• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan pasal 9 peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan pasal 9 peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

Tanah wakaf yang tidak terdaftar dan tidak bersertifikat dapat menimbulkan sengketa antara pihak wakaf dengan pihak ketiga yang mengklaim kepemilikan atas tanah tersebut. Maka dalam penelitian ini merumuskan : . Bagaimana prosedur sertifikasi tanah wakaf berdasarkan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Tahun 1997? Apa saja faktor yang mempengaruhi permasalahan penguasaan tanah wakaf? Faktor penyebab tidak dilakukannya pendaftaran tanah wakaf antara lain: 1) kurangnya kesadaran para wakif untuk mendaftarkan tanah wakaf, 2) kurangnya pengetahuan tentang tata cara pendaftaran tanah wakaf, 3) keterbatasan biaya administrasi.

Permasalahan yang sering ditemui dalam pengadaan tanah wakaf adalah karena kurangnya pemahaman instansi terkait dan masyarakat mengenai mekanisme dan prinsip perolehan tanah wakaf di Indonesia. BPN telah menandatangani MoU dengan berbagai lembaga keagamaan untuk program negara wakaf dan negara lembaga keagamaan. Oleh karena itu, pendaftaran tanah wakaf diharapkan dapat mengurangi atau menghindari kemungkinan terjadinya litigasi.

Tanah wakaf yang tidak terdaftar dan tidak bersertifikat dapat menimbulkan sengketa antara pihak wakaf dengan pihak ketiga yang mengklaim kepemilikan atas tanah tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Penerapan Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Sertifikat Tanah Wakaf Untuk Menjamin Keamanan dan Perlindungan Hukum”. Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan pemikiran dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang hukum perdata terkait dengan sertifikat tanah wakaf.

Orisinalitas Penelitian Penelitian Terdahulu

ANDI ITA PURNAMA S

NUR AFIFAH SKRIPSI

Pengelolaan legalitas tanah wakaf masih tergolong rendah dan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti pengetahuan dan pemahaman hukum, kurangnya sosialisasi hukum, waktu pengaturan wakaf dan prinsip kepercayaan masyarakat. Saat ini pelaksanaan sertifikasi tanah wakaf di Kecamatan Tamban Catur belum sepenuhnya terlaksana karena masih terdapat tanah wakaf yang belum memiliki sertifikat mengingat sertifikat tanah wakaf mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pemanfaatan tanah wakaf. Kendala yang ditemui dalam pelaksanaan sertifikasi tanah wakaf di Kecamatan Tamban Catur adalah KUA terlebih dahulu meminta pihak wakif untuk menyelesaikan permasalahan internal keluarga wakif dengan nadzir terkait.

Setelah permasalahan tersebut teratasi dan status negara wakaf tetap, KUA siap memproses dan mendaftarkannya. Kendala lain dalam penerbitan sertifikat dari daftar kota adalah lamanya menunggu persetujuan dari daftar provinsi. PERBEDAAN Bahan Penyidikan Menurut UU No. 41 Tahun 2004 KONTRIBUSI Agar masyarakat mengetahui betapa pentingnya sebuah sertifikat agar tidak terjadi perselisihan.

AMANDA NARIWARI SKRIPSI

Tata cara pendaftaran tanah wakaf sudah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 dan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004, namun masih terdapat kendala dalam penerapan pasal 32 Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya. pelaksanaan pendaftaran dalam berbagai kasus disebabkan oleh para wakif yang kesulitan memenuhi persyaratan dan dibatasi oleh jarak, nadzir yang tidak memproses pendaftaran dan tanah yang berasal dari jual beli namun belum diproses.

Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Wakaf

Imam Syafi'i, Ahmad bin Hambal dan Jumhur Ulama' berpendapat bahwa wakaf melepaskan harta wakaf dari harta wakif setelah prosedur hibah selesai. Waqif tidak diperkenankan melakukan apapun terhadap harta wakaf, seperti menjual, mewakafkan, dan mewariskan. Menurut Muhammad Jawad Mughniyah, wakaf adalah suatu pemberian yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara menahan harta aslinya dan kemudian menjadikan manfaatnya diterima secara luas.

Dan yang dimaksudkan dengan tahbis al-asli ialah memegang harta wakaf itu supaya tidak diwarisi, digunakan dalam bentuk jual beli, hadiah, gadaian, sewaan, pinjaman dan lain-lain.Menurut Imam Nawawi, Wakaf memegang harta yang boleh mendapat manfaat, tetapi tidak untuk dirinya, sedangkan harta itu tetap padanya dan digunakan untuk kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menurut Syaikh Umairah dan Ibnu Hajar Al-Haitami, Wakaf memegang harta yang boleh digunakan dan digunakan untuk menjaga keutuhan harta tersebut, dengan memutuskan pemilik pemilikan harta tersebut setakat yang dibenarkan.

Menurut Syarkhasi, pengertian wakaf adalah menjaga harta benda di bawah tangan pemiliknya serta memberikan manfaat sebagai sedekah. Menurut Ibnu Arafah, gagasan wakaf adalah memberikan manfaat pada saat keberadaannya, sekaligus wakaf tersebut tetap berada dalam kepemilikannya, meskipun hanya perkiraan. Menurut Kompilasi Hukum Islam, pengertian wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian hartanya dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan syariat Islam. ajaran 12 Sedangkan pengertian wakaf dalam hukum.

Wakaf adalah suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang atau badan hukum yang memisahkan sebagian hartanya dan melembagakannya untuk selama-lamanya untuk kepentingan ibadah atau keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. 12http://www.google.com/amp/s/www.rumahwakaf.org/pengertian-wakaf-conditions-wakaf-various-types of waqf- Purposes-wakaf-function-wakaf/amp/ (diakses 8 Februari 2020 11 :44). Perbuatan hukum wakif berupa pemisahan atau pemberian sebagian harta benda untuk dipakai selama-lamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya untuk keperluan ibadah dan kesejahteraan umum menurut syariat.

Wakaf adalah suatu perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan atau menyerahkan sebagian harta miliknya untuk dipergunakan selama-lamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya untuk keperluan ibadah atau kesejahteraan umum menurut syariah agar menjadi. Tanah wakaf adalah tanah yang dimiliki atau dimiliki bebas dari segala sitaan, hak tanggungan, pembebanan atau hal-hal lain dan dihibahkan untuk kepentingan umum.

Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Waqif harus membuat janji yang jelas dan tegas kepada Nazir di hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW). Oleh karena itu, tanah-tanah yang belum terdaftar dan nantinya akan dihibahkan melalui program sertifikat tanah masif pemerintah yaitu Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) untuk sertifikat tanah wakaf dapat dimasukkan dalam program tersebut. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian hukum sosiologi, mengingat permasalahan yang diteliti adalah yang berkaitan dengan faktor hukum dan faktor sosiologi yang berkaitan dengan sertifikat tanah wakaf.

Kedua data tersebut dimaksudkan agar dapat mengukur keakuratan dalam penelitian ini, dimana seharusnya data primer lebih dominan dibandingkan data sekunder. Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui studi lapangan yang diperoleh di Desa Tribungan Kecamatan Mangaran Kabupaten Situbondo dimana data tersebut bersifat mutlak. Data sekunder dalam penelitian ini peneliti peroleh dari Peraturan Perundang-undangan khususnya Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Sertifikat Tanah Wakaf.

Selain itu, data sekunder dalam penelitian ini juga diperoleh melalui sejumlah literatur buku dan peraturan perundang-undangan terkait. Data tersier, yaitu bahan yang memberi petunjuk dan penjelasan tentang hukum-hukum primer dan sekunder, misalnya kamus, bibliografi, ensiklopedia, indeks kumulatif dan sebagainya. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tatap muka dan pembekalan antara peneliti dan informan untuk memperoleh informasi.

Observasi dalam penelitian ini merupakan suatu alat yang dilakukan dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak langsung yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang akurat. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat atau menganalisis dokumen yang dibuat oleh orang lain. Setelah data terkumpul, data dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan, bentuk dalam analisis materi data adalah kualitatif normatif, dimana data yang diperoleh melalui penelitian terlebih dahulu dikaji kemudian disusun secara sistematis dan disajikan dalam bentuk kalimat deskriptif, yaitu menggambarkan sifat masalahnya.

Selain itu, data yang dikumpulkan dianalisis berdasarkan undang-undang yang berlaku dan pendapat para ahli atau prinsip-prinsip umum mengenai hal-hal tertentu sesuai dengan pembahasan yang sistematis, sehingga pada akhirnya menghasilkan kesimpulan yang konklusif.

Sistematika Penulisan

Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengertian sertifikat tanah wakaf berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Sertifikat Tanah, Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Pendaftaran harta benda dilaksanakan oleh BPN yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Kantor Pertanahan yang dibantu oleh Jurusita Akta. Bentuk pelaksanaan pendaftaran tanah menurut Peraturan Negara Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah sebagai berikut: 1) Pendaftaran tanah untuk pertama kali dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sistematik dan pendaftaran tanah secara sporadis, 2) . pendaftaran tanah secara sistematis berdasarkan rencana kerja dan dilaksanakan pada wilayah yang ditetapkan oleh menteri, 3) dalam hal suatu desa/kelurahan tidak ditetapkan sebagai tempat pendaftaran tanah secara sistematis sebagaimana dimaksud pada ayat dilakukan melalui pendaftaran tanah secara sporadis, 4) pendaftaran tanah secara sporadis dilakukan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan.

Kegiatan pendaftaran tanah menurut Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 dilaksanakan pertama kali dengan pengumpulan dan pengolahan data fisik melalui kegiatan pengukuran dan pemetaan, dimana kegiatan pengukuran dan pemetaan meliputi: 1) pembuatan peta dasar. pendaftaran, 2) penetapan batas bidang tanah, 3) pengukuran dan pemetaan bidang tanah serta pembuatan rencana pendaftaran, 4) pembuatan daftar tanah dan 5) pembuatan surat survei Trebung. Masyarakat hanya mengetahui bahwa tanah hibah berarti dianggap remeh tanpa memerlukannya. Registri tanah. Hal ini dapat menimbulkan perselisihan antara penerima wakaf dan ahli waris jika ahli waris tidak mengetahui bahwa tanah tersebut telah dihibahkan, 3) terbatasnya biaya administrasi pendaftaran tanah wakaf, dimana banyak masyarakat yang mengeluhkan keterbatasan finansial yang terkesan mahal sehingga mengakibatkan banyak masyarakat yang kehilangan haknya.

SARAN

Adijani Al-Alabij, (1989, Jakarta, Rajawali Press), Wakaf Tanah di Indonesia dalam Teori dan Praktek, P.23. Ayu, I.K, (2019, Maret-Agustus), Permasalahan Dalam Pelaksanaan Pendaftaran Tanah Melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap di Kota Batu, Volume 27, Nomor 1. Kementerian Agama RI, (2015, Jakarta: Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Organisasi Direktorat Pengembangan Haji Zakat dan Wakaf), Wakaf Tunai dalam Perspektif Hukum Islam, hal.13.

Efendi Paranginangin, (1998, Jakarta, Fakultas Hukum UI), Sari Hukum Agraria I: Pelestarian Hak Atas Tanah dalam Reformasi Tanah, pendaftaran tanah, hal.24. Liliane Tedjosaputro, (2012, Yogyakarta, PT. Bayu Indra Gratika), Etika Profesi Notaris dalam Hukum Pidana, hal.124. Lubis, dkk, (2010, Jakarta, Sinar Graphic) Wakaf dan Pemberdayaan Masyarakat, hal.4. 2014, Jakarta, Sinar Graphic), sertifikat hak milik dan pendaftaran, hal.57.

Wahbah az-Zuhaili, (Jakarta: Gema Insani), al-Fiqh al-Islami wa Adilatuhu, terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani, Hlm Bandung: Refika Aditama), Politik Undang-undang Pengambilan Tanah antara Kepentingan Umum dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, Hlm. 161.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pasal ini telah dijabarkan dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 tentang Penjelasan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan