• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Kurikula : Jurnal Pendidikan Vol 7, No 1 Tahun 2022

P-ISSN

2548-6063

KURIKULA: JURNAL PENDIDIKAN VOLUME: 7 NO. 1 TAHUN 2022

https://ejournal.iaingawi.ac.id/index.php/kurikula/

index

E-ISSN

2746-4903

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PESERTA DIDIK

F. Kurnia Nirmala Sari, Arif Rusmanto Guru SMA Negeri 2 Ngawi, Jawa Timur, Indonesia

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Jawa Timur, Indonesia awanirmala@gmail.com

arif.rusmanto99@gmail.com

Article history

Submitted 19/09/2022

Accepted 25/09/2022

Published 30/09/2022

Abstract :The effect Problem Based Learning model on student’s critical thinking skills is the main goals of this research . The research method used is to use a control group pretest-posttest design adn the N-Gain test to analyze data on student’a critical thinking skills. The sample used in this study was obtained by using a cluster random sampling technique from the class X students of SMA Negeri 2 Ngawi in the 2022/2023 academic year. The value of the N-Gain test results from the experimentas class is 0,68 an in the mediun category, and for the control class it has an N-Gain value of 0,53 and also inte medium category, but the N-Gain value from the experimental class is greath- er than the control class, so that this research can be concluded that the application of the Problem Based Learning (PBL) learning model has a important influence on student’s critical thinking skills.

Key Words: critical thinking, learning model, problem based learning, control, experimental Abstrak :Pengaruh dari model pembelajaran Problem Based Learning terhadap kemampuan ber- pikir kritis peserta didik menjadi tujuan utama dilakukannya penelitian ini. Metode penelitian yang dipakai adalah dengan menggunakan control group pretest-posttest design dan uji N-Gain untuk menganalisis data kemampuan berpikir kritis peserta didik. Sampel yang digunakan pada peneliti- an ini didapatkan dengan teknik cluster random sampling dari peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Ngawi Tahun Ajaran 2022/2023. Nilai hasil uji N-Gain dari kelas eksperimen adalah sebesar 0,68 dan pada kategori sedang, dan untuk kelas kontrol memiliki nilai N-Gain sebesar 0,53 dan juga pada kategori sedang, namun nilai N-Gain dari kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol, sehingga penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki pengaruh yang berarti terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kata Kunci: Berpikir kritis, model pembelajaran, problem based learning, kontrol, eksperimen 20-24

(2)

PENDAHULUAN

Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pembelajaran, penalaran, dan kelangsungan hidup manusia yang mendasari perkembangan teknologi modern.

Pembelajaran matematika dapat membantu peserta didik meningkatkan kemampuan berpikir lo- gis, analitis, sistematis dan kritis. Matematika memainkan peran penting dalam berbagai bidang dan memfasilitasi pemikiran manusia.

Pembelajaran matematika identik dengan pembelajaran yang menakutkan, menegangkan dan tidak menyenangkan. Terutama jika peserta didik tidak menyukai pembelajaran matematika dan gurunya tidak mampu membuat kelas yang menyenangkan, maka saat pembelajaran peserta didik akan merasa tertekan atau bahkan malas untuk masuk kelas. Sehingga saat pertemuan per- tama tahun ajaran baru, biasanya guru akan membuat kesepakatan kelas yang akan di setujui oleh satu kelas.

Dari bermacam-macam model pembelajaran yang cocok dengan karakter pembelajaran matematika yang diinginkan pada Kurikulum Merdeka adalah dengan menggunakan model pem- belajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) untuk membantu peserta didik menguasai materi, meningkatkan kemampuan berhitung, dan mengembangkan kemampuan berpikir kri- tis, yang diharapkan dapat terwujud. Keterampilan yang terkait dengan Profil Pelajar Pancasila (PPP) disesuaikan. Menurut Ambarwati & Kurniasih (2021) mengemukakan bahwa penggunaan Problem Based Learning dalam pembelajaran digunakan untuk berbagai tujuan di mulai dari pe- ningkatan kemampuan matematis, kemampuan literasi numerasi dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Kemampuan berpikir kritis sebagai tujuan dan tuntutan menurut pembelajaran matemati- ka. Sehingga waktu peserta didik memahami matematika, pemikiran kritis diperlukan bisa dipa- kai untuk menghadapi kehidupan yang kompleks. Pengembangan pemikiran kritis ini bisa terjadi lantaran pembelajaran matematika meliputi konflik kompleks yang bisa menantang peserta di- dik pada menerapkan keterampilan menganalisis dan mengajukan argumen, memberi klarifikasi, bukti, alasan, akibat pendapat, dan menggeneralisasikan konklusi dari data (Ariyatun & Octavi- anelis, 2020).

Problem Based Learning (PBL) adalah contoh pembelajaran yang dapat memenuhi ke- inginan dari pendidikan abad ke-21. Pada skenario pembelajarannya, Problem Based Learning (PBL) melibatkan prinsip-prinsip 4C yaitu critical thinking, communication, collaboration, serta creativity. Problem Based Learning (PBL) membuat perubahan pada proses pembelajaran yang terpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada anak peserta didik, sedangkan guru mengalami perubahan fungsi menjadi asal pengetahuan sebagai fasilitator pada memperoleh pe- ngetahuan. Implementasi Problem Based Learning bisa melatih beberapa ketrampilan berpikir misalnya berpikir kritis, menganalisis dan memecahkan permasalahan yang kompleks, kolabora- tif, dan komunikatif secara lisan maupun tertulis (Rosa & Pujiati, 2016).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mustofa dkk (2021) yang menunjukkan bahwa pada kelas yang menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) mampu menambah kemampuan berpikir kritis peserta didik menjadi lebih tinggi daripada kelas yang masih menerapkan model pembelajaran ceramah. Selain itu, penelitian juga pernah dilakukan oleh Ariyatun dan Octavianelis (2020) yang menunjukkan bahwa model Problem Ba- sed Learning (PBL) yang berbasis STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yang ditunjukkan oleh hasil N-gain serta uji-t.

(3)

METODE PENELITIAN

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menerapkan control gro- up posttest design, dimana ada dua kelompok objek penelitian yaitu kelompok pertama adalah kelompok kontrol yang mana sebagai kelompok rujukan, dan yang kedua adalah kelompok ek- sperimen yaitu debagai kelompok perlakuan penelitian. Kelompok kontrol akan diberi pembela- jaran yang masih menggunakan model konvensional, dalam hal ini ceramah dan teacher centered dengan bantuan modul ajar, sedangkan kelompok eksperimen akan diberi pembelajaran dengan model Problem Based Learning (PBL).

Objek dalam penelitian ini adalah sebagian dari peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Ng- awi pada pertengahan semester ganjil Tahun Ajaran 2022/2023. Teknik cluster random sampling digunakan dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel dan sampelnya peserta didik kelas X-5 dan X-6 sebagai kelas kontrol, kemudian kelas X-7 dan X-8 sebagai kelas eksperimen yang diasumsikan sejenis dan berdistribusi normal. Model pembelajaran Problem Based Learning dan model pembelajaran secara konvensional dalam hal ini adalah dengan ceramah menjadi variabel bebas dalam penelitian ini. Sedangkan untuk kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam pem- belajaran matematika dengan materi eksponen adalah variabel terikatnya. ata kemampuan berpi- kir kritis peserta didik dengan teknik tes berupa tes pilihan ganda sebanyak 25 soal menjadi data yang diuji pada penelitian ini. Kemudian data yang didapatkan dianalisis secara menggunakan uji N-gain untuk mengetahui besar adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data kemampuan berpikir kritis peserta didik yang didapatkan dari nilai ujian peserta di- dik kelas kontrol dan kelas eksperimen yang sudah valid. Hasil rekap kemampuan berpikir kritis peserta didik kelas X SMA Negeri 2 Ngawi diberikan pada Tabel 1.

No. Aspek Pretest Posttest

Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

1. Rata-Rata 57,52 58,32 79,93 86,87

2. Nilai Tertinggi 68,00 72,00 80,00 88,00

3. Nilai Terendah 16,00 16,00 32,00 48,00

Tabel 1. Rekap hasil Kemampuan Berkipikir Kritias Peserta didik

Dengan menggunakan rumus N-Gain Normalisasi, data diuji untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Uji ini untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kemampuan berpikir kritis peserta didik. Berdasarkan kriteria nilai N-Gain yaitu jika g > 0,3 maka termasuk kategori rendah, untuk

0,3≤g≤0,7

maka ter- masuk sedang, dan untuk g > 0,7 maka termasuk kategori tinggi. Hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dan disajikan pada Tabel 2 berikut.

Kelas Pretest Posttest N-Gain Kategori

Kontrol 57,52 79,93 0,53 Sedang

Eksperimen 58,32 86,87 0,68 Sedang

Tabel 2. Hasil Uji N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik

(4)

Hasil menganalisis rata-rata N-Gain kemampuan berpikir kritis peserta didik pada kelas kontrol adalah 0,53 dan pada kelas eksperimen adalah 0,68. Sehingga berdasarkan kriteria ni- lai N-Gain, kelas kontrol memiliki nilai N-Gain sebesar 0,53 dan berada pada kategori sedang.

Sedangkan untuk kelas eksperimen berada pada kategori sedang. Dari hasil uji N-Gain, kelas kontrol juga berada pada kategori sedang, namun jika dilihat dari nilai N-Gain kelas eksperimen memperoleh nilai N-Gain yang lebih tinggi daripada nilai N-Gain kelas kontrol. Hasil ini karena pada kelas eksperimen ada rata-rata berbeda dan perbedaannya yang cukup tinggi antara pretest dengan posttest.

Pada kegiatan pemecahan masalah baik masalah kontekstual maupun masalah realita, diperlukan keahlian dalam berpikir kritis untuk penyelesaiaannya. Kemampuan berpikir kritis peserta didik dapat dilihat dari beberapa indikator yang mencakup kemampuan peserta didik da- lam: 1) Menjelaskan dengan detail, 2) Menumbuhkan keterampilan, 3) Menyusun kesimpulan, 4) Menyusun deskripsi lanjutan, 5) Membuat startegi dan rencana yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir kritis. Aspek penilaian untuk kemampuan berpikir kritis bisa dengan meng- gunakan atau memberikan pertanyaan dan masalah yang bersifat terbuka dan berhubungan de- ngan kehidupan sehari-hari. Tes kemampuan berpikir kritis peserta didik melibatkan keterampil- annya untuk bertanya, menganalisis, dan menyimpulkan suatu permasalahan. Peserta didik diberi kesempatan untuk mendiskusikan bersama teman dalam memecahkan masalah yang diberikan, sehingga peserta didik dengan mudah mengembangkan pemikiran yang dimiliki dan mengem- bangkan keterampilan dalam berkomunikasi matematis dengan temannya untuk menyelesaikan masalah sehari-hari.

PENUTUP

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) bisa meningkatkan ke- mampuan berpikir kritis peserta didik yang ditunjukkan dengan hasil nilai N-Gain. Penelitian yang menggunakan dua macam kelas, yaitu kelas kontrol serta kelas eksperimen dihasilkan nilai N-Gain yang sangat berbeda. Sesuai dengan hasil uji N-Gain diperoleh nilai N-Gain kelas ekspe- rimen memiliki nilai lebih tinggi daripada nilai N-Gain yang dimiliki oleh kelas kontrol. Hasil ini berarti kelas eksperimen memiliki peningkatan kemampuan berpikir kritis dengan diterapkan mo- del pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat digunakan untuk memberikan inovasi pembelajaran pada pelajaran matematika dan diharapkan berdampak positif bagi kemampuan peserta didik dalam hal lain selain berpikir kritis.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Robiyanto. (2021) Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Pe- serta didik. 2(1), 114-121.

Ambarwati, D., & Kurniasih, M.D. (2021). Pengaruh Problem Based Learning Berbantuan Media Youtube Terhadap Kemampuan Literasi Numerasi Peserta didik. Jurnal Cendekia, 5(3), 2857-2868

Ariyatun, & Octavianelis, D.F., (2020). Pengaruh Model Problem Based Learning Terintegrasi STEM Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik. JEC (Journal of Educa- tional Chemistry). 2(1), 33-39.

Setyani, B., dkk. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap hasil Belajar Matem- atika Pada Peserta didik SDN Sari 1 Kelas V Kecamatan Gajah Kabupaten Demak.

2(1), 28-43.

Husain, A., dkk. (2017). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses

(5)

Sains Peserta didik SMA melalui Implementasi Problem Based Learning Dipadu Think Pair Share. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 2(6), 853—860.

Mustofa, M.R., dkk. (2021). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning Berba- sis STEM Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta didik. Jurnal Tadris IPA Indonesia, 1(3) 375-384.

Nuraini, F. & Kristin, F. (2017). Penggunaan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta didik Kelas 5 SD. E-jurnalmitrapendidikan Volume 1 No. 4.

Reta, I. K. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau dari Gaya Kognitif Peserta didik. Jurnal Pendidikan 26(1) : 1-16.

Rosa, N. M., & Pujiati, A. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Formatif:Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. 6(3): 175183.

Yuni, S., dkk. (2017). Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap kemampuan Berfikir Kritis Matematis Peserta didik. 5(7), 725.

Yusra, A. (2019). Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbasis Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) pada Materi Cahaya dan Alat Optik Terhadap Hasil Belajar Peserta didik SMP Kelas VIII. Skripsi. Semarang : Universitas Islam Negeri Walisongo.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tes kemampuan HOTS pada aspek pemecahan masalah diperoleh hasil bahwa sebanyak 0% dari 121 siswa kelas XII Mipa (N=0) memiliki kategori tinggi, sebanyak 100%

Skor N Gain nilai rata – rata hasil menunjukan 56,37%, termasuk skor N Gain dengan kategori tingkat pengetahuan lansia sedang dan tafsiran cukup efektif mengenai pemeriksaan