• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Classroom Action Research

http://jppipa.unram.ac.id/index.php/jcar/index

___________

*Email: hadijah03@guru.sma.belajar.id

Copyright © 2023, Author et al.

This open access article is distributed under a (CC-BY License)

Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi

Hadijah1*

1 Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Sumbawa Besar, Indonesia. DOI: https://doi.org/10.29303/jcar.v5i2.3496

Received: 10 February, 2023 Revised: 15 Maret, 2023 Accepted: 27 Maret, 2023

Abstract: The purpose of this study was to improve student learning outcomes and activeness in exposition text material in class X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Odd Semester 2019/2020 Academic Year through the application of the Two Stay Two Stray learning model. This research is included in the form of Classroom Action Research (CAR) and is carried out in 2 cycles, namely Cycle I and Cycle II. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The data to be collected in this study is on the research aspect, namely the application of the two stay two stray learning model and the results of learning Indonesian students and the activeness of student learning. The results of the study showed that: (1) The implementation of learning in the Indonesian language subject material for exposition text content using cooperative learning type two stay two stray in class X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar can increase student activity. This is based on observations of all indicators that have been determined in cycle I showing an average student activity of 68.55%, the category is sufficient to increase to 81.86%, the good category in cycle II has exceeded the indicators of completeness of activities classically defined in this study, namely 75% good category. The increase in student activity from cycle I to cycle II was 13.31%;

(2) Implementation of learning in the Indonesian language subject material for exposition text content using cooperative learning type two stay two stray in class X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar can improve student learning outcomes. This is based on the results of the posttest in cycle I obtained an average value of 79.19 with the percentage of students who completed KKM by 77.42% experienced an increase in cycle II with an average value of 81.48 and the percentage of students who completed KKM was 87 .10% has exceeded the classical success indicator set in the study, namely 85%.

Keywords: Learning model; Two Stay Two Stray; Learning outcomes; Learning activity

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa pada materi teks eksposisi di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 melalui penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray. Penelitian ini termasuk dalam bentuk penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR) dan dilakukan dalam 2 Siklus yaitu Siklus I dan Siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, Tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini pada aspek penelitian yaitu Penerapan model pembelajaran two stay two stray dan hasil belajar bahasa indonesia siswa serta keaktifan belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Bahasa Indonesia materi Isi Teks Eksposisi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar dapat meningkatkan keaktifan siswa. Hal ini berdasarkan pengamatan dari semua indikator yang telah ditentukan pada siklus I menunjukkan rata-rata keaktifan siswa sebesar 68,55% kategori cukup meningkat menjadi 81,86% kategori baik pada siklus II telah melampaui indikator ketuntasan aktifitas secara klasikal yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 75% kategori baik. Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,31%; (2) Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Isi Teks Eksposisi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil postest pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,19 dengan persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 77,42% mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 81,48 dan persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 87,10% telah melampaui indikator keberhasilan klasikal yang ditetapkan dalam penelitian yaitu 85%.

Kata Kunci: Model Pembelajaran; Two Stay Two Stray; Hasil Belajar; Keaktifan belajar

(2)

PENDAHULUAN

Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran yang sangat penting di sekolah (Kuntarto, 2017). Bahasa adalah salah satu alat komunikasi, melalui bahasa, manusia dapat saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tertulis (Suarsih, 2018; Yanti et al., 2016). Hal ini sesuai pendapat (Resmini, 2006) yang mengemukakan bahwa Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai sebuah pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam komunikasi dengan bahasa baik lisan maupun tulis.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat menuntut orang untuk selalu cepat tanggap dalam menghadapi informasi apapun yang diperolehnya (Ariani & Festiyed, 2019; Zuhriyah, 2016).

Orang harus semakin pandai dalam mengartikan dan memaknai berbagai informasi jika ia ingin lebih berkembang dan maju . Kegiatan yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk memaknai informasi tersebut adalah salah satunya mempelajari isi teks eksposisi.

Teks eksposisi menyajikan gagasan. Gagasan tersebut dikaji oleh penulis atau pembicara berdasarkan sudut pandang tertentu. Untuk menguatkan gagasan yang disampaikan, penulis atau pembicara harus menyertakan alasan-alasan logis. Dengan kata lain, ia bertanggung jawab untuk membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi permasalahan tersebut.

Meskipun pemakaian alat-alat elektronik di zaman yang serba modern sudah semakin maju dan meluas, ternyata penggunaannya tidak dapat menggantikan posisi bahasa tulisan dan berbahasa dalam menyampaikan sebuah informasi mengenai fenomena- fenomena yang terjadi saat ini. Seorang siswa, harus memiliki kemampuan membaca yang baik agar dia lebih banyak memperoleh informasi. Kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dalam memperoleh informasi kemudian menyampaikan informasi sejelas- jelasnya kepada orang lain. Namun, dalam kenyataan di lapangan kemampuan menyampaikan suatu informasi siswa masih sangat rendah.

Berdasarkan pengalaman guru dalam mengajar bahasa Indonesia di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar tahun pelajaran 2019/2020 ditemukan bahwa kemampuan mempelajari teks eksposisi yaitu menyajikan gagasan dengan menyertakan alasan-alasan logis sehingga pembicara harus mampu membuktikan, mengevaluasi, atau mengklarifikasi gagasan tersebut masih rendah. Hal ini terbukti dari nilai ulangan siswa mencapai nilai rata-rata dibawah KKM (77). Dari 31 siswa terdapat 12 siswa yang memiliki nilai diatas KKM (77), 4 siswa yang memiliki niai sama dengan KKM (77)

dan 14 siswa yang memiliki niai dibawah KKM (77), berdasarkan data diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal sebesar 54,84% yang sangat jauh dari persentase ketuntasan beajar klasikal yang ditetapkan di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar yaitu 85%. Banyak faktor yang menjadi penyebab rendahnya nilai bahasa indonesia siswa, salah satunya masih banyak guru yang menggunakan metode pembelajaran yang kurang meningkatkan partisipasi aktif siswa.

Apabila permasalahan tersebut dibiarkan dan tidak segera diatasi maka dikhawatirkan akan berdampak kurang baik terhadap siswa, guru, dan sekolah.

Berdasarkan pemaparan tersebut tampak dibutuhkan suatu pola atau model pembelajaran yang mampu menjebatani tercapainya tujuan pembelajaran dengan menggunakan strategi, pendekatan, dan metode pembelajaran yang dapat dioptimalkan. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray artinya struktur dua tinggal dua tamu karena menurut Lie (2007) adalah “struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberi kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain”. Metode Two Stay Two Stray dirasa dapat digunakan untuk mengatasi masalah hasil belajar bahasa indonesia siswa khususnya materi teks eksposisi dan keaktifan belajar siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Keaktifan Belajar Siswa Pada Materi Teks Eksposisi Di Kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020”.

METODE

Penelitian ini termasuk dalam bentuk penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR).

Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Taggart yang dilakukan dalam bentuk siklus, masing-masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA 4 semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah 31 orang siswa dengan rincian jumlah siswa laki-laki sebanyak 14 orang dan jumlah siswa perempuan sebanyak 17 orang.

Pemilihan subjek didasarkan atas hasil belajar Bahasa Indonesia siswa pada materi teks eksposisi masih rendah.

Penelitian ini dibagi menjadi 2 siklus. Langkah- langkah yang ditempuh untuk kedua siklus dalam penelitian ini ditunjukkan seperti Tabel 1 dan Tabel 2.

(3)

Tabel 1. Langkah-Langkah Penelitian pada Siklus I

Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

a. Melakukan observasi tentang masalah-masalah yang sedang terjadi dan mengkaji penyelesaiannya b. Menyusun RPP dengan

menggunakan model pembelajaran two stay two stray

c. Menyiapkan blanko observasi dan evaluasi

a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran selama 2 kali pertemuan b. Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa saat proses two stay two stray berlangsung c. Memberikan evaluasi

a. Mengamati perilaku siswa terhadap penggunaan model pembelajaran two stay two stray b. Memantau kerjasama antar siswa c. Menilai hasil postest siswa

a. Mencatat hasil observasi b. Mengadakan evaluasi pertama sebagai pengumpulan data

Tabel 2. Langkah-Langkah Penelitian pada Siklus II

Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi

Menyempurnakan kekurangan yang ditemukan dari siklus I berdasarkan refleksi yang telah dilakukan. Tahap perencanaan tindakan siklus II meliputi :

a. Pembuatan RPP dengan menggunakan model

pembelajaran two stay two stray b. Menyusun materi

c. Membuat lembar pedoman observasi

d. Menyiapkan segala perlengkapan yang digunakan untuk

menunjang model pembelajaran two stay two stray

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada RPP yang telah dibuat sebelumnya

a. Mencatat semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan yang erat kaitannya dengan penggunaan model pembelajaran two stay two stray b. Peneliti juga akan dibantu oleh satu orang observer lainnya untuk mencatat semua hal

yang diperlukan dalam menunjang penelitian

a. Mengkaji kegiatan yang dilakukan berdasarkan data yang telah didapat sebelumnya yang kemudian selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan siklus selanjutnya b. Hasil refleksi akan diperoleh data apakah terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar bahasa indonesia siswa dibanding dengan siklus I.

Data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini pada aspek penelitian yaitu Penerapan model pembelajaran two stay two stray dan hasil belajar bahasa indonesia siswa serta keaktifan belajar siswa. Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan melalui beberapa tahap yaitu dengan menyajikan data dan menarik kesimpulan. Menyajikan data dilakukan untuk menggabungkan informasi sehingga dapat menggambarkan keadaan yang terjadi saat penelitian akan dilaksanakan. Kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan indikator pencapaian penelitian.

Penyusunan data secara sistematis untuk menjawab masalah dalam penelitian ini.

Penarikan kesimpulan dalam penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan beberapa tahap yaitu analisis data keaktifan belajar siswa, dan analisis data hasil belajar siswa. Observasi adalah kegiatan pengamatan pengambilan data untuk melihat seberapa jauh efek tindakan mencapai sasaran. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa setelah diterapkan model pembelajaran two stay two stray.

Tabel 3. Kriteria Aktifitas Siswa

Persentase ( % ) Keterangan

75 – 95 Baik

65 – 74 Cukup

55 – 64 Kurang

Data hasil belajar siswa akan diperoleh dari pelaksanaan tes berupa soal postest yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray melalui perhitungan :

Nilai Perorangan = !"#$%& ()*+ ,-+*$-&%.

!"#$%& ()*+ /*/%$ x 100 (1)

Nilai keterlaksanaan hasil belajar = !"#$%& ()(*% +",+%(

!"#$%& ()(*% (-$"."&,/% x 100% (2) Setelah didapatkan hasil rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II maka hasilnya akan dibandingkan, apakah mengalami peningkatan atau penurunan.

Indikator kerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketuntasan belajar secara klasikal. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu apabila telah terdapat 85 % siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar

(4)

(kelas yang diteliti) yang memperoleh nilai mencapai kriteria Ketuntasan Minimal (77).

HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I

1) Perencanaan

Sebelum melakukan tindakan peneliti terlebih dahulu mempersiapkan berbagai hal yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia dan keaktifan belajar siswa, diantaranya sebagai berikut: a) mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan media pembelajaran, b) mempersiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa dan c) mempersiapkan alat dokumentasi berupa kamera.

Pada pertemuan pertama siklus 1, penelitian tindakan kelas, peneliti menggunakan model pembelajaran two stay two stray dengan beberapa metode yaitu a) Peneliti membagi siswa dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa, b) Peneliti memberikan sub pokok bahasan pada tiap-tiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompok masing-masing, c) Siswa bekerja sama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang, d) Dua orang dari masing-masing kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu ke kelompok lain, e) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka kepada tamu dari kelompok lain, f) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri untuk melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, g) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka, h) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka, i) peneliti dan observer mengamati keaktifan belajar siswa saat proses pembelajaran two stay two stray berlangsung.

Pembelajaran siklus I dilakukan dalam 2 kali pertemuan. Pada pertemuan pertama dan kedua dilakukan di dalam kelas. Indikator pembelajaran dari materi teks eksposisi yaitu (1) Mengidentifikasi tesis, argumen, dan rekomendasi dalam teks eksposisi, (2) Membedakan fakta dan opini dalam teks eksposisi, (3) Melengkapi tesis dengan argumen, dan (4) Menyampaikan kembali isi teks eksposisi dengan bahasa yang berbeda.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam 2 siklus yang terdiri dari masing-masing dua kali pertemuan pada siklus pertama dan siklus kedua. Pada siklus I pertemuan pertama (2 x 45 menit) membahas tentang interpretasi isi teks eksposisi melalui diskusi kelompok.

Sedangkan pada pertemuan kedua (2 x 45 menit) diberikan postest untuk dikerjakan secara individu. Pada siklus II (4 x 45 menit) dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang terjadi pada siklus I yang berhubungan dengan mengembangkan isi teks eksposisi.

Pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 03 September 2019 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 04 September 2019. Sedangkan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 September 2019 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 September 2019. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sesuai prosedur rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun.

3) Pengamatan

a) Lembar observasi Keaktifan Siswa

Dari hasil observasi yang dilakukan selama tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model pembelajaran two stay two stray selama proses pembelajaran sebagai berikut (Tabel 4) Tabel 4. Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa Siklus I

Aspek yang diamati Persentase (%) Kategori

Membaca materi 87,10 Baik

Memperhatikan penjelasan

guru 80,65 Baik

Memberikan gagasan/ide 58,06 Cukup

Bertanya 38,71 Kurang

Mencatat penjelasan guru 80,65 Baik Terlibat dalam diskusi

kelompok 83,87

Baik Membuat keputusan

dalam pemecahahan

masalah 48,39

Kurang

Semangat mengikuti

pelajaran 70,97 Cukup

Rata-rata 68,55 Cukup

Tabel 4 menunjukkan persentase tiap langkah- langkah pembelajaran two stay two stray, pencapaian pembelajaran two stay two stray siswa yang berkategori kurang yaitu pada langkah siswa bertanya dan membuat keputusan dalam pemecahan masalah dengan persentase 38,71% dan 48,39%. Sedangkan persentase pada langkah pembelajaran two stay two stray yang berkategori cukup adalah langkah siswa memberi gagasan/ide dan semangat mengikuti pelajaran dengan persentase 58,06% dan 70,97%. Adapun persentase pada langkah pembelajaran two stay two stray yang berkategori baik yaitu siswa membaca materi, memperhatikan penjelasan guru, mencatat penjelasan guru dan terlibat dalam diskusi kelompok dengan persentase 87,10%, 80,65%, 80,65% dan 83,87%.

Berdasarkan rata-rata keseluruhan keaktifan belajar siswa dalam tahap two stay two stray tergolong berkategori cukup yaitu 68,55%, pada siklus I siswa

(5)

mulai antusias dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan model two stay two stray namun siswa belum mampu dalam mengajukan pertanyaan dan membuat keputusan dalam pemecahan masalah yang diberikan peneliti.

b) Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Hasil belajar bahasa indonesia pada pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh dengan melakukan pengamatan/observasi yang dilakukan oleh observer.

Dalam hal itu, observer melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti dalam penerapan model pembelajaran terhadap subjek penelitian, yaitu siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar.

Setelah pelaksanaan tindakan atau kegiatan pembelajaran, maka dilakukan evaluasi. Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut kemampuan siswa atau tingkat prestasi siswa. Dalam pelaksanaan evaluasi peneliti memberikan tes. Tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi Interpretasi Isi Teks Eksposisi dengan penerapan model Two Stay Two Stray.

Berdasarkan hasil belajar bahasa indonesia siswa diperoleh nilai rata-rata siswa dalam menjelaskan materi Interpretasi Isi Teks Eksposisi pada siklus I sebesar 79,19. Dari 30 siswa yang memperoleh nilai di atas/sama dengan KKM (77) atau tuntas belajar sebanyak 24 siswa (77,42%), dan siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM (77) atau belum tutas belajar sebanyak 7 siswa (22,58%), persentase keseluruhan siswa yang mencapai indikator ketuntasan secara klasikal adalah 77,42%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia siswa belum mencapai indikator penelitian yang ditetapkan yaitu 85%.

4) Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama siklus I, terdapat beberapa kendala yang muncul selama pembelajaran yaitu: (1) Dalam proses diskusi dan presentasi membutuhkan waktu yang cukup lama sehingga melebihi durasi yang sudah ditentukan; (2) Pembagian kelompok yang kurang merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, siswa yang memiliki kemampuan sedang dan siswa yang memiliki kemampuan rendah; (3) Pembagian kelompok tidak merata karena jumlah siswa 31 orang sehingga terdapat tiga kelompok yang dikondisikan menjadi three stay two stray; (4) Pengkondisiian siswa yang sulit saat perpindahan kelompok dalam diskusi sehingga membuat kelas menjadi gaduh; (5) Terdapat siswa yang terkesan diam dan sulit bekerja sama dengan kelompoknya; (6) Terdapat siswa yang malu-malu mengeluarkan pendapat.

Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I menggunakan model pembelajaran two stay two stray dapat dilihat bahwa kriteria keberhasilan penelitian pada hasil belajar siswa belum tercapai sesuai yang telah ditetapkan. Perlu dilakukan siklus selanjutnya untuk memperbaiki hasil pada aspek keaktifan dan hasil belajar bahasa indonesia siswa agar sesuai dengan yang diharapkan.

Siklus II

Perencanaan pembelajaran siklus II hampir sama dengan yang dilakukan pada siklus I yaitu mempersiapkan hal-hal yang mendukung pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Siklus II diawali dengan tahapan-tahapan yang meliputi revisi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

1) Perencanaan

Untuk menindaklanjuti hasil refleksi pada siklus I maka peneliti bersama observer melakukan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran two stay two stray seperti: (1) Guru mengingatkan siswa untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru maupun saat presentasi dan menekankan bahwa materi tersebut penting dan dapat bermanfaat bagi siswa; (2) Guru memberikan pengarahan untuk mencatat materi penting yang disampaikan agar dapat digunakan untuk siswa belajar; (3) Guru mengarahkan siswa untuk aktif dalam mensyaring pemecahan masalah saat diskusi dengan tamu; (4) Guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih aktif dan berani untuk bertanya maupun menanggapi; (5) Pada saat menyampaikan materi, guru lebih banyak bertanya kepada siswa sehingga dapat memancing siswa untuk bertanya atau mengemukakan pendapat; (6) Jika ada siswa yang mengobrol atau melakukan aktifitas lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran maka guru akan memperingatkan siswa dengan lebih tegas dan juga memberikan pertanyaan terkait materi sehingga perhatian siswa kembali fokus pada kegiatan pembelajaran.

Penyusunan rencana pembelajaran pada siklus II hampir sama dengan pembelajaran pada siklus I.

Sebelum melakukan pembelajaran, terlebih dahulu guru bersama dengan observer mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi, dan media pembelajaran yang digunakan, serta lembar observasi keaktifan siswa dan alat dokumentasi.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini guru berusaha menerapkan kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran two stay two stray. Penyusunan tindakan kegiatan dalam

(6)

perencanaan pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II dapat dilihat pada lampiran.

3) Pengamatan

a) Lembar Observasi Keaktifan Siswa

Pada pertemuan siklus II siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran two stay two stray. Saat guru

menyampaikan materi, sebagian besar siswa sudah memperhatikan dan juga mencatat materi. Jika ada siswa yang terlihat tidak fokus pada pembelajaran, guru akan memberikan pertanyaan berkaitan dengan materi sehingga perhatian siswa tersebut kembali pada materi.

Data hasil observasi keaktifan siswa pada pertemuan siklus II dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa siklus II

Aspek yang diamati Persentase (%) Kategori

Membaca materi 100,00 Baik Sekali

Memperhatikan penjelasan guru 100,00 Baik Sekali

Memberikan gagasan/ide 70,97 Cukup

Bertanya 54,84 Cukup

Mencatat penjelasan guru 87,10 Baik

Terlibat dalam diskusi kelompok 90,32 Baik Sekali

Membuat keputusan dalam pemecahahan masalah 64,52 Cukup

Semangat Mengikuti Pelajaran 87,10 Baik

Rata-rata 81,86 Baik

Tabel diatas menunjukkan persentase tiap langkah- langkah aktifitas siswa yang berkriteria baik sekali yaitu pada langkah siswa membaca materi (100%), mencatat materi pelajaran (100%), memperhatikan penjelasan guru (100%) dan terlibat dalam diskusi kelompok (90,32%). Persentase pada langkah aktifitas siswa yang kategori baik adalah mencatat penjelasan guru (87,10%), dan semangat mengikuti pelajaran (87,10%), persentase pada langkah aktifitas siswa yang berkategori cukup pada langkah memberikan gagasan/ide (70,97%), bertanya (54,84%) dan membuat keputusan dalam pemecahahan masalah (64,52%),.

Berdasarkan rata-rata keseluruhan aktifitas kemandirian belajar siswa tergolong berkategori baik yaitu 81,86%.

b) Hasil Belajar Bahasa Indonesia

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa indonesia siswa dari aspek kognitif pada siklus II setelah proses pembelajaran dilakukan tindakan dengan memberikan postest dan mendapat nilai rata-rata 81,48 dari 31 siswa yang mendapat nilai di atas/sama dengan KKM (77) atau tuntas belajar sebanyak 27 (87,10%) orang, sedangkan jumlah siswa yang belum tuntas belajar sebanyak 4 (12,90%) orang. Dengan demikian kemampuan siswa dalam mengembangkan isi

teks eksposisi telah melampaui persentase indikator keberhasilan klasikal yang ditetapkan dalam penelitian yaitu 85%, sehingga penelitian tindakan kelas ini dicukupkan pada siklus II.

4) Refleksi

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II secara keseluruhan berjalan sesuai dengan perencanaan. Dari hasil observasi, nilai rata-rata keaktifan siswa pada siklus II yaitu 81,86% kategori baik dan persentase indikator keberhasilan kalsikal sebesar 87,10% telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam penelitian. Dengan demikian kelemahan yang timbul pada siklus I sudah teratasi sehingga proses pembelajaran two stay two stray dicukupkan sampai pada siklus II.

Penilaian rata-rata peserta didik pada siklus I dan siklus II dapat diketahui melalui hasil posttes dan persentase keaktifan belajar siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray yang dilakukan 31 siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Adapun rekapitulasi data keaktifan sebagai berikut (Tabel 6).

Tabel 6. Rekapitulasi Keaktifan Siswa

Aspek yang dinilai Rata-rata siklus

I Rata-rata siklus

II Peningkatan

Membaca materi 87,10% 100,00% 12,90%

Memperhatikan penjelasan guru 80,65% 100,00% 19,35%

Memberikan gagasan/ide 58,06% 70,97% 12,91%

Bertanya 38,71% 54,84% 16,13%

Mencatat penjelasan guru 80,65% 87,10% 6,45%

Terlibat dalam diskusi kelompok 83,87% 90,32% 6,45%

Membuat keputusan dalam Pemecahahan Masalah 48,39% 64,52% 16,13%

Semangat mengikuti pelajaran 70,97% 87,10% 16,13%

Rata-rata 68,55% 81,86% 13,31%

(7)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat setiap aspek keaktifan siswa mengalami peningkatan dengan rata- rata peningkatan keaktifan siswa sebesar 13,31%. Hal ini dikarenakan siswa sudah memiliki kesadaran bahwa dengan membaca materi dan memperhatikan penjelasan guru maka mereka akan lebih lancar pada saat diskusi mensyaring permasalahan yang dihadapi ketika proses pembelajaran two stay two stray berlangsung dan meningkatkan pemahaman siswa serta meningkatkan pemahaman siswa pada saat mengerjakan soal postest, siswa sudah berusaha mencatat materi-materi penting yang disampaikan guru sehingga dapat digunakan untuk belajar. Hasil belajar bahasa indonesia siswa juga mengalami peningkatan dengan rekapitulasi nilai postest siswa sebagai berikut (Tabel 7).

Tabel 7. Rekapitulasi nilai postest siswa

Hasil Belajar Siklus I Siklus II

Nilai tertinggi 90,00 90,00

Nilai terendah 60,00 70,00

Nilai rata-rata 79,19 81,48

Jumlah siswa tuntas 24,00 27,00

Persentase ketuntasan 77,42% 87,10%

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dengan penerapan pembelajaran two stay two stray pada mata pelajaran bahasa indonesia pada kompetensi dasar menganalisis struktur, isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca dapat meningkatkan hasil belajar bahasa indonesia siswa kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar semester ganjil tahun pelajaran 2019/2020. Hal tersebut dikarenakan dalam pembelajaran two stay two stray siswa berdiskusi dan mempresentasi hasil diskusi sambil mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan bahwa: (1) Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Bahasa Indonesia materi Isi Teks Eksposisi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Hal ini berdasarkan pengamatan dari semua indikator yang telah ditentukan pada siklus I menunjukkan rata- rata keaktifan siswa sebesar 68,55% kategori cukup meningkat menjadi 81,86% kategori baik pada siklus II telah melampaui indikator ketuntasan aktifitas secara klasikal yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu 75%

kategori baik. Peningkatan keaktifan siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13,31%; (2) Pelaksanaan pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

materi Isi Teks Eksposisi menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray di kelas X MIA 4 SMA Negeri 3 Sumbawa Besar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini berdasarkan hasil postest pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 79,19 dengan persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 77,42%

mengalami peningkatan pada siklus II dengan nilai rata- rata sebesar 81,48 dan persentase siswa yang tuntas KKM sebesar 87,10% telah melampaui indikator keberhasilan klasikal yang ditetapkan dalam penelitian yaitu 85%.

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, R., & Festiyed, F. (2019). Analisis landasan ilmu pengetahuan dan teknologi pendidikan dalam pengembangan multimedia interaktif. Jurnal

Penelitian Pembelajaran Fisika.

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jppf/article /view/107439

Kuntarto, E. (2017). Keefektifan model pembelajaran daring dalam perkuliahan bahasa Indonesia di perguruan tinggi. Indonesian Language Education and Literature.

https://www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.ph p/jeill/article/view/1820

Lie, A. (2007). Kooperatif Learning (Mempraktikan Cooperatif Learning di Ruang-Ruang Kelas). Jakarta : Gramedia Widiasarana.

Resmini, N. (2006). Membaca dan Menulis di SD. Teori dan Pengajarannya. Bandung: UPI PRESS.

Suarsih, C. (2018). Upaya Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Dengan Menerapkan Metode Show And Tell Pada Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia. Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, 1(1), 1–476.

https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004 Yanti, N., Suhartono, & Kurniawan, R. (2016).

Penguasaan Materi Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Bengkulu. Jurnal Ilmiah Korpus, 2(1), 72–

82.

Zuhriyah, Z. (2016). Pelaksanaan Pendidikan Pesantren Terpadu dalam Mengembangkan Iman dan Takwa (Imtak) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) Santri di Pondok …. Al-Makrifat: Jurnal

Kajian Islam.

http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.

php/makrifat/article/view/3007

Referensi

Dokumen terkait

Pada model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray, siswa dibagi dalam kelompok terdiri dari 4 orang, guru mengajukan pertanyaan atau suatu topik untuk

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperimen) dengan menggunakan desain penelitian treatment by level 2 x 2. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri