Volume 1, No. 1 (2023); September P-ISSN: .... - ...., E-ISSN: .... - ....
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License
1
Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Fikih Pada Siswa Kelas Vii B Mtsn 1 Mukomuko
Rasnia 1
1 Guru MTsN 1 Muko-muko. E-mail: [email protected]
Abstrak: Penelitian dilatar belakangi oleh kenyataan masih rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fikih siswa kelas VII B MTsN 1 Mukomuko. Hal ini ditunjukan dengan hasil belajar siswa yang dibawah KKM. Model discovery Learning dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui bisa atau tidaknya penerapan model Pembelajaran Discovery Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B MTs pada mata pelajaran Fikih di MTsN 1 Mukomuko. Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B MTsN 1 Mukomuko. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa dengan penerapan model Pembelajaran Discovery L e a r n i n g dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas. VII B MTsN 1 Mukomuko dari siklus I,II dan siklus III Hasil penelitian pada siklus II menunjukkan bahwa nilai rata-rata presentase 79,57menjadi 90,71 pada siklus III, artinya terjadi peningkatan sebesar 11,14 %. Demikian pula pada hasil belajar menunjukkan nilai ketuntasan belajar pada siklus II sebesar 68, 57 % menjadi 94,29% pada siklus III. Sehubungan dengan hasil penelitian, implikasinya terhadap pembelajaran Fikih di kelas adalah: dengan menggunakan model Pembelajaran Discovery L e a r n i n g dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa pada pelajaran Fikih. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas kelas. VII B MTsN 1 Mukomuko dalam mata pelajaran Fikih.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Discovery dan hasil belajar siswa
1. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu hal yang terpenting dalam kehidupan seseorang.
Pendidikan dapat juga didefinisikan sebagai proses perolehan pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran atau studi. Jika pendidikan menjadi efektif hendaknya menghasilkan perubahan- perubahan dalam seluruh komponen perilaku (pengetahuan dan gagasan, norma dan keterampilan nilai dan sikap, serta pemahaman dan perwujudan).
Menurut Rulam Ahmad (2016: 25) Perubahan tingkah laku ini merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan pada tujuan yang hendak dicapai oleh masing- masing individu atau masyarakat. Perubahan-perubahan ini hendaklah dapat
2
diterima secara sosial, kultural, ekonomis, dan menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, sikap, serta pemahaman.
Belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku berikutadanya pengalaman. Pembentukan tingkah laku ini meliputi perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman dan apresiasi. Oleh sebab itu, belajar adalah proses aktif yaitu proses reaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah suatu proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami suatu yang dipelajari. Apabila berbicara mengenai belajar. Maka kita bercerita mengenai tingkah laku seseorang atau individu melalui berbagai pengalaman yang ditempuh.
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, pastinya dibutuhkan suatu pengalaman- pengalaman yang berkaitan dengan materi sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Pengalaman ini dapat membantu peserta didik dalam mengkontruksi pengetahuan tentang konsep. Sehingga model Discovery ini cocok untuk diterapkan pada materi yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Salah satunya materi Fikih yang berhubungan erat dengan kehidupan sehari-hari.
Dari hasil observasi penulis menggambarkan bahwa siswa kelas VII B MTsN 1 Mukomuko, bahwasannya model pembelajaran discovery Learning sudah terlaksana hanya saja belum maksimal. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai yang rendah dilihat dari hasil belajar siswa. Nilai KKM mata pelajaran Fikih kelas VII B MTsN 1 Mukomuko yaitu 80. Untuk mengatasi hasil belajar siswa yang rendah maka peneliti memaksimalkan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses pembelajaran. Jika penggunaan model pembelajaran tersebut tepat penggunaanya, maka pembelajaran apa yang ditargetkan dalam pembelajaran dapat tercapai.
2. Metode
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan bentuk kajian yang sistematis dan reflektif dilakukan oleh guru untuk meningkatkan pembelajaran dan kualitas siswa, dan penelitian ini dilakukan oleh guru dengan tidak mengubah situasi dan jadwal yang telah ada, dengan demikian jika guru melakukan beberapa penelitian tindakan tidak akan mengganggu jadwal yang telah ada(Arikunto, 2006:
6). Dalam penelitian ini fokus utamanya adalah meningkatkan hasil belajar dilihat dari keaktifan siswa dan dengan penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dalam pembelajaran Fikih Sumber data penelitian adalah siswa kelas VII B.MTsN 1 Mukomuko sebanyak 26 siswa, terdiri dari 8 laki-laki dan 18 perempuan.
3. Hasil
Hasil penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari observasi pada siklus 1, tindakan siklus II, dan tindakan siklus III. Hasil tes tindakan pada siklus I,II dan siklus I II,
3
siklus I tentang materi Thaharah, siklus II materi Tata cara bersuci dari najis dan hadas, siklus III tentang shalat Tata cara berwudhu.
3.1. Diskripsi Siklus 1
Hasil siklus 1 yaitu kemampuan menganalisa materi tentang Thaharah setelah dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes siklus 1 berfungsi untuk mengetahui keadaan awal kemampuan siswa setelah pembelajaran diberikan kepada siswa siswa kelas VII B MTsN 1 Mukomuko tahun ajaran 2022/2023.
Kriteria penilaian pada siklus 1 tindakan meliputi dua aspek, yaitu tes untuk kategori penilaian aspek pemahaman/ingatan terhadap materi pembelajaran dan non tes untuk mengetahui kemampuan, keaktifan, kesungguhan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
1. Hasil Tes Kemampuan menganalisa pengetahuan pada materi Thaharah pada siklus 1
Tabel 1
NO NAMA NILAI TUNTAS TIDAK
TUNTAS
1 ADLI RAMADHAN 40 √
2 ALIFIYAH RAMADHAN 20 √
3 ANISA SEFTIANI 85 √
4 ALNABIT 90 √
5 DAVFI DIANDRA 85 √
6 DUFANO RISKY ADRIAN 45 √
7 FARID RAGALI 80 √
8 FARIS JEMI 60 √
9 FIRLI AKBAR 80 √
10 GAFINA PUTRI 40 √
11 NOVRENZA AULIA 90 √
12 PUTRI MELINDA 85 √
13 RISKA MAULIDA 80 √
14 RUSLIANI MARDIA 50 √
4
15 SABRINA FEBRIANTI 50 √
16 SELVI ANRIANI 40 √
17 SOFIA PUTRI CAHYATI 45 √
18 SITI SALWA 40 √
19 TIARA MEZA AMELIA 85 √
20 TARA VIORIFA 90 √
21 TITIS ARIANI 50 √
22 TRI PUSPITA 90 √
23 TRISSA ZAKIA 80 √
24 YELNI FEBIOLA 40 √
25 YEYEN 50 √
26 ZULAIKHA AZ ZAHRA 80 √
Data pada tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa kemampuan siswa kelas VII MTsN 1 Mukomuko dalam materi Thaharah secara individu, dengan skor 0 - 39 dicapai oleh 1 atau 2,86 % dengan nilai 40-49 dicapai oleh 7 siswa atau 20.00 %.
Dengan skor 50 – 59 dicapai oleh 5 siswa atau 14,29 %, dengan skor 60 – 69 dicapai oleh 1 siswa atau 2,86 %, dengan skor 70 – 79 dicapai oleh 2 siswa atau 5,71 %, dengan skor 80-89 dicapai oleh 13 siswa atau 37,14 % dan dengan skor 90 – 100 dicapai oleh 6 orang siswa atau 17,14 % .Dari 35 siswa yang mendapat nilai tuntas dalam pembelajaran ini adalah hanya 20 siswa sedang yang belum tuntas adalah 15 siswa atau 42,85 % dengan nilai rata-rata kelas adalah 67,86, sedangkan nilai ketuntasan belajar adalah 80. maka dapat dikatakan bahwa keadaan siswa setelah siklus awal tindakan dilakukan mempunyai nilai yang rendah dalam materi pembelajaran ini
3.2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari Modul ajar materi Tata cara bersuci dari najis dan hadas, LKPD 2, soal tes formatif II, dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
5
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada 27 agustus 2022 di Kelas VII B MTsN 1 Mukomuko dengan jumlah siswa 26 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pelajaran dengan memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.
Tabel 5
Hasil Tes formatif siklus II
No Nama Nilai Tuntas Tidak Tuntas
1 ADLI RAMADHAN 75 √
2 ALIFIYAH RAMADHAN 50 √
3 ANISA SEFTIANI 90 √
4 ALNABIT 90 √
5 DAVFI DIANDRA 90 √
6 DUFANO RISKY ADRIAN 80 √
7 FARID RAGALI 85 √
8 FARIS JEMI 80 √
9 FIRLI AKBAR 85 √
10 GAFINA PUTRI 65 √
11 NOVRENZA AULIA 95 √
12 PUTRI MELINDA 85 √
6
13 RISKA MAULIDA 90 √
14 RUSLIANI MARDIA 50 √
15 SABRINA FEBRIANTI 75 √
16 SELVI ANRIANI 75 √
17 SOFIA PUTRI CAHYATI 60 √
18 SITI SALWA 70 √
19 TIARA MEZA AMELIA 90 √
20 TARA VIORIFA 90 √
21 TITIS ARIANI 80 √
22 TRI PUSPITA 90 √
23 TRISSA ZAKIA 85 √
24 YELNI FEBIOLA 60 √
25 YEYEN 60 √
26 ZULAIKHA AZ ZAHRA 85 √
Keterangan:
T : Tuntas TT : Tidak Tuntas Jumlah siswa yang tuntas 16 Siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas 10 siswa.
3.3. Siklus III
Siklus III dilaksanakan tanggal 2 agustus 2022, dengan jumlah peserta didik sebanyak 26 orang yang terdiri dari 8 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
Proses pembelajaran Fikih untuk materi Tata cara berwudhu dengan alokasi waktu 2 x 40 menit.
Adapun rangkaian kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan siklus III adalah:
a. Perencanaan ( persiapan)
1. Mempersiapkan peralatan untuk keperluan praktek wudhu
7
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Fikih dengan menerapkan pembelajaran pendekatan saintifik dan TPACK dengan model Discovery Learning dan demonstrasi
3. Menyiapkan lembar kerja peserta didik 4. Menyiapkan daftar nama-nama kelompok b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2023, dengan jumlah peserta didik 26 orang. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pembelajaran yang telah dipersiapkan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua jam pelajaran yaitu 2x40 menit yang dibagi dalam tiga tahap, yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir atau penutup.
1) Kegiatan Awal (15 Menit)
a) Guru masuk, siswa berdiri mengucapkan salam, guru Membuka pembelajaran dengan salam, menanyakan kabar peserta didik. Mengajak peserta didik beryanyi p5 bersama b) Melakukan pembiasaan berdoa, memeriksa kehadiran,
kerapihan pakaian, posisi tempat duduk peserta didik dan kebersihan kelas.
c) Guru menjelaskan tujuan materi yang akan dipelajari serta kompetensi yang akan dicapai peserta didik. Guru menejelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksanakan selama proses pembelajaran
d) Guru mengadakan apersepsi atau tes pengetahuan awal siswa tentang materi yang akan dipelajari
e) Guru menjelaskan pentingnya pemahaman dan penguasaan materi yang kan dipelajari.
f) Mengkondisikan peserta didik untuk duduk dengan nyaman dan aktif sehingga tercipta pembelajaran bermakna.
2) Kegiatan Inti (55 Menit)
a) Meminta peserta didik untuk mengamati keterangan dari guru
8
b) Memberikan penjelasan tambahan apabila terutama bagi peserta didik belum memahami tata cara berwuhdu.
c) Membuat kelompok berwudhu.
d) Meminta peserta didik untuk mulai melaksankan praktek wudhu.
e) Memberikan penguatan dan memberikan bimbingan ketika peserta melakukan kesalahan dalam berwudhu.
3) Kegiatan Penutup (10 Menit)
Kegiatan guru bersama peserta didik
Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran
Melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
Kegiatan guru
Guru memberikan apresiasi, penguatan, dan motivasi untuk tetap semangat mengikuti pembelajaran.
Peserta didik mengidentifkasi hambatan- hambatan yang dialami saat praktek berwudhu materi pembelajaran
Peserta didik dipersilakan berdoa dan mensyukuri segala nikmat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun nilai hasil praktek siklus III dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2
Hasil Tes formatif siklus III
No Nama Nilai Tuntas Tidak
Tuntas
1 ADLI RAMADHAN 85 √
2 ALIFIYAH RAMADHAN 70 √
9
3 ANISA SEFTIANI 95 √
4 ALNABIT 100 √
5 DAVFI DIANDRA 100 √
6 DUFANO RISKY ADRIAN 90 √
7 FARID RAGALI 95 √
8 FARIS JEMI 90 √
9 FIRLI AKBAR 90 √
10 GAFINA PUTRI 85 √
11 NOVRENZA AULIA 100 √
12 PUTRI MELINDA 90 √
13 RISKA MAULIDA 95 √
14 RUSLIANI MARDIA 85 √
15 SABRINA FEBRIANTI 85 √
16 SELVI ANRIANI 90 √
17 SOFIA PUTRI CAHYATI 75 √
18 SITI SALWA 80 √
19 TIARA MEZA AMELIA 100 √
20 TARA VIORIFA 95 √
21 TITIS ARIANI 90 √
22 TRI PUSPITA 90 √
23 TRISSA ZAKIA 90 √
24 YELNI FEBIOLA 85 √
25 YEYEN 80 √
26 ZULAIKHA AZ ZAHRA 95 √
Keterangan:
10
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 24 Jumlah siswa yang belum tuntas : 2
Tabel .3
Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No. Uraian Hasil Siklus III
1 Nilai rata-rata tes formatif 90,71 2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 24 3 Persentase ketuntasan belajar 94,29%
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan model Discovery Learning diperoleh nilai rata-rata belajar siswa adalah 90,71 dan ketuntasan belajar mencapai 94.29 % atau ada 21 siswa dari 26 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus III secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 80 hanya sebesar 94,29
% lebih besar dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 80%. Hal ini disebabkan karena siswa sudah mengerti penggunaan model Discovery Learning.
Pemerolehan data yang bersifat nontes pada proses pembelajaran pada siklus III diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung.
4) Refleksi
Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ini merupakan tindakan perbaikan dari siklus II. Pada siklus II kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa tidak begitu banyak untuk lebih memahaminya perlu adanya praktek langsung untuk diterapkan pada pembelajaran siklus III.
Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
a) Selama proses belajar mengajar kami telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar. Nilai rata-rata kelas VII B MTsN 1 Mukomuko pada siklus III
11
mengalami peningkatan dari siklus I dan II. Nilai rata-rata pada siklus III adalah 90,71 dan termasuk kategori sangat baik, yang semula pada siklus I hanya 67, 86 kategori rendah dan di siklus II hanya 79,57 termasuk katagori Baik
b) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses belajar berlangsung. Hal ini dapat diketahui dari perilaku siswa yang sebelumnya tidak mengikuti pembelajaran dengan baik, pada siklus III ini mulai mengikuti dan melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Dengan demikian secara keseluruhan siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
c) Berdasarkan hasil dokumentasi, siswa memperhatikan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan penuh konsentrasi. Saat mereka secara kelompok berdiskusi dan membuat catatan dapat berjalan dengan baik. Dan saat mereka mengerjakan soal tes yang diberikan guru siswa dapat mengerjakan dengan baik dan dengan hasil yang baik pula
d) Hasil belajar siswa pada siklus III adalah 90,71. nilai tersebut telah mencapai batas ketuntasan yaitu 80. mencapai ketuntasan.
5) Revisi Pelaksanaan
Pada siklus II guru telah menerapkan metode pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
4. Pembahasan
Penelitian tindakan kelas terdiri atas tiga siklus dan masing-masing siklus melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Siklus III dilakukan sebagai perbaikan pembelajaran dari siklusI dan II. hasil penelitian diperoleh dari data tes dan non tes pada siklus I, II maupun siklus III. Berdasarkan dari siklus I dan siklus III, dapat diketahui peningkatan kemampuan pembelajaran Fikih melalui penggunaan model pembelajaran Discovery Learning. Pratindakan
12
dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam pembelajaran Fikih.
Proses pembelajaran pratindakan ini dilakukan dengan metode ceramah dan tanya jawab, nilai rata-rata yang telah dicapai pada saat pratindakan adalah 67,86 dan dari pengamatan kami sebagai guru dan peneliti diketahui bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran ini karena membosankan dengan metode ceramah dan tanya jawab.
Pada siklus I ini awal pembelajaran dilakukan dengan cara mengkondisikan agar siap mengikuti pembelajaran Fikih, setelah itu peneliti menyiapkan dan menerangkan cara pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan menjelaskan tujuan pembelajaran Fikih menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Setelah itu guru memulai pembelajaran dengan memutar video yang berkaitan dengan materi dan video tersebut diamati oleh seluruh peserta didik, Tanya jawab antar guru dan siswa tentang video yang di tayangkan, kemudian peserta didik mengidentifikasi masalah yang terdapat dalam video lalu membentuk kelompok dan setiap kelompok berdiskusi tentang masalah-masalah yang terdapat dalam video yang sudah di putar yang berkaitan dengan materi.
Kemudian peserta didik perkelompok menyampaikan hasil diskusi dan dikomentari oleh antar kelompok dan dilanjutkan pengambilan kesimpulan peserta didik dan guru sekaligus penguatan materi dari guru. Setelah kegiatan pembelajaran selesai siswa mengerjakan soal tes yang terdiri dari 20 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian, berdasarkan hasil tes dan nontes siklus I guru dapat mengetahui kelemahan- kelemahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran pada siklus III hampir sama dengan proses pembelajaran pada siklus II, kami meneliti rata-rata kesalahan peserta didik banyak belum pandai dalam menganalisa masalah yang terdapat dalam materi dan peserta didik banyak yang belum percaya diri dalam menyampaikan argument atau pendapat.
Peningkatan Pembelajaran Fikih
Kegiatan siklus 1 dilaksanakan sebelum tindakan siklus II. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal tentang pembelajaran Fikih. Proses pembelajaran pada pratindakan ini dilakukan dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Discovery Learning. Nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 67,86.
Berdasarkan dari pengamatan dapat diketahui bahwa siswa kurang berminat.
Pembelajaran siklus II dan siklus III selalu diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan penjelasan tentang langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learning dengan benar. Selanjutnya siswa melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Discovery Learning secara kelompok, dan diakhir pembelajaran secara bersama-sama guru dan peserta didik menarik kesimpulan Secara lengkap peningkatan pembelajaran Fikih siswa kelas VII B MTsN 1 Mukomuko dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
13
Tabel 8
Rekapitulasi tabel rata-rata hasil tes pra siklus, siklus I dan II Siklus I Siklus II Siklus III Peningkatan
67,86 79,57 90,71 22,85
5. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan di kelas VII B MTsN 1 Mukomuko selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Fikih pada siswa VII B MTsN 1 Mukomuko tahun pelajaran 2023/2024 yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I nilai rata- rata 67,86 dengan ketuntasan belajar 42,85 %, siklus II nilai rata-rata 79,57 dengan ketuntasan belajar 68,57 % meningkat 25,72 % dan pada siklus III nilai rata-rata 90,71 dengan ketuntasan belajar 94,29% meningkat 25,72.
Daftar Pustaka
Ahmadi, Rulam. 2016. Pengantar Pendidikan Asas Dan Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Ahmadi. 2003. Pengantar Proses Pembelajaran di Sekolah. Jakarta:
Gramedia.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Yogyakarta: Andi Offset
Depdiknas. 2005. Standar dalam Penilaian Pendidikan. Jakarta: Depdiknas Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulim dan pembelajaran:Jakarta: Bumi Aksara Hudoyo. 2003. Proses Belajar Mengajar suatu Pengantar Pendidikan.
Jakarta:Rineka Cipta.
Mulyasa, 2007,. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakara Munandar. 2009. Memupuk Kreativitas Anak dalam Belajar. Bandung:
Rosdakarya.
Muslih. 2004. Pengembangan Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Surabaya: Usaha Nasional
Poerwadarminta. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pujiati. 2006. Kegunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran. Semarang: “Media Pendidikan”.
14
Sudjana. 2009. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Rosdakarya.
Hakikat Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam,
http://hidayaheducation.blogspot.com/2011/03/hakikat hasil- belajar-pendidikan- agama.html, diunduh pada 03 februari 2017 jam 10.05 Tim Pengajar Penelitian Pendidikan UNY. 1998. Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. FIP. UNY. Yogyakarta