PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DISERTAI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR
KELAS X SMA N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA
E JURNAL
WIDIA ALFIONITA NIM. 11010165
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2016
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) DISERTAI TUGAS MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR
KELAS X SMA N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA
Widia Alfionita, RRP Megahati, Vivi Fitriani Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected] ABSTRAK
This research is motivated by the low learning outcomes biology class X SMA N 2 Pulau Punjung Dharmasraya caused by several factors, including students are less active during the learning process takes place, as well as the use of strategies that have not varied, one strategy that can increase the interest and creativity students to learn is by implementing learning strategies Think Talk Write (TTW) with the task of summarizing the learning outcomes of class X SMAN 2 Pulau Punjung Dharmasraya. This study aims to determine student learning outcomes with the application of learning strategies Think Talk Write (TTW) with the task of summarizing the learning outcomes of Class X SMAN 2 Pulau Punjung Dharmasraya. This research is experimental research design Randomized Control Group Posttest Only Design. The population in this study were all students of class X. The sample in this study using purposive sampling technique class X6 as an experiment and X3as the control class. The instrument used was a test result of studying the cognitive, the affective and the psychomotor. In the realm of experimental class kogntif their mean scores of 3.14 and 2.30 grade control, in the affective domain mode value experimental class and control class 3.37 to 3.03, in the realm Psychomotor achievements optimum value of 3.44 experimental class and control class 3,14. It can be concluded that the application of learning strategies Think Talk Write (TTW) with the task of summarizing can improve learning outcomes in the cognitive Class X SMAN 2 Pulau Punjung Dharmasraya.
Key words: Learning Strategies Think Talk Write, learning outcomes biology
PENDAHULUAN
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan guru bidang studi biologi di SMAN 2 Pulau Punjung, dalam pembelajaran biologi guru menerapkan metode ceramah, diskusi dan metode tanya jawab serta penggunaan strategi yang belum bervariasi. Namun dalam menerapkan metode dan strategi tersebut siswa tidak menanggapi dengan serius yang pada akhirnya siswa akan lebih bosan, sebagian besar hanya beberapa siswa yang mampu bertanya dan memberikan pengaruh terhadap aktifitas belajar siswa rendah dan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal.
Berdasarkan permasalahan diatas penulis mencoba menggunakan strategi pembelajaran Think-Talk-Write (TTW) disertai tugas meringkas yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari. Meringkas ialah salah satu teknik pembelajaran yang paling jarang digunakan, akan tetapi riset telah menunjukkan bahwa meringkas memberikan peningkatan yang besar dalam pengertian dan dalam ingatan jangka panjang dari suatu informasi.
Pada strategi ini siswa diberikan lembar kerja siswa sesuai dengan langkah-langkah pada TTW, pada lembar kerja siswa sudah memuat
pertanyaan- pertanyaan dan juga ringkasan materi yang akan diberikan kepada siswa,.
Menurut Huda (2014: 218) bahwa strategi ini memiliki sintak sesuai dengan urutan di dalamnya, yakni think (berfikir), talk (berbicara/berdiskusi), dan write (menulis).
Strategi Think Talk Write memiliki kelebihan diantaranya adalah mempertajam seluruh keterampilan berfikir visual, mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar. Selain itu strategi ini juga dapat membiasakan siswa siswa berfikir dalam komunikasi dengan teman, guru, dan bahkan diri mereka sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan penerapan strategi pembelajaran tipe Think Talk Write (TTW) disertai tugas meringkas terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian bersifat eksperimen, Rancangan dalam Penelitian ini adalah Randomized Control Group post test Only Design.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April semester 2 kelas X Tahun Pelajaran
2015/2016 di SMA 2 Pulau Punjung Kab.
Dharmasraya.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil belajar biologi siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.
kelas eksperimen (X6) dan kelas kontrol (X3). Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
Instrumen Penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar kognitif dan lembar observasi untuk ranah afektif dan ranah psikomotor berupa tugas meringkas.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji-t, sebelum uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogentitas varians kedua sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian di SMAN 2 Pulau Punjung, diperoleh hasil penelitian pada ketiga ranah yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada kedua kelas sampel.
Berdasarkan nilai hasil belajar yang diperoleh, maka didapatkan rata-rata masing-masing ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil belajar siswa untuk ketiga ranah dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Untuk Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
N o
Kel as
Pengetahu an
Sikap Keterampil an Sko
r Rer
ata Pre dika
t
Mo dus
H ur uf
Cap aian Opt imu m
Hur uf
1 Eks 3,14 B 3,37 B 3,44 B+
2 Kon trol
2,30 C+ 3,03 B 3,14 B
Berdasarkan Tabel dapat dilihat persentase ketuntutasan ranah kognitif pada kelas eksperimen 60,71% dan kelas kontrol 8,00%.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83. Hasil analisis untuk uji normalitas pada penilaian ranah kognitif L0<Lt dengan demikian kedua sampel terdistribusi normal. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen L0= 0,0331 dengan Lt= 0,161 dan kelas kontrol diperoleh L0= 0,0511 dengan Lt= 0,161.
Hasil analisis untuk uji homogenitas pada penilaian ranah kognitif, Fh<Ft dengan demikian kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen, maka dilakukan uji t untuk uji hipotesis pada ranah kognitif. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji homogenitas kedua kelas sampel homogen dengan Fh=0,86 dengan Ft=1,93.
Hasil analisis untuk uji hipotesis pada ranah kognitif Th>Tt dengan demikian hipotesis pada ranah kognitif diterima, pada penilaian ranah kognitif diperoleh th=6,75 dengan tt=1,67 dengan demikian hipotesis diterima.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah afektif dengan rata-rata modus perindikator. Kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dimana indikator menghargai 2015/2016 di SMA 2 Pulau Punjung Kab.
Dharmasraya.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil belajar biologi siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.
kelas eksperimen (X6) dan kelas kontrol (X3). Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
Instrumen Penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar kognitif dan lembar observasi untuk ranah afektif dan ranah psikomotor berupa tugas meringkas.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji-t, sebelum uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogentitas varians kedua sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian di SMAN 2 Pulau Punjung, diperoleh hasil penelitian pada ketiga ranah yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada kedua kelas sampel.
Berdasarkan nilai hasil belajar yang diperoleh, maka didapatkan rata-rata masing-masing ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil belajar siswa untuk ketiga ranah dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Untuk Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
N o
Kel as
Pengetahu an
Sikap Keterampil an Sko
r Rer
ata Pre dika
t
Mo dus
H ur uf
Cap aian Opt imu m
Hur uf
1 Eks 3,14 B 3,37 B 3,44 B+
2 Kon trol
2,30 C+ 3,03 B 3,14 B
Berdasarkan Tabel dapat dilihat persentase ketuntutasan ranah kognitif pada kelas eksperimen 60,71% dan kelas kontrol 8,00%.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83. Hasil analisis untuk uji normalitas pada penilaian ranah kognitif L0<Lt dengan demikian kedua sampel terdistribusi normal. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen L0= 0,0331 dengan Lt= 0,161 dan kelas kontrol diperoleh L0= 0,0511 dengan Lt= 0,161.
Hasil analisis untuk uji homogenitas pada penilaian ranah kognitif, Fh<Ft dengan demikian kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen, maka dilakukan uji t untuk uji hipotesis pada ranah kognitif. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji homogenitas kedua kelas sampel homogen dengan Fh=0,86 dengan Ft=1,93.
Hasil analisis untuk uji hipotesis pada ranah kognitif Th>Tt dengan demikian hipotesis pada ranah kognitif diterima, pada penilaian ranah kognitif diperoleh th=6,75 dengan tt=1,67 dengan demikian hipotesis diterima.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah afektif dengan rata-rata modus perindikator. Kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dimana indikator menghargai
0 10 20 30 40 50 60 70 80
78,65
57,83
3,272,71 3,173,1
01 23 4
eksperimen 2015/2016 di SMA 2 Pulau Punjung Kab.
Dharmasraya.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer berupa data hasil belajar biologi siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 2 Pulau Punjung yang terdaftar pada Tahun Pelajaran 2015/2016.
Sampel pada penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling.
kelas eksperimen (X6) dan kelas kontrol (X3). Prosedur dalam penelitian ini dimulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan penyelesaian.
Instrumen Penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar kognitif dan lembar observasi untuk ranah afektif dan ranah psikomotor berupa tugas meringkas.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini uji-t, sebelum uji hipotesis dilakukan uji normalitas dan homogentitas varians kedua sampel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penelitian di SMAN 2 Pulau Punjung, diperoleh hasil penelitian pada ketiga ranah yaitu pada ranah kognitif, afektif dan psikomotor pada kedua kelas sampel.
Berdasarkan nilai hasil belajar yang diperoleh, maka didapatkan rata-rata masing-masing ranah kognitif, afektif dan psikomotor siswa. Rata-rata hasil belajar siswa untuk ketiga ranah dapat dilihat pada Tabel.
Tabel. Rata-rata Nilai Hasil Belajar Untuk Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
N o
Kel as
Pengetahu an
Sikap Keterampil an Sko
r Rer ata
Pre dika
t
Mo dus
H ur uf
Cap aian Opt imu m
Hur uf
1 Eks 3,14 B 3,37 B 3,44 B+
2 Kon trol
2,30 C+ 3,03 B 3,14 B
Berdasarkan Tabel dapat dilihat persentase ketuntutasan ranah kognitif pada kelas eksperimen 60,71% dan kelas kontrol 8,00%.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat dengan nilai rata-rata kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83. Hasil analisis untuk uji normalitas pada penilaian ranah kognitif L0<Lt dengan demikian kedua sampel terdistribusi normal. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji normalitas pada kelas eksperimen L0= 0,0331 dengan Lt= 0,161 dan kelas kontrol diperoleh L0= 0,0511 dengan Lt= 0,161.
Hasil analisis untuk uji homogenitas pada penilaian ranah kognitif, Fh<Ft dengan demikian kedua kelas sampel memiliki varians yang homogen, maka dilakukan uji t untuk uji hipotesis pada ranah kognitif. Pada penilaian kognitif diperoleh hasil analisis uji homogenitas kedua kelas sampel homogen dengan Fh=0,86 dengan Ft=1,93.
Hasil analisis untuk uji hipotesis pada ranah kognitif Th>Tt dengan demikian hipotesis pada ranah kognitif diterima, pada penilaian ranah kognitif diperoleh th=6,75 dengan tt=1,67 dengan demikian hipotesis diterima.
Gambar. Rata-rata Penilaian Ranah Kognitif Pada Kedua Kelas Sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah afektif dengan rata-rata modus perindikator. Kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol. Dimana indikator menghargai
57,83
3,27 3,1
3,1 3,07 2,78
eksperimen
pendapat teman dalam proses pembelajran pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 2,71.
Untuk indikator bekerja sama pada kelas eksperimen 3,17 dan kelas kontrol 3,10. Sedangkan indikator bertanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 3,07. Untuk indikator disiplin pada kelas eksperimen 3,10 dan kelas kontrol 2,78.
Gambar. Grafik Penilaian Ranah Psikomotor Kelas sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah psikomotor dengan nilai rata-rata perindikator. Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 (B-) lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50 (C+).
Sedangkan dari indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan kelas eksperimen 2,62 (B-) dari kelas kontrol 2,60 (B-).
Pada nilai rata-rata hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol.
Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen karena dalam proses pembelajaran menerapkan strategi pembelajaran TTW yang membuat siswa lebih aktif saat proses pembelajaran, karena siswa dilatih agar dapat berfikir secara visual dan berani dalam mengemukakan ide-idenya pada kertas dalam bentuk catatan kecil, sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS yang diberikan kepada siswa. Sesuai dengan kelebihan TTW menurut Hamdayama (2014: 222) yaitu dapat mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa dibawah kelas eksperimen hal tersebut disebabkan pada proses pembelajaran dengan metode diskusi siswa dibentuk dalam kelompok
berdasarkan nomor absennya, sehingga anggota kelompok tidak heterogen.
Penilaian ranah afektif indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol 2,71. Tingginya menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen, karena siswa pada kelas eksperimen memiliki jiwa sosial yang tinggi dan pendengar yang baik dalam mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh temannya dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya diam dan kurang menanggapi pendapat yang disampaikan oleh temannya.
Indikator bekerja sama dalam kelompok pada kelas eksperimen 3,17 lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol 3,10. Tingginya rasa bekerja sama siswa pada kelas eksperimen karena siswa pada kelas eksperimen saling membantu teman dalam berdiskusi kelompok dibandingkan kelas kontrol yang kurang partisipasinya dalam bekerja sama dalam diskusi kelompok. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki kebiasaan bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Indikator tanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 3,07. Tingginya rasa tanggung jawab siswa pada kelas eksperimen karena siswa diberi kesempatan mencari sendiri masalah yang dibuat dalam bentuk catatan kecil pada tahap think yang membuat siswa harus bertanggung jawab pada tugasnya membuat catatan kecil. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Indikator disiplin kelas eksperimen 3,10 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 2,78.
Tingginya nilai disiplin pada kelas eksperimen karena siswa diberikan lembar kerja siswa terlebih dahulu yang memuat soal-soal yang harus dikerjakan individu dalam bentuk catatan kecil kemudian membuatnya kembali jawaban tersebut dilembar kerja siswa dan adanya tahap presentasi setiap kelompok, membuat setiap kelompok mengerjakan tugasnya sesuai waktu yang diberikan Penilaian pada ranah psikomotor berupa tugas meringkas kelas eksperimen 3,44 lebih tinggi dari kelas kontrol 3,14. Adapun indikator yang dinilai yaitu Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran serta indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan. indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50. Tingginya kelas eksperimen, disebabkan adanya rasa tanggung siswa dalam membuat tugas meringkas yang diberikan oleh guru dibandingkan kelas kontrol yang kurang rasa tanggung jawabnya dalam 2,51
2,62
2,5
2,6
2,4 2,45 2,5 2,55 2,6 2,65
eksperimen
pendapat teman dalam proses pembelajran pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 2,71.
Untuk indikator bekerja sama pada kelas eksperimen 3,17 dan kelas kontrol 3,10. Sedangkan indikator bertanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 3,07. Untuk indikator disiplin pada kelas eksperimen 3,10 dan kelas kontrol 2,78.
Gambar. Grafik Penilaian Ranah Psikomotor Kelas sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah psikomotor dengan nilai rata-rata perindikator. Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 (B-) lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50 (C+).
Sedangkan dari indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan kelas eksperimen 2,62 (B-) dari kelas kontrol 2,60 (B-).
Pada nilai rata-rata hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol.
Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen karena dalam proses pembelajaran menerapkan strategi pembelajaran TTW yang membuat siswa lebih aktif saat proses pembelajaran, karena siswa dilatih agar dapat berfikir secara visual dan berani dalam mengemukakan ide-idenya pada kertas dalam bentuk catatan kecil, sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS yang diberikan kepada siswa. Sesuai dengan kelebihan TTW menurut Hamdayama (2014: 222) yaitu dapat mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa dibawah kelas eksperimen hal tersebut disebabkan pada proses pembelajaran dengan metode diskusi siswa dibentuk dalam kelompok
berdasarkan nomor absennya, sehingga anggota kelompok tidak heterogen.
Penilaian ranah afektif indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol 2,71. Tingginya menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen, karena siswa pada kelas eksperimen memiliki jiwa sosial yang tinggi dan pendengar yang baik dalam mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh temannya dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya diam dan kurang menanggapi pendapat yang disampaikan oleh temannya.
Indikator bekerja sama dalam kelompok pada kelas eksperimen 3,17 lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol 3,10. Tingginya rasa bekerja sama siswa pada kelas eksperimen karena siswa pada kelas eksperimen saling membantu teman dalam berdiskusi kelompok dibandingkan kelas kontrol yang kurang partisipasinya dalam bekerja sama dalam diskusi kelompok. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki kebiasaan bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Indikator tanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 3,07. Tingginya rasa tanggung jawab siswa pada kelas eksperimen karena siswa diberi kesempatan mencari sendiri masalah yang dibuat dalam bentuk catatan kecil pada tahap think yang membuat siswa harus bertanggung jawab pada tugasnya membuat catatan kecil. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Indikator disiplin kelas eksperimen 3,10 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 2,78.
Tingginya nilai disiplin pada kelas eksperimen karena siswa diberikan lembar kerja siswa terlebih dahulu yang memuat soal-soal yang harus dikerjakan individu dalam bentuk catatan kecil kemudian membuatnya kembali jawaban tersebut dilembar kerja siswa dan adanya tahap presentasi setiap kelompok, membuat setiap kelompok mengerjakan tugasnya sesuai waktu yang diberikan Penilaian pada ranah psikomotor berupa tugas meringkas kelas eksperimen 3,44 lebih tinggi dari kelas kontrol 3,14. Adapun indikator yang dinilai yaitu Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran serta indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan. indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50. Tingginya kelas eksperimen, disebabkan adanya rasa tanggung siswa dalam membuat tugas meringkas yang diberikan oleh guru dibandingkan kelas kontrol yang kurang rasa tanggung jawabnya dalam eksperimen kontrol
pendapat teman dalam proses pembelajran pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 2,71.
Untuk indikator bekerja sama pada kelas eksperimen 3,17 dan kelas kontrol 3,10. Sedangkan indikator bertanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 dan kelas kontrol 3,07. Untuk indikator disiplin pada kelas eksperimen 3,10 dan kelas kontrol 2,78.
Gambar. Grafik Penilaian Ranah Psikomotor Kelas sampel
Berdasarkan Gambar dapat dilihat hasil penilaian ranah psikomotor dengan nilai rata-rata perindikator. Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 (B-) lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50 (C+).
Sedangkan dari indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan kelas eksperimen 2,62 (B-) dari kelas kontrol 2,60 (B-).
Pada nilai rata-rata hasil belajar pada ranah kognitif pada kelas eksperimen 78,65 dan kelas kontrol 57,83 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata kelas kontrol.
Tingginya hasil belajar siswa kelas eksperimen karena dalam proses pembelajaran menerapkan strategi pembelajaran TTW yang membuat siswa lebih aktif saat proses pembelajaran, karena siswa dilatih agar dapat berfikir secara visual dan berani dalam mengemukakan ide-idenya pada kertas dalam bentuk catatan kecil, sehingga menimbulkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri untuk menyelesaikan masalah yang terdapat pada LKS yang diberikan kepada siswa. Sesuai dengan kelebihan TTW menurut Hamdayama (2014: 222) yaitu dapat mempertajam seluruh keterampilan berpikir visual, mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam rangka memahami materi ajar, mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa.
Pada kelas kontrol rata-rata hasil belajar siswa dibawah kelas eksperimen hal tersebut disebabkan pada proses pembelajaran dengan metode diskusi siswa dibentuk dalam kelompok
berdasarkan nomor absennya, sehingga anggota kelompok tidak heterogen.
Penilaian ranah afektif indikator menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol 2,71. Tingginya menghargai pendapat teman dalam proses pembelajaran pada kelas eksperimen, karena siswa pada kelas eksperimen memiliki jiwa sosial yang tinggi dan pendengar yang baik dalam mendengarkan pendapat yang disampaikan oleh temannya dibandingkan dengan kelas kontrol yang hanya diam dan kurang menanggapi pendapat yang disampaikan oleh temannya.
Indikator bekerja sama dalam kelompok pada kelas eksperimen 3,17 lebih tinggi dibandingkan pada kelas kontrol 3,10. Tingginya rasa bekerja sama siswa pada kelas eksperimen karena siswa pada kelas eksperimen saling membantu teman dalam berdiskusi kelompok dibandingkan kelas kontrol yang kurang partisipasinya dalam bekerja sama dalam diskusi kelompok. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki kebiasaan bekerja sama dengan teman dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Indikator tanggung jawab pada kelas eksperimen 3,27 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 3,07. Tingginya rasa tanggung jawab siswa pada kelas eksperimen karena siswa diberi kesempatan mencari sendiri masalah yang dibuat dalam bentuk catatan kecil pada tahap think yang membuat siswa harus bertanggung jawab pada tugasnya membuat catatan kecil. Menurut sunarti (2014:76) selama proses pembelajaran siswa memiliki tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.
Indikator disiplin kelas eksperimen 3,10 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol 2,78.
Tingginya nilai disiplin pada kelas eksperimen karena siswa diberikan lembar kerja siswa terlebih dahulu yang memuat soal-soal yang harus dikerjakan individu dalam bentuk catatan kecil kemudian membuatnya kembali jawaban tersebut dilembar kerja siswa dan adanya tahap presentasi setiap kelompok, membuat setiap kelompok mengerjakan tugasnya sesuai waktu yang diberikan Penilaian pada ranah psikomotor berupa tugas meringkas kelas eksperimen 3,44 lebih tinggi dari kelas kontrol 3,14. Adapun indikator yang dinilai yaitu Indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran serta indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan. indikator kesesuaian isi ringkasan dengan tujuan pembelajaran kelas eksperimen 2,51 lebih tinggi dari kelas kontrol 2,50. Tingginya kelas eksperimen, disebabkan adanya rasa tanggung siswa dalam membuat tugas meringkas yang diberikan oleh guru dibandingkan kelas kontrol yang kurang rasa tanggung jawabnya dalam
membuat tugas meringkas. Dari indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan kelas eksperimen 2,62 lebih tinggi dari kelas kontrol 2,60, tingginya kelas eksperimen pada indikator kebersihan dan kerapian isi ringkasan dapat disebabkan keahlian dari siswa itu sendiri dan ketepatan dalam pemilihan siswa untuk membuat tugas meringkas.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) disertai tugas meringkas dapat meningkatkan hasil belajar pada ranah kognitif kelas X SMAN 2 Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya.
Setelah dilakukan penelitian maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Diharapkan kepada guru biologi agar dapat menerapkan Strategi Think Talk Write (TTW) disertai bahan ajar yang lain untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Diharapkan kepada guru agar dapat memotivasi siswa agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.
3. Untuk peneliti yang lain agar dapat memodifikasi Strategi Think Talk Write (TTW) ini untuk penelitian selanjutnya agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharmi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan metode pembelajaran Kreatif dan berkarakter. Bogor :Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2014. Model model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajaran.
Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Jakarta:
Tarsito.
Sunarti. 2014. Penilaian dalam kurikulum 2013.Yogyakarta: C.V Andi Offset