• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PELAKSANAAN TUGAS JAGA NAVIGASI DI ANJUNGAN KAPAL SAAT BERADA DI ALUR PELAYARAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN PELAKSANAAN TUGAS JAGA NAVIGASI DI ANJUNGAN KAPAL SAAT BERADA DI ALUR PELAYARAN "

Copied!
73
0
0

Teks penuh

MELAKUKAN TUGAS PENJAGA LAUT DI KAPAL DALAM SUDUT BERLAYAR SEMPIT Semua ide yang ada di KIT, kecuali topik yang saya kutip sebagai kutipan, adalah ide saya sendiri. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah terapan yang berjudul “PELAKSANAAN TUGAS RENANG PADA KAPAL DALAM NAVIGASI SEMPIT” tepat pada waktunya dan tanpa keadaan yang tidak terduga. yang tidak diinginkan. YUDA PERDANA K, Melaksanakan pelaksanaan tugas jaga navigasi di anjungan pada alur pelayaran sempit.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan penerapan jaga navigasi pada anjungan kapal pada fairway sempit. Teknik pengumpulan datanya salah satu diperoleh dari hasil wawancara, observasi, studi literatur dan dokumentasi sehingga diketahui bagaimana penerapan jaga navigasi di anjungan kapal, aturan navigasi petugas jaga di KM. Faktor yang terjadi pada alur pelayaran yang sempit, upaya untuk meminimalisir dan mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan melaksanakan tugas jaga navigasi sesuai prosedur dan aturan pengawasan yang baik pada alur pelayaran yang sempit.

Maksud dan tujuan melaksanakan tugas pengawasan adalah untuk menjaga keselamatan, keamanan, ketertiban kapal, muatan, penumpang, dan lingkungan hidup. Tujuannya agar kapal selalu menempuh perjalanan sampai ke tujuannya melalui jalur pelayaran yang aman. Oleh karena itu, kehati-hatian disarankan saat melakukan tugas jaga navigasi, terutama saat melintasi perairan sempit.

Berdasarkan latar belakang di atas maka saya memutuskan untuk meneliti dengan tema “PELAKSANAAN PELAKSANAAN TUGAS KEEPING NAVIGASI DI KAPAL SAAT DALAM ARUS PERKEMPUAN SEMPIT.

Rumusan Masalah

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi industri pelayaran dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas jaga navigasi pada anjungan kapal pada jalur pelayaran sempit. Pencarian literatur merupakan sintesa dari berbagai jenis hasil penelitian terdahulu, sehingga dalam pencarian literatur hendaknya mencakup banyak penelitian dari penelitian terdahulu Mubah (2015:20). Pengertian review literatur diperkuat dengan artikel yang ditulis oleh Laura Roselle dan Sharon Spray yang berjudul Scholarly Literature dan The Literature Review.

Roselle dan Spray mendefinisikan tinjauan pustaka sebagai proses membaca dan mengkaji publikasi berbagai hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti atau sarjana sebelumnya. Penggunaan tinjauan pustaka pada dasarnya penting untuk dilakukan pada saat memulai suatu penelitian, mengingat besar kemungkinan bidang yang akan kita pelajari mempunyai kedekatan atau persamaan dengan bidang lain yang diteliti sebelumnya. Jika dilihat dari pengertian tinjauan pustaka, maka dapat dikatakan bahwa tinjauan pustaka berbeda dengan kerangka teori.

Analisis Kemampuan Nakhoda Dalam Membaca Alat Bantu Navigasi di Alur Pelabuhan dan Alur Pelayaran Umum di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Bagaimana kemampuan nakhoda dalam membaca dan menavigasi jalur pelayaran umum di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya

Landasan Teori

Penerapan Pelaksanaan Tugas Jaga Navigasi Di Alur Pelayaran Sempit. Sempit

7. mengkaji tentang penerapan pelaksanaan tugas jaga navigasi di anjungan kapal pada saat berada pada alur pelayaran yang sempit. semua item di dalamnya). Segala sesuatu yang berkaitan dengan tugas/tugas jaga diatur oleh ketentuan yang terdapat dalam Standar Sertifikasi Pelatihan dan Tugas Jaga Pelaut (STCW 1978 Amendment 1995). Berikut ini adalah tata cara deck watch yang secara khusus dituangkan dalam bentuk perilaku sebagai berikut.

Berbagai skema dan peraturan yang disetujui oleh perwakilan Organisasi Maritim Internasional (IMO) dirancang untuk membantu pelaut dalam memenuhi tugas jaga mereka secara cermat. Dalam satu hari (selama 24 jam), tugas on call/shift dibagi menjadi 3 tim, masing-masing tim bertugas selama 4 jam pada siang hari dan 4 jam pada malam hari, sehingga setiap tim bertugas selama 8 jam per hari. Jaga navigasi dilakukan oleh awak kapal yang mempunyai pengetahuan ilmu navigasi, tempat jaganya berada di ruang anjungan.

Jembatan sering juga disebut dengan ruang kemudi, yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat perangkat kemudi dan segala perlengkapan lainnya yang berkaitan dengan mekanisme berlayar kapal. Perwira jaga wajib melakukan pengamatan dengan cermat pada waktu melaksanakan jaga navigasi, bila timbul keadaan khusus harus dilaporkan kepada perwira jaga.

Pelaksanaan Tugas Jaga Navigas

Aturan Yang Digunakan Perwira Jaga Navigasi Saat Berlayar

Peraturan ini merupakan peraturan nasional yang harus dipatuhi oleh semua kapal yang berada di perairan Indonesia. Istilah "kapal layar" berarti setiap kapal yang sedang berlayar, asalkan mesin penggeraknya, jika ada, tidak digunakan. 15. melakukan kegiatan penghapusan ranjau Kapal-kapal yang tertunda sedemikian rupa sehingga tidak dapat lagi mengambil keuntungan yang menyimpang dari jalurnya.

Bahaya demikian dianggap ada apabila haluan kapal yang mendekat tidak menunjukkan perubahan yang berarti. Kapal yang panjangnya kurang dari 20 meter atau perahu layar tidak boleh menghalangi navigasi kapal yang hanya dapat berlayar dengan aman di wilayah pelayaran atau pelayaran yang sempit. Dan kapal penangkap ikan tidak boleh menghalangi jalan kapal lain yang berlayar di sepanjang jalur air atau

Menyimpang dari segala sesuatu yang dinyatakan dalam Peraturan Bagian B Seksi 1 dan 2, setiap kapal yang sedang menyusul kapal lain harus menjauhi kapal lain yang sedang disusul. Kapal apa pun, kecuali kapal yang lepas kendali atau kapal yang kemampuan manuvernya terbatas, tergantung keadaannya. Perubahan haluan ke pelabuhan relatif terhadap kapal di depannya dengan arah melintang selain dari arah melintang kapal yang disusul.

Kapal bertenaga motor yang sedang berlayar harus mempunyai lampu tiang depan; lampu tiang kedua di belakang dan lebih tinggi dari lampu tiang depan, kecuali untuk kapal yang panjangnya kurang dari 50 meter, lampu tersebut tidak diperlukan, tetapi dapat ditampilkan. ke bentuk tanpa bobot yang tidak ditentukan pencahayaannya. Kapal yang mendayung boleh memperlihatkan lampu-lampu yang ditentukan dalam Peraturan Berlayar ini, tetapi apabila tidak dipertontonkan, kapal yang mendayung harus selalu siap dengan senter atau lampu putih yang menyala. waktu untuk menghindari tabrakan. Jika perahu layar itu berlayar di air, selain lampu-lampu yang ditentukan dalam ayat ini, lampu-lampu samping dan lampu buritan.

37. ketika berada bersama dengan kapal-kapal lain yang sedang menangkap ikan, dapat memperlihatkan isyarat-isyarat tambahan yang dijelaskan dengan jelas dalam Lampiran II Peraturan ini. Apabila tidak menangkap ikan, tidak boleh memperlihatkan lampu-lampu atau bentuk-bentuk benda yang ditentukan dalam Peraturan ini, melainkan hanya lampu-lampu penerangan atau gambar-gambar benda yang ditentukan untuk kapal yang panjangnya sama dengan panjang kapal. Kapal yang dibatasi oleh saratnya, sebagai tambahan terhadap lampu-lampu yang ditentukan dalam Aturan 23 untuk kapal-kapal bertenaga, boleh memasang tiga lampu merah yang melingkari dalam satu garis vertikal, atau sebuah silinder di tempat yang paling mudah terlihat. 41. bentuk benda yang ditentukan dalam Aturan 30 untuk kapal yang sedang berlabuh jangkar. Kapal pandu, bila tidak sedang bertugas sebagai kemudi, harus memperlihatkan lampu-lampu atau sosok-sosok benda yang ditentukan untuk kapal-kapal yang panjangnya sama.

Ketika terlihat satu sama lain di perairan atau perairan sempit yang dapat dilayari Kapal yang bermaksud menyalip kapal lain. Kapal-kapal yang tidak terkendali, kapal-kapal yang kemampuan olah geraknya terbatas, kapal-kapal yang terhambat oleh sarat air, kapal-kapal layar, kapal-kapal yang sedang menangkap ikan, dan kapal-kapal yang menarik atau mendorong kapal-kapal lain, sebagai pengganti isyarat-isyarat yang ditentukan dalam peraturan-peraturan ini, harus mengeluarkan tiga bunyi berturut-turut. ,. Kapal penangkap ikan yang berlabuh dan kapal dengan kemampuan manuver terbatas, ketika melakukan pekerjaannya di tempat berlabuh, harus memancarkan isyarat-isyarat yang ditentukan dalam ayat-ayat peraturan ini, bukan isyarat-isyarat yang ditentukan dalam ayat-ayat peraturan ini.

Apabila kapal dorong dan kapal dorong dihubungkan erat dalam satuan gabungan, kapal tersebut harus dianggap sebagai kapal yang digerakkan oleh tenaga dan harus memberikan isyarat kepada mereka.

Kerangka Pemikiran

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami realitas sosial, yaitu melihat dunia sebagaimana adanya. Oleh karena itu, melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar berarti Anda mempunyai jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial. Penelitian kualitatif adalah alat yang penting. Oleh karena itu, penelitian hendaknya mempunyai latar belakang teori dan pemahaman yang luas sehingga dapat mengajukan pertanyaan, menganalisis dan mengkonstruksi objek yang diteliti agar lebih jelas.

Penelitian kualitatif digunakan jika permasalahannya belum jelas, untuk mengetahui makna tersembunyi untuk memahami interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk menjamin keakuratan data dan untuk meneliti sejarah perkembangan. Menurut Herdiansyah (2010:9), penelitian kualitatif adalah penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial yang wajar dengan mengutamakan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dan fenomena yang diteliti.

Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Tempat Penelitian

Jenis Data dan Sumber Data

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara atau diperoleh dan dicatat oleh orang lain. Data sekunder diperoleh dari buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teori dan penentuan formal dari situasi nyata dalam pengamatan dan informasi lain yang diperoleh. Percakapan adalah usaha seseorang atau suatu pihak untuk memperoleh dari seseorang atau orang lain keterangan, pendapat mengenai suatu hal yang diperlukan untuk maksud tertentu, melalui tanya jawab.

Menurut Ardila, dokumentasi adalah kumpulan dokumen yang dapat memberikan informasi atau bukti mengenai proses pengumpulan dan pengolahan dokumen baik berupa barang, gambar atau tulisan sebagai alat bukti serta dapat memberikan informasi penting secara sistematis dan menyampaikan informasi kepada penggunanya.

Pemilihan Informan

Teknik Analisis Data

Pengumpulan Data (Data Collection)

Display Data

Gambar

Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.2 Daftar Dinas Jaga Di Atas Kapal
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Mulai

Referensi

Dokumen terkait

Pengantar Ilmu Pertanian Peny 22-0 41 Dian Hafizah, SP.. MSi Penjab Azwar Rasyidin,