Keterampilan Kola- borasi dan Hasil Belajar Kognitif Fisika Peserta Didik SMA Melalui Kerja Lapangan Berbasis Kearifan Lokal. (Unpublished master thesis).
Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Greenstein, L. (2012). Assessing 21st Century Skills: A Guide to Evaluating Mastery and Authentic Learning. California: Corwin Press.
Iskandar. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
Isrok'atun, A. R. (2018). Model - Model Pembelajaran Matematika. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Kemendikbud. (2017). Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendi- dikan untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kunandar. (2015). Penilaian Autentik (Peni- laian Hasil Belajar Peserta Didik berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai dengan Contoh. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Magolda, P. (2010). Border crossing: colla- boration struggles in education. The Journal of Education Research, 94, 346-358.
Mosenson, A. &. (2011). Teaching 21st cen- tury process skills to strengthen and enhance family and consumer science education. Journal of Family and Consumer Science, 103, 63-69.
Pheerapan, N. (2013). Enchancement of the 21st Century Skills for Thai Higher Education by Integration of ICT in Classroom. Procedia-Social and Behavioral Sciences 103 (2013) 365-373. doi: 10.1016/j.sbspro.
2013.10.346.
Reniningsih, E. (2011). Peningkatan Kemampuan Kerjasama siswa Melalui Group Investigation Pada Mata Pelajaran Pengolahan Maka- nan Kontinental di SMK Sahid Surakarta. (Unpublished Undergra- duate thesis). Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Sorensen, P. (2014). Collaboration, dialogue and expansive learning: The use of paired and multiple placements in
the school praticum. Teaching and Teacher education, 44, 128-137.
Sudijono, A. (2014). Pengantar Statistik Pen- didikan. Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuan- titatif Kualitatif dan R&D.Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Szewkis, E. N. (2011). Collaboration Within Larger Groups in The Classroom.
International Journal of Computer- Supported Collaborative Learning, 6, 561-575.
Widoyoko, E. (2012). Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.