• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE (TTW)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

KELAS X SMA NEGERI 2 PAYAKUMBUH

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pedidikan (Strata 1)

GISTRIA ANGELLA

NIM. 11010057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

TALK WRITE (TTW) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI

PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

KELAS X SMA NEGERI 2 PAYAKUMBUH

Oleh:

Gistria Angella

1

, Rina Widiana

2

, Evrialiani Rosba

2 1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

2Program Studi Pendidikan Biologi, STKIP PGRI Sumatera Barat Email:gistriaa23@gmail.com

ABSTRACT

This research was motivated by the value of the study of biology students who are still under the minimum completeness criteria. This is due to low student interest in following the teaching of biology so the lack of interaction between teachers and students and students with students. More teachers tend to use methods of lectures, discussions, exercises, assignments both individually and in groups, in addition to the current discussion group held only a few students who are active. This study aims to determine the Application Of Cooperative Learning Model Think Talk Write (TTW) To The Learning Outcomes On Material Environmental Pollution Biology Grade X SMA Negeri 2 Payakumbuh. The method used in this research study experimental research design

Rondomized Control Group Posttest-Only Design. Class samples was determined by purposive sampling technique and gained control class as a class X6 and X4 as an experimental class. The research instrument used is the achievement test sheet in the form of objective tests that have been tested for validity and reliability. The data analysis technique of both groups used t-test wich is tcount 2,39 and ttable 1,63, so tcount˃ttable. Its show that there was significant application of learning models Think Talk Write (TTW) to the learning outcomes biology class X SMA Negeri 2 Payakumbuh.

Keywords: Cooperative learning, model Think Talk Write (TTW), learning outcomes

PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA memiliki peranan penting untuk perkembangan peserta didik menjadi manusia yang memahami alam sekitar dan peranannya dalam kehidupan manusia. Biologi adalah sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan alam (IPA) yang mempelajari tentang makhluk hidup dan lingkungan sekitarnya. Biologi bukan hanya kumpulan fakta dan konsep, karena didalam biologi juga terdapat berbagai proses nilai yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Susanto (2002 dalam Toni, 2011: 45)

Berdasarkan hasil observasi selama praktek lapangan di SMA Negeri 2 Payakumbuh, ditemukan permasalahan

diantaranya rendahnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran biologi sehingga kurangnya interaksi antara guru dengan siswa, ataupun siswa dengan siswa. Guru lebih cendrung menggunakan metode ceramah, diskusi, latihan soal, penugasan baik secara individu maupun kelompok, selain itu saat diadakan diskusi oleh guru hanya beberapa siswa yang aktif atau siswa tersebut hanya mengandalkan teman yang lebih pintar. Dalam proses pembelajaran tidak semua siswa memiliki buku pegangan atau buku paket. Selain itu perolehan nilai rata-rata hasil belajar biologi kelas X terutama pada materi pencemaran lingkungan yaitu kelas X4, X5, X6 dan X7 yang berada dibawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75.

(4)

2

Untuk mengatasi masalah diatas perlu adanya suatu model pembelajaran yang lebih inovatif dan lebih bervariatif guna untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan lingkungan pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang biologi pada khususnya. Salah satu alternatif model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW).

Model pembelajaran kooperatif tipe

Think Talk Write (TTW) pada dasarnya

pembelajaran ini dibangun melalui proses berpikir, berbicara dan menulis. Model pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah (Yamin dan Ansari, 2012: 84). Alur kemajuan pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis.

Adapun kelebihan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) menurut Istarani (2014:59) adalah sebagai berikut: a) Dapat melatih siswa untuk melatih berfikir secara logis dan sistematis, b) Melatih siswa menggunakan ide dan gagasan dari proses pembelajran dalam sebuah tulisan yang ditulis sendiri, c) Dapat mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar, d) Melatih siswa untuk mengkontruksikan sendiri pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (write), e) Melatih siswa berfikir secara mandiri sehingga dia mampu menemukan jawaban problem yang dihadapinya dikemudian hari f) Memupuk keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat, karena ia mempresentasikan sendiri hasil belajarnya, g) Model ini berpusat pada siswa, misalkan memberi kesempatan pada peserta didik dan guru berperan sebagai mediator lingkungan belajar. Guru memonitoring dan menilai partisipasi peserta didik terutama dalam diskusi.

Dan kelemahan dari model pembelajaran Think Talk Write (TTW) adalah sebagai berikut: a) Bagi siswa yang lambat dalam berfikir akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran seperti ini, b) Siswa yang kurang mampu menuangkan pikiran dalam tulisannya,

mengalami hambatan tersendiri, c) Adanya siswa yang malas berfikir untuk menemukan sesuatu. Oleh karena itu, guru harus senantiasa mendorong anak sehingga dapat berfikir secara cermat dan tepat, d) Kesulitan dalam mengembangkan ke lingkungan sosial siswa

Langkah-langkah pembelajaran tipe TTW menurut Yamin dan Ansari (2012:90) adalah sebagai berikut: a) Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok heterogen dengan anggota kelompok masing-masing beranggotakan 3-5 orang, b)Guru membagi teks bacaan berupa lembar kerja siswa yang memuat situasi masalah yang bersifat

open-ended serta memberikan petunjuk dan

prosedur pelaksanaannya, c) Siswa membaca teks dan membuat catatan hasil bacaan secara individual, untuk dibawa ke forum diskusi (Think), d) Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman membahas isi catatan (Talk). Guru berperan sebagi mediator dalam lingkaran belajar, e) Siswa mengkontruksikan pengetahuan sebagai hasil kolaborasi (Write), f) Guru membantu dan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa. Menurut Lufri (2007:10) hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap, apresiasi, kemampuan dan keterampilan. Hasil belajar meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor, pada penelitian ini peneliti hanya mengamati aspek kognitifnya saja. Penilaian pada ranah kognitif maksudnya pengukuran hasil belajar siswa yang berkaitan dengan memperoleh pengetahuan, pengenalan,pemahaman dan penalaran. Bentuk penilaian yang dilakukan dapat berupa kuis, ujian blok maupun ujian akhir dalam bentuk ujian tulis.

Untuk mengetahui perkembangan aktivitas belajar kelas sampel selama pembelajaran di gunakan lembar observasi.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei tahun pelajaran 2014/2015 di SMA Negeri 2 Payakumbuh. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control-Group Posttest Only Design.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X SMA Negeri 2 Payakumbuh

(5)

3

tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan Purposive

Sampling. Sampel penelitian didapat bahwa

yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X4 dan kelas kontrol adalah kelas X6.

Instrumen penelitian berupa lembar tes hasil belajar dan lembar observasi untuk aktivitas siswa. Untuk tes hasil belajar yaitu berupa tes objektif yang terdiri dari 5 option yaitu A, B, C, D dan E yang diuji melalui uji validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indek kesukaran yang merujuk pada Arikunto (2010). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari instrumen penelitian yaitu lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa dan tes hasil belajar. Tes hasil belajar, teknik yang digunakan adalah uji-t, sebelum uji

hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogenitas varians kedua sampel merujuk pada Sudjana (2005)

HASIL DAN PEMBAHASAN a. Ranah Kognitif

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 2 payakumbuh didapatkan nilai rata-rata pada kelas eksperimen yaitu 73,22 dan nilai rata-rata pada kelas kontrol yaitu 65,37. Nilai rata-rata pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pada kelas kontrol Gambar 1.

Gambar.1 Rata-Rata Nilai Kognitif Kelas Sampel Hasil rata-rata nilai hasil belajar

biologi pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (Gambar 1), hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen minat siswa dalam belajar sudah ada serta masing-masing siswa dibekali dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diberikan oleh guru. Selain itu terdapatnya interaksi antara guru dengan siswa maupun siswa dengan siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk

Write (TTW). Model pembelajaran ini dapat

melibatkan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dan menumbuh kembangkan kemampuan pemecahan masalah.

Hal ini sejalan dengan pendapat Istarani (2014: 59) mengenai kelebihan model pembelajaran kooperatif Think Talk

Write (TTW) yaitu dapat melatih siswa untuk

berfikir logis dan sistematis, melatih siswa menuangkan ide dan gagasan dari proses pembelajaran dalam sebuah tulisan yang dituliskan sendiri, dan mendorong setiap siswa untuk berpartisipasi dalam proses belajar mengajar.

Nasrulloh (2010) menyatakan bahwa penerapan pembelajaran Think Talk Write meningkatkan hasil belajar, dapat mengaktifkan seluruh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkap gagasan yang ada dalam pikiran siswa sehingga siswa berani 60 62 64 66 68 70 72 74 Kelas sampel 73.22 65.37 R at a-rat a n ilai Eksperimen Kontrol

(6)

4

berargumen, percaya diri dan kreatif dalam pembelajaran.

Pada kelas eksperimen hasil belajar siswa yang diatas KKM sebanyak 13 orang dengan persentase 48,14% sedangkan hasil belajar siswa yang yang dibawah KKM sebanyak 14 orang, hal ini disebabkan karena tingkat kemampuan siswa yang berbeda. Jika dilihat dari uraian diatas lebih banyak kelas eksperimen yang tuntas dibandingkan kelas kontrol, walaupun belum mencapai 60% siswa yang tuntas. Menurut pendapat Djamarah (2010:107) apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai oleh siswa maka tingkat keberhasilannya tergolong kurang.

Penelitian ini belum menunjukkan hasil belajar siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), hal ini tampak pada saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam mengikuti materi, saat pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang membicarakan hal lain yang tidak ada kaitannya dengan materi. Namun hal tersebut bukan berarti penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk

Write (TTW) tidak baik digunakan dalam

proses belajar mengajar. Menurut pendapat Istarani (2014: 59) salah satu kelemahan dari model pembelajaran TTW yaitu dalam kelompok adanya siswa yang mengalami kesulitan dalam berfikir, adanya siswa yang kurang mampu menuangkan pikiran dalam tulisannya serta adanya siswa yang malas berfikir untuk menemukan ide.

Pelaksanaan pembelajaran di kelas kontrol dengan menerapkan metode ceramah dan diskusi lebih rendah dibandingkan dengan kelas eksperimen. Rendahnya hasil belajar siswa pada kelas kontrol karena siwa

kurang berminat dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa kurang aktif dan malas untuk belajar, kurangnnya interaksi antara guru dengan siswa serta siswa dengan siswa. Ini dikarenakan siswa hanya mengandalkan penyampaian yang disampaikan oleh guru dan disaat diskusi siswa hanya mengandalkan teman yang lebih pintar. Selain itu pada kelas kontrol guru hanya membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk masing-masing kelompok. Sehingga proses pembelajaran tidak aktif dan lebih pasif. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa pada kelas kontrol masih dibawah KKM.

Hal tersebut sesuai dengan Mahanani (2009) bahwa faktor kesulitan belajar internal yang meliputi fisik, intelegensi, bakat, minat, motivasi dan kelemahan mental mempengaruhi prestasi belajar siswa dan variabel ini mempunyai kontribusi sebesar 31,02% terhadap perubahan prestasi belajar. Faktor kesulitan belajar eksternal yang meliputi orangtua, suasana rumah, ekonomi keluarga, guru, faktor alat, kondisi gedung, kurikulum, waktu dan kedisiplinan, media massa, lingkungan sosial mempunyai kontribusi sebesar 52,36% terhadap perubahan prestasi belajar siswa.

b. Aktivitas Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa untuk kelas eksperimen mengalami peningkatan dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir (Gambar 2). Namun pada kelas kontrol tidak terjadi peningkatan yang signifikan, pada kelas kontrol terdapat penurunan aktivitas siswa yaitu dari pertemuan kedua menuju pertemuan terakhir (Gambar 3)

(7)

5

Gambar 2. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Gambar 3. Aktivitas Siswa Kelas Kontrol 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Membaca bahan bacaan Bertanya kepada anggota kelompok Memberikan jawaban dan pendapat Menuliskan hasil diskusi 74.07 14.81 25.92 100 74.07 25.92 29.62 100 88.88 29.62 33.33 100 A kt iv itas (% ) Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Membaca bahan bacaan Bertanya kepada anggota kelompok Memberikan jawaban dan pendapat Menuliskan hasil diskusi 59.25 7.4 7.4 100 66.67 18.51 25.92 100 67.9 12.34 16.04 100 A kt iv itas (% ) Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

(8)

6

Berdasarkan data yang diperoleh persentase rata-rata kelas eksperimen pada pertemuan I yaitu 53,70%, pertemuan II yaitu 57,40%, dan pertemuan III yaitu 62,95%. Dilihat dari persentase aktivitas siswa, pada pertemuan I aktivitas yang persentasenya tinggi yaitu pada kegiatan membaca bahan bacaan yang diberikan guru dan menuliskan hasil diskusi pada LKS yaitu sebesar 74,07% dan 100%. Namun aktivitas yang rendah dilakukan siswa yaitu kegiatan bertanya pada kelompok dan memberikan jawaban serta pendapat selama diskusi berlangsung yaitu 14,81% dan 25,92%. Pada pertemuan II dan III indikator persentase keaktifan siswa selalu meningkat.

Meningkatnya rata-rata persentase tiap pertemuan pada kelas eksperimen karena dalam model pembelajaraan kooperatif tipe Think Talk Write (TTW), siswa dalam kelompok yang telah ditentukan oleh guru ikut aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Sunarti (2014: 76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Hal tersebut sesuai dengan Zulkarnaini (2011) bahwa dengan pembelajaran Think Talk Write siswa dapat secara aktif dan kreatif selama pembelajaran sehingga memungkinkan untuk mendapatkan hasil pembelajaran yang optimal

.

Pada kelas kontrol hasil aktivitas siswa tidak jauh berbeda dengan kelas eksperimen. Persentase rata-rata aktivitas kelas kontrol pada pertemuan I yaitu 43,51%, pertemuan II yaitu 52,77% dan pertemuan III yaitu 49,07%. Dilihat dari rata-rata pada pertemuan I ke pertemuan II, aktivitas kelas kontrol mengalami peningkatan namun pada pertemuan III aktivitas kelas kontrol mengalami penurunan. Menurunnya rata-rata persentase aktivitas siswa disebabkan siswa tidak serius dalam proses pembelajaran karena siswa hanya mengandalkan teman yang lebih pintar, dan adanya anggapan bahwa satu teman yang bertanya sudah mewakili untuk penilaiannya didalam kelompok, sehingga terjadilah peningkatan dan penurunan aktivitas siswa.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Mudjiono dan Dimyati (2006, 125) bahwa aktivitas siswa dapat

dikatakan aktif jika persentase keaktifan siswa ≥75%. Dilihat dari hasil rata-rata yang diperoleh pada kelas sampel, aktivitas siswa kelas eksperimen tergolong aktivitas aktif karena dari keempat indikator hanya satu indikator yang tidak mencapai kriteria keaktifan yaitu pada indikator II. Dan pada siswa kelas kontrol tergolong aktivitas pasif karena dari keempat indikator hanya indikator IV siswa aktif, sementara tiga indikator lainnya siswa pada kelas kontrol aktivitasnya pasif.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think

Talk Write (TTW) dapat meningkatkan hasil

belajar biologi dan aktivitas siswa kelas X SMA Negeri 2 Payakumbuh.

Saran dari penelitian ini yaitu penulis mengharapkan agar guru-guru di SMA Negeri 2 Payakumbuh dapat menerapkan model ini sebagai salah satu alternatif guna menciptakan pembelajaran yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian

Suatu pendekatan Prakteik. Jakarta:

Rhineka Cipta.

Djamarah, S. B & Aswari, Z. 2010. Strategi

Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka

Cipta.

Istarani & Ridwan.M. 2014. 50 Tipe

Pembelajaran kooperatif. Medan:

Media Persada

Lufri. 2007. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press

Mahanani, P. K. 2009. Pengaruh Faktor

Faktor Kesulitan Belajar. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 4 (2). Semarang: FE UNNES

Mistyardi, T. & Nurmilawati, M. 2012.

Pengaruh Pembelajaran Inovatif Model TTW(Think Talk Write) Pada Bahasan Protista Terhadap Hasil Belajar Kelas X Semester Ganjil Di SMA Negeri 2 Kediri Tahun

(9)

7

Pelajaran 2011-2012. (4). Hlm.

45-50

Nasrulloh. M. 2010. Penerapan Metode

Think Talk Write dalam meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa. Surabaya: IAIN Sunan

Ampel.

Prasasti, Y. Muzzayinah & Maridi. 2011.

Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Disertai Modul Hasil Penelitian Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012. 3 (2). Hlm.

95-102

Sunarti. 2014. Penilaian dalam kurikulum

2013. Yogyakarta: Andi Offset

Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses

Belajr Mengajar. Bandung: Remaja

Rosda Karya

Yamin, M. & Bansu A. 2008. Taktik

Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung

Persada Press

Zulkarnaini. 2011. Model Kooperatif Think

Talk Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis, Edisi

Gambar

Gambar 2. Aktivitas Siswa Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

System Development Life Cycle – merupakan kumpulan dari berbagai modul ilmu pengetahuan yang ter- kait dengan pengembangan sebuah sistem atau entitas komputasi (sistem

(200 M x 106 M) dan 1 (satu) pintu rumah papan yang terletak di atas tanah tersebut dengan ukuran 4 x 3 M sama dengan luas 12 M, yang terletak di kampung Pilar Jaya, Kecamatan

Bisa juga diartikan sebagai sistem ajaran (doktrin) dan praktek yang didasarkan pada sistem ke- percayaan seperti itu, atau sebagai kepercayaan akan keberadaan dan pengaruh

2) Berilah tanda checklist (  ) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat anda alami sebagai tenaga kerja pada komponen-komponen variabel.

Berdasarkan temuan Tim Inspeksi Veteriner dan semakin meningkatnya jumlah perusahaan pengolah perikanan Indonesia yang masuk dalam daftar RASFF Komisi Eropa, serta respon yang

Untuk masing-masing proses pentransferan da- ta menggunakan rumus pada proses perhitungannya, yaitu dengan cara membagi ukuran data dengan waktu transfer yang didapat.

dianggap tepat untuk menggambarkan mengenai keadaan di lapangan yaitu.. mengenai materi apa saja yang dipelajari pada kegiatan ekstrakurikuler seni. tari, bagaimana pelaksanaan

Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membuat situs (website) dengan menggunakan program aplikasi Macromedia Flash MX, dengan tujuan membantu bagi para penggemar anime dan manga