• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Model Pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) Pada Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi Berbantuan Aplikasi Microsoft Teams

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Penerapan Model Pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) Pada Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi Berbantuan Aplikasi Microsoft Teams"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 41

Website: http://ecampus.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/edusainstika

E-mail: [email protected] pp : 41-46

Penerapan Model Pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) Pada Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi Berbantuan Aplikasi Microsoft Teams

S Roviani1*, H Idrus1, M Imamora1, AN Chandra1

1 Program Studi Tadris Fisika, UIN Mahmud Yunus Batusangkar, Indonesia

[email protected]

Abstract. This study aimed to determine whether students who used the Self Organized Learning Environments (SOLE) learning model using the Microsoft Teams application had better learning outcomes than students who used the face-to-face learning model. The post- trial-only control group design is a study design used in quasi-experimental studies. The population of this study was XI IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi. Two classes are sampled, that is, experimental class XI IPA 7 and control class XI IPA 6, which are sampled through normality test, homogeneity test and population mean similarity test. The sampling method uses simple random sampling where the results of the analysis found that both classes of samples are normally distributed, have homogeneous variants and the average population class is the same. The 20-question final exam is a tested and analyzed research tool. The experimental class achieved an average overall score of 80.13 for the cognitive domain, while the control class got an average final test score of 77.28. For the affective domain, the average value of the experimental class was 73.19, while the average value of the control class was 71.61. For the psychomotor domain, the average value of the experimental class was 73.51, while the average value of the control class was 70.04. The research hypothesis explains that

"the learning outcomes of students who apply the SOLE (Self Organized Learning Environments) learning model assisted by the Microsoft Teams application are better than the learning outcomes of students who apply the direct learning model" formulated based on research results.

Keywords: SOLE Learning Model, Microsoft Teams, Learning Outcomes.

1. Pendahuluan

Kesiapan pendidik dan peserta didik untuk menggunakan teknologi dalam sistem belajar mengajar belum sepenuhnya membuahkan hasil, meskipun gaya belajar peserta didik beragam. Untuk mendapatkan peserta didik lebih terlibat dalam proses pembelajaran, mereka harus dapat belajar lebih efisien. Pendidik memiliki pilihan untuk menggunakan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran sehingga peserta didik dapat lebih memahami model yang diberikan dan mencapai hasil belajar yang lebih baik (Wardani et al., 2018)

Manfaat dibuatnya perangkat pembelajaran adalah untuk membantu pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Salah satu perangkat yang digunakan adalah model pembelajaran. Jika model pemebelajaran yang digunakan sesuai dengan kondisi pembelajaran maka terbentuk kondisi pembelajaran yang baik dan target pembelajaran akan tercapai (Akhiruddin, 2019). Model pembelajaran merupakan rencana yang digunakan pendidik untuk mempermudah pembelajaran di kelas (Purnomo, 2020). Ada berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan dalam perangkat pembelajaran. Saat melakukan kegiatan pembelajaran, model-model tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman. Isi pembelajaran harus

(2)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 42 benar-benar diperhitungkan oleh model pembelajaran. Model pembelajaran langsung, model pembelajaran kooperatif, dan model pembelajaran berbasis masalah merupakan beberapa contoh dari sekian banyak model pembelajaran yang berbeda (Reksiana, 2019). Menurut (Darmawan & Wahyudin, 2018) Model pembelajaran dapat digunakan sebagai pola pilihan, artinya pendidik dapat menetapkan model pembelajaran yang masuk akal, menarik dan layak untuk mencapai tujuan pembelajaran. Karena model pembelajaran dimanfaatkan untuk menjadi pegangan dalam pembelajaran dan dibuat berdasarkan rencana pembelajaran.

Padahal, pendidik telah menerapkan model pembelajaran yang dapat dijadikan pedoman selama proses pembelajaran berlangsung. Pendidik menggunakan model pembelajaran berbasis masalah untuk membuat peserta didik berpikir kritis dan membuat hubungan antara peristiwa dunia nyata dan informasi (Salmi, 2019). Namun pendidik tidak menggunakan model pembelajaran langsung sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar fisika, dan peserta didik tetap mengandalkan pendidik untuk memberikan materi secara langsung yang berarti peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran fisika. Permasalahan ini ditemukan di SMA Negeri 1 Bukittinggi yang mana salah satu pendidik menggunakan model pembelajaran langsung di dalam kelas sehingga hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh bagaimana peserta didik memahami materi yang diberikan. Akibatnya hasil belajar fisika kurang baik dan perlu dilakukan tindakan remedial untuk mencapai batas ketuntasan dan memperoleh hasil belajar yang lebih baik.

Dari permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environment) merupakan salah satu yang dapat dimanfaatkan. Peserta didik dapat belajar dalam kelompok menggunakan Model Pembelajaran SOLE, yang mendorong mereka untuk menggunakan sumber dan media online untuk menjawab pertanyaan dan membagikan jawaban mereka dengan teman sekelasnya.

Pertanyaan (question), Pencarian (investigation), dan Pengulangan (review) merupakan tahapan-tahapan dalam model pembelajaran SOLE. Tujuan dari model ini adalah untuk mengajukan pertanyaan, mencari bukti, dan meningkatkan pemahaman peserta didik (Rahayu, 2021).

Dalam perkembangan teknologi saat ini dapat dilihat penelitian yang melaksanakan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi seperti penelitian dari (Idrus et al., 2021) dan penelitian dari (Dewi et al., 2022). Hasil dari kedua penelitian menjelaskan bahwa teknologi pada zaman sekarang sangat berpengaruh terhadap minat dan hasil belajar peserta didik dikarenakan pendidik lebih banyak menggunakan teknologi dalam pembelajaran dibandingkan belajar hanya menggunakan media cetak dan berbagai teknologi pembelajaran dapat menunjang proses pembelajaran.

Peserta didik dan pendidik dapat menggunakan berbagai aplikasi di sekolah, antara lain Google Classroom, Zoom Meeting, Quizizz, WhatsApp, dan masih banyak lagi. Aplikasi Microsoft Teams adalah salah satu yang terbaik untuk diterapkan karena memudahkan pengelolaan tim, menyediakan pengeditan dan berbagi file, video dan audio HD berkualitas tinggi, memungkinkan komunikasi independen dan grup melalui saluran khusus, dan menawarkan keamanan langsung dari Microsoft. Selain itu, peserta didik dapat berinteraksi dengan aplikasi Microsoft Office yang dimanfaatkan sepenuhnya untuk sistem pembelajaran dan dapat dibuat serta memiliki akun email yang dapat digunakan untuk sistem pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas tanpa biaya tambahan (Situmorang, 2020). Sebagai perangkat yang memfasilitasi pembelajaran, aplikasi Microsoft Teams berperan penting dan benar-benar memfasilitasi pembelajaran dalam kemajuan teknologi Sebagai sarana pengunggahan materi, soal latihan, soal PR, alat evaluasi di akhir pembelajaran, notifikasi tugas, dan jadwal yang terlihat saat peserta didik terlambat menyerahkan tugas, Microsoft Teams juga menawarkan keuntungan bagi pendidik dan peserta didik (Suciati, 2021).

(3)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 43 Gambaran yang diperoleh peserta didik dan seberapa baik mereka memahami materi yang telah diajarkan oleh peserta merupakan hasil belajar, dan dapat diperoleh dari tes atau penilaian lainnya (Suwardi, 2012). Mereka menerima skor yang baik dari tes atau ujian, yang menunjukkan bahwa mereka memahami materi yang disajikan. Seberapa baik peserta didik menerapkan apa yang mereka pelajari menunjukkan seberapa sukses peserta didik tersebut mencapai keberhasilan belajar (Sundari, 2015).

Penelitian-penelitian sebelumnya yang menerapkan model pembelajaran SOLE dilakukan oleh beberapa peneliti seperti penelitian dari (Hasanah, 2021) dan penelitian dari (Mutiasari, 2021) yang menunjukkan bahwa Model Pembelajaran SOLE dapat mempengaruhi hasil belajar dan meningkatkan kreativitas peserta didik. Selanjutnya penelitian yang menggunakan Aplikasi Microsoft Teams dilakukan oleh penelitian dari (Situmorang, 2020) dan penelitian dari (Widiyarso & Sutama, 2021) yang menjelaskan bahwa aplikasi Microsoft Teams sangat baik digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik. Dari hasil penelitian sebelumnya maka dirumuskan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dengan Model Pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) berbantuan Aplikasi Microsoft Teams lebih baik dibandingkan hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran langsung. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang diteliti terletak pada minat belajar dan kreativitas sedangkan yang diteliti adalah hasil belajar peserta didik.

2. Metode

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian eksperimen semu. Posttest Only Control Group Design adalah rancangan penelitian yang digunakan (Sugiyono, 2013). Seluruh peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bukittinggi merupakan populasi dalam penelitian ini. Kelas XI IPA 7 sebagai kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi Microsoft Teams dan kelas XI IPA 6 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran langsung.

Sebelum dilaksanakan penelitian, dilakukan pengambilan sampel dengan cara mengumpulkan nilai ulangan harian masing-masing kelas, dilakukan uji normalitas menggunakan uji lilifors. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas menggunakan uji barlett dan dilakukan uji kesamaan rata-rata populasi menggunakan uji f (Sugiyono, 2011). Selanjutnya dilakukan penyiapan instrumen berupa soal tes akhir ranah kognitif yang telah divalidasi oleh validator dan lembar observasi ranah afektif dan psikomotorik dengan nilai valid. Pelaksanaan soal tes, dan analisis butir soal terdiri dari indeks kesukaran soal, daya beda soal, reliabilitas soal dan klasifikasi soal dengan nilai valid dan bisa digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2011). Setelah itu dilakukan penelitian dengan tahap persiapan meliputi melakukan observasi awal, meminta data nilai peserta didik berupa ulangan harian, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah divalidasi oleh tiga validator yang terdiri dari dua dosen fisika dan satu pendidik mata pelajaran fisika. Tahap pelaksaan yaitu kelas eksperimen melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran SOLE yang diimplementasikan dengan bantuan Aplikasi Microsoft Teams dengan tiga langkah yaitu Big Question yang mana pendidik memberikan pertanyaan besar yang harus diselesaikan bersama kelompok dengan 1 kelompok sebanyak 5-6 orang dan dipercaya untuk mengorganisir kelompok untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, dilanjutkan dengan langkah Investigasion dimana Peserta didik mencari solusi atau jawaban dari pertanyaan sebelumnya melalui internet atau perangkat pintar yang tersedia dan langkah terakhir Review yang mana perwakilan kelompok menyampaikan hasil pencariannya di depan kelas, sedangkan kelas kontrol melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung yang mana pendidik hanya pendidik memberikan materi yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung dilanjutkan dengan memberikan beberapa contoh soal dan pendidik mengarahkan peserta didik apabila mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan, dan tahap akhir

(4)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 44 berupa pemberian tes akhir ranah kognitif dan melakukan observasi selama pembelajaran untuk ranah afektif dan psikomotor.

Hasil pembelajaran fisika materi fluida statis di kelas XI IPA menjadi dasar data yang digunakan dalam penelitian ini. Instrumen yang digunakan adalah soal posttest yang terdiri dari 20 soal dan lembar observasi. Analisis data hasil belajar pada ranah kognitif meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis (Sudjana, 2005). Analisis data hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor meliputi nilai akhir berdasarkan lembar observasi yang kemudian diubah menjadi kriteria penilaian untuk mengetahui seberapa baik pencapaian hasil belajar peserta didik yang dapat dilihat dari konversi skor akhir (Majid, 2014).

3. Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan pengambilan sampel, didapatkan dua kelas sampel untuk penelitian ini.

Pada ranah kognitif, tes akhir diberikan kepada 73 peserta didik yang terdiri dari 38 peserta didik kelas eksperimen dan 35 peserta didik kelas kontrol. Soal tes akhir berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal. Data hasil tes akhir (Posttest) belajar peserta didik dideskripsikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perolehan Nilai Posttest Kelas Sampel Ranah Kognitif

Kelas Jumlah

Peserta Didik

Rata-rata Nilai Tertinggi

Nilai Terendah

Persentase Ketuntasan Eksperimen 38 80,13 90 70 86%

Kontrol 35 77,28 90 60 78%

Berdasarkan Tabel 1 Terbukti bahwa nilai peserta didik kelas eksperimen lebih tinggi daripada peserta didik kelas kontrol pada tes akhir pembelajaran. Hasil belajar peserta didik berbeda pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi Microsoft Teams. Jika dilihat perolehan nilai posttest kelas sampel ranah kognitif, nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran SOLE mendorong peserta didik untuk mengetahui rasa keingintahuan peserta didik dengan pembelajaran dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan besar yang harus dijawab secara berkelompok dan diunggah ke aplikasi Microsoft Teams. Peserta didik dapat menggunakan media internet atau perangkat pintar lainnya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang diberikan sehingga meningkatkan rasa percaya diri dalam menemukan jawaban yang diinginkan (Kusasi, 2021). Setelah diskusi, anggota kelompok dapat mempresentasikan hasil pencarian kelompok di depan kelas, dibandingkan dengan kelas pembelajaran langsung.

Pada ranah afektif dan ranah psikomotor, menentukan nilai akhir berdasarkan lembar observasi yang dilakukan selama proses pembelajaran selama 4 kali pertemuan. Frekuensi nilai mutu yang diperoleh oleh kedua sampel dideskripsikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Frekuensi Nilai Mutu Kelas Sampel Ranah Afektif dan Psikomotor

Kelas Jumlah

Peserta Didik

Nilai rata-rata ranah afektif

Nilai rata-rata ranah psikomotor

Disposisi (Huruf)

Eksperimen 38 73,19 73,51 B Kontrol 35 71,61 70,04 B

Berdasarkan Tabel 2, Kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi Microsoft Teams memiliki rata-rata ranah afektif yang lebih tinggi

(5)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 45 dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen memiliki kemampuan untuk mengemukakan pendapat tentang hasil diskusi yang mereka cari untuk melihat keaktifan peserta didik, hal inilah yang menyebabkan adanya perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelas sampel. Selain itu, kelas eksperimen melakukan kegiatan belajar kelompok secara efektif dan kondusif dibandingkan kelas kontrol yang hanya mengerjakan soal yang diberikan secara individu. Aspek yang dinilai pada ranah afektif meliputi percaya diri, toleransi, kerja sama, disiplin dan tanggung jawab. Namun dalam menyelesaikan atau mengumpulkan tugas, dilihat dari aplikasi Microsoft Teams dilihat peserta didik ada yang belum mengumpulkan tugas dan terlambat mengumpulkan tugas.

Untuk ranah psikomotor, kelas eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol tetapi tidak terlalu signifikan. Hal ini dikarenakan pada kelas eksperimen peserta didik diminta untuk mengamati dan mencari jawaban dari berbagai referensi dan menganalisis hasil pencarian yang telah ditemukan bersama, sedangkan pada kelas kontrol peserta didik hanya dituntut untuk melakukan kegiatan belajar secara individual.

Aspek yang dinilai dari ranah psikomotor meliputi menyiapkan alat dan bahan, mengikuti prosedur, mengolah dan menyaji. Dari sinilah terlihat perbedaan nilai rata-rata antara kedua kelas sampel sehingga hipotesis yang dapat dirumuskan yaitu hasil belajar peserta didik yang menerapkan model pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) berbantuan aplikasi Microsoft Teams lebih baik dibandingkan hasil belajar peserta didik yang menerapkan model pembelajaran langsung. Hasil penelitian ini diperkuat dengan penelitian sebelumnya yaitu penelitian dari (Mutiasari, 2021) yang membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran SOLE dapat meningkatkan kreativitas peserta didik dan penelitian dari (Situmorang, 2020) membuktikan bahwa aplikasi Microsoft Teams sangat baik digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik.

4. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan rata-rata nilai tes akhir 80,13 untuk ranah kognitif, sedangkan kelas kontrol mendapatkan rata-rata nilai tes akhir 77,28. Untuk ranah afektif nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 73,19 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 71,61.

Untuk ranah psikomotor, nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 73,51, sedangkan nilai rata- rata kelas kontrol adalah 70,04. Dari hasil penelitian dibandingkan bahwa kelas eksperimen nilai yang didapatkan lebih tinggi daripada kelas kontrol namun tidak terlalu signifikan.

Demikian dapat disimpulkan bahwa peserta didik yang menggunakan model pembelajaran SOLE berbantuan aplikasi Microsoft Teams memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang menggunakan model pembelajaran langsung. Untuk kedepannya diharapkan penelitian selanjutnya melaksanakan penelitian ini lebih lama waktu pelaksanaannya agar terlihat perbedaannya dari hasil penelitian selanjutnya dan hasil penelitian ini.

5. Daftar Pustaka

Akhiruddin. (2019). Belajar dan Pembelajaran. CV. Cahaya Bintang Cemerlang.

Darmawan, & Wahyudin. (2018). Model Pembelajaran di Sekolah. Remaja Rosdakarya.

Dewi, S. U., Idrus, H., Chandra, A. N., & Haris, V. (2022). Pengembangan Web Google Site Dengan Pemanfaatan Aplikasi Phet Pada Matrei Fluida Statis Kelas XI SMA/MA.

Edusainstika: Jurnal Pembelajaran MIPA, 2(2), 82–88.

Hasanah, M. N. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran SOLE Melalui Aplikasi Google Classroom Terhadap Kemampuan Disposisi Matematis. Jurnal Pendidikan Sosial Dan Sains, 1(3), 14–19.

(6)

Edusainstika : Jurnal Pembelajaran MIPA 46 Idrus, H., Fitrawati, L., & Umar, A. A. (2021). Development of Web-Based Physics E-

Module Using Discovery-based Learning Model on Newton’s Law Materials. Jurnal Sains Dan Teknologi, 13(2), 84–89.

Kusasi, A. (2021). Penggunaan Model Pembelajaran SOLE untuk Meningkatkan Hasil Belajar Daring Peserta Didik Materi Teori Kinetik Gas. Jurnal Ilmiah, 5(2), 175–185.

Majid, A. (2014). Strategi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya.

Mutiasari, M. (2021). Penerapan Model Self Organized Learning Environments Untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik. Al Razi Jurnal Ilmiah, 1(3), 14–19.

Purnomo, E. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping Dengan Aplikasi Microsoft Teams Pada Pembelajaran Sosiologi Materi Masalah Sosial Kelas XI IPS Semester Gasal di SMAN 1 Jekulo Kudus Tahun Pelajaran 2020/2021. Jurnal Pendidikan Sosiologi Dan Antropologi, 4(1), 1–14.

Rahayu, A. P. (2021). Penerapan Model Pembelajaran SOLE (Self Organized Learning Environments) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Inggris Mahasiswa. Jurnal Paradigma, 12(1), 88–106.

Reksiana. (2019). Diskursus Terminologi Model, Pendekatan, Strategi dan Metode Pembelajaran. Journal Of Islam Education, 119–156.

Salmi. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Peserta Didik Kelas XII IPS 2 SMA Negeri 13 Palembang.

Jurnal Profit, 2(1), 1–16.

Situmorang, A. S. (2020). Microsoft Teams For Eduation Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Meningkatkan Minat Belajar. Journal Of Mathematic Education and Applied, 2(1), 30–35.

Suciati, S. (2021). Penerapan Model Pembelajaran Self Organized Learning Environments (SOLE) Untuk Meningkatkan Pemahaman Polimer. Jurnal Karya Ilmiah Guru, 6(3), 321–328.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode Peneitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Alfabeta.

Sundari, H. (2015). Model-model Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa Kedua/Asing.

Jurnal Pujangga, 1(2), 106–117.

Suwardi, D. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Kompetensi Dasar Ayat Jurnal Penysuaian Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS di SMAN 1 Bae Kudus. Economic Educational Analysis Journal, 1(2), 1–7.

Wardani, D. N., J.E, A., Toenlioe, & Wedi, A. (2018). Daya Tarik Pembelajaran di Era 21 Dengan Blended Learning. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 1(1), 13–18.

Widiyarso, T. H., & Sutama. (2021). Efektifitas Penggunaan Microsoft Teams Dalam Pembelajaran E-Learning Bagi Guru Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Ilmu Dan Pengetahuan, 21(1), 15–21.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran SOLE self organized learning environments berbasis daring untuk meningkatkan hasil belajar IPA SD.. Pengembangan media pembelajaran berbasis teknologi