Apabila pernyataan di atas ternyata tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya. KEAMANAN PENGOPERASIAN KAPAL SESUAI BAB IX SOLAS Nama Taruna : Kukuh Erdafa Ramadhani Asmanto. Alhamdulillah, saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan proposal karya ilmu terapan ini tepat pada waktunya sehingga saya tidak mempunyai kendala dalam penulisan proposal ini hingga proposal yang saya tujukan selesai.
Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan kepada saya untuk menyelesaikan proposal ini. Bapak/Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya khususnya program studi Nautika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberikan ilmunya kepada saya untuk menyelesaikan proposal ini. Rekan-rekan taruna yang telah memberikan semangat dan semangatnya kepada penulis untuk menyelesaikan proposal ini.
Akhir kata, semoga karya ilmiah terapan ini dapat memberikan manfaat dan bahan pembelajaran bagi kita semua. KUKUH ERDAFA RAMADHANI ASMANTO, Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Operasi Kapal yang Aman Sesuai Solas Bab IX. Sumber data diperoleh secara langsung dengan observasi dokumen dan wawancara terkait dengan judul karya sains terapan ini.
KUHUH ERDAFA RAMADHANI ASMANTO, Application of a safe ship security management system in accordance with Solas Chapter IX.
Latar Belakang Penelitian
Berdasarkan hal tersebut, Organisasi Maritim Internasional atau IMO telah mengeluarkan peraturan International Safety Management Code yang bertujuan untuk menjamin keselamatan di laut, mencegah kecelakaan dan hilangnya nyawa dan harta benda, serta sebagai alat untuk menciptakan standar “Manajemen Keselamatan untuk Pengoperasian” Kapal. “.dan Pencegahan Pencemaran” dan menjadi BAB IX SOLAS 74/78. Seperti kita ketahui SOLAS pertama kali diadopsi pada tahun 1974 oleh International Safety Management Code sehingga lebih dikenal dengan SOLAS 1974 dimana peraturan tersebut dibuat berdasarkan respon terhadap banyaknya kecelakaan kapal yang terjadi pada tahun-tahun tersebut. Dalam SOLAS terdapat 14 bab yang mengatur tentang kelautan, salah satunya adalah, Bab IX berisi tentang manajemen pengoperasian kapal yang aman (Management for the Safe Operation of Ships), memuat ketentuan tentang bagaimana manajemen mengoperasikan kapal, guna menjamin keselamatan kapal. Berdasarkan Bab IX diberlakukan International Safety Management Code (ISM Code), hanya saja bab ini ditambahkan karena hasil analisis negara-negara anggota International Maritime Organization (IMO) bahwa peralatan canggih tidak dapat menjamin keselamatan tanpa pengelolaan operasional yang baik. bukan.
17 Tahun 2008, tentang kelaikan laut, kapal di atas 500 GT harus memiliki sertifikasi International Safety Management Code (ISM Code). Sehingga para awak kapal dengan menerapkan International Safety Management Code (ISM Code) dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan dan pencemaran laut. Selain itu, penerapan International Safety Management Code (ISM Code) dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemeliharaan kapal.
Kurangnya kesadaran personel mengenai penerapan sistem keselamatan di tempat kerja dan belum adanya divisi khusus untuk mengatur International Safety Management Code (ISM Code), menjadikan International Safety Management Code (ISM Code) tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu penting untuk menerapkan sistem keselamatan yang berjalan sesuai ketentuan yang ditetapkan untuk kepentingan bersama karena kegiatan yang akan diteliti merupakan proses navigasi yang dapat dikatakan merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Sasaran yang ingin dituju dalam penerapan International Safety Management Code (ISM Code) pada judul laporan ini adalah operasional pelayanan kapal.
Rumusan Masalah
Batasan Masalah
Tujuan Penelitian
Bahwa seluruh awak kapal memahami dan mempraktikkan penggunaan alat pelindung diri sesuai dengan Kode Manajemen Keselamatan Internasional (ISM Code) dalam keadaan atau aktivitas apa pun di kapal. Untuk mengetahui apakah seluruh awak kapal mengetahui fungsi alat pelindung diri sesuai dengan International Safety Management Code (ISM Code) dan SOLAS Chapter IX.
Manfaat Penelitian
Review Penelitian
Definisi-definisi
Sistem manajemen keselamatan merupakan sistem yang disyaratkan oleh International Safety Regulations (SOLAS) yang tertuang dalam peraturan International Safety Management Code. Safety Management System (SMS) merupakan operasionalisasi dalam kode ISM untuk mengatur wewenang dan tanggung jawab perusahaan, nakhoda, instruksi dan prosedur pengoperasian kapal yang aman. Kode Manajemen Keselamatan Internasional adalah peraturan manajemen keselamatan internasional untuk keamanan dan keselamatan operasi kapal, yang disusun oleh Dewan Keselamatan Maritim (IMO) dan dapat berubah sewaktu-waktu.
Penerapan Kode Manajemen Keselamatan Internasional adalah wajib oleh pemerintah atau organisasi yang diakui dalam rangka penerbitan sertifikat setelah semua persyaratan Kode Manajemen Keselamatan Internasional dipenuhi. Kode Manajemen Keselamatan Internasional menetapkan standar internasional untuk pengelolaan dan pengoperasian kapal yang aman dengan menetapkan aturan bagi perusahaan pelayaran mengenai keselamatan dan penerapan sistem manajemen keselamatan. Sistem Manajemen Keselamatan merupakan tulang punggung perusahaan ketika mendefinisikan dan mendokumentasikan tugas dan kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan perlindungan lingkungan, baik di darat maupun di kapal.
Adanya aturan pengoperasian kapal yang aman, International Safety Management Code, diharapkan dapat mencegah kecelakaan kapal agar tidak merugikan perusahaan terkait dan instansi terkait lainnya. Untuk itu perlu adanya dukungan dari perusahaan terhadap kebutuhan operasional kapal yang aman bagi pekerja, perlindungan lingkungan hidup dan tata kelola perusahaan yang baik dengan mengoptimalkan penerapan International Safety Management Code. Persyaratan Kode Manajemen Keselamatan Internasional, penerapan kepatuhan terhadap Kode Manajemen Keselamatan Internasional diberlakukan secara internasional untuk semua jenis kapal dengan jenis dan jenis serta jadwal sebagai berikut.
Pemerintah Indonesia yang meratifikasi kode tersebut menetapkan jadwal penerapan International Safety Management Code bagi kapal berbendera Indonesia yang berlayar di luar negeri sesuai jadwal di atas, dan bagi yang berlayar di dalam negeri dilaksanakan sebagai berikut. Sesuai dengan persyaratan Kode Manajemen Keselamatan Internasional, semua perusahaan yang memiliki atau mengoperasikan kapal harus mengikuti jadwal di atas seperti pada tabel sebelumnya, mereka harus menetapkan sistem manajemen keselamatan bagi perusahaan dan kapalnya untuk menjamin pengoperasian kapal yang aman. mengirimkan. Perusahaan dan kapalnya yang tidak memenuhi persyaratan International Code of Safe Handling akan menghadapi kesulitan operasional, baik di perairan internasional maupun domestik.
Sertifikat Manajemen Keselamatan Sementara akan diterbitkan pertama kali kepada kapal setelah dilakukan verifikasi awal terhadap kapal dan apabila perusahaan yang mengoperasikan kapal telah memiliki sertifikat Dokumen Kepatuhan. Jika perusahaan sudah mampu mengikuti semua itu, pemerintah akan menerbitkan Sertifikat Manajemen Keselamatan yang bersifat permanen. Di Indonesia, penerapan International Safety Management Code yang merupakan bagian dari SOLAS juga diwajibkan berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan seperti di bawah ini.
Manfaat yang diperoleh pelaut dari penerapan Kode Manajemen Keselamatan Kapal Internasional antara lain: a). Alat-alat yang digunakan dalam keselamatan kerja dan digunakan dalam Kode Manajemen Keselamatan Internasional adalah sebagai berikut.
Kerangka Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Sehingga penulis akhirnya dapat memperoleh kesimpulan dari seluruh permasalahan dalam proposal ini. Penelitian dilakukan di kapal tempat praktek pelayaran dilakukan di kapal container salah satu perusahaan pelayaran yaitu PT. Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui observasi langsung dan wawancara.
Dalam penyusunan proposal karya ilmiah ini, peneliti tidak memperoleh data primer karena peneliti belum melaksanakan praktik kelautan, namun data primer diperoleh setelah para taruna melakukan praktik kelautan di atas kapal selama kurang lebih 12 bulan. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung, biasanya berupa data dokumentasi dan arsip resmi, yang penulis coba kumpulkan sendiri, di luar sumber yang diteliti. Data-data tersebut diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan objek usulan penelitian atau berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teori dan penentuan formal dari kondisi sebenarnya dalam observasi.
Untuk memperoleh data lapangan yang relevan dengan masalah yang akan diteliti, peneliti menggunakan teknik sebagai berikut. Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi yang disertai dengan pencatatan keadaan atau perilaku objek sasaran. Tujuan penulis melakukan observasi adalah untuk memahami pengetahuan awak kapal dalam pemeliharaan peralatan pemadam kebakaran.
Wawancara atau wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan proses tanya jawab lisan yang bersifat satu arah, artinya pertanyaan datang dari responden dan jawabannya diberikan oleh orang yang diwawancarai. Metode wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan lebih detail mengenai pertanyaan-pertanyaan atau banyak hal yang belum anda pahami dalam kaitannya dengan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan topik yang sedang dibicarakan. Tujuan utama dari wawancara adalah untuk memperoleh informasi secara langsung mengenai subjek yang dituju serta memperoleh data dan jawaban yang penulis tidak mengerti dan tidak mengetahui yang mana yang menjadi subjek proposal ini.
Kajian kepustakaan bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan berbagai bahan referensi berupa jurnal, manuskrip, catatan, cerita sejarah, dan dokumen. Metode pengumpulan data dengan teknik dokumentasi adalah data hal-hal yang bersifat variabel berupa catatan, transkrip nilai, buku, surat kabar, majalah, papan tanda, risalah rapat, agenda, dan lain-lain. Informasi yang akan dicari dapat berupa arsip tertulis untuk mengidentifikasi pedoman sistem kerja yang muncul.
Teknik Analisis Data
Definisi ini menggambarkan betapa pentingnya kedudukan analisis data dalam kaitannya dengan tujuan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Lexy J. Penarikan kesimpulan adalah kemampuan peneliti dalam menyimpulkan berbagai temuan data yang diperoleh selama proses penelitian.