• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan prosedur dan sistem kerja terhadap kinerja

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan prosedur dan sistem kerja terhadap kinerja"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN PROSEDUR DAN SISTEM KERJA TERHADAP KINERJA DEPARTEMEN WAREHOUSE INVENTORY STUDI KASUS PADA PT

REKREASINDO NUSANTARA MAKASSAR

Kemal Gunawan Jahman1, Helmy Syamsuri2,Rohani3

1,2,3Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPUP Makassar

1Kemal.gunawan02@gmail.com, 2Chemysyamsuri@gmail.com, 3Rohanirohani.stieypup@gmail.com

ABSTRACT

This research aimed to find out about how the procedures and work system in the warehouse inventory department at PT. Rekreasindo Nusantara Makassar or better known as Trans Studio Makassar. The data of the research used quantitative data in which researcher only took samples through the system and work procedures in the warehouse department itself. So that the results of this research obtained through the Trans Browser System, the author can find out how the system and procedures for taking and ordering goods through warehouse inventory to meet operational needs in each department/business unit at PT Rekreasindo Nusantara (Trans Studio Makassar). The results of this research showed that the system and work procedures in the warehouse inventory department have met the company's operational standards (SOP) at PT. Rekreasindo Nusantara Makassar

Keywords: Control Systems, Production Smoothness, Warehouse Accuracy and Neatness.

PENDAHULUAN

Disetiap suatu perusahaan, entahkah itu perusahaan dagang maupun pemanufakturan selalu melakukan persediaan, tanpa pengadaan persediaan yang untuk pengoptimalkan para pengusaha akan dihadapikan pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan konsumen yang memerlukan atau meminta produk yang dihasilkan. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya produk yang dihasilkan pada setiap saat yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan.

Perusahaan sebaiknya selalu menyediakan bahan baku yang akan diolah untuk diproses produksinya agar tidak menghambat kelancaran operasional/usaha.

Perusahaan tidak hanya dilakukan oleh perusahaan dagang maupun manufaktur, perusahaan jasapun terdapat persediaan didalam operasionalnya. dimana pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai Penerapan Prosedur Dan Sistem Kerja Departemen Warehouse Inventory pada sebuah jasa hiburan (wisata bermain) dengan nama Trans Studio Theme Park Makassar.

Walaupun pada umumnya akun persediaan

pada perusahaan jasa tidak memberikan pengaruh besar dalam pendapatan disuatu perusahaan.

Tapi beda halnya pada perusahaan jasa hiburan bermain yang diberi nama “PT.

Rekreasindo Nusantara Makassar atau yang lebih dikenal dengan nama Trans Studio Makassar”. Yang dimana perusahaan ini terdapat peraturan-peraturan yang dimana para pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman dari luar. Dengan adanya peraturan tersebut maka peran di departemen Food and Beverage (F&B) sangatlah berpengaruh terhadap pendapatan perusahaan. Restaurant yang bisa dijumpai ketika berada didalam ialah: Studio Mie, Studio Snack, Studio Fried Chicken dan Studio Gerobak (Gerobak Event).

System Inventory merupakan suatu kegiatan dalam proses pengolahan data barang yang di dalam suatu gudang. Sistem inventory memiliki pengaruh besar terhadap suatu instansi/perusahaan, karena system inventory dapat membantu menyelesaikan masalah pengolahan data barang dan memudahkan pelaporan data barang yang tersedia. Suatu instansi/perusahaan yang tidak memiliki system inventory, akan mengalami sedikit masalah dalam pengolahan data barang

(2)

misalnya, sedang melakukan system pencatatan data inventory, secara manual maupun system inventory melalui system Trans Browser.

Microsoft Excel dan Trans Browser.

Proses pendataan ini kurang efektif karena dibutuhkan ketelitian, dalam pendataan dengan jumlah barang yang banyak sering mengakibatkan terjadinya redundancy data (Data Ganda) dan dalam proses pembuatan laporan data inventory membutuhkan proses yang lama karena staff harus membuat data baru. Permasalahan tersebut membuat staff harus bekerja secara berulang-ulang untuk memperoleh data yang tepat. Misalnya pada kasus pembuatan laporan data inventory untuk pendataan barang baru yang akan diletakan pada ruangan yang tersedia, staff harus melakukan pengecekan ulang terhadap kondisi barang yang tersedia di ruangan dan merevisi laporan inventory barang tersebut.

Adapun “Metode FIFO (First In First Out) yang akan dilakukan agar menjadi sebuah solusi yaitu dengan cara menentukan waktu kadaluarsa barang-barang yang ada digudang sesuai dengan kedatangan barang atau stok in/barang masuk. Dengan Cara, pihak pengelola gudang harus mampu mengatur pemindahan barang barang secara efisien dan efektif sesuai dengan sistem ini”. Bila menggunakan “sistem FIFO, sebaiknya penataan barang digudang tidak ditumpuk melainkan dijajar sesuai dengan waktu barang tersebut masuk/stok in. Penataan ini dimaksudkan agar barang yang pertama kali masuk dapat dengan mudah keluar karena dekat dengan pintu keluar. Demikian pula dengan barang yang baru saja masuk, maka dapat dengan mudah masuk karena tidak terhalangi oleh barang-barang yang sebelumnya sudah masuk”

Sebagai dasar melatarbelakangi yang telah dikemukakan sebelumnya, maka hasil rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:

Bagaimana Penerapan Prosedur dan Sistem Kerja Departemen Warehouse Inventory

Sebagai dasar perumusan masalah yang akan dibahas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yaitu: “Untuk mengetahui Penerapan Prosedur dan Sistem Kerja Dept. Warehouse Inventory Pada PT Rekreasindo Nusantara Makassar ”

TINJAUAN LITERATUR

Sistem adalah suatu group dari beberapa elemen, baik berbentuk fisik maupun bukan fisik, yang menunjukkan satu kumpulan saling berhubungan diantaranya dan berinteraksi bersama menuju satu atau lebih tujuan, sasaran atau akhir dari tujuan.

Supply Chain Operation Reference (SCOR) Model merupakan suatu model konseptual yang dikembangkan oleh Supply Chain Council (SCC), sebuah organisasi non- profit independent, sebagai standar antar industri (cross industry). Tujuan dari standarisasi yang dilakukan SCC adalah untuk memudahkan pemahaman rantai pasok sebagai suatu langkah awal dalam rangka memperoleh suatu manajemen rantai pasok yang efektif dan efisien dalam menompong stategi perusahaan”. (www.supply-chain.org.2006).

Oleh karena itu, “sistem merupakan sekelompok unsur yang terdiri dari bagian- bagian yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan. Sistem diciptakan untuk menangani sesuatu yang rutin terjadi. Sistem terdiri dari berbagai prosedur yang saling berkaitan yang membentuk suatu jaringan kerja untuk mencapai tujuan usaha, prosedur merupakan bagian kecil dari sistem”

Prosedur penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktifitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

Adapun pengertian prosedur menurut Mulyadi (2016). “Prosedur adalah suatu urutan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”.

Begitupun dengan Arini

T.Soemohadiwidjojo (2014) yang membahas tentang prosedur kerja,“Standar Operating Procedure (SOP), atau disebut juga prosedur, adalah dokumen yang lebih jelas dan rinci untuk menjabarkan metode yang digunakan dalam mengimplementasikan dan melaksanakan kebijakan dan aktifitas organisasi seperti yang ditetapkan dalam pedoman. Pada dasarnya, prosedur merupakan instruksi tertulis sebagai pedoman dalam menyelesaikan sebuah tugas rutin atau tugas

(3)

yang berulang dengan cara yang ekektif dan efisien, untuk menghindari terjadinya variasi atau penyimpangan yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan.

Pengelompokan bahan ini penting untuk menentukan biaya per unit produk.

Adapun beberapa Production Cost (keperluan penentuan biaya produksi), bahan- bahan dikelompokkan menjadi: 1) Bahan Baku. 2) Bahan ½ jadi (termasuk Spare Part).

3) Bahan jadi

Kelompok supplies seperti alat tulis, bahan bakar, pelumas, suku cadang dan lain sebagainya yang sulit diukur dimasukkan ke dalam biaya yang disebut overload cost.

Kelompok ini biasanya menyebutkan biaya umum dan sifatnya tidak berubah karena itu dalam cost accounting disebut tidak berubah/menetap (Fixed Cost).

Purchasing (pembelian) “merupakan faktor yang kritis dalam kegiatan pengadaan bahan-bahan karena diperoleh dengan menukarkannya dengan uang”. Adapun keadaan yang harus di dicermati adalah jaminan kualitas produk, kuantitas, ketepatan waktu kedatangan, spesifikasi (perincian) teknisnya, perjanjian, proses pengiriman, dan hal-hal lainnya. Dengan garis besar bertanggung jawab bagian pembelian adalah:

1) Untuk Menentukan dan berusaha mendapatkan sumber dana penyuplai. 2) Menunjuk suppllier dan mengadakan proses tawar menawar dengan jalan berunding untuk mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak. 3) Menjaga dan merawat baik-baik hubungan antar supplier. 4) Memberikan penilaian Supply-Demand secara makro. 5) Menyelidiki biaya antara membeli dan membuat

Memelihara database yang bersangkutan dengan bertugas dibagian pembelian produk- produk Diantara pembelian bahan-bahan yang beraneka ragam, perusahaan tidak cukup mengandalkan hanya beberapa supllier, tapi bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. General motor misalnya memiliki 3.500 Supllier untuk mendukung operasionalnya, demikian juga dengan Toyata yang dimiliki 250 supllier (Monk 2000). Sebagai keseluruhan variabel- variabel yang dianggap penting dalam mempertimbangkan rekanan (Supllier) adalah:

1. Harga Pokok Produksi 2. Ketelitian waktu penyerahan 3. Ketelitian jumlah yang dipesan

4. Ketelitian kualitas dengan standart yang diminta

5. Kemudahan

6. Penjagaan setelah barang diterima 7. Dukungan terhadap ahli teknik 8. Dukungan keuangan (financial) 9. Mensyaratkan jual-beli

Pencatatan persediaan bisa di lakukan dengan beberapa metode. Metode itu antara lain metode pertama datang-pertama keluar atau Fifo (First In- Fist Out), metode terakhir datang-awal keluar atau Fifo (Last In-Fist out), dan metode rata-rata atau Average.

Dalam perusahaan, pembelian merupakan fungsi yang bertanggung jawab atas pemerolehan semua barang yang diperlukan oleh suatu perusahaan. Banyak dari transaksi tersebut bukan merupakan pembelian dalam arti yang sesungguhnya. Termasuk dalam pembelian juga adalah rental, sewa, kontrak, pertukaran, pemberian, peminjaman, dan sebagainya. Inilah alasan mengapa beberapa orang memilih berbicara tentang

“pemerolehan barang” adapun istilah yang lebih umum pengadaan barang (procuremen).

Anda dengan mudah dapat melihat mengapa Procurement begitu penting. Jika kita mengambil sudut pandang yang luas, Procurement membentuk hubungan yang penting antara perusahaan dalam rantai pasokan, dan memberikan sebuah mekanisme untuk mengkoordinasikan aliran barang antara konsumen dan pemasok.

Procerement “merupakan fungsi penting dalam tiap perusahaan. Tiap perusahaan memerlukan sebuah pasokan barang, dan procurement bertanggungjawab untuk mengaturnya. Jika procurement ditangani secara buruk, barang-barang tidak akan sampai, atau barang salah yang dikirim, jumlah yang salah, saat yang salah, dengan kualitas yang buruk, harga yang terlalu tinggi, layanan yang buruk dan lain sebagainya”.

Bagian terpenting dari procement ialah menemukan pemasok yang tepat. Tidak artinya mendapatkan produk yang bagus jika pemasok tidak benar-benar mengirimkannya.

Bayangkan jika anda berkerja disebuah proyek dan ingin membeli beberapa barang yang penting, mungkin sebuah jembatan pabrikasi untuk proyek konstruksi.

Kita telah membicarakan tren aliansi dan kerja sama jangka panjang. Tak ada dapat disangka kerja sama jangka panjang mengarahkan perusahaan menujuh ke pemasok

(4)

tunggal, baik untuk tiap barang, maupun untuk serangkaian barang yang berbeda. Banyak perusahaan mengakatakan bahwa sumber tunggal membuat mereka rentan terhadap perubahan kinerja perusahaan pemasokDalam konteks Supply Chain, inventory muncul pada setiap titik Supply Chain pada saat aliran material terhenti, dan setiap anggota dari Supply Chain menyimpan material/inventory mereka di gudang. Oleh karena itu, untuk memudahkan pemahaman, kita akan mendefinisikan gudang (warehouse) yang mengakomodasi semua pengertian yang dijelaskan diatas, yaitu gudang adalah:

Gudang adalah setiap tempat yang berada didalam setiap organisasi” supply chain” dari hulu ke hilir dimana inventory/material berada dan berproses”

Setelah misi pergudangan ditentukan, perhatian manajemen dapat difokuskan pada pembentukkan operasi. Warehouse Operation (Operai Pergudangan) terdiri dari penanganan dan penyimpanan. Sasaran adalah mengefesienkan inventory, penyimpanan sesuai kebutuhan dan merangkainya kedalam suatu order yang lengkap dan selanjutnya dilakukan pengiriman ke pelanggan. Hal ini lebih menekankan kepada aliran barang dari sebuah gudang modern yang melakukan kegiatan Product mixing Dalam merencakan lay out gudang, sangat penting untuk memperhatikan produk sesuai dengan lokasi specifik (biasa disebut slots), berdasarkan karakteristik individual produk, seperti product velocity (pergerakan produk), boboy, dan kebutuhan khusus penyimpanan.

Berdasarkan rumusan masalah penelitian dan tujuan yang ingin dicapai, maka rumusan masalah hipotesis adalah: bahwa Penerapan Prosedur Dan Sistem Kerja Departemen Warehouse Inventorykerja di departemen warehouse inventory ini telah memenuhi standart operasional kerja di PT Rekreasindo Nusantara.

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini telah gunakan oleh peneliti terlebih dahulu yang dengan judul,

“Sistem & Prosedur Akuntansi Persediaan Bahan Baku Food & Beverage pada PT.

Rekreasindo Nusantara Makassar”, dan penelitian ini menggunakan metode data kualitatif, data Kuantitatif serta sumber data, pengumpulan data dan data sumber

berdasarkan menjadi 2 (dua) yaitu Data Primer

& data Sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yaitu : penelitian pustaka (Library Research), penelitian Lapangan (Field Research) dan metode wawancara.

Berdasarkan desain penelitian sebelumnya maka peneliti sekarang mengambil desain penelitian yang hampir sama dengan desain peneliti sebelumnya.

Lokasi penelitian dilaksanakan di PT.

Rekreasindo Nusantara Makassar yan beralamatkan di jalan HM. Daeng Patompo Metro Tanjung Bunga Makassar (Kawasan Terpadu Trans Studio). Penelitian ini berlangsung selama dua bulan 2019.

Data kuantitatif adalah data yang dapat mencakup hampir semua data Non-nomerik (bukan terkait dengan Angka). Data ini dapat menggunakan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang diamati.

Ialah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data.

Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data Primer adalah data yang dibuat oleh peneliti dengan tujuan khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data Sekunder ialah data yang telah dikumpulkan untuk tujuan selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur artikel, jurnal serta situs internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun teknik pengambilan data yang peneliti lakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Observasi dilakukan dengan mengamati dan mencatat berbagai hal yang berhubungan dengan kerja pergudangan di organisasi yang menjadi objek penelitian.

Tujuannya adalah untuk memahami sistem pergudangan yang berjalan. 2) Studi pustska sebagai bahan tambahan guna melengkapi kekurangan-kekurangan data yang diperoleh dari hasil interview dan observasi.

Pengumpulan data dengan cara mengambil dari sumber-sumber media cetak maupun elektronik yang dapat dijadikan acuan pembahasan masalah. 3) Kegiatan interview ini dilakukan dengan SPV Warehouse di PT.

(5)

Rekreasindo Nusantara, beserta pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Tanya jawab dilakukan dengan mengemukakan sejumah pertanyaan secara lisan serta dijawab secara lisan pula.

Variabel penelitian ini diambil melalui faktor/konsep yang terpilih dalam suatu penelitian. adapun penelitian yang dikerjakan oleh penulis untuk penentukan variabel penelitian dilakukan dengan cara studi pustaka lalu mencari buku-buku serta situs web, kemudian ditegaskan kepada para ahli yang dianggap menguasai masalah logistik ataupun untuk perusahaan jasa yang berhubungan dengan construction supply chain manajement.

Teknik analisis data yang diteliti yaitu berdasarkan dari permintaan/pengambilan barang dari tiap unit bisnis/departemen.

Berikut penjelasan terkair prosedur kerja didepartemen warehouse ini.

Menjelaskan tentang urutan proses perhitungan stock opname yang ada di Trans Studio Theme Park Makassar (PT.

Rekreasindo Nusantara) untuk memastikan adanya pengawasan dalam hal sisa stock inventory yang tersisa per akhir bulannya.

Serta untuk mendukung penerapan standar sesuai persyaratan peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Repbulik Indonesia No. 27 Tahun 2014 tentang Standar Usaha Taman Rekreasi.

GAMBAR 1 PROSEDUR STOCK OPNAME DEPARTEMEN

Proseduri ini mencakup semua kegiatan yang berhubungan dengan masuk keluarnya barang keperluan operasional di TSM Theme Park mulai dari pembuatan jadwal stock opname.

Adapun definisi operasional tentang warehouse inventory ialah: 1) System Inventory ialah pergerakkan dalam proses pengolahan data barang yang di dalam suatu gudang. Sistem inventory memiliki pengaruh besar terhadap suatu instansi/perusahaan, karena system inventory dapat membantu menyelesaikan masalah pengolahan data barang dan memudahkan pelaporan data barang yang tersedia. Suatu instansi/perusahaan yang tidak memiliki system inventory, akan mengalami sedikit masalah dalam pengolahan data barang. 2) Prosedur merupakan: sesuatu yang penting dimiliki bagi suatu organisasi agar segala sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Pada akhirnya prosedur akan menjadi pedoman bagi suatu organisasi dalam menentukan aktifitas apa saja yang harus dilakukan untuk menjalankan suatu fungsi tertentu.

Pergudangan (Warehouse) didukang teknologi informasi untuk membantu pengawasan pergerakan barang masuk, pergerakan dalam warehouse dan barang keluar. Pengawasan dengan menggunakan sistem, memberikan kemudahan pengelolaan dan nilai tambah warehouse.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Trans Studio Makassar adalah salah satu taman hiburan indoor terbesar didunia serta dibangun diatas lahan seluas 2,7 hektar diwilayah Tanjung bunga makassar.

Dialokasikan yang luas ini akan hadir sebuah proyek pembangunan terpadu bertaraf internasional, yang memiliki pusat hiburan keluarga, hotel, pusat perbelajaan, dan pemukiman. Dari tiap unit usaha saling melengkapi dan mampu merangkul pasar yang luas. beradanya dilingkungan pariwisata, yang dekat dengan wilayah pemukiman dan usaha, merupakan nilai tambah. Adapun kantor Trans Walk dan Rodeo Drive, Trans Studio, Trans Hotel serta kantor Bank Mega yang telah menempati lahan seluas 24 hektar yang mengusung nuansa indoor pertama, ekslusif dan terbesar di Makassar.

Trans Studio Makassar (PT.

Rekreasindo Nusantara) terinspirasi dari sebuah kisah sukses dari property entertaiment di seluruh dunia, mulai dari Disney Resort, Universal Studio, Movie World (WB) dan bisnis Theme park serupa, yang menjadi diferensiasi dan kelebihannya ialah Trans

(6)

Studio merupakan Theme Park Indoor. “Trans Studio Makassar sendiri mulai dibuka secara resmi pada tanggal 09 September 2009 melalui proses riset dan desain yang dilaksanakan selama kurang lebih dua tahun dan dilakukan oleh personal-personal terbaik dari Trans Coorporation”.

Trans Studio Theme Park berlokasi dijalur utama jalan Metro Tanjung Bunga Makassar, sekitar 2 km barat daya atau sekitar 3-5 menit dari kawasan Pantai Losari. Theme Park seluas 2,7 hektar ini dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit dari pusat terpenting di kota makassar. Ia juga dekat dengan rencana terminal kendaraan umum.

Trans Studio Theme Park menyediakan 21 (dua puluh satu) wahana bermain dan bersenang-senang yang terbagi menjadi 4 (empat) zona yang mempunyai tema yang bermacam-macam, yaitu :

Studio Central Merupakan kawasan Hollywood yang didesain menyerupai arsitektur-arsitektur Hollywood bergaya era 60-an. Kawasan ini juga terdapat Walk Of Fame dan juga bintang favorit seperti Marilyn Monroe”.

Lost City Adalah kawasan dengan konsep pedalaman dan penyelamatan Crew Trans TV dalam ekspedisinya, memasuki hutan rimba dalam safari Track dengan semua petualangan menarik akan menjadi bagian dari penjelajahan.

Cartoon City Dunia Kartun yang mempunyai hidup yang penuh dengan kesenangan dan penuh warna-warni. Dunia kartun dibuat dengan konsep yang memikat dan membuat imajinasi anak-anak menjadi lebih ceria dan berkembang.

Magic Corner Keajaiban dan sentuhan magic yang ingin ditunjukkan oleh zona/kawasan ini beserta dengan petualangan menakjubkan yang ditawarkan.

Adapun wahana ataupun tempat bersenang-senang yang dapat dinikmati di Trans Studio Theme Park (PT Rekreasindo Nusantara):

a. Trans City Theater b. Giang Swing c. Science Center d.Rimba Express

e.Studio Tour (Mirror Maze) f. Si Bolang, Jelajah

g. Hollywood Bumper Car.

h. Kids Studio

i. Grand Asia Studio View

j. Safari Track k. Bioskop 4D l. Karosel

m. Dragon’s Tower n. Ayun Ombak o. Putar Petir p. Angin Beliung q. Dunia Lain r. Sepeda Terbang

s. Magic Thunder Coaster t. Mini Boom Boom Car

Dimana sistem yang digunakan iyalah sistem Trans Browser/Supplies Chain Management yang dibuat hanya khusus untuk PT Rekreasindo Nusantara dalam memperlancar segala permintaan dari masing- masing departemen ataupun dalam pengambilan barang dari departemen Warehouse demi kelancaran operasional Theme Park (PT Rekreasindo Nusantara).

Adapun beberapa isi dari “Sistem Trans Browser” yang berhubungan tentang pengambilan serta pengorderan barang melalui system tersebut ialah:

1. Material Request (MR)

Memudahkan pekerjaan dalam pengambilan serta pengorderan barang berdasarkan permintaan dari masing- masing departemen serta disetujui oleh masing-masing Head dari departemen.

2. Purchase Requisition (PR)

Melalui Purchase Request ini pihak dari departemen Warehouse mengadakan permintaan ke departemen Purchasing untuk segara diadakannya permintaan baik melalui departemen lain ataupun terkait dengan stock barang dari departemen Warehouse itu sendiri.

3. Receiving Report (RV)

Dengan adanya laporan ini team dari warehouse akan membuat pelaporan dan segera menghubungi departemen yang sebelumnya telah mengadakan pengorderan telah diadakan oleh departemen Purchasing.

4. Transfer (SII)

Untuk memotong stock serta nilai budget pemakaian yang tersedia diwarehouse.

Dari keempat proses kerja terkait dengan system dan prosedur terlampir proses permintaan dan pengambilan barang disuatu departemen warehouse inventory tersebut pada halaman.

(7)

PENUTUP

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka disimpulkan bahwa Penerapan Prosedur Dan Sistem Kerja Departemen Warehouse Inventory pada PT Rekreasindo Nusantara telah sesuai dengan Sistem Operasi Perusahaan (SOP) pada PT Rekreasindo Nusantara.

Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan ialah membuat system dan prosedur kerja di departemen warehouse inventory dapat terus berjalan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Perusahaan), serta menerapkan system first in first out sehingga akfitas distribusi menjadi efektif dan efisien.

Dan strategi tata letak barang yang disarankan sebaiknya mengelompokan barang sesuai dengan jenis barang yang ada, bahan mudah pecah, rusak, pecah, serta ukuran besar kecilnya barang.

Warehouse pada PT Rekreasindo Nusantara memiliki layout yang cukup baik, tapi sebaiknya penyusunan barang/item harus sesuai dengan jenisnya dan memakai papan nama barang/item sehingga memudahkan untuk menemukan barang/item yang ingin kita cari. Dan setiap susunannya berisikan maximal sepuluh (10) tumpukkan barang, sehingga mencegah barang yang dapat mudah pecah, retak dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Shakarchy. D. K. N, (2015), Warehouse Manajemen System. Internasional jurnal of science and research (IJSR) ISSN, karbala university, Karbala Iraq. Diakses melalui jurnal EMBA Vol. 5 No. 2 Juni 2017, 602–

611 : https://media.neliti.com

Arini T. S. (2014), Mudah Menyusun SOP (Standard Operating Procedure), Jakarta, Penebar Plus

Evita P. P (2015), Panduan Menyusun SOP Standard Operating Procedure, Jagakarsa, Jakarta: PT Buku Kita

Gibson, dkk (2013). Manajemen Sumber Daya Manusia, Erlangga. Jakarta

George M. M (2017), Pengantar Sistem Informasi, Edisi 16 Buku 1. Salemba Empat Holy I. Y & Martinus G. S, (2015). Bussiness

Concept Implementation Series in Inventory Manajemen. Elex Media Jakarta

Krismiaji, (2015), Sistem Informasi Akuntansi, Edisi 4. Yogyakarta. UPP STIM YKPN

Koesmawan A. S & Dr. Sobarsa K. (2014), Manajemen Operasi. Bagian kedua. Mitra wacana Media. Jakarta

Lee, J & Palit, H, C. (2017). Perancangan Gudang dan Sistem Manajemen Pergudangan di UD.Wirakarya, JTI Vol. 5,

No.1, Januari 2017 pp.

https://ejournal.unsrat.ac.id.

Mulyadi. S, (2016). Sistem Akuntansi Edisi 4, Salemba Empat

Martono,R. (2015). Manajemen Logistik Terintegrasi. PPM Manajemen, Jakarta.

Mulyani, CA, (2017). Metode Analisis dan Perancangan Sistem, Edisi kedua. Abdi Sistematika. https://s3.amazonaws.com Pujawan, N. (2017). Supply Chain

MAnajemen, Edisi 3. Yogyakarta

Purwoko.H, (2011). Panduan % Logistik Indonesia, Penerbit PPM & Asosiasi Logistik Indonesia

Wibowo (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi), CV. R.A. De.

Rozarie (melalui situs website: Manajemen Sumber Daya Manusia,Edisi Revisi, CV.

R.A. De. Rozarie 2017

Warman, J. (2016), ManajemenPergudangan.

PPM Manajemen: Jakarta

Warman,J. (2004), Manajemen Pergudangan, Pustaka Sinar Harapan.

Yuwono, et al, (2015), Perbaikan Manajemen Pergudangan pada PT FSCM, Jurnal Tirta, Vol 3, No 2 Juli 2015 dikutip melalui situs:

http://publication.petra.ac.id

Zaki. B. 2009 Sistem Akuntansi Penyusunan, Prosedur dan Metode. Edisi Keempat.

Yogyakarta: BPFE

Referensi

Dokumen terkait

This paper analyzes the simultaneous equation estimation of the relationship between the level of economic globalization as measured by the trade global- ization ratio,