• Tidak ada hasil yang ditemukan

penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SMA PGRI 1 PADANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Hida Kurniawati Nasution*), Delsi K**), Anny Sovia**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**)Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Based on the results of the Final Test of the first semester in class X of SMA PGRI 1 Padang in Academic Year 2014/2015, it was found that most of student got low score. The learning process which was centered on the teacher was assumed as the cause of this problem. This had made the students’ positive attitude especially their social attitude was not well developed. To deal with this problem, Student Team Achievement Division (STAD) cooperative strategy was applied. The purpose of This research was to reveal the development of students’

social attitude and their learning achievement by applying STAD cooperative strategy. The instruments of the research were a test, observation sheet and questionnaire. The results of data analysis revealed that the students’ social attitude improved from the first meeting to the fourth one. In addition, the result of hypothesis test showed that P-value (0.043) was smaller than α(0.05) which indicated that the the hypothesis was accepted. Hense, Mathematics learning achievement of the students in class X of SMA PGRI 1 Padang taught by using STAD cooperative strategy was better than taught by using convensional learning.

Key Words : Student Team Achievement Division (STAD) Cooperative strategy , Social Attitudes , Mathematics learning achievement

PENDAHULUAN

Sikap merupakan hal yang menjadi perhatian pemerintah akhir-akhir ini.

Untuk mewujudkan bangsa yang bersikap pemerintah merencanakan beberapa ruang lingkup pembentukan sikap termasuk lingkup satuan pendidikan. Pembentukan sikap yang baik pada siswa disekolah tidak hanya dilakukan pada mata pelajaran yang

membahas tentang akhlak, moral dan perilaku. Setiap mata pelajaran diharapkan dapat menanamkan sikap yang baik dalam diri siswa termasuk matematika.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMA PGRI 1 Padang pada tanggal 25-26 November 2014, dalam proses pembelajaran guru

(2)

menjelaskan materi, memberi contoh soal, memberi latihan dan siswa mendengarkan apa yang dijelaskan guru, sehingga siswa pasif dan tidak kreatif, Sikap positif termasuk sikap sosial yang terdapat dalam diri siswa seperti rasa ingin tahu, peduli, jujur dan tanggung jawab kurang berkembang.

Kunandar (2013:100) menyatakan sikap mengacu kepada perbuatan atau tingkah laku seseorang. Supardan (2011:25) menyatakan bahwa sosial merupakan kesalingtergantungan yang menghasilkan suatu kerja sama. Sikap sosial dinyatakan tidak hanya perbuatan atau tingkah laku seseorang saja tetapi diperhatikan oleh orang- orang sekelompoknya. Dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru hanya sebagian siswa yang mengerjakan, Sehingga siswa tidak mampu mengerjakan tugas yang diberikan didepan kelas. Sikap siswa untuk saling berbagi dengan temannya kurang dalam belajar. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar metematika siswa, terlihat pada nilai ulangan ujian semester ganjil kelas X banyak siswa yang memperoleh nilai berada di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

KKM yang diterapkan disekolah ini adalah 75.

Proses pembelajaran pada dasarnya terdiri atas dua kegiatan yaitu belajar dan mengajar. Belajar merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku dari individu akibat interaksinya dengan lingkungan.

Nikson dalam Muliyardi (2002:3) menyatakan bahwa “Pembelajaran matematika adalah upaya membantu siswa untuk mengkonstruksi konsep- konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuannya sendiri melalui proses internalisasi sehingga konsep dan prinsip terbangun kembali”. Untuk dapat membangun pengetahuan tersebut diperlukan suatu kerja sama antar sesama siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, usaha yang dapat dilakukan dalam mengatasi rendahnya hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang membuat siswa saling membantu dan mendorong dalam memahami materi pelajaran, yaitu pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dapat memfasilitasi siswa untuk berbagi pengetahuan

(3)

sesama mereka, berdebat, berfikir kritis dan menyelesaikan setiap permasalahan yang muncul sehingga rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Menurut Slavin (2005:143) STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu : presentasi kelas, kerja tim, kuis, skor kemajuan individu dan tim, dan rekognisi tim.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu strategi pembelajaran yang membuat siswa saling membantu antar mereka. Siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat membantu temannya yang berkemampuan rendah sehingga dapat menimbulkan sikap peduli dalam diri siswa. Rasa ingin tahu siswa dapat ditumbuhkan melalui diskusi yang terjadi dalam kelompok dengan menjadikan teman sebagai tutor. Siswa akan mudah bertanya kepada temannya dibandingkan kepada guru sehingga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu mereka. Melalui kuis diharapkan siswa dapat menjadikan dirinya sebagai sesorang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan serta mampu

menumbuhkan rasa tanggung jawab dan sikap jujur siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sikap sosial siswa dalam belajar dan apakah hasil belajar matematika siswa dengan penerapan strategi STAD lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan pembelajaran konvensioanal pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Padang Tahun Pelajaran 2014/2015.

Penelitian yang relevan yaitu Penelitian yang dilakukan oleh Robert Nurman (2014) dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD dalam Pembelajaran Matematika siswa kelas VIII.5 SMP Negeri 1 Lunang”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI 1 Padang pada tanggal 24 Februari sampai 10 Maret 2015. Jenis penelitian adalah penelitian eksperimen dengan rancangan Randomized Control Group Only Design Suryabrata (2010:104). Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA PGRI 1 Padang Tahun Pelajaran

(4)

2014/2015 dengan sampel kelas sebagai kelas eksperimen

sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian adalah

untuk melihat sikap sosial siswa, sikap sosial siswa yang diamati adalah tahu dengan indikator

teman, peduli dengan indikator memberikan penjelasan kepada teman, jujur dengan indikator tidak mencontek ketika mengerjakan kuis, tanggung jawab dengan indikator mengerjakan tugas yang diberikan

0 apabila siswa tidak mela indikator yang diminta dan 1 apabila melakukan indikator yang diminta tes akhir dengan 6 butir soal diuji cobakan di kelas

Padang dengan 20 orang siswa tanggal 3 Maret 2015

Padang dan SMA Bunda

memiliki kemampuan akademis yang sama dan memiliki KKM

yaitu 75.

Teknik analisis yang digunakan adalah deskriftif untuk sikap sosial siswa yaitu lembar observasi dan angket

untuk hasil belajar matematika siswa dengan bantuan software

Untuk interpretasi uji

sampel kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X6 sebagai kelas kontrol.

Instrumen penelitian adalah non tes untuk melihat sikap sosial siswa, sikap sosial siswa yang diamati adalah ingin tahu dengan indikator bertanya kepada teman, peduli dengan indikator memberikan penjelasan kepada teman, jujur dengan indikator tidak mencontek ketika mengerjakan kuis, tanggung jawab dengan indikator mengerjakan tugas yang diberikan dengan penilaian 0 apabila siswa tidak melakukan indikator yang diminta dan 1 apabila melakukan indikator yang diminta dan butir soal esai, yang diuji cobakan di kelas VII SMA Bunda orang siswa pada 2015. SMA PGRI 1 A Bunda Padang memiliki kemampuan akademis yang miliki KKM yang sama

Teknik analisis yang digunakan adalah kap sosial siswa yaitu lembar observasi dan angket dan uji-t untuk hasil belajar matematika siswa software MINITAB.

Untuk interpretasi uji dengan melihat

P-value. Jika P-value

lebih kecil dari taraf nyata ditetapkan () maka tolak H0

terima H0 (Syafriandi, 2001:10).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai sikap sosial

terlihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Grafik Nilai Sikap Siswa Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa nilai sikap sosial siswa sitiap pertemuan meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa sikap sosial siswa kelas X5 SMA PGRI 1 Padang dalam pelaksanaan Strategi STAD semakin baik.

Hasil analisis data tes akhir

rata-rata ( ), simpangan baku (S), nilai tertinggi (Xmaks) dan nilai terendah (Xmin), seperti pada Tabel 1

Tabel 1.Perhitungan Rata

Simpangan Baku (S), Skor Tertinggi (

Terendah (

0 1 2 3 4

Nilai Sikap Sosial

Sikap Sosial Siswa

yang diperoleh lebih kecil dari taraf nyata ditetapkan

0 dan sebaliknya (Syafriandi, 2001:10).

PEMBAHASAN

asarkan hasil analisis data nilai sikap sosial siswa

berikut:

Gambar 1. Grafik Nilai Sikap Siswa rafik di atas dapat dilihat bahwa nilai sikap sosial siswa sitiap pertemuan meningkat. Maka dapat disimpulkan bahwa sikap sosial siswa PGRI 1 Padang dalam pelaksanaan Strategi STAD semakin

akhir diperoleh ), simpangan baku (S), nilai ) dan nilai terendah

Tabel 1.

Perhitungan Rata-Rata (), Baku (S), Skor

), dan Skor ) tes hasil

Sikap Sosial Siswa

Pertemuan I

Pertemuan II

Pertemuan III

Pertemuan IV

(5)

belajar siswa pada kelas sampel

Kelas

Sampel S Xmax Xmin Eksperimen 53,97 24,60 100 20 Kontrol 43,65 22,19 95 10

Tabel 1 menunjukkan nilai rata-rata tes akhir siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Kedua kelas sampel berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen.

Jadi, uji hipotesis dilakukan dengan uji t satu pihak, diperoleh p-value = 0,043 dengan = 0,05, maka tolak H0 dan terima H1. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan

menerapkan pembelajaran

konvensional pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Padang tahun pelajaran 2014/2015.

Strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu strategi yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berdikusi sesama mereka, untuk bertanya mengenai hal yang tidak dimengerti dan menjelaskan hal yang sudah dimengerti kepada

siswa lainnya. Dalam belajar siswa dibentuk dalam beberapa kelompok, dalam kelompok siswa berdiskusi mengerjakan soal latihan dan mempresentasikan hasil diskusi kedepan kelas. Contoh hasil diskusi salah satu kelompok siswa

Gambar 2. Hasil Latihan Diskusi siswa Selama proses diskusi berlangsung diadakan penilaian terhadap sikap siswa selama diskusi. Instrumen yang digunakan untuk penilaian sikap belajar siswa adalah lembar observasi dan angket. Pada akhir pembelajaran siswa diberikan kuis yang dikerjakan secara individu. Contoh lembaran kuis salah satu siswa.

Gambar 3. Hasil kuis siswa

(6)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan strategi pembelajaran tipe STAD di kelas X5 SMA PGRI 1 Padang terjadi peningkatan sikap sosial siswa dalam belajar matematika dari pertemuan pertama sampai pertemuan keempat dan hasil belajar matematika siswa dengan menerapkan strategi kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar matematika siswa dengan

menerapkan pembelajaran

konvensional pada siswa kelas X SMA PGRI 1 Padang tahun pelajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Muliyardi. 2002. Strategi Pembelajaran Matematika.

Padang: UNP.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:Nusa Media.

Supardan, Dadang. (2011). Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta:Bumi Aksara.

Suryabrata,Sumadi.2011.Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Syafriandi. (2001). Analisis Statistika Inferensial dengan Menggunakan Minitab. Padang : UNP.

Referensi

Dokumen terkait

All of the songs except “Ruponeso” have an introduction which is sung by the leader, who is later joined by the chorus singing its ostinato figures.. Each leader has his own unique type