• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA PERAN ISTERI DALAM keluarga NELAYAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "DINAMIKA PERAN ISTERI DALAM keluarga NELAYAN"

Copied!
228
0
0

Teks penuh

Secara umum kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan perempuan nelayan yang bekerja sebagai penjual ikan disebabkan oleh faktor ekonomi dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangganya. Secara umum kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan perempuan nelayan yang bekerja sebagai penjual ikan disebabkan oleh faktor ekonomi dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi rumah tangganya.

BEBERAPA PERSPEKTIF TEORETIK

Parsons tertarik pada bagaimana cara mentransfer norma dan nilai sosial kepada para aktor dalam sistem sosial (Badarudidi, 2010:25). Apa yang harus dipegang teguh sebagai orang-orang yang terlibat di dalamnya, agar setiap tindakan terjalin sebagai satu kesatuan.

BAB III

BONE DALAM PERSPEKTIF HISTORIS

Ponggawa (Panglima Perang), bertugas dalam urusan pertanahan Kerajaan Bone dengan membawahi masing-masing 3 (tiga) perangkat. Kabupaten Bone dibatasi oleh daerah-daerah sebagai berikut : Kabupaten Wajo Utara, Kabupaten Sinjai Selatan, Kabupaten Soppeng Barat, Kabupaten Maros, Pangkep, Kabupaten Barru. Kabupaten Bone merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang terletak pada koordinat antara 404•43‚ dan 508•45‚ Lintang Selatan dan 119049•3‚.

Keadaan pertumbuhan pembangunan di wilayah Kabupaten Bone saat ini semakin meningkat dengan peningkatan yang positif di segala sektor, hal ini terlihat dari tingkat pertumbuhan pembangunan yang disertai dengan peningkatan pendapatan per kapita masyarakat. Kabupaten Bone sedang dalam tahap pembangunan dengan pertumbuhan yang dicapai.Lokasi penelitian berada di salah satu wilayah Kabupaten Bone yang terletak di Desa Lonrae, Kecamatan Taneteriattang Timur, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Menurut sejarahnya wilayah Bajoe di Kecamatan Taneteriattang Timur ini dulunya adalah sebuah desa di Kecamatan Taneteriattang kemudian dimekarkan menjadi Taneteriattang Timur yaitu Desa Bajoe. di bajoe memberikan motivasi kepada suku bugis yang tinggal di pesisir pantai bajoe yang dicirikan dengan banyaknya suku bajo yang melakukan kegiatan tersebut.

Bahkan suku Bajo pernah disebut-sebut sebagai bagian dari Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya.

KARAKTERISTIK ISTRI NELAyAN

Aktivitas ibu rumah tangga, saat suaminya pulang melaut, ikan dibawa dari laut, istri nelayan kemudian membawanya ke pasar dan menjualnya ke penjual ikan di pasar. Istri nelayan ini dalam kehidupan sosial ekonominya dapat dikategorikan sebagai masyarakat yang kehidupannya pas-pasan, melakukan pekerjaan ini sebagai pelaut dan sebagai penjual ikan yang merupakan sumber penghidupan utama keluarga nelayan. Istri nelayan (49 tahun) dalam hal pendidikan, istri nelayan ini hanya tamat SD tetapi dalam kegiatannya sebagai istri nelayan yang membantu suaminya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga dalam menjalankan aktivitasnya sebagai penjual ikan yang sukses, karena melakukan aktivitasnya berbeda dengan istri nelayan.

Kesibukan istri nelayan ini merupakan keseharian yang digelutinya selama kurang lebih 10 tahun dan secara sosial ekonomi kehidupannya terlihat mantap. Kemudian dari segi pendapatan, istri nelayan berpenghasilan minimal tujuh juta hingga sepuluh juta dan maksimal lima belas juta hingga dua puluh juta per balas. Informan keenam bernama Muliati (33) tahun, istri nelayan adalah seorang penjual ikan dan bekerja.

Keadaan masyarakat khususnya istri nelayan yang bekerja bervariasi ada yang bekerja sebagai pengelola.

FuNGSI KELuARGA DAN

PERANAN ANGGOTA KELuARGA DI MASyARAKAT DALAM RuANG

LINGKuP TINDAKAN SOSIAL

Oleh karena itu Parsons menunjukkan bahwa fungsi dan sistem sosial dan tindakan sosial yang ada dalam satu sistem saling mendukung. Kita akan mengatakan bahwa suatu tindakan adalah tindakan sosial ketika tindakan itu sebenarnya ditujukan kepada orang lain (individu lain). Artinya tindakan sosial ini diperhatikan terlebih dahulu karena mengutamakan nilai-nilai sosial dan nilai-nilai agama yang dimilikinya, (4) tindakan emosional.

Tindakan yang Dipengaruhi oleh Emosi (Affectual Action), tindakan sosial jenis ini lebih didominasi oleh perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan secara sadar. Teori ini beranggapan bahwa tindakan sosial adalah tindakan yang ditujukan untuk mencapai suatu tujuan yang di dalamnya telah dibangun sistem dan kebersamaan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan. Struktur sosial dan pranata sosial dikatakan sebagai “dua konsep” yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan sosial.

Empat tipologi tindakan sosial yang dipelajari Weber antara lain: (1) Zweckrationalitat (rasionalitas instrumental), yaitu tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan.

POLA PENGAMBILAN KEPuTuSAN RuMAH TANGGA

Hal ini dibenarkan oleh Idrus (2000), bahwa perempuan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan sosial baik untuk kepentingan keluarga maupun berperan dalam kepentingan umum, kemudian pendapat ini ditegaskan oleh Sajogyo (1985), bahwa peran wanita dalam keluarga sangat tinggi, hal ini bisa dibuktikan dengan segala hal. Hal ini diungkapkan oleh Hasniah (2010), bahwa dengan adanya kesempatan kerja bagi perempuan sebagai istri, mereka mengatur keluarga sehingga dalam hal pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga dapat terpenuhi. Pengamatan terhadap perempuan dan pekerjaan memberikan gambaran tentang adanya peran ganda yang dilakukan dengan mengambil posisi sebagai pekerja rumah tangga dalam keluarga (pekerjaan rumahan) atau sebagai pegawai publik yang menghasilkan pendapatan langsung (pekerjaan pendapatan). kegiatan produksi dan konsumsi sekaligus.

Jika ditelaah, kedua aspek ini sangat berkaitan dengan tugas pokok mereka sebagai ibu rumah tangga. Teori tersebut menjelaskan bahwa peran perempuan adalah sebagai pengelola rumah tangga, dan berfungsi sebagai pembantu rumah tangga penuh yang selalu menjaga adanya keharmonisan dalam rumah tangga. Teori di atas menekankan bahwa peran perempuan dalam keluarga dalam menjalankan aktivitasnya sebagai pembantu rumah tangga dan sebagai pekerja publik memiliki peran yang seimbang antara peran laki-laki sebagai pencari nafkah utama dan agar rumah tangga harus tetap eksis.

Asumsinya, peran perempuan dalam mengatur keluarga sangat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga, karena mereka selain sebagai pekerja rumah tangga, juga berperan sebagai pegawai negeri agar selalu menjaga keseimbangan peran dalam rumah tangga. keluarga.

PEMBAGIAN PERAN SuAMI-ISTRI DALAM RuMAH TANGGA

NELAyAN

Mengenai pendidikan anak, peneliti menekankan bahwa untuk masalah ini istri nelayan sebagai ibu rumah tangga memiliki tanggung jawab penuh untuk membesarkan dan mendidik anak. Bentuk pembagian kerja yang dilakukan informan berinisial HJ memakan waktu lebih lama dibandingkan istri nelayan. Bentuk pembagian kerja dilakukan oleh seorang informan berinisial ML, pada saat suaminya melaut istri nelayan ini memiliki volume pekerjaan yang lebih banyak dibandingkan dengan istri nelayan lainnya;

Selain itu juga dapat memberikan pinjaman kepada istri nelayan yang membutuhkan kredit kendaraan bermotor dan sebagainya. Dalam bentuk pembagian kerja yang dilakukan oleh HF, volume pekerjaannya lebih besar dibandingkan dengan istri nelayan lainnya, karena. Adapun model pembagian kerja yang dianut istri nelayan pada umumnya berimbang, dalam arti setiap orang bekerja sesuai dengan peran dan fungsinya dalam rumah tangga istri nelayan.

Karena keadaan istri nelayan terlihat unik, karena tingkat pendapatan istri lebih besar dari suaminya, maka peran istri terlihat lebih besar dari pada suami dalam rumah tangga istri nelayan.

KETERLIBATAN ISTRI NELAyAN DALAM PEKERjAAN SEBAGAI

PENjuAL IKAN

Istri nelayan yang bekerja terpaksa melakukan pekerjaan ini dengan ikhlas untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga (kebutuhan sehari-hari), yang dilatarbelakangi oleh banyaknya anggota keluarga dalam rumah tangga nelayan. Informan berinisial RSM, istri nelayan bekerja sebagai penjual ikan karena keadaan normal. Informan kunci dalam penelitian ini adalah istri nelayan sebagai pencari nafkah keluarga yang berprofesi sebagai penjual ikan, sepuluh informan dalam penelitian ini merupakan informan yang representatif.

Sehingga istri nelayan mendapatkan hasil yang cukup baik dari hasil penjualan ikan dibandingkan hari cuaca buruk. Informan berinisial HJ (36) istri nelayan merupakan istri nelayan yang sukses dibandingkan nelayan lainnya. Penghasilan istri nelayan ini cukup besar, terbukti dengan status suaminya sebagai bos (pemilik perahu) yang sangat mempengaruhi aktivitas istrinya sebagai penjual ikan.

Istri nelayan ini, yang sumianya adalah bos (pemilik kapal) di kapal itu, bisa mendapatkan penghasilan lebih karena dia melakukan aktivitas sehari-hari tidak hanya di rumah, tetapi bahkan menjual ikan ke daerah lain di mana dia dibuang (menyediakan ikan ke daerah lain). , sehingga pendapatan yang diperoleh berbeda dengan istri nelayan lainnya.

GENDER

DAN PERAN PEREMPuAN

Menurut Narwok, gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan (mengklasifikasikan atau memisahkan) fungsi dan peran laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan tidak bersifat tetap karena keduanya memiliki perbedaan biologis atau fitrah. Sehubungan dengan adanya perbedaan peran, fungsi dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan akibat kesepakatan atau rancangan masyarakat.

Peran reproduksi tidak dapat dipertukarkan: laki-laki tidak mungkin melahirkan dan perempuan tidak mungkin membuahi. Terkait dengan kehidupan sehari-hari, konstruksi budaya memberikan kontribusi yang kuat dalam memposisikan peran laki-laki dan perempuan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa gender adalah perbedaan fungsi dan peran laki-laki dan perempuan karena konstruksi sosial, bukan hanya jenis kelaminnya.

Gender sendiri dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan struktur masyarakat yang bersangkutan dengan kedudukan peran laki-laki dan perempuan.

INTERAKSI SOSIAL PEREMPuAN PENcARI NAFKAH

Teori ini menggambarkan bahwa dalam kehidupan sosial ekonomi rumah tangga nelayan, segala macam kebutuhan dalam kehidupan sosial ekonominya dapat diatasi dengan memanfaatkan potensi istri nelayan. Teori di atas beranggapan bahwa peran dan tugas perempuan dalam rumah tangga adalah hal yang wajib dilakukan, baik sebagai pekerja rumah tangga penuh waktu maupun istri yang bekerja sebagai pencari nafkah di luar rumah, dapat disangkal secara kodrat. Rumah tangga nelayan merupakan contoh nyata keluarga dalam masyarakat yang lebih sejahtera.

Demikian dikemukakan Durkheim bahwa fenomena kehidupan sosial yang heterogen dalam masyarakat meliputi perilaku sosial ekonomi yang berfungsi mengatur peran dan fungsi seorang ibu yang bekerja untuk menambah penghasilan rumah tangga. Pada awalnya posisi perempuan dalam masyarakat hanya sebagai anggota rumah tangga dengan tugas domestik. Sehingga dijelaskan dalam teori tersebut di atas bahwa peran perempuan dalam rumah tangga baik sebagai pekerja di rumah (pekerja rumah tangga) maupun perempuan yang bekerja di rumah tangga.

Teori ini memberikan inspirasi tentang peran perempuan dalam pembangunan.Perempuan memiliki peran yang sangat baik dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya dalam mengatur rumah tangga.

Referensi

Dokumen terkait

297 PENDIDIKAN NILAI-NILAI MORAL PESERTA DIDIK MELALUI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA KELAS IV DI UPT SD NEGERI 112 GRESIK Nurul Komariyah1, Nataria Wahyuning Subayani2 Pendidikan Guru