• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan pendidikan berkarakter bangsa terhadap

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan pendidikan berkarakter bangsa terhadap"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

RumusanMasalah

TujuanPenelitian

ManfaatPenelitian

Apakah penerapan pendidikan karakter kebangsaan dapat meningkatkan moral siswa di SMP Negeri 1 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa? Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk lebih meningkatkan kualitas guru sebagai pendidik, yang juga mempunyai tanggung jawab membentuk karakter siswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivator bagi sekolah untuk melaksanakan pendidikan karakter bangsa.

Semoga hasil penelitian ini mampu memberikan kontribusi yang berarti dan dapat menjadi bahan referensi dalam penelitian selanjutnya.

TINAJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN

KerangkaPikir

Hipotesis

Lokasi Penelitia

Variabel Penelitian

Populasi dan sampel

Menurut Koertjaraningrat (1963:89), “populasi adalah keseluruhan obyek sesungguhnya suatu penelitian.” Selain itu, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan populasi adalah sekelompok individu yang dijadikan sasaran sebagai sumber atau informasi tentang suatu peristiwa yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan dan diharapkan dapat memberikan informasi tentang data yang diharapkan atau diperlukan. . Jadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.

Jumlah siswa di SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Sumber Data : SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa Tahun Ajaran. Menurut Sudjana (Usman Effendi, sampel adalah penerapan sumber data dari suatu populasi sehingga cukup mewakili sifat dan karakteristik populasi tersebut. Winarno Surakhmad (1987:85) menyatakan bahwa “Tidak mungkin peneliti meneliti populasi tersebut. secara langsung seluruh populasi, karena tujuan penelitian adalah untuk menentukan generalisasi yang berlaku secara umum, sehingga sering kali penyidikan terpaksa menggunakan sebagian dari populasi, yaitu sampel yang dianggap mewakili populasi tersebut.”

Namun perlu diperhatikan pendapat Suharsimi Arikunto bahwa: “...kalau kurang dari 100 topik sebaiknya diambil semuanya. Memperhatikan kedua pendapat tersebut maka peneliti mengambil kebijakan dengan Penentuan sampel dilakukan dengan metode stratified sampling, karena populasinya terdiri dari tiga tingkatan dan jumlahnya terlalu besar, maka yang digunakan dalam pengambilan sampel hanya sebagian dari populasi tersebut, selain itu konsep pendidikan karakter baru diterapkan selama dua tahun di SMP Negeri 1 Sungguminasa, sehingga penulis mempertimbangkan untuk mengambil siswa kelas VII(i) dan VIII(i) sebagai sampel penelitian ini.

Tabel 3.1. Jumlah siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa  Sumber Data: SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa Tahun Ajaran
Tabel 3.1. Jumlah siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa Sumber Data: SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa Tahun Ajaran

TeknikPengumpulan Data

TeknikAnalisis Data

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau korelasi pelaksanaan pendidikan karakter bangsa terhadap peningkatan moral siswa di SMP Negeri 1 Sungguminasa yang dilaksanakan melalui penanaman empat item yaitu kedisiplinan, agama, kejujuran dan cinta lingkungan. Berdasarkan penyebaran angket berupa pertanyaan terbuka yang terdiri dari 5 pertanyaan yang diisi kepada 65 siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa, diperoleh data informasi mengenai pendapat siswa mengenai peraturan yang berlaku di sekolah dan harapan siswa terhadap peraturan yang berlaku di sekolah tersebut. kemajuan sekolah. Sebagian besar siswa tersebut berpendapat bahwa sangat penting dibuatnya peraturan di sekolah untuk mengikat dan mengatur siswa dalam bertindak dan berperilaku. Siswa mempunyai harapan yang besar agar penerapan pendidikan karakter yang diterapkan di sekolah dapat membawa perubahan positif pada perilaku siswa dan berbanding lurus dengan peningkatan prestasi siswa baik secara akademis maupun moral siswa itu sendiri.

Data hasil penelitian untuk variabel bebas yaitu penerapan pendidikan karakter melalui 4 mata pelajaran yaitu kedisiplinan, religiusitas, cinta lingkungan dan kejujuran (X) yang ditangkap melalui pengiriman angket kepada 65 siswa, dengan jumlah instrumen pertanyaan sebanyak 10 menggunakan skala seleksi. jawaban skala empat (4 pilihan), mempunyai skor teoritis antara 10 sampai dengan 40. Jadi, dari distribusi frekuensi jawaban yang diberikan responden terhadap variabel pelaksanaan pengajaran kelas di sekolah menunjukkan tidak ada responden yang menyatakan penilaian tersebut rendah dan cukup, 26 responden (40%) menyatakan penilaian tinggi, 39 responden (60%) menyatakan penilaian sangat tinggi. Sedangkan data hasil penelitian untuk variabel terikat yaitu perubahan semangat kerja siswa akibat pelaksanaan pembelajaran kelas di sekolah (Y) dijaring melalui penyebaran angket yang berjumlah 10 pertanyaan pada instrumen yang menggunakan instrumen. skala pilihan jawaban empat poin (4.

Jadi dari sebaran frekuensi tanggapan yang diberikan responden terhadap variabel perubahan semangat kerja siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran kelas di sekolah menunjukkan bahwa tidak ada responden yang mengindikasikan penilaian rendah dan penilaian tersebut cukup berdampak terhadap semangat kerja siswa karena adanya pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah terdapat 19 responden (29,23%) menyatakan sangat tinggi dan 35 responden (70,77%) menyatakan perubahan semangat siswa sangat tinggi. Perhatian terhadap masalah akhlak atau akhlak siswa sangat penting selain dari prestasi sekolah atau prestasi siswa. Beberapa peraturan di sekolah merupakan bentuk kebijakan yang mengatur perilaku, moral, dan etika siswa. Misalnya saja dalam urusan ibadah, bentuk interaksi antara guru dengan siswa dan komunitas sekolah. Kaitannya dengan kedisiplinan, peraturan yang telah ditetapkan dilaksanakan dengan benar oleh siswa, guru, dan warga sekolah lainnya.Aktualisasi nilai-nilai kedisiplinan mengalami resistensi terhadap perubahan, dimana siswa selalu datang tepat waktu dan pulang tepat waktu, serta menyelesaikan tugas yang diberikan per Guru yang bersangkutan tepat waktu dan mengenakan seragam serta atribut lengkap sesuai jadwal yang diberikan.

Data hasil penelitian untuk variabel independen yaitu penerapan pendidikan karakter melalui 4 item yaitu kedisiplinan, agama, cinta lingkungan dan kejujuran (X) yang dikumpulkan dengan menyebarkan angket, dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10 pertanyaan pada instrumen yang menggunakan dibuat dari skala respon empat pilihan (4 pilihan). ), mempunyai skor teoritis antara 10 sampai dengan 40. Distribusi frekuensi jawaban yang diberikan responden terhadap variabel penerapan pendidikan karakter di sekolah menunjukkan tidak ada responden yang memberikan penilaian rendah atau cukup yaitu sebanyak 26 responden (40%). ) yang menyatakan mempunyai penilaian tinggi, sebanyak 39 responden (60%) menyatakan mempunyai penilaian sangat tinggi. Sedangkan data hasil survei untuk variabel dependen yaitu perubahan semangat kerja siswa akibat penerapan pendidikan karakter kebangsaan di sekolah (Y) dikumpulkan dengan menyebarkan angket, dengan jumlah pertanyaan sebanyak sepuluh pertanyaan pada instrumen yang menggunakan empat pertanyaan. -skala jawaban pilihan (4 pilihan), memiliki skor teoritis antara 10 dan 40.

Distribusi frekuensi tanggapan yang diberikan responden terhadap variabel perubahan semangat kerja siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran kelas di sekolah menunjukkan bahwa tidak ada responden yang menunjukkan penilaian rendah dan dengan penilaian cukup berdampak pada semangat kerja siswa karena pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah terdapat 19 responden (29,23%) menyatakan sangat tinggi dan 46 responden (70,77%) menyatakan perubahan semangat siswa sangat tinggi. Dengan demikian, pendidikan karakter bangsa yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa yang terintegrasi dalam bentuk penerapan empat poin yaitu agama, kejujuran, disiplin dan cinta lingkungan dapat memberikan pengaruh positif bagi siswa. peningkatan moral siswa. Demi perkembangan dan kemajuan dunia pendidikan, penulis sangat berharap agar penelitian ini dapat dilanjutkan. Maka penerapan pendidikan karakter tidak hanya diterapkan pada sekolah tertentu saja. Namun dapat diterapkan pada sekolah lain agar generasi penerus bangsa dapat menjadi harapan bangsa yang membawa negeri ini ke arah yang lebih baik.

Tabel 4.5 Penyebaran Frekuensi Penerapan Pendidikan Berkarakter di   SMP Negeri 1 Sungguminasa
Tabel 4.5 Penyebaran Frekuensi Penerapan Pendidikan Berkarakter di SMP Negeri 1 Sungguminasa

KESIMPULAN DAN SARAN

Saran…

Selain itu penulis juga berharap agar pendidikan karakter bangsa ini tidak hanya sekedar teori yang tidak bisa diaktualisasikan, oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan komunikasi yang baik antar pemangku kepentingan untuk melaksanakan pendidikan karakter guna membangun karakter dan moral yang baik untuk masa depan bangsa. generasi. Padahal, jika pendidikan karakter bangsa dilaksanakan secara penuh dan sungguh-sungguh maka dapat memberikan dampak positif dan berdampak pada keberlangsungan moral generasi mendatang. Pendidikan Karakter dan Integrasinya dalam Pembelajaran Jurusan Ilmu Sosial dan Hukum, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.

Sumber Online

Penulis memulai pendidikan dasar di SD Negeri No.18 Sambueja, Kecamatan Simbang, Kabupaten Maros pada tahun 1993 dan menyelesaikannya di SD Negeri No.276 Alausalo, Kecamatan Maniangpajo, Kabupaten Wajo pada tahun 1999. Kemudian pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikannya. ke Sekolah Menengah Pertama di Sekolah Menengah Pertama. Negeri 1 Maniangpajo Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo dan selesai pada tahun 2002. Pada tahun tersebut penulis melanjutkan pendidikan lanjutan di SMA Negeri 1 Maniangpajo Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo dan selesai pada tahun 2005.

Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar dan terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Diploma II Pendidikan Guru Sekolah Dasar (D-II PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta menyelesaikan studinya. studi pada tahun 2008. Dan pada tahun yang sama, penulis kembali melanjutkan pendidikan sarjananya di Universitas Muhammadiyah Makassar sebagai mahasiswa sarjana pada Program Studi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Insya Allah ia akan menyelesaikan pendidikannya pada tahun 2013. Menyapa atau menyapa ketika bertemu dengan orang tua, guru, teman atau orang lain.

Saya selalu menyapa dan menyapa teman-teman sekolah ketika saya bertemu mereka baik di dalam maupun di luar sekolah.

Gambar

Tabel 3.1. Jumlah siswa SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa  Sumber Data: SMP Negeri 1 Sungguminasa Kabupaten Gowa Tahun Ajaran
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
Tabel 4.2. Rekapitulasi jawaban siswa terhadap pertanyaan terbuka  sederhana Penerapan Pendidikan Karakter (X)
Tabel 4.3. Rekapitulasi jawaban siswa terhadap pertanyaan terbuka sederhana  Perubahan Moral Siswa (Y)
+3

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ten percent of the adult population in the United States has gallstones and 35% of them requiring cholecystectomy.33 The US has been used as the first line imaging study for evaluation

1 THE ACCENT OF ENGLISH TEACHERS FROM KURANJI PADANG WEST SUMATERA Ikhsan* English Department, STKIP PGRI West Sumatera, [email protected] Sri Imelwaty**